NovelToon NovelToon
FANIA ITU AKU

FANIA ITU AKU

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Teen Angst / Mengubah Takdir / Ibu Tiri / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:15.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: CloverMint

Setelah ibundanya meninggal, sang ayah pulang membawa istri baru dan tiga orang anak.
Fania yang dulunya putri tunggal kesayangan, kini harus mengalami cobaan hidup yang pahit. Ibu dan kakak tiri yang selalu menyiksanya, membuat sang gadis kecil ketakutan.

Kabur dan bersembunyi di sebuah desa kecil bersama simbok tercinta, dan dukungan orang-orang yang menyayanginya, Fania kecil berusaha tumbuh melawan trauma dan rasa takutnya.

Kecurigaan orang-orang terhadap kematian Ibundanya, menyingkap kebenaran atas kematian Ibundanya.

Terus berguru dengan orang-orang hebat. Fania tumbuh menjadi gadis yang kuat dan berani. Ia bertekad untuk membalaskan kematian Ibundanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CloverMint, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PART 21

-----------------***------------------

...HAI!! Terima kasih buat para pembaca yang sudah mendukung saya agar tetap semangat melanjutkan cerita ini setiap harinya!!...

...Agar saya tetap semangat update, dukung saya terus dengan memberikan like dan vote sebanyak-banyaknya ya!! Terima kasih.❤...

-----------------***------------------

Pak Rojak masih mengamati Nia latihan. Sudah setengah jam Nia bertahan dengan kuda-kudanya. Dihampirinya gadis mungil satu itu, "Sudah cukup Nia, ayo sekarang luruskan kakimu lebih dahulu!" perintah pak Rojak.

Nia yang sudah penuh dengan keringat menuruti perintah Pak Rojak untuk melemaskan kaki-kakimya nya supaya nanti tidak kram.

Setelah 20 menit melakukan pelemasan kaki, Nia selonjoran di tanah duduk dekat Pak Rojak. Pak Rojak yang melihat Nia jadi tersenyum.

"Sudah, Nia minum dulu susunya!"

"Iya pakde, capek nih."

"Hahahaha,"

Akhirnya pak Rojak tidak lagi bisa menahan tawanya.

"Ini masih permulaan loh, Nia. Apa kamu masih kuat dengan latihan-latihan lainnya?" tanya Pak Rojak.

"Kuat pakde! Nia sudah janji dengan mama Hani dan Om Indra, kalau Nia harus kuat!" ucap Nia semangat.

"Baiklah, habiskan minumnya dulu, habis itu kita latihan kembali!" ujar pak Rojak tersenyum melihat semangat Nia.

"Pakde, Nia sudah siap! ayo kita lanjut latihan." ucap Nia yang sudah bangkit berdiri. 

Pak Rojak yang melihat Nia sudah menghabiskan minumannya, menyuruhnya segera mendekat. Nia berlari ke arah Pak Rojak dengan senyum sumringahnya. 

Pak Rojak ikut tersenyum, lalu melangkah ke ujung ruangan dan mengambil dua buah ban bekas yang cukup ringan untuk latihannya Nia. Kemudian Pak Rojak mengikatkan Ban tersebut diikat di atas pergelangan kaki Nia. Nia hanya diam memerhatikan apa yang dilakukan Pakdenya .

Setelah merasa cukup pak Rojak menyuruh Nia berjalan sampai ujung halaman dan kembali lagi ke lagi ke awal mereka berdiri. 

"Benar nih, Pakde? Nia disuruh jalan nyeret ban?" tanya Nia heran. 

"Benar Nia, nanti kalau kedua beban ini sudah terasa ringan buat kamu, maka kita akan lanjut ke latihan selanjutnya."

"Latihan selanjutnya, bebannya akan pakde tambah. Latihan ini gunanya agar kaki kamu lebih kuat dan kokoh dalam memasang kuda kuda." jelasnya lagi.

"Huft.. Baiklah! Nia akan berusaha pakde".

Nia pun mencoba berjalan. Tetapi karena ada beban di kaki nya, langkahnya pun terasa berat. Meski berat, Nia tetap berusaha untuk berjalan dengan mengeluarkan seluruh tenaga yang dimiliki tubuh mungkilnya itu.

Pak Rojak duduk mengamati semua usaha Nia dengan tersenyum kecil.

