Pertempuran Wanita Jelek

“Kenapa dia lama sekali,” gerutu sejak tadi terdengar dari mulut pemuda tampan yang mengenakan tuxedo putih yang membuat aura ketampanan wajahnya semakin terpancar.

Zayn berada di luar rumah menunggu dengan gelisah.

“Vampir China apa yang dia lakukan! Kenapa dia lama sekali!” ocehnya lagi.

Sudah sejak tadi Zayn menunggu Alana ke luar dari rumah. Malam ini adalah pesta perayaan ulang tahun Willy Walter, Dia akan membawa Alana untuk mendampinginya sebagai istri Zayn. Namun apa yang terjadi hingga saat ini perempuan itu belum juga menampakkan dirinya.

Ocehan Zayn terhenti saat manik matanya menangkap bayangan perempuan cantik mengenakan gaun berwarna navy.

Emm, malam ini dia terlihat berbeda dengan gaun yang membalut tubuh mungilnya, aura kecantikannya semakin terpancar.

Untuk sepersekian detik tatapan terpukau terpancar dari netra mata Zayn.

Cantik ... Oh, astaga Zayn lalu kembali menguasai dirinya tersadar saat perempuan itu telah berada di hadapannya. Dia seharusnya kesal pada vampir China itu.

"Kenapa kau lama sekali! Tak ada yang berani membuatku menunggu!” mode jutek Zayn kembali di hadapan Alana.

“Maaf kak, tadi aku masih dandan,” jelas Alana.

Hug, butuh waktu yang lama untuk menutupi wajah buruk rupanya.

Mendengar ucapan Alana, Zayn mendengus, sudah dia duga seperti biasa perempuan centil ini pasti bermake up tebal.

“Kau berdandan lama sekali, penampilanmu itu sudah seperti anak sultan Arab, lihat alismu saja sudah seperti pedang Arab Saudi,” sembur Zayn geram masih kesal perempuan ini telah membuatnya menunggu, membuang waktunya.

Ah, Zayn memang sejak dulu tak suka pada perempuan yang suka berdandan dan centil. cukup satu perempuan yang membuatnya pusing dengan kecentilannya yaitu sahabatnya Chelsea.

Alana mengerucutkan bibirnya ucapan Zayn selalu saja tajam bak belati yang menyayat hati. Dasar jutek gerutunya dalam hati.

Mengabaikan ucapan Zayn, Alana melengkungkan senyuman.

“Kak Zayn terima kasih gaunnya! Gaunnya sangat indah dan bagus sekali,” ucap Alana dengan senyum ceria menatap penampilannya.

Terima kasih, Oh manisnya ...

Zayn hanya terdiam dengan ucapan manis Alana yang terlihat senang dengan gaun pemberiannya lalu membuang pandangannya.

“Emm,” balasnya dengan deheman, Mencoba menurunkan kesalnya.

“Kak Zayn, tolong fotoin aku dulu dong,” pinta Alana yang telah mengeluarkan ponselnya lalu mengulurkannya di hadapan pemuda itu.

Zayn membulatkan matanya, tercengang tak percaya dengan permintaan perempuan ini.

Fotokan ... Apa dia bilang tadi ... Beraninya dia.

“Vampir China. Kau menyuruhku mengambil fotomu!” hardik Zayn nadanya mulai meninggi, astaga dia kembali kesal. Seenaknya saja perempuan ini memerintahnya.

“Iya kak, aku ingin memperlihatkan gaun baru ini pada ibuku,” ucap Alana terlihat norak.

“Aku tidak mau foto sendiri sana!” tolaknya dengan ketus.

“Yah kak, kalau kakak yang mengambil gambar pasti bagus," kata Alana penuh keyakinan dulu saat hidup sebagai Vino pemuda ini berprofesi sebagai seorang juru foto profesional. Dan Alana sangat suka dengan hasil jepretannya.

“Kak demi ibuku,” rengek Alana seolah yang berada di hadapannya itu adalah kak Vinonya.

Demi ibu ...

Zayn menghela napas berat, dia akan lemah jika sudah menyangkut seorang ibu. Terpaksalah dia menuruti permintaan perempuan centil ini, hal yang bertahun-tahun sudah tidak pernah dia lakukan lagi membidik gambar.

“Ya baiklah, kemarikan ponselmu.” Telapak tangan Zayn terbuka untuk menyambut ponsel dari Alana.

Alana mengembangkan senyuman, mengatur posisi terbaik. Bak nostalgia dia kembali di foto oleh mantan fotografer itu.

Zayn memutar bola mata jengah melihat posisi imut Alana, menaikkan jarinya berbentuk V dihadapkannya.

“Dasar selain suka berdandan dia juga suka narsis berfoto, dasar perempuan centil,” gerutu Zayn dalam hati.

Setelah mengambil beberapa gambar Zayn mengembalikan ponsel Alana.

“Terima kasih kak,” ucap Alana sembari melihat hasil gambar yang di layar ponselnya.

“Wah bagus sekali, Benar-benar beda hasilnya jika di jepret sama juru foto, kak Vino memang hebat,” puji Alana dalam hati.

“Hei, ayo naik kita sudah terlambat,” ajak Zayn di hadapan pintu mobil yang telah terbuka.

Naik ... Alana terdiam sejenak melihat petunjuk Zayn, lalu seketika gelagapan dia akan menggunakan mobil ke acara itu. Oh tidak dia tidak bisa.

Bagaimana ini?

“Ayo cepat! Apa yang kau tunggu!” desak Zayn.

Melihat kendaraan roda empat itu saja sudah membuat tubuh Alana bergetar.

“Maaf kak aku tidak bisa?” tolak Alana.

“Memangnya kenapa?”

“Ak ...Aku.” mencoba berpikir keras jawaban apa yang akan di berikan.

“Aku mual kak, mabuk ngak bisa kena ac mobil,” alibi Alana dengan cepat di selingin senyum cengiran sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

“Kau mabuk kendaraan?" seru Zayn.

Oh, astaga Zayn tak habis pikir perempuan centil yang banyak gaya ini tak bisa naik kendaraan roda empat.

"Iya kak, aku naik motor saja, jika naik mobil aku bisa muntah,” pinta Alana yang memang setiap saat hanya menggunakan motor saja.

Zayn meringis jijik mendengar ucapan Alana. Tentu saja dia tidak ingin mobil mahalnya terkena muntahan.

“Baiklah kau menggunakan motor,” putus Zayn.

Bibir Alana melengkungkan senyuman.

Yes akhirnya dia tidak perlu naik mobil.

“Baiklah kak aku akan menggunakan motor.”

“Begini nih kalau udah dari bocah kebiasaan naik beat,” sinis Zayn memasang wajah malas menyebut nama sebuah merk motor.

Setelah melalui banyak drama kini mereka masing-masing melaju menuju ke tempat di mana pesta akan di adakan.

Like ...

Coment ...

Vote ....

Rempong banget dah ini pasangan ... eke aja jadi pusing.🙄🙄