NovelToon NovelToon
Jalur Langit

Jalur Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:97.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Chika cha

[sequel my letnan 3]

Argantara putra Bimantara, berulang kali di pertemukan dengan gadis bernama Nasya kayshila. Dan di setiap pertemuan, ia selalu berbuat baik. Jujur saja dari awal pertemuan pertama ia sudah tertarik dengan gadis berjilbab itu, namun sayangnya sudah beberapa kali bertemu Nasya tetap tidak mengingatnya, sekalipun ia telah berbuat baik. Alhasil Argan mengikuti pepatah jika perbuatan baik susah untuk di ingat maka ia akan melakukan perbuatan buruk yang pasti akan selalu di ingat oleh Nasya.

let's play!

Ayo baca kelanjutannya di sini👇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chika cha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Azab menzolimi kaum jomblo

"Argan dimana?"

"Argan masih di kantor mah, baru lending ini juga mau berangkat pulang. Kenapa?"

"Jadi jemputkan?"

"Iya jadi."

"Jadikan mama kenalin sama dokter bedah itu?"

"Hm."

"Jangan berubah pikiran loh ya. Buruan Mama tunggu di ruangan mama. Assalamualaikum."

"Iya Mama. Waalaikumsalam."

Panggilan terputus, Argan yang memang sudah nangkring di atas motor trailnya untuk pulang langsung tancap gas ke rumah dinas lebih dulu untuk ganti mobil, ya kali dia jemput mamanya baik motor yang ada masuk angin nanti Kanjeng ratu terus dia di geblek sama Raja Bimantara.

Dari kejauhan ia melihat samar Raden berdiri di pinggir jalan bersama sang istri, sambil melihat-lihat body motornya. Sepertinya terjadi sesuatu. Begitu jarak Argan dekat dengan mereka, ia langsung menghentikan motornya. "Kenapa motor lo?"

"Mogok nih." keluhnya dengan wajah kacau.

Ingin sekali Argan berteriak di telinga Raden saat ini dan mengucapkan kata-kata "RASAIN LO, ITU AZAB UNTUK ORANG YANG MENZOLIMI KAUM JOMBLO FISABILILLAH!" tapi ia urungkan karena Raden tak sendiri ada istrinya di sana wajahnya sudah sangat nelangsa. Mana sampai hati Argan meledek mereka lagi.

"Abis bensin gak?" tanya Argan turun dari atas motor.

"Gak, bensinnya baru juga gue isi. Masih full." jelas Raden.

"Businya?" tanya Argan lagi.

"Gak juga."

"Jadi apanya?"

Raden mengedikkan bahu. "Gak tau."

"Kerjaannya ngotak-Atik mesin pesawat giliran motornya yang rusak gak tau. Den, den." Argan geleng-geleng kepala tak habis pikir.

Raden malah cengengesan. Argan sekilas melirik kasihan Shila—istri Raden yang sudah gelisah berdiri di samping sang suami.

"Mobil Lo emangnya kemana?" tanya Argan, mengingat Raden ini bukan anak orang susah juga.

"Mobil gue di rumah mertua, ini makannya mau ke sana buat jemput."

Mau di bantu lihat motornya Argan juga lagi buru-buru. Ia diam sejenak memikirkan sesuatu. "Ya, udah gini aja. Lo bawa motor gue aja gimana?"

"Mang boleh?" dengan mata berbinar.

Argan memutar bola matanya malas, "iya." dengan jawaban tidak santai. "Tapi anterin gue pulang dulu, Lo tau sendiri jarak dari sini ke area perumahan itu jauh."

"Oke, oke." angguk Raden dengan antusias "dek, tunggu di sini dulu gak papa kan?" kini ia beralih ke sang istri dan Shila tampak mengangguk sebagai jawaban. "Bentar kok. Adek duduk disana aja." tunjuk Raden pada sebuah bangku yang terdapat di bawa pohon mangga.

Walaupun ampernya Raden agak baling, tapi kalau dengan istri uh, paling sayang banget dia. Kalau bisa istrinya itu gak boleh lecet.

Akhirnya setelah di pastikan Shila duduk disana dengan aman, Argan dan Raden pun pergi.

