Diumur yang tidak lagi muda, susah mencari cinta sejati. Ini kisahku yang sedang berkelana mencari hati yang bisa mengisi semua gairah cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhang zhing li, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Selalu Mencintainya
Wanita yang cantik, manis, dan terutama baik, siapa sih yang tak suka padanya. Ya, aku mulai jatuh cinta pada Dilla sudah sejak lama, tapi apalah dayaku saat aku tak berani mengungkapkan cinta untuk lebih awal-awal padanya, yang pasti hubungan kami akan bertambah semakin akrab dan tentunya bisa terbawa sampai kejenjang pernikahan.
Umur yang sudah kepala tiga, tak membuatku langsung untuk meminangnya, sebab aku ingin Dilla mencintaiku sepenuh hati dan jiwa raganya.
Wajahnya yang manis tak jemu-jemu untuk terus kupandang. Getaran suaranya selalu bikin tenang jiwa.
"Kamu kok makan kue yang manis-manis terus sih, sayang?" tanyaku saat berkunjung di perusahaannya.
"Gak tahu 'lah, jo. Rasanya makan kue kesukaanku sangat cukup untuk membuat perut kenyang," jawabnya santai.
"Gak takut gemuk apa, makan yang selalu manis?" ujarku.
"Jangan sampai 'lah. Tapi dari kemarin-kemarin makan yang manis, berat badanku masih tetap ramping saja.
"It's ok. Takutnya nanti kamu akan uring-uringan jika berat badan naik."
"Semoga saja nggak."
"Oh ya, kamu kelihatan sudah akrab banget sama pengawal kamu itu, seperti ada sesuatu keanehan pada diri kalian?" ucapku merasa curiga.
Ada yang gondok dalam hati yaitu kecurigaan yang begitu akrab.
"Maksudnya?" tanya Dilla sudah mengekspresikan wajah binggung.
"Maksudnya kamu itu ngak ada hubungan special sama dia 'kan?" jawabku.
"Aku? Sama Dio? Gak salah tebakkan kamu itu, hahahaha! Kamu itu yang aneh Joan. Masak pengawal cupu dan super nyebelin kayak gitu, aku bisa jatuh cinta padanya. Lagian dia tidak selevel denganku yang perfeck ini," jawabnya memungkiri.
"Yah, kali aja. Sebab dia itu kelihatan dekat sekali dengan kamu. Lagian orang yang sering kali bertengkar, biasanya akan berujung mulai jatuh cinta, lho!" terangku.
Mencoba menebak, sebab pada kenyataannya memang ada. Bahkan bisa kejebak diam-diam suka.
"Gak 'lah, Joan. Mana mungkin aku jatuh cinta pada pengawal sendiri. Cintaku itu hanya untukmu saja," tawanya manis sambil mengenggam erat tanganku.
"Beneran ya, awas! Aku akan selalu mengawasi kalian berdua, sebab aku tak mau wanita yang kucintai ini menjadi milik orang lain," cakapku sambil mencium tangannya pelan.
"Insyaallah, Joan."
Detik demi detikpun telah berlalu, dan kami berbincang-bincang dengan obrolan biasa, yaitu selain tentang cinta tapi juga berbicara bisnis.
Rasanya sungguh tak nyaman sekali ingin berduaan dengan Dilla sebentar, tapi pengawalnya yang bernama Dio selalu saja mengawasi kami, seakan-akan dia takut kalau diriku akan berbuat sesuatu pada majikannya ini.
Benar juga apa yang dikatakan Dilla, bahwa dia tak akan mungkin mencintai pria yang duduk dihadapanku sekarang ini. Dio memang kelihatan tak menyelerakan untuk dijadikan pancarnya, tapi kelihatan sekali orangnya tak bisa diremehkan, dan mulai sekarang akupun harus waspada dan hati-hati menghadapi, sebab kelihatan sekali dia akan menjaga pacarku Dilla dengan ketat.
"Siapa nama kamu tadi? Dio apa?" tanyaku berbasa-basi, saat Dilla tak ada dalam ruangannya.
"Hemm, ada apa memang?" jawabnya yang melirik kearahku sebentar, yang kembali sibuk melihat layar gawai.
"Gak ada apa-apa, sih! Cuma aku merasa aneh saja sama kamu. Ngak mungkin Dilla dijaga ketat sekali kalau tak ada tujuan dari semua itu? Kamu kelihatan bukan bodyguard seperti punya orang-orang diluaran sana, sebab kelihatan sekali dari penampilan kamu yang tak menarik, kekar, dan terutama kelihatan tak punya keahlian. Pasti semua ini ada sesuatu yang terselubung. Bolehkah aku tahu apakah itu?" tanya kecurigaanku.
"Kamu itu siapa? Kenapa juga aku harus memberitahu tahu kamu, jika memang ada sesuatu yang terselubung. Semua atas perintah majikan tuan besar, dan dia mempercayakan semuanya padaku, jadi kamu tak perlu pusing-pusing mencari tahu apa tujuan kami yang sebenarnya. Yang jelas jaga sikap kamu terhadap non Dilla, jangan berbuat macam-macam ataupun sesuatu yang aneh, sebab akulah orang pertama yang akan maju menghadang dan melindungi dia," jelasnya yang membuatku makin binggung.
"Dari kata-katamu itu, kamu bukan ditugaskan menjadi pengawal saja, tapi ada sesuatu yang disembunyikan, dan aku tak tahu apa itu. Tapi aku akan selalu mencari tahu apakah itu, dan jangan harap aku akan menyerah begitu saja mendapatkan Dilla, atas semua gertakan kamu barusan," jawabku tak takut.
"Ok, akan kutunggu keberanian kamu, tapi yang jelas aku juga tak akan menyerah melindungi majikan," ucapnya yang tak mau mengalah.
Ternyata orangnya keras kepala, tidak menyerah begitu saja. Benar-benar harus waspada dan siap siaga.
Tatapan kamipun sudah tajam dengan tangan telah mengepal, tapi tak ada yang maju untuk saling adu jotos, walau amarah sudah bersemayam dalam diri masing-masing.
anyway bagi satu perusahaannya ga akan bangkrut kalii bole laa
jangan suka merendahkan orang lain hanya karna orang itu dari kampung..
ntar km kena karma.
semoga dio bisa tahan y jadi pengawal Dilla
nekat banget sih km,,agak laen y cewe satu ini.. 😂🤦♀️