Perseteruan cinta antara agen cantik dan agen mafia, mereka berada di dua sisi yang berbeda, tetapi hati mereka tetaplah memiliki rasa yang sama, gejolak cinta nya begitu besar namun berada di dua sisi yang berbeda, membuat kedua nya sulit untuk bisa bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNSC, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gadis Novelis
Semenjak ia sadar dari koma nya, ia masih belum tahu pasti siapa dirinya.
Saat ini ia tinggal di sebuah rusun kumuh, "aku penghuni rusun itu, dan aku seorang pengangguran", ucapnya sembari berdiri di depan gedung tua itu
"Aku mencoba untuk mengingat masalalu ku, tapi percuma, semua seperti sia sia saja."
gumam nya berjalan di pinggiran kota, dengan tatapan mata yang kosong, tak sadar sebuah mobil hampir menabrak nya.
"Tttttiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnn!!!!!!!!!!" Klakson panjang itu berbunyi dengan kencang,
Seketika membuyarkan lamunan itu.
ia diam mematung di tengah jalan itu, memandang ke arah mobil yang hampir menabrak nya.
Sekali lagi klakson itu berbunyi dengan sangat kencang, ia menepi, membiarkan nya melewati.
Mobil itu berhenti, lalu turun seorang wanita muda dan cantik, ia menghampiri pria malang itu dan mencaci makinya.
pria itu diam saja, seperti tak mempermasalahkan perlakuan wanita di hadapannya. lantas ia tetap berjalan melanjutkan langkah nya.
Wanita itu semakin marah dan tak terima, lalu ia mengejarnya, "heyyyy!!!!!!! Berhenti di sana!!!!!!!!!". Ia melangkah mendekat.
" Jika anda banyak masalah, anda jangan membuat masalah dengan orang lain!!!!!!! " Ia marah dan mencaci maki, dengan jari yang menuding wajah.
pria itu tetap diam dan tak mempermasalahkan semua itu , ia tidak memperdulikannya dan tetap berjalan meninggalkan wanita itu.
"Sepertinya ia berhenti mengejarku, dan memacu kendaraan nya, dengan sangat terburu buru".
Lantas pria itu kembali ke rusun tempat tinggal nya dan terus mencoba mengingat semua masalalu.
Sementara itu, Di sebuah kantor , terlihat beberapa orang sedang meeting, mereka sangat serius membicarakan project nya.
"Bu Alya, secepat nya anda harus merampungkan cerita di dalam buku ini, bagaimana bisa ibu membiarkan buku ini dengan cerita yang menggantung!!!!!, ingat, kontrak sudah ibu tanda tangani kan!!!!!!! " Ucap seorang pria di meja itu.
Lalu meeting itu di bubarkan, mereka semua keluar dari ruangan itu, sementara tersisa Alya dan rekan rekan nya di dalam sana.
"Aku pusing sekali, entah apa yang harus aku tulis, aku membutuhkan inspirasi!!!!!! " Ucap alya, memegang kepala nya tanda ia sangat stress berat.
"Alya, terkadang inspirasi itu bisa muncul ketika kita mengalami sesuatu lhoh" Ucap rani yang memberikan motivasinya kepada alya.
"Iyaaa aku tahu rani, tapi apa?, hanya cerita dari kisah nyata seseorang yang bisa kita modifikasi dengan tulisan kita, dan yakin sangat cepat rampung di saat saat begini, lalu kisah siapa? Kisah kita sudah beberapa kali tertulis kan? " Ucap alya.
"Inspirasi itu terkadang bisa muncul ketika kita mengalami suatu kejadian yang aneh, atau yang tak pernah kita alami sebelum nya" Ucapan rani itu membuat alya teringat pria yang hampir ia tabrak.
Bagi nya sikap pria itu sangat aneh, apalagi tampang nya terlihat seperti orang tidak waras.
"Coba deh, kamu cari seseorang yang sedang mengalami masalah berat, cari tahu kisah nya, mungkin di sana kamu akan menemukan inspirasi baru" Saran rani kepada alya.
Lalu ke esokan hari nya, alya melalui jalan yang sama, dimana ia hampir menabrak seseorang. Ia berharap akan bertemu lagi dengan pria itu.
Perlahan ia mengendarai mobilnya, tapi tidak melihat pria itu, "ahhhh sialll, aku tidak melihat nya lagi" Gumam alya yang sedikit hampir putus asa.
"Aku yakin dia tinggal di sekitaran sini, tidak mungkin jika ia tinggal jauh dari sini" Ucap nya sambil terus mencari di sekeliling nya.
Namun sayang, hari itu alya tidak menemukan nya, sehingga ia memutuskan untuk kembali kerumah nya.
