NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:159.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13. Salah Lihat?

"Peeh jaan. Gabut tenan aku nak ra Sekolah ngeneki. Dolan yok, Mas. (Gabut banget aku kalau gak sekolah gini. Main yok, Mas.)" Ajak Aksa.

"Dolan mengendi? (Main kemana?)" Tanya Arsha.

"Mancing." Jawab Aksa.

"Mancing nangndi? (Mancing dimana?)" Tanya Arsha yang sedang sibuk menscrol ponselnya.

"Kali Kemuning. Kan iwak e guedi - guedi. (Sungai Kemuning. Kan ikannya besar - besar.)" Jawab Aksa.

"Bathukmu mbledos! Ngajari ra bener kowe ki. Mengko wong liyo do melok - melok gek di pangan boyo sisan. (Dahimu meledak! Ngajarin gak bener kamu ini. Nanti orang lain pada ikut - ikutan terus di makan buaya sekalian.)" Omel Arsha yang membuat Aksa tertawa.

"Ngecop wae yok, nak ora. Suwi ra mangan welut. (Mancing belut aja yok, kalau enggak. Lama gak makan belut.)" Ajak Aksa.

"Yaudah, ayo. Kamu cari umpan, aku yang bikin pancingnya." Arsha yang juga merasa bosan, membagi tugas.

"Oke." Jawab Aksa yang segera beranjak untuk mencari cacing sebagai umpan.

Arsha pun ikut beranjak dari tempatnya dan segera mengambil peralatan memancingnya. Tangannya dengan terampil membuat simpul untuk mengikat mata pancing.

"Uwes rampung, Mas? (Sudah selesai, Mas?)" Tanya Aksa yang sudah kembali dengan membawa plastik berisi umpan.

"Uwes no. Sawangen, mantep to? (Sudah dong. Lihatlah, mantap kan?)" Tanya Arsha sambil menunjukkan hasil karyanya.

"Weeh mantep iki. Ayolah budal! (Weeh mantap ini. Ayolah berangkat!)" Ajak Aksa yang bersemangat.

"Nggowo motore Ibun wae sing wis reget. Motor adewe agi tak kumbah mau isuk. (Bawa motornya Ibun saja yang sudah kotor. Motor kita baru aku cuci tadi pagi.)" Titah Arsha pada adiknya.

Keduanya pun berpamitan pada Pak Karto dan Bu Lastri yang ada di rumah. Setelah berpamitan, mereka langsung menuju ke sawah untuk memancing belut.

Sesampainya di sana, mereka berdua langsung beraksi. Dengan lincah mereka melewati pematang sawah dan menyapu pandangan untuk mencari lubang tempat tinggal belut.

Keduanya tampak asyik memancing belut. Satu persatu belut mulai terangkat dan tentu saja membuat mereka makin bersemangat.

Setelah dua jam memancing belut, mereka memutuskan untuk menyudahi kegiatan itu karena ember yang mereka bawa sudah hampir penuh.

"Ayo mulih, Sa. (Ayo pulang, Sa.)" Ajak Arsha.

"Yo Ayo, mampir wisuh sek yo, Mas. Sikilku gluprut lendut iki lho, mergo kepleset mau. (Ya Ayo, mampir cuci - cuci dulu ya, Mas. Kakiku penuh lumpur ini lho, karna tergelincir tadi.)" Kata Aksa.

"Ayo, gek ndang. (Ayo, cepetan.)" Kata Arsha.

"Tuwek neng sawah kok yo isoh kepleset mbarang kowe ki, Sa... Sa. (Tua di sawah kok ya bisa tergelincir juga kamu ni, Sa... Sa.)" Gerutu Arsha.

"Wong Uti sing tuwek neng ndapur wae isoh kebledosan minyak mbarang kok e. (Orang Uti yang tua di dapur aja bisa terciprat minyak juga kok.)" Sahut Aksa yang membuat Arsha tertawa.

Keduanya kemudian mampir ke sungai kecil, anak dari sungai Kemuning untuk mencuci tangan dan kaki mereka.

