NovelToon NovelToon
BRO-SIS -Hot Ko/Yo-

BRO-SIS -Hot Ko/Yo-

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Teen School/College / Keluarga / Idola sekolah
Popularitas:290
Nilai: 5
Nama Author: MyNamesEel

BroSis adalah novel fiksi remaja yang menceritakan kisah kakak beradik Koa dan Yoa

Novel ini dikemas seperti mini series di tiap bab-nya yang menampilkan konflik ringan dua bersaudara Ko-Yo

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MyNamesEel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Besar Pasak Daripada Valak

"Ayolah Yo, seratus ribu aja," pinta Koa dengan memelas kepada adiknya yang tengah asyik mencukur bulu di kakinya.

"Nggak ada. Lu pura-pura pikun atau gimana, utang lu sepuluh ribu kemarin buat beli cimol bang prindapan itu aja belom lo balikin," jawab ketus Yoa.

"Ya elah, sepuluh ribu doang ditagihnya gitu amat. Kan elu juga ikutan makan cimolnya," kata Koa membela diri.

"Justru cuma sepuluh ribu yang ga lu balikin itu gue jadi ambil pelajaran untuk tidak lagi meminjamkan duit ke lu. Sepuluh ribu aja ga lu balikin, ini lagi mau pinjem seratus ribu. Kalo gue sampai pinjemin lu duit lagi, itu berarti IQ gue lebih jongkok dari lu." kata Yoa.

"Kebangetan lu. Eh, semenjak gue dibeliin motor bokap kan lu selalu nebeng ke gue. Anggap aja itu jasa ojek gue ke lu kan bisa. Ga ada balas budinya lu."kata Koa.

"Ow, jadi lu mau itung-itungan ma gue. Eh, kalo gue ga balas budi, gue bakal bilang ke nyokap kalo lo ngorupsi tuh uang parkir sekolah."

"Ko..rupsi apa..an?" tanya Koa terbata-bata.

"Yey, pura-pura amnesia. Eh, lu bilang ke nyokap kalo biaya parkir sepeda di luar sekolah dua ribu kan? Padahal kan gratis. Kaliin deh itu sehari dua ribu. Lima hari sekolah sepuluh ribu. Nah lu udah dapet tuh sepeda dari kelas satu SMA. Berarti udah dua tahun kan?"

"Awas lu sampe bilang nyokap. Bisa-bisa sepeda disita dan lu mau ga mau harus naik angkot yang jalannya lelet tuh kayak siput lagi hamil anak kembar."

"Berisik lu. Udah keluar sana. Gue mau nyukur bulu ketek gue."

"Jangan gitu dong, Yo. Duit lu kan banyak tuh dari jualan aksesoris buatan lu. Please, pinjemin kakakmu yang baik, ganteng, pinter dan berbudi luhur ini seratus ribu aja," rayu Koa.

"Lu pikir gue begadang tiap hari buat aksesoris cuma buat lu utangin?"

"Please, ini yang terakhir deh. Minggu depan, pas dapet jatah uang dari nyokap, gue ganti kok."

"Lagian lu pinjem duit buat apaan sih? Kalo buat hura-hura, gue ogah pinjemin."

"Bukan hura-hura! Ini buat project kelompok. Suer." kata Koa sambil mengacungkan dua jari telunjuk dan tengahnya layaknya sedang bersumpah.

"Duit project? Kan kemarin lu udah minta ke nyokap?"

"Ya gue satu kelompok sama Uki. Tahu kan Uki itu dari keluarga ga mampu. Emak dia jualan tahu bulat lima ratusan, yang digoreng gurih-gurih enyos. Sedangkan bapak dia pensiunan kuli bangunan yang udah ga dapet proyek lagi. Jangankan buat angkat semen sama pasir, angkat dan ganti galon aja encok bapaknya kambuh." terang Koa.

"Minta sana ma tuh temen Arab lu, si anak juragan kain. Kan kalian bertiga sahabat lengket kayak lem tikus."

"Yaelah, si Husein dimintai duit? Dimintai urunan buat ngelayat aja dia lebih milih urunan doa."

"Lagian pinter banget lu nyari temen. Ga guna semua. Udah ga ganteng, ga pinter, banyak gaya lagi."

