NovelToon NovelToon
Istri Kecil Om Dokter

Istri Kecil Om Dokter

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Orie Tasya

Ina dan Izhar memasuki kamar pengantin yang sudah disiapkan secara mendadak oleh Bu Aminah, ibunya Ina.

Keduanya duduk terdiam di tepian ranjang tanpa berbicara satu sama lain, suasana canggung begitu terasa, mereka bingung harus berbuat apa untuk mencairkan suasana.

Izhar keluar dari kamar mandi dan masuk kembali ke kamar setelah berganti pakaian di kamar mandi, sementara itu, Ina kesulitan untuk membuka resleting gaun pengantinnya, yang tampaknya sedikit bermasalah.

Ina berusaha menurunkan resleting yang ada di punggungnya, namun tetap gagal, membuatnya kesal sendiri.

Izhar yang baru masuk ke kamar pun melihat kesulitan istrinya, namun tidak berbuat apapun, ia hanya duduk kembali di tepian ranjang, cuek pada Ina.

Ina berbalik pada Izhar, sedikit malu untuk meminta tolong, tetapi jika tak di bantu, dia takkan bisa membuka gaunnya, sedangkan Ina merasa sangat gerah maka, "Om, bisa tolong bukain reseltingnya gak? Aku gagal terus!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orie Tasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Adzan subuh berkumandang di masjid yang terletak tak jauh dari kediaman keluarga Ratih.

Para pekerja membantu persiapa hajatan mulai bangun dari tidur mereka dan pergi ke masjid untuk shalat. Begitu pun ibu-ibu yang sejak semalam sebagian begadang memasak di dapur, mereka juga bergantian pergi untuk shalat.

Ina yang masih terlelap di kamar lama ibunya, tidak terganggu sama sekali oleh suara adzan, dia tidur sangat nyenyak seolah suara adzan adalah lagu 'nina bobo' untuknya.

Bu Aminah masuk ke kamar, melihat putrinya masih terlelap, Bu Aminah geleng-geleng kepala dan berkacak pinggang.

"Astagfirullah... Kenapa sih aku punya anak seperti ini? Dia ini kalau urusan ibadah susah sekali, giliran ada makanan atau hadiah, langsung sigap!"

Bu Aminah kesal sendiri kepada Ina, yang menurutnya dalam hal ibadah selalu sulit untuk di ajak.

"Ina, bangun!" Bu Aminah mengguncang tubuh Ina cukup kencang, sudah terlalu kesal untuk memberikan toleransi padanya.

"Hmmm... Apa sih, ganggu aja deh!" Ina bergumam dan menepis tangan ibunya.

"Bangun, ini sudah subuh, kamu harus shalat!"

"Iya, sebentar lagi ah, Ina Masih ngantuk, Ma," rengek Ina manja, tak mau tidurnya terganggu.

"Ngantuk, ngantuk, cepetan bangun! Atau Mama akan guyur kamu dengan air se ember!" ancam Bu Aminah tegas.

"Iya, iya, ih bawel banget sih!" umpat Ina kesal.

Ina bangun dari tidurnya, lalu berjalan keluar dari kamar menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Hanya butuh beberapa menit saja di kamar mandi, Ina sudah keluar lagi dengan wajah yang basah dengan air wudhu.

Ina melaksanakan shalat subuh di kamar, sebuah aktivitas yang selalu membuat ibunya naik darah setiap kali membangunkan Ina setiap harinya.

Ina bukan gadis yang pembangkang, hanya saja dia sangat malas kalau di ajak untuk urusan akhirat.

Setelah shalat, Ina keluar dari kamar dan pergi ke arah teras rumah, dimana para pekerja sudah mulai mempersiapkan segala macamnya termasuk sound system yang sudah di sewa sejak kemarin.

Sebuah mobil memasuki halaman rumah nenek Ina, tiga wanita dan dua lelaki turun dari mobil, itu adalah para penata rias yang akan mendandani Ratih nanti.

Mereka datang dengan membawa kotak-kotak alat rias dan baju-baju pengantin, yang sudah dipilih oleh Ratih beberapa hari lalu sebelum hari H.

Mereka masuk rumah melewati Ina yang bukanlah orang penting bagi mereka, walaupun Ina tepat berada di depan mereka.

"Sombong banget, cuma jadi penata rias aja sombongnya minta ampun, gimana kalau jadi MUA professional, pasti deh bakal minta di gelarin karpet merah pas dateng!"

Ina sebal kepada para penata rias tadi, yang menurutnya tidak sopan sama sekali.

'wushhh'

Angin subuh itu berhembus, Ina yang hanya mengenkan baju lengan panjang tipis itu merasa kedinginan, ia lalu masuk ke dalam rumah sambil mengusap-usap tangannya.

Namun, ketika Ina masuk, di dalam kamar Ratih terdengar suara-suara panik dari keluarganya, di ambang pintu kamar Ratih pun di penuhi oleh ibu-ibu yang ingin meihat yang terjad di kamar si mempelai wanita.