"Mas - Mas, iku uwong opo demit? (Mas - Mas, itu orang apa setan?)" Tanya Aksa yang melihat seseorang sedang berdiri di sungai Kemuning ketika mereka sedang mencuci tangan dan kaki.

"Ndi to, Sa? (Mana to, Sa?)" Tanya Arsha yang celingukan.

"Iku lho neng kali. Reneo ben ketok. (Itu lho di sungai. Kesini biar kelihatan.)" Kata Aksa.

"Uwong kuwi koyone, Sa! Wong edan ngendi kuwi, kok malah ngadek neng kono. Opo ra reti nak akeh boyone? (Orang itu sepertinya, Sa! Orang gila mana itu kok malah berdiri di sana. Apa gak tau kalau banyak buayanya?)" Omel Arsha sambil terus mengawasi gerak - gerik orang yang mereka lihat dari kejauhan.

"Ayo, gek ndang di parani, Mas! (Ayo, cepet di datangi, Mas!) Bahaya!" Kata Aksa.

"Yo kowe gek ndang leh wisuh! Wisuh kok suwine eram. (Ya kamu cepetan cuci - cucinya! Cuci - cuci kok lama banget!)" Omel Arsha yang kemudian berjalan ke arah motor yang terparkir sedikit jauh karena tak bisa melewati jembatan kayu.

"Mlayu, Mas! Kok malah gur mlaku. (Lari, Mas! Kok malah cuma berjalan.)" Ujar Aksa yang baru akan beranjak dari sungai kecil itu.

Arsha pun berlari dengan cepat, begitu sampai di tempat motor terparkir, ia pun langsung menghidupkan motor dan melajukannya, dengan sengaja meninggalkan Aksa yang masih berlari di belakangnya.

"Mas! Hoy, Mas! Jiiaanncook tenan Mas Arsha ki! Aku kok tok tinggal to. (Mas! Hoy, Mas! *** bener Mas Arsha ini. Aku kok di tinggal sih.)" Pisuh Aksa yang masih terus berlari mengejar Arsha.

"Lah kowe sing ngongkon mau! (Lah kamu yang nyuruh tadi!)" Kekeh Arsha saat Aksa berhasil mengejar dan melompat ke boncengan.

"Aku ngongkon mlayu, yo. Udune ninggalke. (Aku nyuruh berlari, ya. Bukannya meninggalkan.)" Omel Aksa sambil menoyor kepala Saudara Kembarnya.

Arsha pun melajukan motornya dengan kecepatan tinggi sambil tertawa. Sayangnya mereka harus memutar untuk sampai di tempat mereka melihat orang yang berdiri di Sungai Kemuning.

"Assalamu 'alainaa wa 'alaa 'ibadillahish sholihiin" Ucap Aksa dan Arsha bersamaan ketika sampai di Sungai Kemuning.

Mereka berdua justru celingukan karena tak ada orang di sana. Mereka kembali menyapu pandangan ke sekeliling untuk memastikan, namun tetap tak ada orang.

"Mas, tadi di sini, kan?" Tanya Aksa memastikan.

"Harusnya ya di sini, kalau di lihat dari kali kecil itu." Jawab Arsha sambil melihat ke arah sungai kecil tempat mereka mencuci tangan dan kaki tadi.

"Kok gak ada? Apa kita salah lihat?" Tanya Aksa.

"Masak salah lihat sih, Sa? Tapi beneran orang kok kayaknya." Arsha malah balik bertanya.

"Yowes, mulih wae yok, Mas. Koyone salah ndelok mau. (Yasudah, pulang aja yuk, Mas. Kayaknya salah lihat tadi.)" Kata Aksa yang tak ingin ambil pusing.

"Nanti aja kita cerita sama Romo." Imbuh Aksa kemudian.

Pada akhirnya, mereka berdua pun memutuskan untuk pulang ke rumah dengan perasaan yang tak menentu.

...****************...

"Waaw ada belut. Ibun beli belut?" Tanya Abi saat melihat ada sambal belut yang menjadi menu makan malam mereka.

