Ariel tak menyangka pernikahannya dengan Luna, wanita yang sangat dicintainya, hanya seumur jagung.
Segalanya berubah kala Luna mengetahui bahwa adiknya dipersunting oleh pria kaya raya. Sejak saat itu ia menjelma menjadi sosok yang penuh tuntutan, abai pada kemampuan Ariel.
Rasa iri dengki dan tak mau tersaingi seolah membutakan hati Luna. Ariel lelah, cinta terkikis oleh materialisme. Rumah tangga yang diimpikan retak, tergerus ambisi Luna.
Mampukah Ariel bertahan ataukah perpisahan menjadi jalan terbaik bagi mereka?
Ikuti kisah mereka hanya di sini;👇
"Setelah Kita Berpisah" karya Moms TZ bukan yang lain.
WARNING!!!
cerita ini buat yang mau-mau aja ya, gaes.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25#. Sidang putusan
Luna tiba di pengadilan dengan mengenakan setelan formal, atasan blazer dan celana panjang berwarna navy, menunjukkan kesan tegas dan berani. Ia tidak sabar ingin segera menyelesaikan semua ini.
"Aku harus kuat dan memenangkan persidangan ini," gumamnya menyemangati diri sendiri.
Lisa yang sudah menunggunya sejak tadi, langsung menyambutnya. "Kamu sudah benar-benar yakin dengan keputusan ini, Kak?" tanya Lisa memastikan sang kakak.
Luna mengangguk mantap. "Yakin lah, Lis," jawabnya yakin.
"Ya sudah, ayo, kita masuk!" ajak Lisa seraya menggandeng lengan kakaknya. "Mas Ariel sudah datang beberapa saat yang lalu dengan orangtuanya."
Luna berhenti sejenak mendengar ucapan Lisa. Ibu mertuanya itu sangat tidak menyukainya menikah dengan Ariel. Luna pun kemudian tersenyum samar, lalu mengikuti Lisa masuk ke dalam ruang persidangan.
Suasana tegang begitu terasa, ketika Luna memasuki ruangan sidang. Bu Endang menatap kedatangannya dengan tatapan sinis, sementara Ariel berusaha tetap tenang meski raut wajahnya menunjukkan ketegangan.
"Agenda sidang hari ini adalah pembacaan putusan terkait gugatan gono-gini yang diajukan oleh penggugat, yaitu saudari Luna," ujar Hakim Ketua membuka persidangan.
Bu Sandra kemudian menyampaikan rincian tuntutan gono-gini yang diajukan kliennya. Nilai yang sangat fantastis, karena Luna menuntut sebagian besar harta yang dimiliki Ariel, termasuk rumah, mobil, tabungan, dan investasi, dengan alasan Ariel telah berselingkuh dan mengkhianati pernikahan mereka.
Bu Endang hampir berteriak histeris mendengar tuntutan Luna. Namun, Pak Herman berhasil menenangkannya.
"Sabar, Bu. Ini di ruang sidang, jangan sampai sikapmu ini justru akan menyulitkan Ariel. Paham?" katanya sambil mengusap punggung istrinya.
Bu Endang menarik napas kasar, berusaha meredam emosinya. Ia menatap calon mantan menantunya itu dengan tajam penuh amarah membara.
"Kami menolak tuntutan tersebut, Yang Mulia! Tuntutan penggugat sangat tidak masuk akal dan tidak berdasar!" sergah Pak Fathan dengan nada tinggi.
Luna menyeringai sinis. "Oh ya? Lalu bagaimana dengan foto-foto dan video mesra Ariel dengan wanita lain yang beredar luas di media sosial? Apakah itu juga hasil imajinasi saya?" tantangnya dengan nada mengejek.
"Itu hanyalah kedekatan biasa sebagai bagian dari profesionalitas pekerjaan. Lagipula foto-foto itu sebagian adalah hasil editan, sehingga mereka terlihat mesra. Padahal sebenarnya tidak sama sekali," sanggah Pak Fathan.
"Klien kami memang mengakui adanya masalah dalam pernikahan, tapi tidak pernah berselingkuh seperti yang dituduhkan. Selain itu, sebagian besar harta yang dimiliki klien kami adalah hasil kerja kerasnya sebelum menikah dengan penggugat."
Suasana ruang sidang semakin memanas. Bu Endang tidak tahan lagi dan melayangkan protes keras. "Dasar wanita matre! Kamu pasti menikahi anakku hanya karena mengincar hartanya saja, kan! Tidak tahu malu!"
Suasana di dalam ruang sidang menjadi riuh, Hakim Ketua berusaha menenangkan suasana dan meminta semua pihak untuk menjaga ketertiban. Selanjutnya setelah mendengarkan argumentasi dari kedua belah pihak dan mempertimbangkan bukti-bukti yang diajukan, Hakim Ketua akhirnya membacakan putusan.
