NovelToon NovelToon
SISTEM DEWA NAGA TERKUAT

SISTEM DEWA NAGA TERKUAT

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Sistem / Dikelilingi wanita cantik / Budidaya dan Peningkatan / Dunia Lain
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Dimas Seorang pekerja supir truk yang gak sengaja menabrak pekerja kantoran, tapi anehnya pandanganya gelap dan dia muncul didunia lain.

Sistem dewa naga terkuat menemani perjalananya menuju puncak kekuatan, dengan berbagai misinya Dimas mendapatkan berbagai harta yang sangat kuat.

Bagaimana perjalanan Dimas, Ikuti kisah keseruanya.

Gas... gua bakal up tiap hari sesuai mood, mungkin 2 chapter sampai 5 chapter perhari, kalau lagi mood bisa lebih.

Maaf jika ada kesalahan pada cerita, karena author hanya manusia, bukan nabi Boy.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3: Pedang Wu Xian Hancur, Takluknya Sang Pangeran

Di tengah aula megah kerajaan Leonhart, suasana menjadi jauh lebih panas dibanding beberapa saat yang lalu. Semua tamu undangan kini berdiri. Tak ada lagi yang duduk tenang menikmati hidangan pernikahan. Mereka semua menyaksikan sebuah pemandangan yang tak masuk akal.

Pangeran Wu Xian berdiri gagah di atas altar pernikahan dengan pedang panjang berwarna ungu gelap tergenggam erat di tangannya. Matanya membara karena amarah. Ia menatap Dimas yang baru saja menjatuhkan beberapa penjaga terbaik kerajaan dengan mudah. Sesuatu yang seharusnya tak mungkin dilakukan oleh orang asing yang bahkan tak punya aura kultivasi sedikit pun.

“Kau lancang berani mengacaukan pernikahanku! Aku akan membuatmu menyesal telah lahir ke dunia ini!” seru Wu Xian dengan suara keras.

Dimas tetap berdiri di tempat, dengan tangan santai di saku celananya. Senyum kecil masih bertahan di wajahnya, walau sebenarnya di dalam hati ada sedikit kekhawatiran.

‘Sial, auranya beda dari yang lain. Dia lebih kuat dari para penjaga itu,’ batin Dimas sambil menatap Wu Xian dengan pandangan serius. Aura yang terpancar dari tubuh pangeran itu begitu menekan. Bahkan lantai di bawah kakinya retak perlahan, dan udara di sekitarnya bergetar karena energi spiritual yang terkumpul.

Namun, Dimas masih berpikir logis. Meski baru 1% kekuatan fisik Dewa Naga, dia merasakan tubuhnya seperti baja hidup. Sampai saat ini, serangan para penjaga itu bahkan tidak meninggalkan goresan.

Wu Xian mengayunkan pedangnya ke depan, mengarah lurus ke Dimas. Dalam sekejap, tubuhnya melesat seperti kilatan petir. Kecepatannya membuat para tamu bangsawan yang berada cukup dekat langsung terpental oleh hempasan angin.

Dalam hitungan detik, Wu Xian sudah berada di depan Dimas. Pedangnya mengeluarkan cahaya ungu yang menyilaukan. Wu Xian menusukkan pedangnya tepat ke dada Dimas dengan kekuatan penuh, berharap serangannya langsung menembus tubuh musuh misterius itu.

CLANG!!

Suara logam bertemu logam terdengar keras. Wu Xian tersentak kaget. Pedangnya tidak masuk, tidak menembus, tidak melukai! Bilah pedangnya hanya berhenti di atas kulit Dimas, seolah menabrak dinding besi yang mustahil dihancurkan.

“Apa-apaan ini?!” gumam Wu Xian dengan wajah pucat.

Ia tidak menyerah. Dalam sekejap, dia menarik pedangnya dan kembali melancarkan tebasan menyilang ke bahu kiri Dimas. Tebasan itu keras, cepat, dan penuh dengan aura kematian. Tapi hasilnya tetap sama.

CLANG!

CLANG!

CLANG!

Dimas masih diam di tempat. Ia bahkan tidak bergerak sedikit pun. Setiap tebasan Wu Xian menghasilkan percikan api dari kulit Dimas yang keras bagai baja. Bahkan, tak ada bekas luka, tak ada memar, bahkan baju kaos Dimas pun cuma berdebu, gak robek sama sekali.

Dimas menghela napas pelan. ‘Hah... jadi beginilah kekuatan fisik naga 1% itu? Kirain cuma buat gaya-gayaan doang.’

Wu Xian makin frustasi. Ia mencengkeram gagang pedangnya kuat-kuat, urat-urat di tangannya menonjol. "Dasar monster!" teriaknya.

Ia mundur selangkah, menarik napas panjang, dan tiba-tiba tubuhnya diselimuti oleh aura ungu yang jauh lebih padat. Lantai di bawah kakinya runtuh, membentuk cekungan. Suara siulan angin menusuk telinga para tamu yang berada terlalu dekat.

“Kalau begitu, rasakan jurus pamungkasku!” seru Wu Xian. Ia mengangkat pedangnya tinggi-tinggi ke atas kepala, mengumpulkan energi spiritualnya di seluruh tubuh.

