NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA VICTOR

TAKDIR CINTA VICTOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Trauma masa lalu / Percintaan Konglomerat / Romansa / Playboy
Popularitas:249
Nilai: 5
Nama Author: CutyprincesSs

Kepercayaan Aleesya terhadap orang yang paling ia andalkan hancur begitu saja, membuatnya nyaris kehilangan arah.

Namun saat air matanya jatuh di tempat yang gelap, Victor datang diam-diam... menjadi pelindung, meskipun hal itu tak pernah ia rencanakan. Dalam pikiran Victor, ia tak tahu kapan hatinya mulai berpihak. Yang ia tahu, Aleesya tak seharusnya menangis sendirian.

Di saat masa lalu kelam mulai terbongkar, bersamaan dengan bahaya yang kembali mengintai, mampukah cinta mereka menjadi perisai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CutyprincesSs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Aroma kopi hitam pekat menyelimuti teras belakang rumah Scott. Seorang pria berperawakan tinggi terlihat duduk santai di kursi rotan sambil melihat tab-nya menghadap kolam renang. Sore itu langit terlihat cerah, warna jingga keunguan bahkan terlukis samar di langit menciptakan panorama yang menenangkan.

Di sisi lain, Victor terlihat sedang menyantap salad buah buatan sang Mama. di meja yang sama, Aleesya duduk berseberangan, sesekali mengaduk jusnya dengan sedotan logam, sementara Rossa terlihat sibuk membersihkan kabinet dapur yang tak jauh dari sana. "Malam ini tidur disini ya, Sya?" tanya Rossa tanpa menoleh, suaranya terdengar lembut namun jelas terdengar di sela denting sendok dan piring.

Aleesya yang sedari tadi memainkan sedotannya menatap Rossa, ia terlihat sedang memikirkan jawaban, sedangkan Victor justru memainkan sendok yang berada di tangannya dengan gelisah. "Oke, Tan. Tapi besok pagi Aleesya izin mau jalan sama Maxim, ya?"

Rossa tersenyum, suaranya yang pelan namun lembut keluar lagi. "Iya cantik, masih mending kamu ya, daripada anak Tante nih yang suka ganti-ganti pacar!" Rossa terang-terangan menyindir putranya lalu di sambut lirikan tajam dari Victor. "Masih menang Victor kemana-mana, Ma!"

Sebuah sedotan logam melayang nyaris mengenai wajah pria itu namun berhasil ia tepis tepat waktu

"Masih menang di atas segalanya, tapi kamu butuh Aleesya buat gak macem-macem, Vic. Lusa kalian akan ke Nuxvar bukan? Mama akan gila jika kamu pergi tanpa Aleesya!" Rossa menatap jengkel putranya sambil memotong brownies coklat dan di letakkan di depan Victor dan Aleesya.

"Bu, itu rutinitas wajib jika aku bosan. Lagipula rasanya tidak akan seru jika Aleesya selalu mengawasiku. Kami semua bersenang-senang, ya kan Sya?" Victor menegakkan badannya sambil menatap Aleesya sesaat lalu beralih ke Rossa meminta perlindungan. "Ada-ada saja alasanmu itu," Rossa melirik sekilas ke arah luar, menatap suaminya yang terlihat fokus pada tab-nya sambil berbicara lirih. "Ibu tidak akan membelamu jika ayahmu membahas hal ini lalu menyidangmu, Vic."

Rossa pura-pura berdiri untuk menutup jendela dapur.

Sementara Victor juga ikut berbicara lirih, "Ibu .. jangan begitu! Ayah akan mengambil fasilitas ku jika tahu aku sudah tak bersama Bianca." mendengar jawaban itu, Rossa justru terkekeh bersama Aleesya. "Apa kau?!" Victor menatap sengit Aleesya yang menjulurkan lidah.

"Kau dan Bianca itu tak pantas bila bersanding, Victor. Bukan maksud ibu membandingkan nya dengan Aleesya, namun hampir semua gadis yang kau kencani tak lebih baik dari putri cantik Ferdinan dan Inggrid ini." Ucap Rossa tersenyum bangga menatap Aleesya, sementara wanita itu tersipu dan melirik ke arah Victor dengan gaya penuh kemenangan.

"Cih! Dan hampir semua pria yang dikencani Aleesya, tak lebih baik dari Victor!" nada bicaranya congkak seperti biasa dengan tangannya yang menyigar rambut. "Enak saja! Buktinya Maxim lebih baik darimu!" sanggah Aleesya tak mau kalah. "Kau belum tahu saja kebusukannya, Nona! Lihat apa yang akan ku lakukan saat hari itu tiba." jawaban Victor sedikit tegas dengan buku tangannya yang mengepal,

Rahang pria itu menegang, dengan tatapan yang tajam, beranjak meninggalkan ibu dan Aleesya begitu saja menuju kamar dengan perasaan kesal mengingat hari itu, menciptakan suasana hening yang mendadak berat.

