NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:66.5M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Best Friend Afianti

Saat mobil melaju setelah meninggalkan Bulan di depan kost an. Afi langsung mendelik pada kakaknya.

“Bisa gak sih bersikap manis sama Bulan?” ucapnya dengan nada kesal, Juno hanya melirik tapi tidak merespon apapun.

“Kalau waktu masih gak ada hubungan apapun aku gak masalah Kak Juno bersikap dingin sama dia, tapi sekarang kan beda statusnya. Kakak sudah jadi tunangannya dia, paling tidak tunjukkan sikap lebih dari hanya sekedar kakaknya teman” Afi masih berbicara dengan berapi-api.

“Kalau memang tidak suka menjalin hubungan spesial sama Bulan kenapa Kakak menyetujui keinginan Mama buat bertunangan sama Bulan”

“Mama kan gak maksa, cuma meminta supaya Kakak mempertimbangkan untuk mulai membuka hati sama perempuan, umur sudah 28 lebih tapi gak ada tanda-tanda punya pacar. Kita sempet mikir kalau Kakak itu bengkok!” Afi mendengus kesal, Juno langsung mengerutkan dahi mendengar kata bengkok.

“Kok kamu yang protes dan banyak omong. Bulan aja gak komplain apa-apa sama aku” akhirnya Juno menjawab setelah mendengar sebutan dirinya bengkok.

“Gak bisa mengukur normalitas laki-laki dari kehadiran perempuan, itu terlalu naif” kembali Juno menjawab dengan kesal.

“Yah paling tidak tunjukkan dong kehangatan sama pasangan jangan cuma pandang-padangan doang, pegang kek tangannya kali-kali. Ajak ngobrol dengan penuh perhatian, ini aku perhatikan kebanyakan si Bulan aja yang banyak nanya sama Kakak. Jawaban kakak juga cuma huh heh huh heh mulu”

“Kakak tau gak… Bulan itu.. gak niat menarik perhatian lawan jenis aja, suka banyak yang ngajak jalan atau ngobrol. Kebayang kalau dia niatin dandan atau tampil fashionable beuuuh udah deh.. Kakak bakalan kelimpungan sendiri”

“Aku gak ngerti lagi sama pikiran si Bulan … ngeliat apa sih dari Kakak… suka jajanin kagak, perhatian kagak..Pulang dari Bali sebulan beliin barang apa kek.. Daster, tas atau apalah sebagai bentuk perhatian. Atau ngajak ngobrol deh yang paling sederhana sepanjang perjalanan tadi ngapaian aja sayang selama Abang tingal sebulan? Kamu kangen gak sama aku? Percakapan yang lebay-lebay dikit lah … itu juga kagak… padahal aku udah duduk di belakang biar jadi kambing congek” gerutu Afi

“Aku bilang sih tunggu aja Kak … nanti akan tiba masa semuanya bakalan berbalik” Afi mengakhiri ceramahnya dengan memunggungi Kakaknya. Juno menarik nafas

“Kalau tau menjemput kalian berdua cuma berakhir diceramahi seperti ini.. Nyesel gw” tutup Juno.

“Aku juga nyesel pulang bareng Kakak kalau  melihat sikap Kakak tadi sama Bulan” Afi masih tidak mau kalah sambil membelakangi dia masih terus mengomel.

Saat tadi Bulan turun, Juno memang tidak berkomentar apa-apa. Hanya menjawab salam dan bilang “Ya…” entah dalam konteks apa jawabannya.

Akhirnya Juno menarik nafas, kalau berbicara sama perempuan mereka tidak akan pernah mau mengalah kalau sudah sampai pada taraf kesal. Keinginannya hanya ingin didengar bukan di debat, soal benar atau salah itu relatif. Kalaupun salah akan mereka akui diakhir, tapi pada saat berbicara mereka akan merasa dirinya paling benar pikir Juno.

“Ya nanti Kakak akan ajak dia keluar kalau kamu maunya begitu” akhirnya untuk mengakhiri polemik berkepanjangan harus dibuat garis finish.

“Bukan karena maunya aku… tapi karena memang Kakak yang mau mengajak dia pergi” ternyata masih salah juga… Juno tersenyum kecut.

“Iya nanti Kakak akan mengajak dia pergi” dan akhirnya perdebatan berakhir saat mereka sampai ke rumah.

