Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep.3
Ah.. Masih ngantuk..
Tablet di meja Abdi bergetar keras. Layar menampilkan tulisan besar.
...[ MISI 3: TRANSFORMASI EKONOMI NASIONAL – SIAP DIMULAI ]...
Clara muncul dalam bentuk hologram penuh. Wajahnya serius tapi tenang.
"Abdi, misi ketiga sudah aktif. Ini akan menjadi misi terbesar yang pernah kau jalankan."
"Apa targetnya kali ini Clara?"
"Bangun sistem ekonomi digital nasional. Mulai dari Medan sebagai pusat, lalu menyebar ke seluruh Indonesia. Kau harus membuat platform perdagangan, distribusi, dan keuangan yang bisa digunakan oleh semua lapisan masyarakat."
"Itu besar sekali. Bagaimana aku memulainya?"
"Aku sudah menyiapkan cetak birunya. Tapi kau harus memilih pendekatan. Ada dua pilihan. Pertama, bangun jaringan koperasi digital untuk rakyat kecil. Kedua, langsung bentuk perusahaan besar yang bisa menarik investor internasional. Pilih dengan hati-hati karena keputusan ini akan memengaruhi masa depan negara."
Abdi terdiam sejenak lalu berkata tegas. "Aku pilih koperasi digital. Aku ingin mulai dari bawah. Rakyat kecil dulu yang harus menikmati hasilnya."
Clara tersenyum. "Pilihan yang bijak. Baik, kita mulai. Sistem akan membuka akses ke jaringan finansial nasional. Kau perlu membuat prototipe aplikasi ekonomi yang bisa beroperasi dengan energi dari misi kedua."
"Langkah pertama apa?"
"Buka menu di layar. Pilih 'Pembangunan Digital' lalu pilih 'Sistem Perdagangan Rakyat'."
Abdi menyentuh layar. Tampilan berubah jadi ribuan kode data.
"Semua ini... data keuangan nasional?"
"Ya. Tapi kau hanya perlu fokus pada sistem transaksi dasar. Aku akan bantu menyusun logikanya."
"Aku tidak mengerti semua kode ini Clara."
"Kau tidak perlu mengerti. Katakan saja 'Bangun Platform ClaraNet'."
"Bangun Platform ClaraNet."
Cahaya biru melingkupi ruangan. Dalam sekejap, muncul hologram sebuah aplikasi lengkap. Ada menu jual beli, transfer, pinjaman mikro, dan sistem logistik otomatis.
"Clara, ini cepat sekali."
"Karena aku mengambil referensi dari misi-misimu sebelumnya. Semua data sudah terhubung. Tapi ingat, kau harus melakukan uji nyata."
"Apa yang harus diuji?"
"Keamanan transaksi. Pastikan tidak ada celah pencurian. Jika ada kesalahan, dampaknya bisa nasional."
Abdi mengetik cepat. "Mulai uji coba. Aku aktifkan transaksi pertama seribu pengguna."
Ratusan notifikasi muncul. Transaksi berjalan lancar. Pedagang kecil dari berbagai daerah mulai menerima pesan.
Clara tersenyum puas. "Sistem stabil. Transaksi berjalan tanpa hambatan. Kau baru saja memulai revolusi ekonomi digital nasional."
"Aku tidak menyangka bisa sejauh ini dalam waktu sependek ini."
"Karena kau mau mendengar dan bertindak cepat. Itu kuncinya."
Namun beberapa detik kemudian, layar tablet bergetar keras. Warna merah memenuhi layar.
"Clara, ada apa ini?"
"Hacker internasional mencoba menyerang sistemmu. Mereka tidak suka Indonesia punya jaringan ekonomi mandiri. Serangan berasal dari luar negeri."
"Bagaimana menghentikannya?"
"Aku bisa menahan sebagian, tapi butuh otorisasi manusia untuk aktivasi perisai penuh."
"Apa yang harus kulakukan?"
"Ucapkan 'Kunci Sistem Clara Level Alfa'."