"Ayo Nia, kamu pasti bisa!" teriak Pak Rojak menyemangati.

mendengar ucapan Pak Rojak,Nia pun bertambah semangat. Nia sudah maju dua langkah dari tempat awalnya tadi.

"Berat sekali ya.." gumam Nia sambil terus berusaha. 

Akhirnya dengan susah payah, dalam satu jam Nia berhasil berjalan kembali menghampiri Pak Rojak.

"Ahh... Capek sekali Pakde!" teriak Nia.

"Hahaha! Hebat kamu Nia! Tenang saja, besok-besok langkahmu akan semakin cepat dan tidak selelah sekarang. Pakde jamin itu!"

"Kakinya sakit, Nia?" tanya pak Rojak.

"Iya Pakde, seperti ada yang narik"  jawab Nia lemes.

"Coba selonjorkan kakimu!" perintah pak Rojak.

Nia pun mengikuti perintah pakde nya. Setelah kakinya diselonjorkan, Pak Rojak mengusap kaki Nia dengan minyak yang nggak tahu minyak apa, tapi Nia merasa nyaman setelah itu. 

"Latihan hari ini cukup sekian dulu ya, ingat besok pagi kamu harus bangun pagi, kita akan berlari mengelilingi desa. Jadi kamu harus banyak istirahat!" saran pak Rojak.

"Iya pakde." jawab Nia sambil merebahkan tubuh nya di balai-balai.

Tanpa disadari. Nia sudah pulas tertidur. Pak Rojak yang melihat Nia tertidur karena kelelahan cuma tersenyum. Dibiarkan saja Nia tidur disana, sedangkan Pak Rojak pergi mengerjakan pekerjaannya. 

Tak beberapa lama, Nia terbangun dari tidurnya. Nia melihat sekelilingnya, namun dia tak menemukan sosok Pak Rojak dimanapun. Nia memutuskan untuk pulang ke ke rumahnya. Karena latihan beban tadi, seluruh kaki Nia merasa pegal. 

###

Saat sudah sampai di depan rumah, Nia senang dan terkejut melihat nenek dan Om Anton yang sedang duduk di teras rumahnya.

"Nenek!" pekik Nia berlari menghambur ke pelukan sang nenek dan lupa linu di kakinya. 

"Nia, kamu dari mana kok rumah kosong?"  tanya nenek memeluk Nia.

"Om Anton nggak dipeluk?"  tanya Anton sambil melebarkan kedua tangannya dan Nia pun berganti memeluk Anton. 

"Ih Nia kok bau keringat?" tanya Anton dengan mimik lucu. 

"Hihihi bau ya Om, tadi habis latihan Om!"  jawab Nia bangga.

"Latihan apa Nia?"

"Pencak silat nek!"

"Wah hebat! Emang Nia bisa silat?" tanya Anton dengan mimik dibuat serius.

"Belum sih Om" ucap Nia malu.

"Kita masuk yuk, Nia bisa buka pintu nya?" tanya nenek .

"Bisa dong nek." jawab Nia cepat, sambil mengambil kunci rumah dari saku celana trainingnya. 

Anton mengambil kunci dari tangan Nia dan membuka pintu, mereka pun masuk kedalam rumah. Nia langsung selonjoran di sofa setelah pintu terbuka. 

"Kamu kenapa Nia?" tanya Anton yang melihat hal tersebut. 

"Capek Om, tadi Nia jalan kakinya diikat sama ban" cerita Nia.

"Hah kok bisa, siapa yang ikat kaki Nia?" tanya nenek kaget.

"Pakde Rojak, Nek! Guru pencak silat Nia."  jawab Nia.

"Hahaha masa baru jalan narik ban sudah capek sih Nia?" tanya Anton meledek.

"Ih Om Anton belum coba sih, nanti ya kita ke rumah pakde! Nia mau liat Om bisa nggak seperti Nia!" ucap Nia dengan gaya sombong khas anak-anak.

"Boleh-boleh nanti kita coba ya"  jawab Anton sambil tetap tertawa.

Ibunda Hani yang mendengar cuma bisa tersenyum diam, berjalan ke dalam untuk merapikan bawaan mereka.

"Nia, Mbok Nah kemana?"  tanya nenek yang dari tadi belum melihat mbok nah di rumah ini.

"Mbok Nah bantu Bude jualan di pasar nek." jawab Nia.

 

"Pulang jam berapa?"

"Biasa mbok Nah pulang jam 11 nek" .