Begitu masuk ke rumah,keduanya sudah ditunggu oleh perempuan yang selalu setia menanti anaknya pulang.

“Alhamdulillah Kakak bisa jemput Ade.. Mama tadi khawatir soalnya gak ada jawab pesan dari kalian” Mama langsung berdiri dari sofa dan melihat kedua anaknya datang.

“Aku nyetir Ma jadi gak lihat handphone… tuh anak cerewet ngomong mlulu bukannya ngasih tau Mama kita pulang bareng” Juno menunjuk Afi yang begitu datang salim dan masuk kamar. Rupanya emosinya masih belum reda.

“Kenapa dia?” dahi Mama berkerut melihat sikap Afi yang tampak sengit kepada kakaknya.

“Lagi PMS kali” jawab Juno asal, meneguk air putih dan langsung pamit masuk kamar.

Mama hanya melongo melihat keduanya, dari tadi selepas isya ia mengharapkan bisa bertemu dengan anak-anaknya selepas pulang bekerja, eh malah pada masuk kamar keduanya. Pasti ada masalah selama di perjalanan, tumben-tumbenan Afi tidak ceria seperti biasanya pada Kakaknya, apalagi kalau pulang dari luar kota pasti ribut meminta oleh-oleh.

Akhirnya rasa penasaran Mama mendorongnya masuk ke kamar Afi.

“Kenapa kamu pulang-pulang emosi jiwa begitu sama Kakak?” Mama menghampiri Afi yang tampak tidur telungkup di tempat tidur.

“Ade kesel sama Kakak… sikapnya itu loh gak adil banget sama Bulan. Kalau memang dia gak suka sama Bulan kenapa dia mau disuruh tunangan sama Bulan.. Itu kaya PHP tau gak Maaa” ucap Afi sambil duduk dan cemberut.

“Mama lagi kenapa malah nyuruh Kakak tunangan segala, mereka kan baru pendekatan, Kakak juga baru beberapa kali pergi sama Bulan itu juga perginya bareng-bareng sama kita sekali, pergi berduan sekali” Afi terus merembet, rasa kesalnya muncul lagi.

“Memangnya kenapa sikap Kakak sama Wulan tadi?” Mama selalu memanggil Bulan dengan panggilan sayangnya Wulan dari semenjak dulu mereka kuliah.

“Masa baru ketemu setelah sebulan bertunangan, Kakak sama sekali gak ada antusiasme buat ngajak ngobrol kek, nanya kek, sepanjang jalan diem aja. Malahan Bulan yang nanya ini itu sama Kakak sambil dijawabnya cuma hmmm… ya…. Owh…. hmmmm.. Aku kan gemes.. Kasian sama Bulan, padahal dia udah semangat banget mau ketemuan sama Kakak sampai make up an lagi pas pulang, padahal biasanya udah dekil aja kita berdua kalau mo pulang” Afi akhirnya merepet menceritakan kejadian tadi kepada Mama.

“Kakak kamu capek de, dia baru datang tadi siang langsung ngantor trus pulangnya jemput kalian. Yah kamu musti mengerti kalau Kakak juga butuh waktu untuk menyesuaikan dengan status barunya sekarang”

“Buat Mama sih Kakak sudah mau menuruti keinginan Mama untuk mencoba menjalin hubungan dengan lawan jenis sudah alhamdulillah banget. Sudah waktunya Kakak kamu move on dan melupakan masa lalunya” ucap Mama lemah, Afi langsung melotot dia tidak tahu kalau Kakaknya pernah memiliki masa lalu dengan perempuan manapun.

“Hah…. Kakak emang pernah punya pacar? Aku kok gak tahu? Emang Mama pernah ketemu? Kaya gimana orangnya? Mama kok gak bilang-bilang sihh” Afi langsung memberondong Mama dengan banyak pertanyaan. Mama tersenyum mendengar keingintahuan Afi

“Yah Mama belum pernah bertemu, tapi Mama tahu kalau Kakakmu dulu pernah punya pacar lama loh, dia gak pernah cerita tapi Mama tahu dari sikapnya dia”

“Pas putusnya juga Mama tahu, melihat Kakakmu sedih dan terlihat tidak punya semangat hidup tapi dia tidak mau cerita apapun sama Mama, kamu tahu sendiri kan karakter Kakak kamu itu tertutup apalagi sejak perceraian dulu dengan Papamu”

Afi langsung cemberut mendengarnya, sampai sekarang membicarakan perceraian Mama dan Papa menjadi topik yang dihindari dan dianggap tidak ada dalam kehidupan mereka.