Hari itu... hari yang bahkan tak Aleesya sadari, telah menunggunya di tikungan waktu.

 

Malam hari, lampu kamar Aleesya di rumah Victor masih menyala meskipun waktu sudah menunjukkan sepuluh malam. Wanita itu sedang berkutat dengan layar laptop yang sedikit membuat matanya kabur. Ia memakai kacamata kerjanya dan mengetik sesuatu dengan tangannya yang lihai, ingin segera menyelesaikan laporannya.

"Besok aku tak ingin pekerjaan ini mengganggu waktu ku bersama Maxime! Maka aku harus segera menyelesaikannya!"

Pintu kamarnya sedikit terbuka tanpa Aleesya sadari, ia menghadap jendela yang memperlihatkan langit malam nampak bersinar dengan kemunculan bulan sabit. Tapi Aleesya tak tahu, di garis pintu, Victor terlihat berdiri, hanya diam, wajahnya tampak sedikit gelisah, namun secepat kilat ia mengontrol perasaannya.

Lama ia berdiri hingga akhirnya Aleesya berdiri, lalu Victor pura-pura mengetuk pelan pintu kamarnya.

"Vic..? Jam segini ngapain belum tidur?" tanya Aleesya menoleh sekilas sambil membereskan pekerjaannya. Victor melangkah maju dengan pelan, melempar senyum. "Belum ingin tidur saja. Aleesya... aku serius dengan perkataan ku tadi. Percayalah!" nada bicaranya mulai berubah, lebih tegas.

"Soal Maxime? Ayolah Victor, aku akan berkencan dengannya besok, tolong jangan merusak hari bahagiaku." Victor terdiam, ia ingin terus menyampaikan informasi yang tak bisa terus ia pendam, tapi ia pun tak sanggup jika Aleesya mengetahui kebenarannya. "Aleesya... Maxime udah tidur sama Vira! Harusnya kamu ngerti dari gelagat mereka!" monolognya dalam hati.

Tak kehilangan akal, Victor mengajak Aleesya duduk di atas ranjang. "Oke fine, aku gak akan menghalangi waktu berhargamu dengan kekasihmu itu. Tapi aku serius dengan ucapanku, Sya." matanya menatap dalam wanita di depannya. Aleesya menunjukkan jari tengahnya. Victor terkekeh, lalu mengusap rambut Aleesya dan membalikkan badan untuk kembali ke kamarnya.

Aleesya cemberut, menengok ke arah Victor yang sudah sampai luar kamarnya lalu menutup pintu, "Dia itu kenapa sih?" gerutu nya mulai memakai skincare.

---

Sampai kamar, Victor masih berdiri di balik pintu. Tangannya mengepal kuat, namun ia tak berani mengutarakan kebenaran yang ia ketahui saat di bar waktu itu.

"Maxime... Aku akan membuatmu membayar perbuatan yang kau lakukan pada Aleesya!"

Langkah kakinya membawa Victor ke meja kerjanya. Ia menyalakan laptop dan mencari informasi mengenai Lenz Property, Layar menampilkan laporan proyek, alur kas, dan nama-nama yang terlibat. Napasnya tercekat ketika menemukan satu celah kecil: sebuah anak perusahaan Lenz yang baru mendapatkan pendanaan dari Haverford, dan transfer dana terakhir tercatat dengan keterangan yang samar Senyum licik terbit di bibirnya, "Kau sakiti Aleesya, ku buat hancur usahamu, Tuan!" jemarinya mengetikkan sesuatu di laptop seolah merakit bom waktu yang sudah siap jika kapanpun akan di ledakkan.

Di luar, suara riuh kota malam menempel pada jendela. Di kamar lain, Maxime tertawa ringan bersama Vira di sebuah lounge—sebuah potongan malam yang tak Aleesya ketahui. Victor menatap layar, menelan ludah, dan membiarkan satu rencana kecil menetas: bukan pembalasan bodoh, melainkan operasi hitam-putih yang akan menguji sampai mana integritas dan keberanian pihak lawan.

Ia menutup laptop sesaat, menatap bulan sabit yang sama yang tadi terlihat Aleesya, lalu berbisik pelan, “Hanya tinggal menyalakan saklar, perusahaanmu akan hancur seketika, Max."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!