Dimas memperhatikan itu sambil tetap tenang. Sebenarnya, ia merasa sedikit waspada, tapi ada rasa penasaran juga. ‘Pamungkas? Semoga aja gak bikin gue cedera. Gue cuma punya 1% kekuatan naga, bukan full body mode,’ pikirnya santai.

Wu Xian menebaskan pedangnya ke arah Dimas. Dari ujung bilahnya, keluar semburan energi ungu berbentuk naga kecil yang meluncur cepat. Di saat yang sama, bilah pedangnya juga menghantam tubuh Dimas secara langsung, bersamaan dengan ledakan dari serangan energi.

BOOOOM!

Asap tebal menyelimuti seluruh area sekitar Dimas. Debu dan serpihan batu beterbangan. Para tamu yang melihat dari kejauhan bahkan harus menutup wajah mereka agar tidak terkena hempasan angin dari ledakan itu.

Wu Xian tersenyum lebar. Tertawanya pecah di tengah lapangan. "Hahahaha! Lihat itu! Dia sudah hancur menjadi debu!" katanya percaya diri.

Para penjaga yang tadi ragu, kini mulai bersorak. Tetua-tetua keluarga Leonhart yang duduk di kursi kehormatan juga mengangguk puas. Mereka semua berpikir masalah telah selesai.

Tapi, tawa itu segera berhenti.

Asap perlahan memudar, dan dari balik kabut abu-abu, sosok Dimas mulai terlihat lagi. Ia masih berdiri di tempat yang sama, dengan posisi yang sama. Tangannya masih santai di saku celana, dan di mulutnya ada senyum kecil. Bahkan, wajahnya terlihat bosan.

Dimas mengangkat satu tangannya, menepuk-nepuk dada kaos putihnya, membersihkan sisa debu yang menempel.

“Kok kayak digelitikin, sih?” gumam Dimas datar.

Wu Xian membelalak. Kedua matanya seperti mau meloncat keluar. Dia menatap Dimas seperti melihat iblis. “T-Tidak mungkin...”

Panik, Wu Xian mencengkeram pedangnya lebih keras. Tapi saat ia mencoba menariknya mundur dari tubuh Dimas, suara KRRAAKKK! terdengar jelas.

Bilah pedang ungu itu... retak.

Sebelum Wu Xian sempat berpikir lagi, retakan itu menyebar cepat seperti sarang laba-laba. Dalam hitungan detik, pedang kebanggaannya yang ditempa oleh pandai besi legendaris, hancur menjadi serpihan di tangannya.

Wu Xian terdiam membatu. Tangannya yang memegang gagang pedang yang sudah buntung itu gemetar hebat. Wajahnya pucat pasi, bibirnya bergetar tanpa suara.

“Pedang... itu... hancur?” gumam Wu Xian tak percaya.

Bagi seorang pangeran sepertinya, pedang itu bukan hanya senjata. Itu adalah simbol status dan kekuatan. Sekarang, semuanya sirna dalam sekejap. Hanya dengan berdiri diam, Dimas telah menghancurkan semua rasa percaya diri dan harga dirinya.

Dimas tersenyum tipis, menatap Wu Xian yang kini mulai gemetaran. “Bro, lu masih mau lanjut? Atau udah nyerah?”

Wu Xian mundur beberapa langkah. Ia benar-benar kehilangan akal. Tangannya terangkat, menunjuk ke arah para tetua dan pasukan di belakangnya.

“Jangan bengong! Bunuh dia sekarang juga!” teriak Wu Xian panik.

Para penjaga yang tersisa, bersama dengan tiga tetua keluarga Leonhart, segera maju. Mereka mengeluarkan senjata terbaik mereka, dan formasi tempur dibentuk dengan cepat. Aura kultivasi mereka meledak ke segala arah.

Tetua pertama mengeluarkan tongkat kayu hitam yang memancarkan energi kematian. “Anak muda, aku kagum dengan tubuh fisikmu. Tapi melawan tiga tetua keluarga Leonhart, nasibmu berakhir di sini.”

Tetua kedua, seorang wanita paruh baya dengan jubah hijau, mengeluarkan kipas besar yang terbuat dari bulu Phoenix. “Kau telah membuat masalah besar. Kini saatnya kau membayar dengan nyawa.”

Tetua ketiga, pria kurus dengan mata tajam seperti elang, menyiapkan dua belati pendek yang memancarkan aura pembunuh. “Aku akan menikam jantungmu tanpa kau sadari.”

Dimas melihat mereka maju serempak, tetap dengan ekspresi tenang. Dia menarik napas dalam. “Hah... kerja rodi nih gue.”

Namun, jauh di dalam hatinya, ada gairah aneh yang mulai tumbuh. Ini pertama kalinya ia merasakan betapa kuatnya tubuh barunya, meski baru 1%.

‘Kalau cuma gini doang, gampang,’ batinnya.

Tetua-tetua dan para prajurit Leonhart akhirnya melesat menuju Dimas. Mereka sudah siap mempertaruhkan hidup mati. Tapi mereka tidak tahu bahwa yang mereka hadapi bukan manusia biasa, melainkan seseorang yang telah mewarisi kekuatan sistem Dewa Naga Terkuat.

 

BERSAMBUNG

1
Rumah Pena
Campur oy
Dean Adam
Ini Kultivator Atau Dunia Fantasy Barat, heran Gue
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!