Novel yang didedikasikan buatmu yang kadang pingin ngajak boss mu ngopi sianida
Mau ngadu bagaimana amburadulnya boss lu. Sihlakan ngomel disini anggep novel ini tong sampah eneg lu ama boss lu!
CHEERS!! Inget lu boleh ngomel disini
Tapi jangan depan boss lu. Tagihan loe masih bertumpuk !! Nyadar yeeee
TERDIRI DARI LIMA JUDUL
Book 1. I Hate My Boss (68 part END)
Book 2. Playboy 4 Musim (59 part END)
Book 3. Devoted to My Boss (59 part END)
Book 4. Miracle of Love (55 part END)
Book 5. Key of the Heart (66 part END)
Enjoy
Bacanya gak bs lompat ya mesti.1.2 dst
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Margaret R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21. Ibu Kasim Pengawas (1)
Belakangan ini, entah bagaimana terbentuk pemahaman yang agak membebani di gue diantara para assisten manager dan bagian.
Bahwa gue adalah tempat mereka bisa mengajukan masalah yang tidak bisa mereka adukan ke kepala bagian mereka masing-masing.
Seperti kejadian ini.
"Mba Ren, tahu gak kemarin ada hujan badai di bagian gue." Lola assisten Pak Tony selasa pagi langsung ngomong ke gue. Padahal baru Jumat sore ngomong ama bossnya.
"Hujan badai kenapa?"
"Kemarin sore pak Tony ngumpulin marketing kita dan ngomel mba. Marah dia karena ditegor boss, bilang marketing kerja gak bener, mesti dia semua yang pegang kerjaan. Wah rame deh mba..."
"Ohhh, ya ampun. Wah suram dong semuanya."
"Iya mba, marketingnya dikasih target dalam tiga bulan ini tiap tim harus bisa capai target 50% lebih tinggi dari triwulan kemarin. Kalo gak dikasih SP2. Kecuali tim yang kemarin mencapai target, padahal kan itu tim sodaranya sendiri."
"Ohh? Ada sodara pak Tony disini."
"Ada mba, si Hendry itu sodara pak Tonny lho. Ponakannya kalo gak salah."
"Ohh gitu..."
"Iya mba, pada protes proyek besar dikasih ke sana semua. Di kasih prioritas penanganan. Pada mau protes tapi gak berani gitu, soalnya kan Pak Tonny marketing senior, terus boss lagi. Yang project-project kecil dikasih ke tim lain, project besar selalu jatuh ke tim Hendry. Haduh pada ngeluh deh mba, udah gak enak aja suasananya. Si Hendry sering disindir, tapi dianya muka tebel udah gak ngaruh..." Lola dengan semangat lanjutin ceritanya.
"Waduh baru tahu gue, parah juga ya.."
"Ini udah rahasia umum di bagian marketing mba. Hendry sering dikucilin gara-gara itu. Tapi dia mana peduli wong dia gak perlu kita. Markering bagian tengah ini uda kehilangan respect ama pak Tonny mba gara-gara kasus Hendry..."
Dan selanjutnya gue berakhir dengan meneliti laporan rangking marketing yang dikirim sama bagian keuangan yang boss juga minta ini kemarin.
Sekarang gue tahu apa yang diomongin Lola bener. Gua akan ngomong ke boss, karena gimanapun jika bagian marketing gak sehat semua bagian di perusahaan ini bakal gak sehat.
"Pak ini laporan rank tim marketing yang Bapak minta." Si boss langsung buka map yang gue serahin.
"Ada yang menganjal di laporan itu sebenernya."
"Hmm ...apa?" Matanya masih di kertas meneliti laporan yang gue kasih.
"Soal Hendry, yang sekarang di tim marketing Jakarta. Dia selalu rank bagus minimal lima besar di laporan tiap triwulan..." Sekarang boss tertarik sama omongan gue. Dia liat gue sekarang.
"Kenapa Hendry..."
"Saya dapet omongan, kemarin Pak Tonny marah-marah di meeting internal bagian mereka soal target yang gak tercapai. Dia ngancem bikin SP2 ke tim yang gak capai target, sementara tim lain selain Hendry ngeluh mereka dianak tirikan, karena project-project besar selalu dikasih ke tim Hendry, mereka hanya dapet yang kecil dan itupun sering ditangani lambat oleh pak Tonny. Dan Hendry ini sodara pak Tonny jadi kondisi di marketing bagian tengah ini sekarang tegang karena banyak yang gak puas."
