Abdi Dan Sistem Clara
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bismillah..
"Jreng.. Jreng... selamat membaca"
lagi Musim Hujan kota Medan...
Hmm... "Hidupku begini terus," gumamku pelan. "Tidak ada yang berubah."
hujan turun deras di pinggiran kota Medan. Abdi duduk di gubuk kecil dari kayu bekas sambil membaca novel toon, sesekali menatap tumpukan barang rongsokan yang sudah lama tidak laku. ku menarik napas panjang.
mataku menangkap sesuatu berkilau di bawah tumpukan besi. Ia menariknya keluar. Sebuah tablet tipis, hitam, dengan layar retak di sudut.
"Apa ini masih bisa nyala?" Abdi menekan tombol di sisi perangkat itu. Layar bergetar, menyala pelan. Cahaya biru keluar, membentuk bayangan seorang wanita cantik dengan "rambut merah dan mata biru menyala"
"Selamat datang, Abdi," suara lembut terdengar.
Abdi terlonjak. "Siapa kamu?"
"Aku Clara, sistem yang akan mengubah hidupmu."
"Apa maksudmu? Mengubah hidupku bagaimana?"
"Kau telah dipilih. Aku adalah sistem realitas integratif. Setiap keputusan yang kau ambil melalui tablet ini akan berdampak nyata di dunia."
"Jadi kau semacam... AI?"
"Ya, tapi lebih dari itu. Aku bukan hanya program. Aku adalah sistem pembimbing. Aku akan memberimu misi, dan setiap misi berhasil akan meningkatkan kemampuanmu, statusmu, dan kekayaanmu."
Abdi menatap Clara lekat-lekat. "Kenapa aku?"
"Karena kau pantas. Hanya orang yang masih berani bermimpi di tengah kesulitan yang bisa menjalankan sistem ini."
"Aku tidak punya apa-apa. Hanya sampah dan hutang."
"Itu alasan tepat untuk memulai. Abdi, apakah kau siap menerima misi pertamamu?"
Abdi menarik napas panjang. "Apa misi pertamaku?"
"Misi pertama. Bangun sumber pendapatan pertamamu menggunakan sistem Clara. Kau akan memulai bisnis kecil berbasis teknologi virtual. Aku akan membimbing langkahmu satu per satu."
Abdi menelan ludah. "Bisnis apa?"
"Toko daring sederhana. Kau akan menjual barang elektronik bekas. Aku akan membantumu memperbaiki dan mengelola semuanya melalui simulasi otomatis."
"Bagaimana caranya? Aku bahkan tidak punya modal."
"Tablet ini adalah modalmu. Aktifkan program pemulihan barang. Tekan tombol biru di pojok kanan bawah."
Abdi mengikuti instruksi. Tiba-tiba cahaya holografik keluar dari tablet, membungkus tumpukan barang rongsokan di sekitarnya.
"Apa yang terjadi, Clara?"
"Sistem Clara sedang menganalisis kondisi barang. Beberapa komponen masih layak pakai. Dalam waktu tiga menit, semua barang akan diproses menjadi produk siap jual."
Abdi menatap tak percaya. Kabel yang tadinya berdebu kini bersinar bersih, monitor yang pecah kini seperti baru.
"Ini sungguhan?"
"Ya. Sistem Clara mampu memulihkan komponen rusak dan memperbaruinya secara material virtual. Sekarang unggah produk ke platform daring yang telah aku buatkan."
"Nama platformnya apa?"
"Medan Elektronik Store. Tekan tombol Unggah."
Abdi menekan tombol di layar. Dalam hitungan detik, daftar produk muncul di layar dengan label harga.
"Bagaimana pembeli tahu tentang toko ini?"
"Aku sudah menghubungkan sistem dengan jaringan sosial lokal. Lihat, pesanan pertama sudah masuk."
Abdi memandangi layar yang kini menampilkan notifikasi penjualan. "Seseorang membeli? Ini benar-benar cepat."
"Ya. Produkmu sudah dikirim secara otomatis melalui sistem pengantaran digital Clara."
"Clara, aku bahkan tidak punya barang fisik. Bagaimana itu bisa dikirim?"
"Sistem Clara bekerja di dua dimensi realitas. Setiap produk virtual yang kau unggah diubah menjadi bentuk nyata oleh teknologi materialisasi. Barang dikirim langsung ke pembeli di lokasi sebenarnya."
Abdi menggaruk kepalanya yang pusing. "Jadi aku menjual sesuatu yang sebenarnya baru aku buat secara virtual?"
"Tepat sekali. Dan setiap transaksi menghasilkan keuntungan nyata dalam bentuk saldo digital di rekeningmu."
Abdi menatap saldo yang kini bertambah cepat. "Clara, ini luar biasa. Aku baru beberapa menit, tapi sudah mendapatkan satu juta rupiah."
"Itu baru permulaan. Lihat ke kanan layar, ada indikator tingkat kepercayaan pelanggan. Jika kau menjaga kualitas, sistem akan memperluas jangkauan toko secara otomatis."