"Heh, tumben tumbenan Lo baik, mau pinjemin motor Lo sama gue." Raden bersuara dari jok belakang sedikit berteriak.

"Lu kira gue medit? Lu kan lagi butuh, ya kali gue gak kasih."

Raden mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Mereka pun tiba di ruang dinas. Raden lebih dulu turun menunggu Argan membuka helmnya dan menyerahkan kunci motor trailnya itu pada Raden.

"Nih."

"Ih, baik hati sekali Abang ini loh." dengan suara genit, lalu Raden menghidupkan mesin motor Argan. Sudah berisap akan pergi.

"Iya, eh den!" seru Argan sebelum Raden benar-benar pergi dari hadapannya.

"Apaan?"

"Lo bisa lihat amper bensin gue gak?" tunjuk Argan tepat dimana terdapat amper motornya, Raden langsung menoleh ke mana arah telunjuk Argan.

"Anjir, pantesan!"

Argan tersenyum miring "tugas Lo jangan sampai tu tangki motor gue kosong saat Lo kembaliin nanti."

"Bajingan! Otak dagang Lo itu benar-benar ya!" geram Raden tenyata ada udang di balik penggorengan.

Argan kembali tersenyum miring tidak menanggapi umpatan Raden, ia memilih masuk kedalam rumah mengambil kunci mobilnya dan keluar ia sudah tidak melihat keberadaan Raden disana.

Ngomel tapi tetap di bawa juga kan motornya.

Ia masuk ke dalam mobil miliknya yang terparkir di teras rumah, lalu pergi menjemput sang Mama.

Kedok jemput sang Mama padahal aslinya ia sudah tidak sabar untuk bertemu calon jodohnya. semoga cocok, pikirnya.

_______________

Nasya meregangkan otot tubuhnya begitu keluar dari ruang operasi dan pulang kerja akhirnya tiba. Ia langsung pergi masuk kedalam ruangannya untuk menganti baju jaganya dengan pakaian biasa.

Pintu ruangannya terbuka tanpa di ketuk sebelum Nasya membuka bajunya. "mau pulang bareng apa gak sya?" tanya Mala salah satu rekan kerjanya yang juga seorang dokter tapi bedanya Mala ini dokter obygn.

Nasya berdecak "Ojo melebu seenak jidat mal, ketuk dulu pintunya. Syukur aku durung lepas baju?"

"Iyo, Iyo nuwun Sewu mbak yu. Mau pulang bareng Ra?" ulang Mala.

"Aku numpak mobil dewe. Kamu pulang duluan aja, soalnya nanti aku mau mampir lihat cafe bentar." ujar Nasya yang di angguki oleh Mala.

"Aku duluan kalau gitu." Mala lantas pergi dari ruangan Nasya.

Masih akan membuka baju, Nasya kembali di ganggu kali ini dengan suara ketukan pintu. "Masuk!" tiba Nasya setelahnya.

Perawat yang mengetuk pintu itu pun lantas masuk "Dokter Nasya, di panggil dokter Nada suruh keuangannya."

Alis Nasya berkerut "mau ngapain? Gak ada operasi mendadak kan?" tanyanya dengan raut bingung.

"Gak tau dok, saya cuma di suruh nyampein aja."

Akhirnya Nasya urungkan niat Menganti pakaiannya, ia takut dokter Nada malah menyuruhnya menjadi asisten beliau di ruang operasi. Nasya pun lekas pergi keruangan beliau.

"Assalamualaikum..." Nasya langsung masuk keruangan dokter Nada yang jaraknya hanya empat ruangan dari ruangannya.

"Waalaikumsalam... Aduh calon mantu gercep banget kalau di panggil." ujar dokter Nada dengan wajah berbinar.

Semantara Nasya sudah terbiasa akan panggilan khusus dari dokter Nada itu sejak satu bulan terakhir, dia hanya nyengir dan mengangguk saja. "Ada apa ya doker nyariin saya? Ada operasi ya?" awal-awal sih risih, tapi dokter Nada ini ngebet banget mau menjadikan dirinya sebagai mantu.