"Hmm, sebenarnya saya memang punya tebakan soal ini... Saya tahu Hendry itu ponakannya. Dulu mereka satu tim, sekarang dia naik jadi pimpinan tim lebih besar harusnya dia gak bersikap begitu. Punya usul?"
"Saya rasa kita gak bisa ngambil tindakan begitu saja ke pak Tonny, dia sebenarnya bisa menghandle tim. Wilayah barat sedang ada kenaikan signifikan, kita bisa pakai alasan ini untuk memaksa Hendry harus dipindahkan ke barat dan Pak Tonny tidak bisa berpihak lagi, dia akan bisa bersikap adil. Lebih kondusif bagi para tim marketing lainnya juga. Kita bisa ambil alasan project di barat sedang butuh orang yang banyak dan pengalaman, kita akan berpura-pura gak tahu apapun soal ini dan saya rasa pak Tonny pun tidak akan berusaha konfrontasi..." Boss angguk-angguk.
"Oke, siapin SK pemindahannya. Jumat nanti ketika meeting gabungan bulanan manager marketing dan semua kepala tim marketing saya akan umumkan. Jangan bocorkan dulu. Langsung umumin saja hari Jumat. Komisinya masih dia dapet 50% dalam tiga bulan dan 50% lainnya sama tim yang pegang karena ini pemindahan jadi dia harus pastikan pemindahannya berjalan lancar."
"Siap pak." Masalah harusnya bisa beres kaya gini.
Ketika kita kerja deket boss. Lu mesti tahu kamu juga punya kesempatan besar memperlihatkan kalo kita kompeten dan bisa diandalkan.
Jadi jika membawa masalah ke boss lu harus punya bukti dan sekaligus bagaimana usul menyelesaikannya. Dengan itu boss kamu tahu kamu bisa diandalkan, dan punya kapasitas menyelesaikan masalah.
Dan keputusan bos itu tiba-tiba diumumkam bos diakhir meeting bulanan.
"Saya akan umumkan pemindahan satu marketing yang saya anggap berhasil. Wilayah barat sedang ekspansi banyak proyek besar, saya perlu tambahan satu orang tim di jakarta untuk deal."
"Hendry, saya liat kamu bisa diandalkan, karena proyek di wilayah tengah belum mengembirakan, saya akan pindahkan kamu ke barat. Masalah komisi dan pemindahan akan ada spare 3 bln 50%, jadi kamu bantu lepas tanggung jawab dan masih menerima 50% komisi di bagian tengah selama tiga bulan. Sementara 50% lagi akan dibagi ke tim yang terima limpahan project kamu." Langsung pada bisik-bisik dan tim bagian pak Tonny sumringah semua. Mungkin semua bagian marketing tahu masalah sodaraan ini.
"Tapi pak,..." Hendry langsung mau protes.
"Jika kamu ada keberatan langsung bicarakan empat mata dengan saya. Pak Tonny, ada keberatan..." Boss Kevin langsung nembak ke pak Tonny.
"Tidak Pak..." Diam sebentar. Ternyata Pak Tonny lebih bijak mengajukan pendapat. Dia mungkin tahu dia salah dalam hal ini. Jika Hendry berani konfrontasi ama boss dia akan malu sendiri.
Orang-orang marketing di ruangan itu masih bisik-bisik.
"Oke saya rasa meeting hari ini cukup. Ada lagi pertanyaan dari kalian, atau ada masalah yang perlu dirundingkan?" Tidak ada yang menjawab.
"Oke meeting di tutup." Bos nutup meeting dan Gue matiin ketikan notulen gue di notebook gue dan langsung ikut bos keluar duluan. Tapi gue yakin masalah ini belum selesai...
tapi ngga masalah sih, yang penting masih nemu novel keren😎
selagi kita bisa beli sendiri ngapain minta² yee kan, kecuali kalo dikasih sendiri sih itupun kalo masih dalam batas wajar boleh lah yaa diterima 🤭
(restoran import bersama cowok import)
ntar kalo seru pen baca karya yg lainnya.
salam kenal othor..💕