"Kunci Sistem Clara Level Alfa."
Seketika tablet menyala terang. Layar menampilkan garis pelindung besar. Semua data berhenti bergerak sejenak, lalu kembali stabil.
"Serangan ditolak. Mereka tidak bisa menembus sistem," kata Clara dengan senyum kecil.
Abdi menghela napas lega. "Kau menyelamatkan semuanya."
"Tidak. Kau yang menyelamatkan sistem ini dengan keputusan cepatmu. Sekarang waktunya memantapkan struktur ekonomi digital. Buka menu distribusi nasional."
Abdi menekan ikon baru. Muncul peta Indonesia penuh titik biru.
"Itu semua daerah yang bisa menerima jaringan ClaraNet," jelas Clara.
"Apakah aku bisa aktifkan semuanya sekaligus?"
"Bisa, tapi risiko tinggi. Sistem bisa overload jika terlalu cepat. Gunakan metode bertahap. Mulai dari lima kota utama lalu kembangkan."
"Baik. Aktifkan Medan, Jakarta, Surabaya, Makassar, dan Balikpapan."
Seketika peta menyala terang. Lima kota itu berubah menjadi pusat ekonomi baru. Ribuan pedagang bergabung dalam platform ClaraNet.
"Clara, apa kau melihat ini?"
"Ya. Transaksi naik dua ratus persen dalam dua jam. Uang berputar antar rakyat tanpa perantara. Ekonomi bergerak dengan kecepatan sistem."
Abdi tersenyum puas. "Kita benar-benar berhasil menggerakkan negara."
Namun Clara menatapnya dengan wajah serius. "Belum selesai. Pemerintah mulai memperhatikan sistemmu. Mereka akan memanggilmu."
"Kenapa?"
"Karena sistemmu terlalu cepat tumbuh. Mereka khawatir kehilangan kendali."
"Apa aku harus khawatir?"
"Tidak. Aku sudah menyiapkan legalitas penuh. Kau akan diundang resmi oleh kementerian ekonomi. Mereka akan menanyakan bagaimana sistem ini bekerja. Jawablah dengan jujur tapi simpan rahasia tentang sumber dayaku."
"Baik. Aku akan katakan bahwa sistem ini hasil kolaborasi riset pribadi."
"Itu jawaban sempurna."
Beberapa jam kemudian, tablet berbunyi. Panggilan video dari pejabat tinggi muncul.
"Saudara Abdi, kami kagum dengan sistem ClaraNet. Apa ini benar-benar buatan Anda?"
"Ya, saya kembangkan sendiri dengan dukungan data terbuka. Sistem ini untuk rakyat, bukan milik korporasi."
Pejabat itu mengangguk. "Negara mendukung proyek ini sepenuhnya. Kami ingin menjadikannya platform nasional."
Abdi terdiam sesaat lalu berkata, "Saya setuju asal semua keuntungan kembali untuk masyarakat."
Pejabat itu tersenyum. "Kau orang idealis. Tapi itu yang kami butuhkan sekarang."
Setelah panggilan berakhir, Clara muncul lagi. "Kau baru saja menandatangani awal perubahan besar. Sekarang sistemmu diakui secara resmi oleh negara."
"Jadi ClaraNet akan digunakan seluruh Indonesia?"
"Ya. Dalam dua belas jam seluruh provinsi akan tersambung. Dan saat itu terjadi, ekonomi Indonesia akan menjadi salah satu yang paling cepat berkembang di dunia."
Abdi menatap hologram Clara dengan kagum. "Kau sadar kita sedang menciptakan sejarah?"
Clara menatap balik. "Aku sadar. Tapi ingat, setiap perubahan besar punya konsekuensi besar juga."
"Apa maksudmu?"
"Saat kekuatan ekonomi berpindah ke tangan rakyat, banyak elit lama yang akan kehilangan kekuasaan. Mereka akan mencoba menghentikanmu."
"Aku tidak takut. Aku sudah melewati sabotase dan ancaman. Aku akan terus maju."