"Ya, gimana lagi. Takdirnya kayak gitu harus gue terima. Sama halnya gue terima elu jadi adek gue,"

"Maksud lo?"

"Hehehe, becanda. Please, pinjemin dong.

"Yoa lalu mengambil dompet yang ia simpan di tas sekolahnya, Diambilnya dua lembar uang lima puluh ribuan dan diserahkan ke kakaknya yang mukanya sudah desperate itu.

"Makasih ya Yo,,, gue janji minggu depan gue ganti."

"Udah keluar sana." usir Yoa.

Dengan langkah riang, Koa keluar dari kamar Yoa. Namun sebelum ia benar-benar pergi, kurang rasanya jika ia tidak menggoda adiknya yang centil itu.

"Omong-omong Yo, tuh bulu ketek lu nyukurnya kurang bersih. Tuh masih ada yang berkibar-kibar kena kipas angin." kata Koa sambil nyengir nakal.

"KELUAR LO!"

----------------------------------------------------------------------------------

"Gue kira lo ngajakin gue kemari mau nraktir nonton film di bioskop. Taunya malah ngajak gue belanja keperluan jualan aksesoris lu," omel Jeje.

"Ya gue maunya juga nraktir lu. Tapi duit gue dipinjem sama si Kodok. Minggu depan deh, pas duit gue dibalikin, gue traktir lo nonton Conjuring terbaru." kata Yoa sambil memilih pernak pernik.

"Beneran ya... kalau gini kan ga rugi gue ninggalin rumah, ga nonton drama korea. Tapi dipikir-pikir kakak lu kok sering banget pinjem duit ke lu. Buat apa emang?"

"Buat project sekolah sih bilangnya. Tau deh beneran pa nggak." kata Yoa sambil membayar ke kasir setelah menemukan barang yang ia cari.

"Project apaan? Masa kemarin-kemarin pas libur kenaikan kelas, sekolah masih adain project?"

"Tau deh. Tapi kan dia punya band tuh sama temen-temen absurdnya. Palingan juga duitnya dipake beli senar gitar baru."

"Padahal kalo dipikir-pikir, band kakak lu ga bagus -bagus amat," kata Jeje.

"Lebih ke ancur malah. Lu bayangin tuh si Husein jadi vokalis. Dengerin dia nyanyi berasa dengerin band marawis," kata Yoa.

"Bener...bener. Si Uki juga main gitarnya gitu-gitu aja. Nama aja sama kayak gitaris Noah. Tapi bakat ma jauh."

"Belum lagi kakak gue tuh si Kodok. Berasa bener banget main drum-nya. Gimana mau bener. Belajar di rumah aja pake panci emak gua."

"Ya, band mereka tetep jalan karena mereka semua ganteng aja,"

"Ga salah lu? Ganteng darimana. Satu-satunya band mereka tetep jalan itu karena mereka ga punya urat malu. Lagian heran gue, mereka tuh udah habis banyak uang buat band-nya. Tapi menghasilkan uang pun kagak."

"Ya anggap aja mereka asah bakat. Kan rugi udah tiap minggu sewa studio, belum beli stik drum, beli senar gitar, beli ini lah itulah, tapi buntut-buntutnya mereka berhenti." kata Jeje.

"Udah tahu pada kere, beli keperluan mahal-mahal. Itu bagaikan peribahasa, besar pasak daripada Valak."

"Kok Valak?"

"Hehehe... Kebawa liat trailer conjuring nih jadi kebawa. Intinya... mereka itu bakat ga ada, urat malu pada putus juga. Akhirnya utang sana utang sini. Udah ah, males bahas Kodok dan geng amphibinya. Mumpung disini, ke cinema dulu yuk. Liat film apa yang lagi on going," kata Yoa diikuti anggukan dari Jeje.

Dengan langkah ceria, kedua sahabat itu naik eskalator menuju lantai 3 tempat bioskop Mall X itu berada.

"Wuih, rame banget Yo," kata Jeje.

