NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Gadis Desa

Jerat Cinta Gadis Desa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa pedesaan
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ika Dw

Sari, seorang gadis desa yang hidupnya tak pernah lepas dari penderitaan. Semenjak ibunya meninggal dia diasuh oleh kakeknya dengan kondisi yang serba pas-pasan dan tak luput dari penghinaan. Tanpa kesengajaan dia bertemu dengan seorang pria dalam kondisinya terluka parah. Tak berpikir panjang, dia pun membawa pulang dan merawatnya hingga sembuh.

Akankah Sari bahagia setelah melewati hari-harinya bersama pria itu? Atau sebaliknya, dia dibuat kecewa setelah tumbuh rasa cinta?

Yuk simak kisahnya hanya tersedia di Noveltoon. Dengan penulis:Ika Dw
Karya original eksklusif.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ika Dw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Bersekongkol

"Tante! Bagaimana ini? Adrian begitu dingin padaku. Kalau begini terus yang ada hubunganku sama dia bakalan berakhir, dan kita akan jatuh miskin. Ingat perjanjian kita Tante, jika aku berhasil masuk ke keluarga Murad aku bakalan mendapatkan empat puluh persen dari kekayaan yang dimiliki oleh Om Davidson. Awas saja kalau sampai Tante ingkar janji, aku bakalan buat hidup Tante jatuh miskin semiskin miskinnya!"

Karina mulai ragu untuk melangkah. Di sisi lain Adrian sama sekali tak pernah meresponnya, bahkan dia bilang tidak akan pernah mau menikahinya. Kalau sampai hubungannya kandas otomatis harapan ingin memiliki separuh dari kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Adrian bakalan sirna, dan kemungkinan besar ia akan menjadi gelandangan tinggal di kolong jembatan.

"Tenangkan dirimu Karin! Bekerja saja yang bener! Aku tidak akan ingkar janji, jika kau benar-benar bisa menikahi Adrian maka empat puluh persen dari kekayaan suamiku bakalan ku serahkan padamu! Tapi jika tidak, jangan berharap aku bakalan membaginya denganmu!"

Sandra memiliki firasat ia tak akan mendapatkan sepeserpun harta warisan dari pria yang dinikahinya. Selama ini ia hidup bagaikan benalu yang menumpang di dahan. Davidson memang selalu mempercayainya, tapi bukan berarti dia berkeinginan untuk memberikan sedikit kekayaannya, karena kekayaan yang dimiliki oleh Davidson berasal dari orang tuanya dan mendiang istrinya, jadi secara langsung warisan itu bakalan dikuasai oleh Adrian, karena dia anak tunggal suaminya.

"Sekarang bagaimana hubunganmu dengan Adrian?"

"Masih dingin. Adrian sama sekali tidak mau meresponku dengan baik. Di saat aku berniat baik ingin menemaninya dia selalu mengusirku. Kalau begini terus aku khawatir dia bakalan ilfeel dan memutuskan perjodohan ini. Aku butuh uang Tante! Mama sama Papa selalu menekanku untuk segera menikah, tapi jika Adrian tak peduli padaku bagaimana pernikahan itu bisa terjadi? Tolong aku Tante, buat dia nurut sama Tante. Kalau perlu desak dia untuk segera menikahiku!"

Sandra sendiri juga bingung untuk mencari solusi yang tepat. Suaminya cukup sibuk dan tak suka diganggu. Kalau saja ia tak bisa membujuk suaminya untuk mendesak Adrian agar segera menikahi Karina maka usahanya selama ini bakalan sia-sia. Ia tak ingin pergi dari kehidupan Davidson tanpa secuil harta kekayaannya.

"Begini Karin, untuk sementara ini kamu harus bisa meyakinkan Adrian agar dia tak ragu untuk menikahimu, sedangkan aku juga bakalan bujuk Om David supaya dia tak lagi mengulur ulur waktunya untuk segera menyiapkan pesta pernikahan buat kalian. Kali ini rencana kita harus berhasil. Pokoknya kita sama-sama berjuang untuk mendapatkan hasil yang maksimal."

"Baik Tante, aku akan ikut saran Tante, tapi ingat! Jangan sampai ada penghianatan diantara kita."

Sandra tersenyum smirk dan bergegas pergi menuju kamarnya meninggalkan Karina sendirian di ruang keluarga.

***

"Kumpulkan bukti-bukti untuk memperkuat tuduhan terhadap Karina. Sungguh mati aku ingin sekali mengirimnya ke Amazon. Bisa-bisanya aku dulu setuju untuk dijodohkan dengannya, mimpi apa aku ini!"

Adrian jarang sekali pulang ke rumahnya, sesekali pulang ia hanya ingin menjumpai neneknya. Meskipun ia belum begitu mengingat tentang neneknya tapi ia memiliki keyakinan kalau wanita tua itu sangat berbeda dengan keluarganya yang lain.

Suara dering telepon kembali menyeruak di telinganya, Tomi sang asisten langsung mengangkatnya.

"Halo, dengan siapa di sana?"

"Suruh Adrian ke ruangan ku sekarang juga!"

Suara tegas nan lantang terngiang di telinga. Tomi sudah yakin suara itu milik Davidson yang tak lain ayah dari majikannya.

