S 1.Rahim 500 Juta
S 2. Cinta Untuk Kanaya
Tania Lorenza, gadis muda yang berprofesi sebagai cleaning service di sebuah perusahaan, dan juga memiliki pekerjaan sampingan menjadi pelayan cafe saat malam hari. Dua pekerjaan itu ia lakoni untuk mengumpulkan uang buat biaya pasang ring jantung ayahnya.
Suatu hari Tania mendapat tawaran oleh direktur utama perusahaan tempatnya bekerja, untuk digunakan rahimnya sebagai bahan percobaan mengandung anak sang direktur tersebut.
Vino Erlangga, seorang direktur utama yang terpaksa mencari seseorang untuk ia sewa rahimnya sebagai percobaan dan pembuktian kepada istrinya yang selalu mengklaim dirinya tidak bisa memiliki keturunan.
Akankah Tania menerima tawaran tersebut, lantaran butuh biaya banyak untuk ayahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
RAHIM 500 JUTA~ BAB 21
Vino sedikit terkejut saat melihat jam di ponselnya menunjukkan hampir mendekati pukul 12 malam, ia pun menyudahi obrolannya dengan Tania dan meminta wanita itu untuk tidur.
"Sekarang tidur lah, aku akan memeluk mu seperti ini sampai pagi." ucap Vino setelah menyimpan kembali ponselnya diatas nakas lalu memeluk Tania lagi.
"Tidur?" tanya Tania dengan kening mengkerut.
"Iya tidur, ini sudah tengah malam dan bukan kah wanita yang sedang hamil tidak boleh tidur terlalu larut." jawab Vino sambil mengeratkan pelukannya. "Tidur lah, aku tidak akan melakukan apa pun. Aku hanya bercanda mengatakan menginginkan mu malam ini." sambungnya sambil terkekeh.
Tania mengulum senyum, ia pikir Vino serius dengan ucapan nya namun ternyata laki-laki itu hanya bercanda. Perlahan ia pun memejamkan mata dan malam ini bisa tidur dengan tenang tanpa harus bermandikan keringat karena melayani laki-laki yang sedang memeluknya dengan erat.
Setelah Tania sudah benar-benar tertidur, Vino membuka mata nya dan ia terkekeh mendengar Tania mendengkur halus. Di Pandangnya wajah lelap Tania dengan lekat sambil menyingkap anak-anak rambut yang menutupi kening, ia pun tersenyum setelah menyadari jika wanita yang berada dalam pelukannya ini memiliki kecantikan alami tidak seperti Elza yang tampil cantik karena balutan make up.
Vino sedikit merasa bersalah karena tanpa disengaja ia telah merusak masa muda Tania dengan kerja sama pinjam rahim yang ia tawarkan hanya karena ingin membuktikan pada Elzara jika ia bisa memiliki keturunan. Dan sekarang ia berpikir kenapa dulu bukan orang lain saja yang ia tawarkan pinjam rahim ini, kenapa tak mencari wanita yang sebelumnya pernah melahirkan dan kenapa harus Tania yang masih muda dan juga masih Virgin. Vino tak bisa membayangkan jika kelak laki-laki yang akan menjadi pendamping hidup Tania tidak bisa menerima status Tania yang sudah tak lagi perawan.
"Maafkan aku, aku tak akan pernah melupakan jasa mu ini yang sudah memberikan aku keturunan. Di manapun kau berada nanti aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu. Semoga kelak kau menemukan laki-laki yang mau menerima mu apa adanya. "ucap Vino dengan lirih. Ia mengecup kening Tania dengan lembut lalu perlahan ia pun memejamkan mata menyusul Tania ke alam mimpi.
..._________...
Di rumah utama, semenjak Vino sudah tak pernah pulang ke sana Elzara membuat rumah itu sudah seperti diskotik yang mengajak teman-temannya berpesta hampir setiap malam. Musik disco yang menggema serta botol-botol yang berisikan minuman yang memabukkan menjadi pelengkap pesta yang ia buat bersama teman-temannya.
"Za, apa nanti Suami kamu gak bakal marah jika tahu kita hampir setiap malam berpesta di istana nya ini?" salah satu teman Elzara itu mengedarkan pandangannya didalam rumah yang memang bak istana itu.
"Dia gak akan tahu karena dia tidak akan pulang selama dia masih bersama pelakor itu." ucap Elzara sambil sesegukkan, entah sudah berapa botol minuman yang ia habiskan.