Ina yang penasaran, mendekat ke arah kamar Tantenya.

"Ada apa, Tan?" Ina bertanya pada Tante Hani, yang kebetulan berdiri di ambang pintu.

"Ratih menghilang, Na. Di cari di setiap ruangan pun nggak ada," jawab Tante Hani.

"Loh, kok bisa? Bukannya semalam Tante Ratih tidur duluan ya? Masa iya sih dia gak ada," Ina tak percaya.

Seingatnya, semalam Ina sempat bertemu dengannya sebelum tidur, rasanya tidak mungkin menghilang.

"Beneran, memang gak ada, Na. Jendela kamarnya terbuka, ada kemungkinan Ratih kabur, karena baju-bajunya juga gak ada," jelas Tante Hani.

Ina dan Tante Hani masuk ke dalam kamar Ratih, Bu Aminah dan yang lain turut mencari keberadaan Ratih, neneknya Ina menangis tersedu, takut jika anaknya benar-benar menghilang, sedangkan itu hari pernikahannya.

Suasana menjadi panik, semua orang mencari keberadaan Ratih, sampai para penata rias pun ikut mencari. Dikarenakan jika Ratih tidak ketemu, job mereka akan di batalkan dan mereka tidak jadi mendapatkan uang.

"Tante, Tante Ratih! Tante dimana?!" Ina juga ikut membantu mencari Ratih, dia memanggil-manggil nama Ratih.

Semua orang memanggil nama Ratih, tetapi Ratih tidak menyahut juga.

Bertambah kencang lah tangisan neneknya Ina, membayangkan akan seperti apa nasib keluarga jika sampai pernikahan Ratih batal karena Ratih yang melarikan diri.

Ina mencoba mencari petunjuk, dia membuka setiap tempat penyimpanan di kamar Ratih, yang memungkinkan akan menemukan sesuatu yang penting yang bisa menjadi petunjuk.

Tetapi, Ina tidak menemukan apapun, dia jadi bingung sendiri, kemana perginya sang Tante.

Ina membuka laci nakas yang terletak di samping ranjang Tantenya, mengeluarkan setiap barang di dalamnya. Tidak ada apapun disana, hanya ada buku-buku dan obat pelangsing yang sering di konsumsi oleh Ratih.

Saat Ina hampir putus asa, matanya tertuju pada sesuatu yang terselip di antara buku-buku milik Ratih.

Ina mengambil benda itu dan memperhatikannya lekat.

Sebuah alat tes kehamilan bergaris dua, yang menandakan bahwa seseorang tengah hamil.

Ina yang menemukan benda kecil itu, langsung tahu kalau Tantenya, Ratih, sedang hamil. Namun sepertinya keluarga Ratih tidak tahu tentang itu.

Ina pun berspekulasi, kalau Ratih kabur karena hamil, tapi kenapa harus kabur jika anak yang di kandungnya adalah anak dari calon suami Ratih sendiri.

Tanpa mengatakan kepada siapapun, Ina menyembunyikan alat tes kehamilan itu, jangan sampai nenek dan kakeknya tahu, karena itu bisa menambah repot urusannya.

Suasana bahagia semalam, kini menjadi suasana yang sangat panik dan cemas, keberadaan Ratih belum di temukan, bahkan nomor ponselnya pun tidak dapa di hubungi lagi.

Neneknya Ina masih menangis, bahkan terlihat sangat lemas sekarang, membuat orang sangat cemas.

Suasana menjadi sangat tidak nyaman, orang-orang berkumpul di ruang tamu, menyaksikan sebuah kejadian yang kebanyakan terjadi dalam film atau novel saja.

"Han, sebaiknya kamu hubungi calon suaminya Ratih, bilang sejujurnya kalau Ratih menghilang, supaya gak jadi masalah nantinya," Bu Aminah meminta Tante Hani untuk menghubungi Izhar.

"Tapi, Mbak, gimana kalau jadi masalah besar?

Gimana kalau calon suaminya Ratih itu minta ganti rugi? Masalahnya, Ratih sudah banyak dapat uang dan barang-barang mewah dari calon suaminya itu. Kalau sekarang pernikahannya batal, pasti kita akan dimintai ganti rugi, sedangkan Ibu juga pasti nggak akan bisa mengganti uang-uang itu," Tante Hani justru takut Izhar akan meminta ganti rugi, jika pernikahan di batalkan.

"Ya Allah... Kenapa sih Ratih harus serakah? Harusnya sebelum menikah itu jangan minta apapun dulu dari calon suami, yang namanya wanita kalau minta banyak materi jadi terkesan matre!" Bu Aminah jadi kesal kepada adiknya.

Gara-gara kelakuan Ratih yang matre itu, mereka selaku keluarga menjadi bingung, bagaimana cara mengganti uang yang sudah banyak di keluarkan oleh Izhar, sedangkan uang yang sudah di keluarkan oleh Izhar untuk Ratih bukan kalah sedikit.

