Qiansa Afika Avrilia terpaksa harus menikahi pemuda yang telah menolongnya. pemuda itu bernama Nanda Aditama Balendra yang tidak dia ketahui bahwa pria itu adalah pria dimasa lalunya. Mereka terpisah selama 7 tahun karena peristiwa mengerikan yang menimpa Fika 5 tahun yang lalu sehingga mereka kehilangan jejak satu dengan yang lainnya. Mereka berusaha untuk saling menemukan satu sama lainnya. Namun ternyata Tuhan mempertemukan mereka dengan cara yang tak terduga bahkan mempersatukan mereka dalam satu ikatan cinta .
Bagaiman perjalanan cinta mereka dan bagaimana Fika menuntaskan masalah mengenai peristiwa mengerikan yang menimpa dirinya?
Ini adalah novel buatan aku sendiri semoga kalian suka saat membacanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Liest Holiest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Fika memandang takjub isi apartemen itu. Sangat luas dan juga elegan cat berwarna abu, hitam dan putih mendominasi disana terlihat sekali bahwa ini tempat tinggal seorang pria. Ruangan yang begitu luas dan memiliki 2 lantai dilantai bawah terdapat dapur dan mini bar, ruang tamu dan ruang santai. Dibalkon juga terlihat taman dan kolam renang yang lumayan luas. sungguh tempat tinggal idaman untuk Fika
" Duduk lah disini!" suara bariton yang tak asing itu menyadarkan Fika
" Ah baik" Fika pun mendudukan dirinya diatas sofa disamping Nanda yang sudah duduk duluan disana
" Lihatlah dan teliti baik - baik! lalu kamu koreksi kesalahannya!" Nanda meletakan setumpuk berkas dihadapan Fika membuat Fika membulatkan matanya
" A apa ini semua harus dikerjakan hari ini juga?" Fika menelan salivanya susah
" Ya" Nanda menjawab dengan santainya " apa ada yang salah?" Nanda mengangkat sebelah alisnya
" Tentu saja salah, bagaimana bisa saya menyelesaikan ini hari ini. Apa tuan tidak lihat ? Ini sudah sore menjelang malam tuan"
" Memang aku peduli? Tidak" Nanda melipat tangannya didepan dadanya
" Aaahkk" dasar pria kasar menyebalkan" umpat Fika dalam hati
Dengan persaan kesal Fika mengambil salah satu berkasnya dan dengan kasar pula Fika membukanya. Nanda hanya memperhatikan Fika dengan senyum dibibirnya.
Nanda terus memperhatikan Fika yang sedang fokus bekerja . Dia merasa senang saat ini pujaan hatinya berada didepannya. tidak seperti tadi saat Fika tidak terlihat olehnya " ah ... kenapa aku jadi seperti ini? Sepertinya aku harus segera menikahinya agar dia selalu didekatku" batin Nanda " tapi bagaimana caranya? Tidak mungkin aku langsung meminta dia menikahiku begitu saja. Pasti dia menganggap aku sudah gila" Nanda tampak memijit kepalanya membuat Fika yang tanpa sengaja melihatnya mengernyitkan keningnya
" Ekhem" suara deheman Fika membuyarkan lamunan Nanda
" Apa?" Nanda berbicara dengan nada datar
" Tuan kenapa? Sakit kepala?
" Tidak , kenapa kamu bertanya seperti itu?"
" Itu tadi tuan memijit kepala tuan sendiri"
" Oh, saya hanya sedikit memikirkan pekerjaan"
" Oh" Fika ber oh ria saja dan melanjutkan kembali pekerjaannya
15 menit berlalu tanpa ada yang berbicara sampai Nanda memutuskan untuk bertanya pada Fika tentang apa yang mengganggu pikirannya sejak tadi siang
" Tadi kamu mengangkat telpon saya, kenapa lama?" Nanda akhirnya menanyakannya juga walaupun ragu
" Oh tadi, nomor tuan kan tidak ada didaftar kontak saya. Jadi saya kira itu orang iseng" Fika menjawab sambil terus fokus pada pekerjaannya
" Oh" Nanda mengangguk - angguka kepalanya " bukannya karena sedang bersama dengan orang lain?" Nanda memancing Fika untuk mengatakan dengan siapa dia tadi siang
"Mmmm.... itu juga sih tuan" Fika menjawab dengan santainya. Seketika api cemburu mulai menguasainya
" Apa aku mengganggu waktumu dengan kekasihmu" Nanda mencoba meredam rasa cemburunya
" Kekasih?" Fika balik bertanya dengan kening yang berkerut
" Ya ,bukannya kamu sedang bersama seseorang tadi? Kalau bukan kekasihmu , lalu sipa? Nanda mengangkat sebelah alisnya
" Ha ..ha ha ... tuan bisa saja" Fika tertawa seraya menepuk pelan tangan Nanda yang ada disebelahnya " tadi aku sedang bersama sahabatku dan keluarganya" Fika menhentikan tawanya setelah melihat wajah dingin Nanda ada dihadapannya
" Benarkah?" Ada sedikit kelegaan saat itu apalagi saat Fika mengannggukan kepalanya
" Laki - laki atau perempuan?"
" Laki - laki" Fika menjawab santai sedangkan raut wajah Nanda kini berubah " dan perempuan" Fika melanjutkan ucapannya membuat Nanda bernafas lega
Fika yang dari tadi mendengar pertanyaan Nanda merasa sedikit aneh saat pria itu menanyakan hal pribadi padanya yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaannya. Fika pun memincingkan matanya menatap Nanda
" Kenapa tuan ingin tau kehidupan saya? Jangan - jangan..."
hayo jangan - jangan apa coba?🤔🤔
Jangan lupa Like, Vote dan Komen. Terima kasih🙏🙏