"Arsha sama Aksa ngecop tadi katanya, Mo. Mereka dapat banyak, terus di masakin sama Ibu. Orang Ibun pulang, ini udah ada di meja." Jawab Runi.

"Tumben pada ngecop. Udah lama banget lho mereka gak mancing atau ngecop." Kata Abi.

"Gabut, Mo. Makanya aku sama Mas cari belut." Kata Aksa yang ikut bergabung di meja makan.

"Waaahh belut kesukaanku!" Girang Ashoka saat melihat sambal belut yang nampak menggiurkan.

"Duduk, Cah Ayu (Anak Cantik). Makan yang banyak ya. Mas Aksa sama Mas Arsha udah susah payah nyariin belut buat kamu, Dek." Kata Aksa sambil menarik kursi untuk adiknya duduk.

"Makasih ya, Mas. Love you full pokoknya." Kata Ashoka yang kemudian mengecup pipi Aksa ketika Kakaknya itu menyodorkan pipinya.

"Mo, tadi aku sama Aksa ngalamin kejadian aneh, deh." Kata Arsha yang baru datang.

"Kenapa, Mas?" Tanya Abi.

"Masak tadi aku sama Aksa lihat ada orang di kali Kemuning, tapi pas di datengin kok gak ada." Jawab Arsha.

"Udah di cari bener - bener, Mas?" Tanya Runi.

"Udah, Bun. Aku sama Mas Arsha udah nyariin di sekitar sana, tapi gak ada." Jawab Aksa dengan yakin.

"Salah lihat kalik, Mas. Lagian, siapa yang berani ke sana sendirian kalo bukan kalian." Kata Runi.

"Masak mata empat mblawur (buram) semua sih, Bun?" Sergah Aksa.

"Udah gak usah di pikirin. Ayo kita makan, Ashoka udah ngiler - ngiler tuh." Abi berusaha mengalihkan perhatian.

"Bilang gak usah di pikirin, tapi Romo aja jadi kayak khawatir gitu." Celetuk Arsha yang memperhatikan raut wajah Romonya.

1
Nur Wakidah
aska gk mau kalah karo mas e pokok e 🤣🤣🤣
Dewi kunti
yaaap hadir☝️☝️☝️☝️
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 7 replies
Kasih Bonda
next Thor semangat
Sonya Kapahang
Coba itu sebelum Romo sm Ibun pulang, kakak²nya Raina coba dibacain doa dulu, Mo.. Biar pd lurus otaknya.. Ga sebel² lg sm adeknya.. Atau disembur sm Mas Arsha.. Mana tau lgs eling..
FDS: setdah 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Titik Sofiah
lanjut lanjut Thor
mie_moet
👍
syora
ya allah smoga ada hkmah di balik smua,smoga jg hati kakak " raina terbuka hatinya dan smoga abi raina diberi kesembuhan.amiin
Kasandra Kasandra
lanjut double up
syora
sabar mas
namnya jg saudra nggak usil nggak marem mas aska🤣🤣🤣🤣
jauh dicari deket gelut🤣🤣🤣
Atik Kiswati
wah...wes siap tenan dadi bojo ki bu dr....
Kasih Bonda
next Thor semangat
Titik Sofiah
lanjut lanjut Thor
momsRaydels
🥰🥰🥰🥰👍🏼💪🏼
rizky tria
astagfirullah mas aksa 🙈
Saira cepet terima lamaran mas Aksa jd nanti ngunduh mantu & ritual bopo biyungnya bisa barengan 😊
rizky tria
alhamdulillah...barakallahulaka mas arsha & Raina, semoga jd keluarga samawa aamiin yra 🤲
syakafallah abi Raina.. bahagia selalu semua
Kang goyang
wahhhhhh jatuh cinta sama cerita nya dari cerita romo ibun lanjut ke kembar 😍😍😍😍
Maryati
ya Allah,,si Aksa jiangkrik tenan😂😂😂
Kasih Bonda
next Thor semangat
Atik Kiswati
melas.....melas....../Facepalm/
Nur Wakidah
sg moco iyho melu mewek terharuuuuu ikihhhhhh😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!