"Gak kok, gak ada jadwal operasi. Lagian salah ya kalau saya nyariin calon mantu saya?"

Nasya menggeleng "gak dok. Dokter gak pulang atau mau pulang bareng saya?" tanya Nasya mendaratkan bokongnya di kursi seberang meja dokter Nada.

"Boleh sih, tapi gak hari ini deh nak Nasya, soalnya mau di jemput anak saya. Mungkin bentar lagi nyampek anaknya. Kami mau tau gak anak saya yang mana?"

Sebenarnya ia tidak mau menjawab, tidak penasaran juga. Asal jangan yang di jodoh-jodohkan dengannya saja. Itu masih aman.

Dr. Nada queenza rahadi sp.B, seorang dokter bedah senior di RSPAD tempat Nasya bekerja saat ini. Dan juga memiliki suami yang merupakan pensiunan perwira tinggi TNI. Beliau juga memiliki 3 anak laki-laki yang katanya semuanya tampannya masyaallah dan juga para abdi negara seperti bapaknya. Nasya yakin para readers disini susah tau itu.

Yang pertama dan yang ketiga katanya sudah nikah dan merupakan TNI AD dan polisi. Semantara nomor dua perwira TNI AU berpangkat kapten penerbangan. Sudah di pastikanlah dengan yang mana dokter Nada ngebet akan menjodohkan Nasya.

Selama tiga bulan bekerja di RSPAD sih Nasya belum pernah bertemu dengan orang yang di maksud oleh dokter Nada, katanya sebelumnya sedang dalam pelatihan di Jerman. Tapi dari bentukan kedua saudaranya yang pernah Nasya lihat, gak main-main sih gantengnya. Pasti yang nomor dua juga ganteng.

1
Mika Saja
🥰🥰🥰🥰
Ana_Mar
bang argan....love you sekebon bang/Kiss//Kiss/
Jossy Jeanette
mas argan bisa manis juga yaa..suh senengnya nasya dapat cincin yg cantik pas dijari juga😍
Eni nuryani
di bagian ini kan author nulis pas mengumandangkan takbir.....jadi maaf ya sebelumnya, untuk takbir &salam imam memang mengucapkan, kecuali Al Fatihah &surah2 dlm sholat tsb...
ŘƏ£♡ve
aaaaa jd inget ayank ....
melelleeeeeh nasyaaaaa
Heny Janitasari
🧡🧡🧡
💗AR Althafunisa💗
😂😂😂😂😂😂
Miksiba Andri
kelihatan author ga pernah sholat dhuhur berjamaah....
berjamaah sholat dhuhur baca al-fatihah nya ga dikeraskan boooooz..... ☺
Chika cha: makasih kak udah di kasih tau. jujur di sini masjid jauh banget dari rumah jadi gak pernah sholat zhuhur, ashar di masjid.
total 1 replies
💗AR Althafunisa💗
Kuar dah posesif nya si Nasya, enak aja ya Sya. Si ganteng cuma milik kamu seorang 😂🥰
💗AR Althafunisa💗
Maaf ka, setau sy kalau Zuhur dan ashar kalau jadi imam itu bacaannya ga kaya sholat jamaah maghrib isya sama subuh. Tidak bersuara 🙏
💗AR Althafunisa💗: Hehe... iya ka, sy tau krna pernah ikut jamaah. Jadi dari situ sy baru tau juga 🤣
Chika cha: sip kak, gak pernah sholat dzuhur, ashar di masjid kak😭
total 2 replies
Surtinah Tina
senengnya mereka berdua..,😍😍😍🥰
risa Muawenah
uuuhhhh suka banget
bagus novelnya
risa Muawenah
lagi kasmaran gk tuh /Drool//Drool/
Heny Janitasari
lanjut thor
Ita Mariyanti
🤣🤣🤣🤣
Jossy Jeanette
argan..disamain dgn ac 1pk😅
Surtinah Tina
hehehe. kocak juga para temen argan
Surtinah Tina
kita juga bisa gila Nasya...😀😀😀
Heny Janitasari
🧡
Rizky Tria
bang Argan bikin gempar kesatuan 😅😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!