Kabar Jerri kembali terdengar sampai ketelinga Zahira,mereka pernah berteman namun harus terpisah oleh jarak dan keyakinan,kabarnya Jerri sudah mualaf saat ini.
Apa ada kemungkinan mereka bertemu lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3
Papa Jerri muncul tiba-tiba karena permintaan Jerri,kali ini Jerri meminta kepada Papa untuk tidak lari saat berantem dengan Mama.Papa mengikuti kemauan Jerri,apa yang akan Jerri lakukan Papa hanya bisa mendukung kali ini.
"Kamu ngapain pulang?"tanya Mama menunjuk kearah Papa
"Jerri kamu sudah makan?"tanya Papa
"Belum Pa,ayo Pa kita makan."ajak Jerri
Jerri mengajak Martin meski mereka sebenarnya sudah makan,sekedar menemani Papa bisa menghiburnya meski suara Mama sangat memekakan telinga.
"Kamu yakin berani melawan Mama?"tanya Papa
"Pa,aku melawan bukan tanpa bukti."jawab Jerri
"Om,akhir-akhir ini sangat parah dia buang duitnya."kata Martin
"Berapa kamu kasih Jerri?"tanya Papa
Jerri tidak mau menjawab kali ini sebelumnya dia tidak ingin itung-itungan dengan wanita pilihan Mama,namun saat ini dia sudah mulai tidak bisa mengendalikan dirinya seperti Mama.
Aira berniat menginap malam ini namun karena dari tadi ponselnya berbunyi makanya dia memilih untuk pamit pulang.Sampai dirumah dia mengamuk,melempar semua benda yang bisa dia raih dengan tangannya hingga membuat seluruh ruangan berantakan.
"Eh bocah manja,setelah mengamuk kamu harus bereskan."kata Ibu Murti
"Ibu saja aku lelah,aku mau tidur."kata Aira
"Berapa yang kamu dapat hari ini?"tanya Ibu Murti menarik rambut Aira
"Kartu kreditnya diblokir!puas kamu!"jawab Aira dengan keras
Murni membiarkan anak gadisnya masuk kedalam rumah,meski begitu Mama Jerri yang bernama Lintang masih menyayangi Aira seperti anaknya sendiri.
****
Ponsel Aira terus berbunyi dipagi hari,biasanya dia bangun siang kali ini karena satu panggilan harus membuatnya bangun.Saat dilihat nama yang tertulis Tante Lintang,dia buru-buru mengatur suaranya dengan suara yang dibuat-buat.
"Iya Tante."kata Aira
"Cepat bangun,buatkan sarapan buat Jerri."kata Lintang
"Tapi aku tidak bisa masak Tante."kata Aira
"Bukannya Ibu kamu bilang kamu pintar masak."kata Lintang agak tinggi
Lintang merasa kecewa dengan Aira pasalnya dia sudah berbohong kepadanya,dia duduk begitu saja di kursi dimana anak dan suaminya sedang sarapan.
"Kenapa Ma,menantu pilihan gak bisa masak ya?"tanya Papa
"Diam kamu!"kata Lintang
"Pa,udah biarin aja dulu."kata Jerri
Martin keluar dari kamar menyerahkan apa yang Jerri minta,dia memperlihatkan kepada Papa apa yang Aira lakukan dengan kartu kredit milik Jerri.
"Belanjanya melebihi kuota Mama kamu,apa kamu sanggup hidup dibawah tekanannya,lama-lama perusahaan dia ambil alih."kata Papa agak keras
Mama yang mendengar langsung ikut bergabung dengan Papa,dia merebut bill yang dipegang Papa,saat membaca Mama langsung terduduk dengan lemas,dan tidak bicara lagi.
"Bibi Sari,antar aku kekamar."kata Mama
****
Dengan semangat pagi ini Jerri pergi kekantor seperti biasa hanya saja saat ini dia lebih lepas seperti tidak ada beban seperti sebelumnya.
Zahira yang sedang bersiap-siap harus dibuat kesal dengan tingkah Jihan yang lagi-lagi menggodanya.Meski Jihan sekedar bercanda namun jika selalu ditanya hal yang sama maka dia akan menghindar.
"Kak,senyum-senyum masih pagi,punya pacar ya?"tanya Jihan
"Kamu ini,gak ada pertanyaan lain ya."kata Zahira
"Kak,teman Kakak waktu kuliah dulu dengar-dengar dia kembali kesini,apa Kakak sudah mendengarnya?"tanya Jihan
"Siapa?"tanya Zahira
"Alah yang dulu sering kesini minjam motor."jawab Jihan
Zahira tersenyum karena mengingat masa dimana Jerri sering main kerumah,dia sering meminjam motor miliknya karena mobilnya tidak bisa melintas jalan yang mau dia lalui.