"Kalau gagal?"
"Jika rating turun di bawah lima puluh persen, sistem akan menutup toko dan memotong saldo. Jadi pastikan kau mengikuti instruksi dengan benar."
Abdi mengangguk. "Baik. Apa langkah berikutnya?"
"Kau perlu meningkatkan efisiensi pengiriman. Aktifkan fitur robot pengantar. Itu akan jadi bagian dari sistem logistik Clara."
"Robot pengantar? Aku bahkan tidak punya bengkel."
"Kau tidak butuh bengkel. Cukup masuk ke mode simulasi pembuatan. Tekan ikon berbentuk roda di pojok kiri layar."
Abdi menekan ikon itu. Di depannya muncul rancangan holografik sebuah robot kecil dengan roda.
"Ini desainnya?"
"Ya. Kau bisa ubah bentuk, tinggi, dan daya angkut sesuai kebutuhan."
Abdi memperbesar bagian tubuh robot. "Bagian ini untuk apa?"
"Itu tempat baterai utama. Tambahkan dua modul energi agar robot bisa beroperasi selama delapan jam."
"Baik. Sudah aku tambahkan."
"Sekarang tekan tombol aktifkan."
Abdi menekan tombol. Cahaya putih menyelimuti ruangan, dan sesosok robot kecil muncul di lantai, bergerak perlahan.
"Clara, ini nyata. Aku bisa menyentuhnya."
"Tentu. Semua hasil simulasi di sistem Clara bisa diwujudkan ke dunia fisik. Robot itu sekarang milikmu."
Abdi tersenyum lebar. "Apa yang harus aku lakukan dengannya?"
"Program robot itu untuk mengambil barang dari toko virtualmu dan mengantarkannya ke titik pengiriman nyata. Sistem logistik akan otomatis mengenali alamat."
Abdi mengetik perintah di layar. Robot itu bergerak keluar gubuk, melewati hujan tanpa berhenti.
"Robotnya bekerja, Clara. Aku melihatnya di kamera tablet."
"Itu bukti bahwa sistemmu stabil. Sekarang fokus pada misi utama. Dapatkan dua puluh transaksi sukses sebelum tengah malam."
"Kalau tercapai?"
"Kau akan membuka fitur baru dalam sistem Clara. Fitur Keuangan Otomatis. Itu akan memudahkanmu mengelola pendapatan dan investasi."
Abdi menatap layar dengan tekad. "Aku akan mencapainya."
"Bagus. Aku akan mengawasi setiap langkahmu. Jangan menyerah."
Abdi terus memantau transaksi. Setiap notifikasi baru membuat dadanya berdebar. Dalam waktu satu jam, lima transaksi sukses. Dua jam kemudian, lima belas. Dan menjelang tengah malam, jumlahnya mencapai dua puluh dua transaksi.
"Clara, aku sudah melampaui target."
"Selamat, Abdi. Misi pertama berhasil. Sistem Keuangan Otomatis telah aktif."
"Apa fungsinya?"
"Sistem ini akan membantumu mengatur keuangan, menghitung keuntungan, dan memproyeksikan peluang investasi baru."
Abdi membuka menu baru di layar. Ada grafik pendapatan, pengeluaran, dan proyeksi pertumbuhan bisnis.
"Semua ini dihitung otomatis?"
"Ya. Kini kau bisa tahu kapan waktu terbaik menjual produk, menambah stok, dan bahkan memperluas pasar ke kota lain."
Abdi menatap angka-angka yang terus bergerak naik. "Clara, aku benar-benar tidak percaya. Aku hanya seorang pemulung, tapi malam ini aku jadi pengusaha teknologi."
"Itulah tujuan sistem ini. Bukan hanya membuatmu kaya, tapi membuatmu sadar bahwa kemampuanmu lebih besar dari yang kau kira."
Abdi menghela napas lega. "Apa misi berikutnya?"
"Besok pagi aku akan memberitahumu. Istirahatlah. Sistem perlu menyinkronkan data dari dunia nyata dengan simulasi Clara."
Abdi menatap tablet yang kini redup perlahan. "Terima kasih, Clara."
"Terima kasih juga, Abdi. Kau adalah pengguna terbaik yang pernah aku temui. Selamat datang di dunia baru."
Tablet berhenti bersinar. Di luar, hujan mulai reda. Abdi menatap ke arah langit yang kini sedikit terang. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa punya masa depan.
Ia tersenyum kecil, menatap robot kecil yang baru saja kembali dengan roda yang masih basah.
"Besok kita mulai lagi," katanya pelan.
Cahaya biru di tablet menyala singkat, lalu suara lembut Clara terdengar pelan.
"Selamat malam, Abdi. Misi pertama selesai. Sistem Clara siap menuju tahap berikutnya."
Abdi menatapnya lama, lalu menutup mata sambil menggenggam tablet itu erat-erat.
Dan di dalam tablet itu, sistem bernama Clara menunggu, siap memberikan misi berikutnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Khusus Game
cemungut
2025-10-22
1