"Iyalah, Sekarang kan premiere film Conjuring yang terbaru." kata Yoa sambil melihat-lihat keadaan. Matanya berkeliling melihat situasi loby bioskop yang hiruk pikuk. Namun secara tak sengaja, tatapannya berhenti pada antrian tiket dimana ada sosok yang ia kenal disana. Sosok yang berpakaian nyentrik sambil berhaha-hihi dengan dua teman laki-laki yang gayanya tak kalah nyeleneh.

"Liat apaan lu Yo, serius amat," tanya Jeje.

"Tuh liat three musketeer," jawab Yoyo dengan muka merah padam menahan amarah.

Mendengar jawaban Yoyo, Jeje segera mengikuti arah pandang Yoa. Di sana ia bisa melihat Koa, Husein dan Uki dengan fashion aneh mereka, tengah berdiri di antrian panjang pembelian tiket masuk bioskop.

"La tuh si Kodok," kata Jeje.

"Beneran lu ya. Utang duit katanya mau bikin project. Malah asyik nonton lu." kata Yoa geram.

Entah ikatan batin apa yang terjalin antara Ko-Yo ini, seakan mengetahui ada sesuatu yang ganjil, Koa yang sibuk bercanda ria dengan dua sohibnya itu tiba-tiba terdiam.

"Kenapa lu, Ko?" tanya Uki.

"Kesambet ente? Tiba-tiba diam mematung'," goda Husein.

"Radar gue mengatakan ada bahaya yang mendekat nih. Ga tahu kenapa tiba-tiba perasaan gue ga enak," kata Koa lalu membalikkan badan dan mencoba mencari jawaban dengan melihat kondisi sekitar.

Dan tak diperlukan waktu lama, matanya akhirnya bertemu dengan tatapan setajam silet milik Yoa. Koa begitu terkejut sehingga ia hanya bisa diam terpaku dengan mulut menganga.

"Yondu...," kata Koa.

"Yondu? Alien biru di film Guardian Galaxy? Mana-mana?" tanya Uki.

"Tuh," jawab Koa sambil menunjuk ke arah adiknya.

Uki dan Husein mengkuti arah telunjuk Koa. Dan sama seperti Koa, mereka berdua juga dibuat kaget dengan kehadiran Yoa dan Jeje yang tengah melihat mereka bagai intel mengawasi buronan narkoba.

"Mati lo," kata Uki mengejek Koa

"Eh Uki daki, lu kira gue utang duit buat apa? Buat bayarin tiket lu. Kalo sampek si Yondu itu tahu, lu bakal ikut mati juga," kata Koa.

"Mati kalian berdua," kali ini Husein mengolok-olok.

"Eh, Onta, siapa yang punya ide bikin kaos kembaran yang kita pake sekarang? Kaos dengan foto Yondu versi Yoa, dengan tulisan 'nonton bioskop sponsored by Yondu Yoa'? Dibanding kita berdua, dosa lu lebih gede." kata Koa.

Mereka bertiga menelan ludah sambil terus melihat Yoa yang tampak ingin meledak saat melihat baju yang trio kwek-kwek itu kenakan.

"Gue pulang dulu deh," kata Koa.

"Lah, ga jadi nonton?" tanya Husein.

"Lu liat tuh ke hororan muka si Yondu. Jauh lebih horor daripada muka Valaknya conjuring," kata Koa.

"Lah, ga jadi ditraktir nonton ni gua?" tanya Uki.

"Menurut lu? Gue pulang sekarang deh. Gua punya bad feeling ni. Di rumah gua ga cuma bakal abis sama si Yondu, tapi juga sama emak bapak gue. Gue cabut ya," kata Koa lalu pergi meninggalkan duo dumb and dumber yang melongo bingung ditinggalkan ketua geng mereka.

1
Mayuyuuuuu
lanjut thor
Mayuyuuuuu
suka suka suka

berasa relate banget aku yang punya kakak cowok🥰😆
JustForFun: terima kasih🙏
total 1 replies
Mayuyuuuuu
ketika Yoa lebih serem dibanding Valak🤣
JustForFun: ya namanya juga cewek🤭
total 1 replies
Mayuyuuuuu
🤣🤣🤣 emang kalau punya kakak cowok kayak gitu🤣
JustForFun: pengalaman ya🤭🤭🤭
total 1 replies
Mayuyuuuuu
wiii...pindah aliran🤣
JustForFun: biar ga bosen. ganti genre🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!