“Aku ngerasa semua kesedihan dan kekacauan hidup yang kita alami selalu bermuara pada Papa” ucapnya dengan ketus. Mama tersenyum, ia lupa kalau Afi paling tidak suka membicarakan topik ini, bagi Mama itu seperti menjadi jalan hidup yang harus ia lewati.

“Jangan begitu, walau bagaimana pun Papa itu adalah orangtua kalian, tidak ada bekas anak atau bekas orangtua, kalau bekas suami atau istri itu ada. Memang jodohnya Mama hanya sampai disitu de.. Lagipula sampai sekarang Papa kamu tetap membiayai hidup kalian dengan baik” Mama mengusap kepala Afi.

“Kalau perlu sekarang tolak kiriman bulanan dari Papa, bilangin kita sudah mandiri dan sudah bisa menghidupi Mama. Pakai saja uang Papa untuk membiayai anak haramnya itu” ucap Afi dengan berapi-api. Semua kejenakaan dan sikap riangnya musnah kalau berbicara soal Papanya.

“Hahahahha rugi dong De… nanti perempuan itu yang kesenangan. Biarin saja Papa kamu kirimin uang setiap bulan, kita simpan dan kita pakai untuk bersenang-senang. Dont worry Mama bukan lagi perempuan yang teraniaya” Mama berusaha menghibur Afi dengan memperlihatkan sikap yang santai.

“Mama musti bahagia, nanti Mama akan bertemu dengan orang yang bisa membuat Mama bahagia” Afi memeluk Mama dengan erat.

“Mama bahagia melihat kalian sudah sukses dan bekerja sesuai dengan bidang yang kalian suka. Ngeliat kalian pulang kerja kaya tadi bersama-sama membuat Mama bahagia. Tapi kalian jangan langsung masuk ke kamar dong. Mama kan udah seharian nungguin kalian pulang, eh kalian pas pulang malah langsung masuk kamar… Mama diasinin deh” Mama pura-pura cemberut dan terlihat sedih.

“Ya maaf Maa… gara-gara Kak Juno aku jadi lupa ngajak Mama ngobrol. Ayo kita ngobrol sambil makan. Mama masak apa hari ini?” Afi langsung bangkit dari tempat tidur dan menuntut Mama ke ruang makan.

“Kakaaaaa…. Kita makan duluuu…. Mama kangen sama Kakaaaaa” Afi langsung berteriak di depan kamar Juno.

“Deee jangan teriak-teriak, kaya anak SMP aja..” Mama langsung menjewer telinga Afi, yang dijewer cuma meringis.

Ini adalah saat yang paling ditunggu mereka setiap hari, saling menguatkan diantara mereka bertiga di saat kehadiran Papa tidak lagi memiliki arti karena kesalahan fatal yang dibuatnya.

1
Laila Umroh
Luar biasa
dyul
🤣🤣🤣🤣🤣
Ayaa
ahhh thorrrr lanjutin cerita hasna reza dan ameera angga, KANGENN BANGETTTTTTT😩😍
dyul
mbul... ilmu banget itu....
dyul
Ternyata.... si angga jodoh nya ameraa, 🤣🤣🤣
ᴷᴮ⃝🍓𝓓ͥ𝓪ͫ𝓷ͦ𝓲ͤ𝓪ͭᵇᵃˢᵉՇͫɧͧeᷡeͤՐͤՏꙷ
Juned udah gak tahan pingin eheeeem 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
dyul
papi... kudisan.... si tukang marah....lakinya hasna 🤣🤣🤣🤣
dyul
mbul..... 🤣🤣🤣🤣
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
shrook..... antara sedih sm lucu
dyul
duh😭😭😭😭
dyul
alah maneh beny gangguin org belah duren🤣🤣🤣🤣
larasati
Luar biasa
dyul
🤣🤣🤣🤣
dyul
😭😭😭😭
Cucu Supriatin
ntah yg ke berapa x ny baca ulang

..GK bosen2...
Herawati
Luar biasa
Herawati
Lumayan
Dwi Nuryani
luar biasa
Widayati Y
seruuu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!