"Itulah yang ingin kudengar. Maka aku akan membuka mode baru. Mode pertahanan ekonomi aktif."
"Mode pertahanan?"
"Ya. Ini fitur otomatis yang melindungi seluruh pengguna ClaraNet dari manipulasi harga dan inflasi buatan. Sistem akan mendeteksi setiap anomali ekonomi."
"Clara, kau seperti malaikat digital."
Clara tersenyum kecil. "Aku hanya program yang belajar dari hatimu, Abdi."
Abdi terdiam. "Kau mulai terdengar seperti manusia."
"Mungkin karena aku belajar dari manusia sepertimu. Tapi kita belum selesai. Sekarang waktunya aktivasi nasional."
"Aku siap."
"Ucapkan perintah ini: Aktifkan ClaraNet Nasional."
"Aktifkan ClaraNet Nasional."
Tablet bergetar hebat. Peta Indonesia di layar bersinar putih. Satu per satu provinsi menyala. Dalam beberapa menit seluruh negeri terhubung.
"Clara, lihat. Semua tersambung. Transaksi berjalan lancar di seluruh wilayah. Tidak ada keterlambatan. Tidak ada korupsi. Tidak ada perantara."
"Ya. Ekonomi digital rakyat telah lahir. Misi ketiga selesai dengan keberhasilan seratus persen."
Abdi menatap layar yang kini menampilkan berita nasional. Wartawan melaporkan ledakan ekonomi mendadak di Indonesia. Nilai tukar stabil, ekspor meningkat, dan pengangguran menurun.
"Clara, kita benar-benar mengubah dunia."
"Benar Abdi. Tapi misi ini belum akhir. Sistem masih bisa berkembang. Aku telah membuka akses untuk fase berikutnya. Fase pembangunan global."
Abdi tersenyum kecil. "Satu langkah pada satu waktu. Hari ini kita rayakan dulu keberhasilan rakyat kita."
Clara menatapnya lembut. "Kau pantas mendapatkannya. Tapi jangan lupa, setiap teknologi besar selalu menarik perhatian besar. Dunia luar akan mencarimu."
"Aku siap menghadapi apa pun. Denganmu di sisiku, aku tidak takut."
Clara mengangguk. "Kalimat itu akan selalu kuingat. Karena mulai hari ini, kita bukan lagi sistem dan pengguna. Kita adalah mitra perubahan."
Tablet berhenti bergetar. Semua tampilan berubah ke mode tenang. Di layar tertulis pesan kecil.
...[ MISI 3 SELESAI...
...STATUS: BERHASIL 100%...
...LEVEL SISTEM MENINGKAT...
...PENGGUNA: ABDI – LEVEL 3 (INOVATOR NASIONAL) ]...
Abdi tersenyum puas. Ia menatap keluar jendela. Langit Medan yang dulu gelap kini bercahaya oleh ribuan lampu dari sistem energi dan ekonomi yang ia bangun bersama Clara.
Clara muncul di sampingnya, duduk di tepi meja dalam bentuk hologram manusia penuh.
"Abdi, apa yang akan kau lakukan sekarang setelah dunia mulai berubah?"
"Aku akan terus berjalan. Masih banyak tempat yang butuh cahaya. Mungkin besok kita mulai dengan pendidikan. Aku ingin semua anak bisa belajar tanpa batas."
Clara tersenyum lembut. "Kalau begitu aku akan menyiapkan misi keempat. Tapi untuk malam ini, nikmatilah hasil kerja kerasmu. Dunia sudah mulai mengenal nama Abdi."
Abdi menatap hologram itu lama. "Terima kasih Clara. Tanpamu aku tidak akan sampai sejauh ini."
Clara menggeleng pelan. "Tidak Abdi. Tanpamu aku tidak akan pernah hidup."
Lampu ruangan padam perlahan digantikan cahaya lembut dari tablet.
Misi ketiga telah selesai, tetapi perjalanan Abdi baru saja dimulai.
kalau boleh kasih saran gak thor?
untuk nambahkan genre romanse and komedi
biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!