"Iya, Mbak. Ratih itu memang matre, keterlaluan banget kalau sampai kita yang harus menanggung ini, mana ekonomi kita pun sulit," Tante Hani jadi ikut kesal juga pada adik bungsunya.

"Jadi gimana dong, Mbak? Kita harus apa sekarang?"

tanya Tante Hani.

"Nggak ada pilihan lain selain jujur, Han. Apapun itu keputusan calon suami Ratih nantinya, kita harus terima, karena Ratih adalah keluarga kita juga," jawab Bu Aminah.

Bu Aminah adalah orang yang sangat menjunjung tinggi nilai kejujuran, dia adalah orang yang akan selalu bertanggung jawab untuk setiap kesalahan. Karena baginya, setiap kesalahan membutuhkan tanggung jawab.

"Jadi, kita harus jujur aja nih?" tanya Tante Hani lagi.

"Iya, kita jujur saja, mumpung pesta pernikahan belum di selenggarakan, masih ada waktu untuk membatalkannya," jawab Bu Aminah yakin.

Tante Hani lalu menghubungi pihak keluarga Izhar dan berbicara langsung dengan Izhar mengenai kaburnya Ratih.

Izhar sangat terkejut begitu tahu Ratih kabur di hari pernikahan mereka, pantas saja semalam Ratih tidak mau menerima telepon darinya, setelah meminta di transfer sejumlah uang.

Dengan emosi terpendam, Izhar keluar dari kamarnya, tangannya menggenggam ponsel yang sudah tidak tersambung dengan telepon Tante Hani.

Izhar akan mengatakan kepada keluarganya kalau pernikahannya dengan Ratih akan di batalkan, karena Ratih melarikan diri.

Izhar benar-benar emosi saat ini, tetapi ia tak mampu untuk mengeluarkan emosinya itu, takut tak terkendali.

Izhar pergi ke arah ruang keluarga, dimana keluarganya sedang berkumpul.

Niat Izhar di awal ingin mengatakan kalau pernikahannya batal, tetapi niat itu urung tatkala Izhar melihat keluarganya sudah mempersiapkan seserahan dengan penuh suka cita, bahkan senyuman kedua orang tuanya nampak jelas terlihat hari ini. Terlihat sekali bahwa mereka gembira anak sulungnya akan segera menikah.

Ishaan dan Isyana pun membantu persiapan seserahannya.

Izhar tak tega melihat itu, ia tak mau menghancurkan kebahagiaan keluarganya, tak mau mereka sedih lagi atas kegagalan pernikahan untuk kedua kalinya.

Izhar memutar balik tubuhnya dan gegas masuk ke kamarnya lagi.

Tanpa pikir panjang, Izhar menghubungi Tante Hani

lagi.

"Halo, pernikahan akan tetap di lakukan, tolong carikan saya mempelai pengganti. Jika tidak, maka saya akan menuntut keluarga Anda untuk mengganti apa yang sudah saya berikan kepada Ratih. Keluarga saya akan datang untuk menghadiri akad nikah dan resepsi pernikahan saya, jadi jangan sampai tidak ada pengantin perempuan ketika kami tiba, pesta harus tetap berlangsung."

Izhar meminta calon pengantin pengganti untuknya, dengan tujuan agar pernikahan tetap terjadi dan keluarganya terhindar dari rasa malu.

Izhar tidak peduli lagi bagaimana rupa istrinya nanti, yang pasti dia ingin tetap menikah.

Urusan dengan Ratih akan di usutnya nanti, dan urusan dengan orang tuanya karena menikahi wanita lain, itu juga akan di urusnya belakangan.

Izhar mungkin akan menyesal seumur hidup dengan keputusannya ini, tetapi itu jauh lebih baik daripada melihat keluarganya sedih untuk kedua kalinya karena dia gagal menikah.

Izhar tak mau berpikir terlalu panjang, yang hanya akan membuat rumit, jika itu solusi yang tepat, maka Izhar akan memilihnya, walaupun harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri.

"Ya Allah, aku bergantung pada-Mu saat ini, aku pasrah dengan siapapun jodohku, asal jangan berikan cobaan dengan gagalnya pernikahanku lagi. Aku mohon, jadikan ini niat baikku menyempurnakan ibadahku yang terakhir, aku ingin melepas masa lajangku hari ini, tolong lancarkanlah jalanku dan berikan aku jodoh yang baik. Aamiiin."

Walaupun hanya berpikir sepintas, Izhar tetap berdo'a untuk kelancaran acara pernikahannya dan juga ingin mendapatkan jodoh yang baik.

Izhar juga berharap, wanita mana pun yang akan menjadi pengganti, bisa jauh lebih baik dari Ratih, dari segala hal tentunya, agar pernikahan yang di jalaninya tidak sia-sia.

...***Bersambung***...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!