"Eh,bengong lagi."kata Jihan menepuk pundak Zahira
"Ah,iya sudah sana aku mau ganti baju."kata Zahira mencoba mengusir adiknya
"Eh tunggu-tunggu,ada hal penting yang Kakak harus tahu,Kak Jerri sebenarnya sudah pindah keyakinan,apa Kakak juga belum tahu?"tanya Jihan
Zahira ingin tersenyum namun justru malah menangis,pasalnya semalam dia menerima lamarannya meski belum secara resmi,namun kali ini dia masih belum mau membicarakan karena belum pasti.
Zahira buru-buru menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir,Jihan yang melihatnya jadi ikut bersedih karena dia berniat memberitahu kebenaran dan menghibur Kakaknya namun malah membuatnya menangis.
"Kak,maaf ya kamu jadi sedih."kata Jihan.
"Sudah gak papa,keluar sana."kata Zahira
Zahira kembali duduk termenung didepan cermin,akhirnya dia bertemu dengan Jerri yang dia suka selama ini.Sebuah panggilan mengejutkannya,dilayar ada nama Jerri padahal dia tidak menyimpan atau tidak memilikinya.
"Halo."sapa Zahira
"Ra,aku sudah didepan rumah."kata Jerri
"A apa?"tanya Zahira buru-buru keluar
Zahira keluar dari kamarnya dengan berjalan cepat bahkan sedikit berlari,Ayah dan Bunda memanggil namun tidak digubrisnya,Ayah mengikuti langkahnya karena Zahira melupakan hijabnya,dia masih memakai handuk yang dililit dikepala meski sudah memakai baju lengkap.
"Ra."panggil Ayah
Zahira keluar dengan membuka pintu gerbang dan benar diluar sudah berdiri Jerri dan Martin dibelakangnya,Ayah Zahira menarik memberikan hijab kepadanya.
"Kamu ini,teledor sekali."kata Ayah
"Maaf Yah,buru-buru."kata Zahira
Diluar pagar Jerri tersenyum melihat seorang Ayah yang melindungi anak gadisnya,setelah mengucapkan salam Jerri dipersilahkan masuk,Ayah mengajak sarapan bersama.
"Mari masuk dulu,kita sarapan bareng."ajak Ayah
"Baik Om,terimakasih banyak."kata Jerri
Zahira kembali kedalam kamarnya,sementara Jihan baru keluar dia langsung menuju keruang makan dimana disana ada sosok Jerri yang sudah dia kenal sebelumnya.
"Aaaaahhh,Kakak apa kabar?"tanya Jihan
"Baik."jawab Jerri
"Sudah makan dulu,nanti lagi ngobrolnya."kata Ayah
Zahira keluar dan langsung bergabung dimeja makan,meski hanya sarapan sedikit namun Ayahnya yang meminta mengambilkan untuk Jerri.
"Sorry,sarapan disini seadanya."kata Zahira
"Tidak apa-apa,sesekali makan nasi."kata Jerri
Jihan tidak menyangka jika Kakaknya menyembunyikan hal sebesar ini kepadanya,padahal baru pagi tadi dia bilang Kak Jerri kembali justru sekarang sudah berada didepannya.
"Kak Jerri kapan kalian ketemu lagi?"tanya Jihan
"Kemarin."jawab Jerri
"Ah begitu ya?"tanya Jihan tersenyum dengan terpaksa
Setelah selesai sarapan Jerri meminta ijin untuk sekedar mengobrol dengan Ayah Zahira,dia berniat ingin meminang Zahira pagi ini.Setelah semua duduk dengan tenang,Jerri mengeluarkan sesuatu dari saku jasnya.
"Om,maaf pagi-pagi sudah merepotkan,tapi kedatangan saya kemari karena ingin melamar putri Om Zahira."kata Jerri
"Om,pikir mau ngomong apa,soalnya ini sangat mendadak.Om senang-senang aja,bagaimana kamu Ra?"tanya Ayah
"Kakak,ayo jawab."kata Jihan menyenggol lengan Zahira
"Jika Ayah dan Bunda mengijinkan."kata Zahira
Ayah dan Bunda tersenyum lepas kali ini,tidak menyangka pagi-pagi kedatangan tamu melamar anak gadisnya.Setelah menyematkan cincin dijari manis Zahira dengan segera Jerri mengabari Papanya.