"Niaa,kita makan dulu yuk, kamu pasti sudah laper kan?".

"Tapi belum ada lauknya nek, biasanya Nia makan kalau Mbok Nah sudah pulang".

"Nenek bawa ayam goreng, rendang dan masih banyak lagi loh."

"Aaaaa kalau gitu ayo kita makan nek" ucap Nia langsung bangun dari rebahannya.

"Ayo Om kita makan! Nia jadi lapar sekarang."

"Cuci tangan dulu, sayang" jawab Anton sambil menuntun Nia ke wastafel.

Setelah mereka cuci tangan, Nia langsung berlari dan Anton mengikuti Nia ke meja makan. Disana nenek sudah menyiapkan lauk pauk yang kemarin dibelinya.Mereka pun duduk di meja makan, dan mulai menyantap makanan dengan gembira.

"Ayam nya enak, Nek."

"Iyakah? Nenek senang kalau Nia makan banyak." ucap sang nenek sambil memperhatikan Nia yang sudah banyak terlihat perubahan.

Mbok Nah yang sudah pulang dari pasar langsung masuk ke dalam, dan kaget melihat ada Ibunda Hani dan Anton.

"Ada tamu rupanya, apa kabar Nyonya ,den Anton" sapa Mbok nah sopan.

"Kabar baik mbok, sini makan sekalian" ajak ibu Hani.

"Sebentar saya cuci tangan dulu Nyah" jawab mbok Nah pergi untuk mencuci tangan dan kakinya dan langsung ikut duduk di meja makan.

"Nia sudah makan?" tanya mbok nah.

"Sudah mbok, habis dengar nenek bawa ayam goreng, Nia nggak bisa nahan lapar." ucap Nia malu.

"Hahaha. yang penting Nia sudah makan, Mbok makan dulu ya."

Nia dan Anton meninggalkan meja makan menuju teras, sedangkan Ibunda Hani masih menemani Mbok Nah makan.

1
Vien Habib
Luar biasa
Aurelia Florenza Evelyn
udah prgi nggak akan kembali pembantu itu
🍡
Yang Jadi walinya Rina nggak mungkin Wirawan kan? soalnya hitungannya Rina anak diluar nikah, yang mana hak wali atau itu (lupa) udah putus jadi nggak bisa, satu satunya yang bisa jadi walinya Rina ya Rangga sebagai adik
🍡
Yang Jadi wali nanti siapa ya? hubungan darah yang paling deket Rangga kan? yang lain malah nggak ada hubungan darah, Wahyu juga udah mati kan
🍡
Nia kayak temenku, kalo bukan karena di sekolah wajib pake rok pasti udah pake celana 🤣🤣
🍡
Nggak cuma Bimo, Nia. Banyak yang suka sama kamu, ada Hans ada Bagas juga 🤭
🍡
good, biar Mbok Nah yang jadi saksi sama kejahatan Laura yang udah nyiksa Nia waktu kecil
🍡
Plis dong, kejahatan mereka selama ini juga dijadiin satu biar hukuman mereka berlipat lipat! enak aja cuma dihukum buat kejahatan pas ini
🍡
Kesel banget sama Undang undangnya, cuman segitu hukumannya? nggak salah?
🍡
bapak ojeknya penyelamat banget 😭😭😭
🍡
Wajik? kayak gimana sih? kayak Salak ijo? atau wajik kletik, tapi kalo wajik kletik di bungkus sih
🍡
ini part ter seru sih 🤣
🍡
aku tuh malah kadang bingung mau ngapain karena kebanyakan baca Novel. jalan dikit, ada narasi yang muncul di kepalaku + kadang apa yang mau aku lakuin tuh malah kepikiran sama beberapa adegan di novel 🤣
🍡
Lagian juga jauh lebih tua 🤣🤣 wawan 17/18 th, mereka kemungkinan 22 naik 🤣
🍡
Lah, dia mah nurun elu
🍡
walaupun Mamanya Nia udah ngga ada, banyak banget yang gantiin Figur Ibu buat Nia 🥺
🍡
pedang lemes gimana sih? pedang yang kayak yang di pake kasim di Nano Mashin?
🍡
katanya 18?
🍡
haha, dia nggak tau aja sama isi surat warisannya Nia 🤣
🍡
Pak Wid itu yang mana sih? aku lupa
yang di padepokan juga namanya Abah Jauhari
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!