Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melepas rindu
"Hay Jasmine."
"Dirga!"
"Kenapa, kaget ya jika aku tiba-tiba muncul dihadapan mu?" ucap Dirga seraya memberikan bucket bunga berisikan bunga anyelir putih kesukaan Jasmine.
"Anyelir putih."
Jasmine terpesona akan keindahan bunga tersebut, dulu dia dan mamanya seringkali menghabiskan waktu merangkai bunga-bunga anyelir. Seketika kenangan indah itu kembali melintas dibenaknya.
"Terimalah, bunga spesial untuk wanita terindah dalam hidupku."
"Terimakasih Dirga." balas Jasmine dengan suara bergetar.
"Kali ini kamu harus punya waktu untuk ku Jasmin, berhubung sekarang hari Minggu dan kamu libur."
"Oke, memangnya kamu ingin mengajakku kemana Dirga?"
"Sesuatu tempat yang tenang dan nyaman, agar tidak ada seorangpun bisa menganggu kita berdua."
"Ta...tapi." Jasmine bingung memikirkan cara untuk menolak Dirga, tapi dia juga tidak punya alasan yang tepat. Sehingga mau tidak mau dia terpaksa ikut dengan Dirga.
Sepanjang perjalanan Dirga lah yang lebih antusias dan banyak bicara, sedangkan Jasmine lebih memilih sering tersenyum atau diam dan menjawab saat ditanya saja. Entah kenapa disaat seperti ini pikirannya hanya tertuju pada Devan. Dan hanya ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan pria itu bukan Dirga calon suaminya sendiri.
"Sayang, kita makan-makan di restoran dulu atau langsung saja ke apartemen atau kamar hotel?" ucap Dirga terdengar santai memberikan pilihan yang lumayan sulit bagi Jasmin, sedangkan Dirga sudah terbiasa mengajak perempuan kesana, namun tidak dengan Jasmine yang kaget, bahkan wajahnya langsung pucat.
"Ngapain kita ke sana?"
"Jasmine, kamu itu sudah dewasa tentunya paham. Jarang-jarang kita punya waktu berduaan, malam ini aku ingin melepas rindu denganmu sayang." Dirga membelai rambut Jasmine. Meskipun gadis itu berusaha untuk menghindar.
"Melepas rindu, bagaimana maksudnya?"
"Hubungan layaknya yang terjadi pada suami-istri."
"Bukankah itu seharusnya terjadi, setelah kita resmi menikah Dirga."
"Sekarang ataupun nanti sama saja Jasmine, lagian kita juga bakal menikah. Apa kamu tidak kasihan padaku yang seringkali kamu abaikan."
"Aku belum siap Dirga."
"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu sayang."
Tanpa banyak bicara lagi, Dirga langsung menarik sebelah tangan Jasmine memasuki unit apartemennya.
"Ayo berfikir keras Jasmine, agar kamu bisa keluar dengan selamat dari cengkraman singa ini, tanpa dia marah ataupun curiga." bathin Jasmine terus berfikir.
"Ayo sayang, kita lakukan dikamar ku saja." menarik tangan Jasmine memasuki kamarnya.
"Tunggu jangan terburu-buru gini sayang, aku mau mandi dan bersih-bersih dulu." bujuk Jasmine.
"Oke, kita mandi bareng ya!"
"Jangan...aa...aku masih malu-malu, kamu tunggu aku di atas ranjang saja ya." bujuk Jasmin.
"Tapi habis mandi kamu harus pakai lingerie seksi ini." Devan memberikan sebuah lingerie berwarna merah terang ketangan Jasmine, meskipun penasaran siapa pemilik lingerie tersebut, namun Jasmine tidak mempermasalahkannya. langsung menerima dan membawanya ke kamar mandi. Tidak lupa Jasmine terlebih dahulu menutup rapat pintu tersebut dari dalam.
Jasmine yang kebingungan berjalan mondar-mandir dalam kamar mandi, beruntung dia membawa ponselnya ikut serta kedalam.
"Mau tidak mau aku harus minta bantuan pak Devan, aku tidak sudi tubuhku jadi pemuas nafsu Dirga si mata keranjang itu." umpat Jasmine seraya menghubungi Devan, namun sudah panggilan ketiga kalinya belum juga diangkat.
"Angkat dong pak Devan, cuma bapak yang bisa menolongku disaat genting seperti ini." gerutu Jasmin mulai panik, sedangkan diluar kamar Dirga terus berteriak memintanya untuk segera keluar.
Tok!Tok!Tok!
"Jasmine."
"Jasmine."
"Jasmine sayang, cepat lah... kenapa kamu lama sekali mandinya, apa perlu bantuan ku?" goda Dirga dibalik pintu.
"Tunggu sebentar lagi, aku masih mandi air...rasanya begitu menyegarkan...kamu sabar ya Dirga palingan lima belas menit lagi selesai." balas Jasmine pura-pura memainkan air.
"Baiklah, jika tidak aku dobrak ya pintunya."
"Eh jangan Dirga!"