Di rumah, alya selalu memikirkan cara untuk menemui orang itu, dalam pikiran nya, tidak mungkin pejalan kaki akan berjalan sangat jauh dari tempat tinggal nya.
Kembali ia lalui jalan yang sama, tetapi, tetap saja ia tidak menemukan nya. Alya lelah dan putus asa.
Sepertinya keberuntungan ada di pihak alya, saat sedang duduk, alya melihat pria yang ia cari, pria itu berjalan memasuki sebuah gang.
Dalam otak alya, "tepat banget, itu orang kemarin, , tepat banget"
Alya seperti penguntit, yang memata matai gerak gerik pria itu, bahkan sampai di rusun nya, alya terus mengikuti nya, sampai tiba di depan pintu rusun.
Alya mencoba memberanikan dirinya untuk mengetuk mengetuk pintu.
Perlahan pintu itu terbuka, dan alya mematung agak sedikit takut, "oh, cari siapa ya? " Tanya pria itu kepada alya.
"Saya ingin meminta maaf atas kejadian kemarin, mungkin saya memang sudah salah karena berkata terlalu kasar". Ucap alya sembari menundukkan tubuhnya.
"Aaahhhhh sudahlah, aku tidak memperdulikannya, lupakan saja, lagi pula, aku lupa kalau kita pernah bertemu". Ucap pria itu dengan tenang.
"Jika sudah tidak ada lagi yang ingin kamu bicarakan, aku mau masuk ke dalam" Ucap nya dengan nada pelan kepada alya.
"Ohhh,,, bolehkah saya masuk? " Alya meminta izin, karena ia merasa kalau dia akan baik baik saja.
"Ohhh yahh silahkan," Lalu alya memasuki ruangan yang sangat sempit dan terlihat tua itu, jauh dari kata mewah, dalam ruangan terlihat kesederhanaannya, dan tak memiliki apa apa, lantas membuat hati alya menjadi iba, dan kasihan.
" hey, ruangan ini, sangat bersih, meski dari luar terlihat sangat kotor".
Alya duduk di lantai beralaskan karpet plastik, "Perkenalkan nama saya alya, " Mengulurkan tangan nya.
Pria itu diam sejenak, lalu mengambil sebuah surat dari dalam laci nya, ia menyerahkan surat itu kepada alya,
" menurutmu, siapa namaku?, aku tidak mengenal diriku sendiri? ".
"Kamu lupa siapa nama kamu? " tanya alya,
"Yah, saya lupa, sampai saat ini saya masih mencari tahu tentang diri saya sendiri" Ucap nya kepada alya sambil tersenyum.
" di dalam surat ini tidak tertulis siapa nama mu, tetapi, ada hal yang menggangguku, dikutip dengan kata wajah baru, apakah wajah mu ini merupakan wajah baru? " tanya Alya semakin dalam.
"entah lah, pihak rumah sakit bilang, namaku adalah Boy Williams"
ucap nya kepada Alya.
"Oh,,, kamu mau minum sesuatu ? " Ucap boy
"Ohhh iya apa saja", alya menerima tawaran itu karena ingin memberi apresiasi kepada boy.
Saat boy kembali dengan cangkir air nya, Alya menaruh sebuah amplop di meja kecil itu di atas karpet plastik .
" Apa ini? " , Tanya si boy.
"Terima lah ini, ini ucapan maafku, anggap saja sebagai ganti rugi", Ucap nya sambil menyerahkan amplop itu dengan kedua tangan nya.
"Maaf, aku bukan pengemis, sudah aku katakan lupakan saja, aku tidak memikirkan itu" , Boy menolak uang itu, meski sebenarnya ia sangat membutuhkan nya.
"Tolong, terima uang ini", Alya tetap memaksa nya untuk menerima uang itu.
Boy diam sejenak, lalu ia menerima nya, "aku terima uang ini, tapi aku akan segera membayarnya, anggap saja ini adalah hutang". Ucap boy sambil tersenyum.
"Baiklah, terserah kau akan membayarnya kapan saja".
Saat mereka berbincang di dalam rusun itu, tak sengaja alya melihat berlian di jari manis si boy.
" Heyy boy!!!!!!, ini berlian? ", Tanya alya dengan nada sangat terkejut.
"Entahlah, aku tidak tahu, jika memang aku hidup di tempat seperti ini, mana mungkin aku mampu membeli berlian bukan? ".
Jelas boy kepada alya.
Masuk akal, mungkin itu hanya berlian palsu yang hanya sekadar hiasan semata, pikir alya.
"Boy, boleh kah aku menulis kisah tentang mu, aku akan mencatat semua yang kamu katakan di buku ini" . Pinta alya kepada si boy.
"sebagai gantinya, aku akan membantu mu mencari tahu jati dirimu".....
" ahh baiklah alya,tak masalah".
