Baca Aku bukan/hanya bayangan biar faham alurnya...
.
.
Melarikan diri demi melupakan masa lalu, tersakiti dan terhianati, oleh kekasih dan sahabatnya sendiri..
"Aku benci penghianat, dan aku benci kalian..aku membencimu!"
Kanaya Prameswari Sadewo.
Kesalahannya adalah membuat semuanya abu-abu tanpa penjelasan, membiarkan cintanya pergi tanpa tau yang sebenarnya.
"Aku akan mendapatkanmu kembali..dan mengantikan bencimu kembali menjadi cinta dan ya, kita tak pernah putus maka kamu masih kekasihku!"
Bagaskara Nandowijaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima
Kanaya sudah kembali ke Cafe diantar Roni, Kanaya bahkan tak melihat Bagas lagi setelah dari kamar Queen tadi, Roni hanya mengatakan bahwa ia ditugaskan untuk mengantar Kanaya pulang, Kanaya meminta untuk mengantarnya ke Cafe, karna ada barangnya yang harus diambil di Cafe.
Kanaya menghela nafasnya, sebenarnya ia ingin pergi ke Cafe hanya untuk mengalihkan fikirannya, ia tak ingin pulang sebelum suasana hatinya membaik dan membuat Daddy dan mommy nya curiga.
Kanaya tersentak saat merasakan dingin di pipinya.. Bima terkekeh lalu menaruh gelas berisi milkshake di meja "Ish.. kak Bim bikin kaget aja"
"Minum yang manis dan dingin dijamin suasana hati kamu lebih baik"
"Aku baik baik aja" elak Kanaya.
"Raut kamu bilang kalau kamu lagi galau" Bima menunjuk wajah Kanaya.
"Sok tahu.." Kanaya mencebik.
"Tau kok, lagi mikirin si Bagas kan"
Kanaya membelalakan matanya "Aku tau dari Azka"
"Huuh dasar si abang comel banget sih" Gerutu Kanaya.
"Aya..?"
"Hmm" Kanaya hanya bergumam masih menatap kearah jendela.
"Mau mencoba dengan ku?"
Kanaya menoleh kearah Bima saat tak mengerti dengan kata kata Bima "Apa.?" katanya sambil meminum milkshake yang tadi di bawa Bima.
"Mencoba denganku, ayo pacaran.." tiba tiba Kanaya tersedak.. "Astaga kamu baik baik saja" Bima menepuk punggung Kanaya.
"Kak Bima sih, bikin aku kaget bercandaan nya, ngomong apaan sih" Kanaya berkata dengan canggung.
Bima menyandarkan punggungnya di sandaran kursi "Aku kelihatan bercanda ya?"
"Kakak serius..?"
"Serius.. walau sebenernya aku takut di gantung abang kamu" Bima terkekeh.
Kanaya menunduk "Aku gak yakin aku bisa"
"Kita belum coba"
"Aku cuma takut aku jadiin kakak pelarian aja"
"Aku gak masalah, selama itu bisa membuat kamu baik baik saja" Bima tersenyum meski hatinya sedikit sakit.
"Tapi kakak mungkin gak akan baik baik aja"
'Ya, mungkin..'
"Sebenarnya, aku juga belum yakin sama perasaan ini, apa rasa yang aku punya benar benar cinta atau aku cuma ingin melindungi kamu sebagai adik" Bima sudah mengenal Kanaya sejak ia berteman dengan Azka di bangku SMA bahkan saat itu umur Kanaya masih 11 tahun. Kanaya mendongak lalu menatap manik Bima "Jadi jika ini gak berhasil, kita bisa berhenti secara baik baik, aku juga perlu meyakinkan diri,,sejak dulu aku gak tau apa itu jatuh cinta, baru pas ketemu kamu aku punya kekaguman tersendiri sama kamu, kadang Aslan bilang aku gak normal sampai sekarang masih jomblo" Bima terkekeh..
"Iya kakak beda banget sama kak Aslan" Bima mengangguk, Aslan memang terkenal playboy tukang gunta ganti cewek, meski sekarang dia sudah akan menikah, tentu saja dengan wanita impiannya yang tak memandang kekayaan nya.
"Jadi gimana? kita bisa sama sama belajar, kamu bisa belajar melupakan dia dan aku bisa belajar menyelami rasa ku sebenarnya"
"Aku..."
"Jika salah satu diantara kita gak berhasil kita bisa menyerah"
.
.
.
Kanaya berharap dengan menemani Yasmin, Raja dan Rona bermain di sebuah mall bisa menyegarkan fikirannya dan dengan mudah melupakan semua keruwetan dalam otaknya, namun nyatanya kini ia tak baik baik saja, saat matanya tak sengaja menatap pancaran bahagia dari keluarga di depannya, ibu, ayah dan anaknya sedang bermain di arena T***zone.
"Kak aku ke toilet dulu ya" Yasmin mengeryit lalu mengangguk.
"Ya udah kakak tunggu disini ya" Kanaya pun bergegas pergi sebelum Yasmin menyadari raut wajahnya.
Kanaya menghapus air matanya di depan cermin, setelah sekian lama kenapa rasanya masih sakit.
Melihat Bagas,Anina dan Queen bermain bersama dan tertawa rasanya sakit, tapi kenapa Kanaya harus sakit, bukankah mereka memang keluarga yang seharusnya seperti itu.
Bagas mengatakan bahwa ia masih mencintai Kanaya dan akan terus mencintai Kanaya, apa itu hanya bualan semata, lalu kenapa? itu tak akan merubah kenyataan kan bahwa mereka tak akan bisa bersama, jika pun benar Kanaya tak akan tega merebut kebahagiaan Queen, anak itu pantas mendapat keluarga yang utuh bukan, seperti kata Anina.
Kanaya menghela nafasnya lalu mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi seseorang "Hallo kak Bim.."
"Hai.. kamu kenapa? kamu nangis?"
"Kok kak Bim tau sih aku nangis"
"Iya lah aku cenayang yang tau apa aja yang kamu laku in" Kanaya terkekeh, setidak nya Bima bisa mengalihkan sedikit fikirannya dari rasa sakitnya.. "Aku tau suara kamu kaya gitu.."
"Kak Bima.."
"Hmm..?"
"Tentang yang kemarin.. ayo kita coba.."
___________
Yang sabar ya Kanaya,, kalo kamu udah tau itu berarti ceritanya tamat dong,jadi kita pelan pelan aja ya..😅
Itu si Bagas ngapain lagi pake muncul dengan Anina sebagai keluarga bahagia..😡
Sok gera maki maki si Bagas🤣
Serius nih Bima belum ada rasa sama Kanaya? pake coba coba segala lagi 🤭
Like..
komen..
vote..
🌹🌹☕☕