"Heran deh sama Vino, gimana dia bisa berpaling dari kamu yang cantik paripurna dan sempurna ini."
"Itu semua karena Perempuan itu sudah mengaku-ngaku jika anak yang dikandungnya adalah anak Vino. Padahal kalian tahu sendiri sudah hampir empat tahun aku dan Vino tidak diberi keturunan dan itu karena Vino yang bermasalah."
Teman-teman Elzara merasa geram dengan wanita yang saat ini bersama Vino dan mengaku-ngaku mengandung anak Vino sehingga Elzara di abaikan. Bahkan salah satu dari mereka mengatakan akan menghajar wanita yang bernama Tania yang itu jika sampai bertemu nanti, dan yang lain nya menyahut setuju dengan temannya itu.
Elzara tersenyum menyeringai melihat kekompakan teman-temannya yang ingin menyerang Tania jika bertemu, dan ia berharap teman-temannya benar-benar bertemu dengan Tania dan memberikan pelajaran pada wanita itu tanpa harus mengotori tangannya sendiri.
...__________...
Tania yang sebelumnya tidur dengan nyenyak tiba-tiba terbangun karena merasakan pergerakan bayi nya yang menendang, ia mengangkat tangan Vino yang melingkar diatas perut buncitnya yang membuat laki-laki itu juga terbangun.
"Kenapa bangun, apa kamu lapar atau ingin ke kamar mandi?" tanya Vino dengan suara seraknya.
"Tidak, Pak. Bayi nya bergerak, dia menendang." jawab Tania sambil tersenyum dan tangannya terus mengusap perut buncitnya.
"Apa?" dengan antusias Vino segera bangun dan meraba-raba perut buncit Tania, "Di sebelah mana bergeraknya?" tanya nya.
"Di sebelah sini, Pak." Tania menarik tangan Vino dan meletakkan nya di sebelah kiri perut nya dimana bayi nya itu bergerak.
"Wah iya, Tania bayi kita bergerak dia menendang." Vino sangat senang dapat merasakan pergerakan bayi nya. "Apa dia mau jadi pemain bola nanti nya, tapi bagaimana kalau dia Perempuan apa ada Perempuan menjadi pemain bola? Ah tidak tidak, anak ku tidak boleh menjadi pemain bola dia harus menjadi pemimpin dan menggantikan aku nanti di perusahan." Vino terus berceloteh yang membuat Tania terkekeh.
"Apa pun cita-citanya nanti Pak Vino harus mendukungnya, jangan memaksakan kehendak yang akan membuat dia merasa tertekan nanti nya." ujar Tania.
Vino mengalihkan Tatapannya pada Tania, senyum yang sedari tadi terus terpancar perlahan sirna karena ucapan Tania.
"Tapi itu lah harapanku, Tania. Siapa lagi yang akan menggantikan aku mengurus perusahan kalau bukan anak ku. Kau tahu sendiri Elza tidak bisa memberikan keturunan lain, dan bayi dalam kandunganmu ini adalah satu-satunya keturunan ku." ucap Vino dengan tenang namun penuh penekanan.
Tania menarik sudut bibirnya. Yah, apa pun yang akan dilakukan Vino pada anaknya nanti itu adalah hak nya karena bayi ini adalah sepenuhnya milik Vino. Ia hanya bisa berpendapat dan memberi saran, dan ia tahu itu tidak akan berpengaruh apa pun untuk masa depan bayi dalam kandungan nya ini karena Vino lah yang berkuasa atas bayi itu.
Tania dan Vino sama-sama terdiam, namun tangan Vino masih meraba-raba perut Tania dan setelah tidak lagi merasakan pergerakan bayi nya Vino pun kembali berbaring di samping Tania.
"Dia sudah tidak bergerak lagi, mungkin dia sudah tidur. Sekarang kita juga lanjutkan tidur kita lagi." ucap Vino lalu menarik tubuh Tania kedalam pelukannya lagi seperti sebelumnya.
Tania pun kali ini membalas pelukan Vino hingga beberapa saat kemudian ia tertidur kembali begitu pun dengan Vino.
Sepasang suami istri yang terikat dalam hubungan kontrak itu tidur berpelukan dengan erat seolah tak ingin saling melepaskan satu sama lain nya. Sangat indah, begitu terlihat harmonis namun sayang itu semua hanyalah sebatas skenario saling menguntungkan satu sama lain nya selama masih terikat dalam kontrak.
Sungguh mantap sekali 🌹🌹🌹🌹 🌹
Terus lah berkarya dan sehat selalu ✌️