"Majelis hakim memutuskan mengabulkan gugatan cerai penggugat, saudari Luna," kata Hakim Ketua dengan lantang membuat Luna tersenyum penuh kemenangan.
"Namun, terkait tuntutan harta gono-gini, majelis hakim berpendapat bahwa penggugat tidak dapat membuktikan adanya kontribusi signifikan dalam perolehan harta selama masa pernikahan. Oleh karena itu, majelis hakim memutuskan menolak sebagian besar tuntutan gono-gini yang diajukan oleh penggugat." Hakim Ketua lantas diam sejenak.
Luna menatap Ariel dengan pandangan yang tak bisa ditebak. Tangannya mengepal erat menahan amarah.
"Tergugat hanya diwajibkan memberikan sejumlah kecil kompensasi kepada penggugat sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya selama masa pernikahan," ujar hakim ketua dengan tegas.
Luna langsung berdiri hendak melayangkan protes. Ia merasa dipermainkan dan dikalahkan. "Saya tidak terima, Yang Mulia. Bagaimana mungkin saya tidak mendapatkan apa-apa, padahal selama menjadi istrinya saya juga bekerja dan ikut menopang ekonomi keluarga."
"Maaf, protes penggugat ditolak. Melihat semua bukti-bukti bahwa Anda sering menghamburkan uang, bahkan selalu menuntut tergugat untuk memenuhi keinginan Anda di luar kemampuannya." Hakim kemudian menutup sidang, dengan demikian Ariel dan Luna telah resmi bercerai.
Luna tersenyum sinis mendengar putusan tersebut. Meski gagal mendapatkan semua yang ia inginkan, ia berusaha menyembunyikan kekecewaannya. Dendamnya semakin membara.
"Tunggu saja, Ariel. Aku akan membuatmu menyesal," batinnya. Ia akan mencari cara untuk membalas sakit hatinya yang telah mereka torehkan padanya. Ia lantas keluar dari ruang sidang setelah Ariel menjatuhkan talak padanya.
Bu Endang tampak puas mendengar putusan hakim. Ia tersenyum bahagia sambil memeluk Ariel erat.
"Alhamdulillah ya, Nak. Akhirnya kita bisa bernapas lega," ujar Bu Endang sambil tersenyum lebar.
"Iya, Bu. Terima kasih atas dukungan Ibu dan Ayah padaku," balas Ariel dengan lega.
Di luar ruang sidang, Luna menghampiri Lisa yang sudah menunggunya.
"Kamu, nggak apa-apa kan, Kak?" tanya Lisa, terlihat khawatir.
Luna menggelengkan kepalanya lemah. "Tapi ini belum berakhir. Aku pastikan Ariel akan membayar mahal atas semua ini," jawab Luna dengan tatapan penuh amarah.
Lisa terkejut mendengar ucapan kakaknya. "Apa yang akan kamu lakukan, Kak? Jangan melakukan sesuatu yang akan kamu sesali nantinya" tanyanya dengan rasa khawatir. Ia takut Luna akan melakukan hal di luar kendali, sebab ia yakin Luna tidak akan menyerah begitu saja. Kakaknya itu pasti akan melakukan apa pun untuk membalas dendam.
"Bukan urusanmu!" jawabnya lantas pergi begitu saja meninggalkan Lisa yang masih terbengong di tempatnya.
Sementara itu, Ariel berjalan keluar dari pengadilan dengan langkah ringan. Dia merasa bersyukur karena telah memenangkan persidangan. Namun, dirinya juga merasa khawatir dengan apa yang akan dilakukan Luna selanjutnya. Ia tahu, Luna adalah wanita yang ambisius dan tidak akan segan melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya.
Bu Endang seolah mengerti apa yang dipikirkan oleh anak lelakinya itu. Ia meraih tangan Ariel dan menggenggamnya erat.
"Ingat ya, Riel. Entah apa yang akan dilakukan oleh mantan istrimu nanti. Tapi ibu mohon, jangan pernah biarkan wanita mata duitan itu mengganggu hidupmu lagi! Paham!" pesan Bu Endang dengan nada tegas.
Ariel mengangguk dan tersenyum tipis. "Iya, Bu. Aku tahu, dan aku akan tetap berhati-hati dan waspada," kata Ariel berusaha menenangkan ibunya.
"Bapak percaya padamu, Riel. Kami akan selalu mendukungmu dan tidak akan membiarkanmu sendirian menghadapi masalahmu," ucap sang ayah memberikan dukungannya.
Ariel merasa lega, disaat seperti ini kedua orangtuanya hadir dan memberikan semangat padanya.
.
Mohon maaf ya gaes, jika mungkin persidangannya gak sesuai, soalnya author gak pernah jadi gak tahu bagaimana aturannya. 🤗
tapi seru 😂👍