"Ba—baik Tuan besar."

Sambungan terputus. Tomi segera mendekat dan menjelaskan pada Adrian.

"Tuan, anda diminta datang ke ruangan Tuan Davidson sekarang juga. Sepertinya ada hal penting yang ingin dibahas."

Adrian berdecak dengan menggerutu. "Ck, masalah penting apa! Dia hanya ingin aku selalu menuruti keinginannya, memangnya dia pikir aku ini bonekanya yang bisa dipermainkan. Adrian yang dulu mungkin terlalu bodoh sampai takut dengan ancamannya, tapi tidak untuk sekarang!"

"Tapi Tuan, menurut saya ikuti saja dulu permainan mereka. Ya kali aja kita dapat keuntungan dibalik rencana jahat mereka."

Adrian tersenyum smirk. Dia menarik ujung bibirnya dan beranjak dari tempat duduknya. "Oke, aku setuju dengan pendapatmu!"

Pria berbadan kekar itu menuju ruangan ayahnya. Dengan menunjukkan sifat arogannya dia nyelonong masuk tanpa mengetuk pintunya terlebih dulu. Di sana dia mendapati keberadaan ibu tirinya. Ia begitu yakin, kedatangannya ke ruangan itu tentu akan mengundang kejengkelannya.

"Ada apa Papa memanggilku?"

Davidson mendelik horor. Dia melayangkan teguran padanya. "Kau itu punya sopan santun apa enggak sih! Sudah kubilang berkali-kali jangan suka nyelonong masuk tanpa harus mengetuk pintu terlebih dulu! Ini bukan toilet umum! Semakin ke sini tingkahmu semakin menjadi-jadi Adrian! Mau hilang ingatan ataupun tidak, nggak ada bedanya! Bedanya dulu kau lebih nurut, tapi sekarang ~~

Sandra mengusap lengannya dan menasehati. "Sudahlah Pa, dimaklumi saja. Adrian masih belum sembuh ingatannya, dia butuh waktu untuk belajar mengingat kembali. Jangan terlalu memarahinya!"

Dengan selorohnya Adrian melayangkan hinaan. "Hei bodoh! Memangnya kau itu siapa? Kau bukan bagian dari keluargaku, jadi lebih baik diam!"

"Adrian!! Lancang sekali kau bicara kasar pada Istriku! Biarpun Sandra bukan ibu kandungmu tapi dia tetap ibumu! Dia sangat mempedulikanmu! Harusnya kamu bersyukur memiliki ibu sambung seperti dia! Awas saja kau ulangi lagi kata-kata kasar itu!"

Adrian terkekeh. "Santai aja kali, nggak usah ngegas! Sekarang ngomong aja, apa tujuan Papa menyuruhku datang ke sini. Tentu bukan mengajakku untuk bermain judi?"

Davidson melotot dengan melemparkan map ke mukanya. "Kau pikir aku dirimu yang sudah kecanduan judi. Kau bisa mati banyak hutang kalau terus-terusan berjudi! Berhentilah untuk tidak melakukan perjudian Adrian! Bisa-bisa perusahaan ini kukut karena ulahmu!"

"Aku bahkan sudah mati dari dulu Pa! Semenjak kepergian ibuku aku bahkan tidak punya kehidupan lagi. Aku memang tidak bisa mengingat apapun, tapi aku memiliki keyakinan hanya ibuku lah yang paling pengertian padaku. Dengan kepergian ibuku, maka separuh jiwaku juga tertanam di dalam tanah. Sekarang yang berdiri di sini hanyalah ragaku dan itu juga kalian manfaatkan!"

Davidson menghela nafas dan mengeluarkannya perlahan. Bukannya ia egois ingin mengekang putranya, tapi demi kebahagiaan putranya dia terpaksa mendidiknya dengan begitu tegas. Mungkin saat ini ia masih bisa menemaninya, tapi kelak ia tiada, siapa yang mau mendampinginya dengan cinta?

"Adrian, ayolah kita bicara baik-baik. Papa melakukan semua ini untuk kebaikanmu sendiri. Mungkin saat ini Papa masih memiliki kesempatan untuk menemanimu, tapi nanti setelah Papa tiada~~ siapa yang akan peduli padamu? Papa sengaja menjodohkanmu dengan Karina. Gadis itu paling pantas untuk menjadi pendampingmu, tolong jangan bersikap dingin padanya. Dia punya perasaan, jangan kau buat dia terluka. Papa sengaja memintamu untuk ke sini bukan tanpa alasan, Papa ingin kamu segera menikahi Karina. Hubungan kalian sudah terjalin cukup lama, dan sudah semestinya kalian segera menikah."

Adrian terdiam sejenak dengan bola matanya ke sana kemari menatap ruangan. Sedangkan Sandra dan Davidson menunggu jawaban darinya.

"Bagaimana Adrian? Apa kamu ~~~

"Atur saja semua! Terserah kalian saja, aku nurut."

1
4U2C
𝗮𝗱𝗮 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝗵𝗮𝘁𝗶 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗯𝘂𝘀𝘂𝗸,,
Ika Dw
Halo, author kembali lagi dengan cerita baru...yuk, mampir simak kisahnya 🙂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!