NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20: Kaila Jatuh Sakit

Kaila jatuh sakit secara tiba-tiba tepat saat kendaraan mewah itu baru saja meluncur membelah kegelapan malam yang sangat dingin dan sangat mencekam.

Tubuh mungilnya seketika merosot di atas jok kulit yang empuk dengan wajah yang nampak sangat pucat pasi seputih helai kertas yang baru saja dicetak.

Keringat dingin mulai membasahi dahi dan pelipisnya hingga membuat tatanan rambut indahnya menjadi sangat kacau dan nampak sangat tidak teratur lagi.

"Hentikan mobil ini sekarang juga karena ada sesuatu yang salah dengan kondisi tubuhnya!" perintah Adnan dengan suara yang sangat menggelegar.

Supir pribadi itu segera menginjak rem dengan sangat kuat hingga ban mobil menimbulkan suara decitan yang sangat nyaring di atas aspal yang sangat basah.

Adnan segera meraih tubuh Kaila yang sudah mendingin dan ia merasa jantungnya seolah-olah baru saja dihantam oleh godam yang sangat besar sekali.

Ia menatap wajah Kaila yang kini nampak sangat rapuh dan seolah-olah nyawa gadis itu sedang berada di ujung tanduk yang sangat-sangat tajam.

"Kaila, bangunlah dan jangan pernah mencoba untuk menakut-nakuti aku dengan cara yang sangat rendahan seperti ini!" bisik Adnan dengan nada panik.

Gadis itu tidak memberikan respon apa pun melainkan hanya embusan napas yang sangat pendek dan terdengar sangat sesak di dalam rongga dadanya.

Adnan meraba dahi Kaila dan ia terkejut karena suhu tubuh istrinya itu terasa sangat panas membara seolah-olah sedang dilalap oleh api yang sangat besar.

Tekanan batin yang bertubi-tubi sejak di sekolah hingga ancaman di dalam lift nampaknya telah menghancurkan pertahanan fisik Kaila hingga titik nadir.

"Tuan, apakah kita harus tetap menuju ke lokasi pesta atau kita segera berbalik arah ke rumah sakit terdekat?" tanya sang supir dengan suara gemetar.

Adnan menatap ke arah jendela luar dengan tatapan yang sangat tajam sekaligus sangat bimbang karena ia tahu para kolega bisnisnya sudah menunggu kehadirannya.

Namun saat ia melihat air mata yang masih menggenang di sudut mata Kaila yang terpejam rapat maka amarahnya seketika luruh dan berganti menjadi rasa cemas.

Ia menyadari bahwa ambisi dan egonya yang sangat besar telah melukai kuncup bunga yang seharusnya ia jaga dengan segenap jiwa dan raganya.

"Persetan dengan pesta itu dan segera putar balik kendaraan ini menuju griya tawang sekarang juga!" bentak Adnan dengan emosi memuncak.

Mobil limosin itu segera berputar arah dengan kecepatan yang sangat tinggi demi mengejar waktu agar kondisi Kaila tidak menjadi semakin buruk dan semakin parah.

Di sepanjang perjalanan Adnan terus mendekap tubuh Kaila dengan sangat erat seolah-olah ia sedang berusaha menyalurkan seluruh kekuatannya ke dalam tubuh lemah itu.

Ia menyeka keringat di wajah Kaila menggunakan sapu tangan sutra miliknya dengan gerakan yang sangat perlahan dan nampak sangat penuh dengan kehati-hatian.

"Maafkan aku karena aku telah bertindak terlalu jauh hingga membuatmu menjadi sangat menderita seperti ini," gumam Adnan dengan suara yang sangat serak.

Sesampainya di menara kaca para pelayan sudah bersiap di depan lobi dengan raut wajah yang nampak sangat-sangat khawatir melihat keadaan sang nyonya muda.

Adnan menggendong Kaila dengan kedua tangannya yang sangat kokoh lalu berlari menuju lift pribadi tanpa memedulikan tatapan mata orang-orang yang ada di sana.

Ia segera membaringkan Kaila di atas ranjang yang sangat luas di dalam kamar utama yang nampak sangat sepi dan sangat-sangat sunyi tersebut.

"Cepat panggil dokter pribadi keluarga Dirgantara dan katakan padanya ini adalah keadaan darurat yang tidak bisa ditunda lagi!" teriak Adnan kepada asistennya.

Kaila mulai mengigau dengan kata-kata yang nampak sangat tidak jelas namun berkali-kali ia menyebut nama kakeknya dengan nada yang sangat penuh kerinduan.

Adnan duduk di tepi ranjang sambil menggenggam jemari Kaila yang nampak sangat kurus dan sangat-sangat lemah di dalam genggaman tangannya yang besar.

Ia merasa sangat terpukul karena menyadari bahwa selama ini ia hanya memperlakukan Kaila sebagai sebuah benda mati yang bisa ia kendalikan sesuka hati.

"Dokter bilang ini adalah gejala demam tinggi yang disebabkan oleh stres yang sangat luar biasa hebat, Tuan Adnan," lapor sang pelayan dengan suara lirih.

Pria itu hanya terdiam membisu sambil menatap wajah Kaila yang masih nampak sangat-sangat pucat di bawah siraman cahaya lampu kamar yang temaram.

Ia bersumpah di dalam hatinya bahwa ia akan membalas siapa pun yang telah menyebabkan Kaila berada dalam kondisi yang sangat-sangat memprihatinkan ini.

Namun di balik kemarahannya tersebut mulai muncul sebuah perasaan baru yang selama ini selalu ia sangkal keberadaannya dengan sangat-sangat keras kepala.

Sisi lembut sang predator mulai nampak saat Adnan dengan telaten mengompres dahi Kaila sepanjang malam tanpa memejamkan matanya sedikit pun untuk beristirahat.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!