NovelToon NovelToon
Di Sebatas Saling

Di Sebatas Saling

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Enemy to Lovers
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Magisna

Apa dasar dalam ikatan seperti kita?
Apa itu cinta? Keterpaksaan?

Kamu punya cinta, katakan.
Aku punya cinta, itu benar.
Nyatanya kita memang saling di rasa itu.

Tapi kebenarannya, ‘saling’ itu adalah sebuah pengorbanan besar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Magisna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episot 10

"Harusnya Kak Puja nginep satu malam lagi di sini, aku cemas Kakak belum pulih bener." Dua tangan Luna sibuk menyisir rambut panjang Puja yang duduk di tepi ranjang, masih di kamar rumah sakit.

"Ibu setuju sama Luna. Kamu harusnya di sini sampe keadaanmu benar-benar membaik," tambah Sedayu sembari memasukkan barang-barang Puja ke dalam tas jinjing berukuran medium.

"Aku udah nggak apa-apa, Bu, Luna. Luka di bahu aku juga udah mulai pulih," sanggah Puja "Aku mau sambung istirahatnya di rumah Kavi. Obat pasti bantu aku membaik."

Tepat hari ini Puja sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Luka tembak di bahu kirinya mulai mengering. Satu keberuntungan karena peluru itu tak sampai merusak organ vital-nya.

Resleting tas sudah menutup sempurna, Sedayu mendesah lalu melihat ke arah Puja. " Di rumah itu atau di mana pun, Ibu harap kamu bahagia, Nak. Tetap kuat dan jangan putus asa." Memaknai kalimat itu, dia sangat tahu bagaimana dulu putrinya begitu memuja Kavi, sekarang pun apa bedanya.

Sedayu yakin, alasan Puja bersedia menikahi Kavi bukan hanya demi perkara pembebasan rumah, melainkan juga demi hatinya.

Masa SMA adalah masa pengembangan rasa yang kompleks. Cinta tumbuh lalu belajar menyesuaikan tempat. Cinta di masa itu bisa saja hilang dengan sangat cepat lalu berganti singgah, namun juga bisa bertahan lama, bahkan sangat lama seolah tak ada pilihan lain.

Dan yang kedua, Sedayu yakin adalah tempat dimana Puja berada. Cintanya pada Kavi masih belum terpatah.

Kecemasannya bukan tentang kebertahanan perasaan Puja atas Kavi, baginya itu manusiawi. Tapi sisi lainnya dia takut Puja akan menderita dan tersakiti, karena hati Kavi idak berada di satu arah yang sama dengan putrinya itu.

"Ibu kenapa jadi dramatis gitu?" Puja meraih tangan Sedayu yang kini berdiri tepat di hadapannya. Dagu berbelah manis yang dia punya terangkat untuk meraih tatap pada wajah ibunya dibalut senyum seindah mentari pagi. "Aku pasti akan bahagia, Bu."

Dua telapak tangan Sedayu merangkum wajah putrinya, sapuan ibu jari membelai sekitaran mata Puja sepenuh kasih. "Tentu, kamu pasti dapatkan itu, Nak," katanya, lalu memberikan dekapan erat.

Luna menatap haru, satu tangannya menyapu pipi yang terlanjur basah. "Ayo pulang," ajaknya kemudian. Tak akan ada beda, harapannya pun tentu sama. Pengorbanan Puja sudah sangat banyak demi keluarga mereka, dia ingin kakaknya bahagia.

****

Mobil yang dikirim Aji untuk menjemput Puja pulang ke kediaman Manggala sudah sampai di depan gerbang.

Puja turun dibantu ibu juga adiknya. Supir sigap membantu menurunkan beberapa barang yang tak seberapa.

"Sayang, akhirnya kamu pulang." Bening menyambut dengan pelukan. "Maaf Mama gak bisa jemput ke rumah sakit karena mendadak ada urusan di butik dengan customer. Papa juga ada rapat penting di perusahaan," ungkapnya menjelaskan keadaan, lalu menoleh ibunya Puja. "Dayu, maaf repotin kamu. Juga Luna, kamu pasti melewatkan pelajaran hari ini, Sayang."

Sedayu mengusap lengan wanita itu. "Kamu ini, Puja itu putriku, mana bisa disebut merepotkan." Diiring senyum seteduh biasa.

"Iya, Tan. Aku juga nggak merasa repot." Luna menimpal.

"Bener, Ma.” Puja tersenyum. "Lagi pula Mama ngirim supir buat jemput kami. Itu juga udah lebih dari cukup."

"Sayang ... kamu selalu semanis itu." Bening memuji bangga, sembari terus menuntun jauh ke dalam rumah, tepatnya ke arah dapur. "Bi Jum udah siapin masakan yang banyak, kita makan bersama."

"Ayo." Luna bersemangat.

"Terima kasih, Ning." Lagi-lagi Sedayu mengucapkan itu.

"Hmm, jangan sungkan. Ayo. Abis makan, kita ngobrol yang banyak.”

Semua mengangguk serempak senang. Siapa yang akan melewatkan makanan satu meja penuh dengan beragam menu andalan.

Tiba di ruang makan, mereka mengambil posisi duduk mengisi kursi satu per satu. Piring-piring bersih masih menelungkup rapi di hadapan masing-masing.

Menu sebanyak itu, selain Puja, ibu dan adiknya, Bening hanya sendiri.

Puja berinisiatif untuk bicara, "Ma, apa gak sebaiknya kita nunggu Papa pulang dulu? Biasanya jam istirahat Papa makan di rumah, 'kan?"

Bening menjawab seraya menuang makanan ke dalam piringnya. "Papa bilang masih menunggu klien penting dari Semarang, Sayang. Jadi sudah pasti makan di luar."

"Hmm ... lalu Kavi?"

Yang itu langsung menyentak Bening, dengan kaku dia menoleh menantunya itu. Sungguh lupa, belum memberitahu Puja tentang minggatnya Kavi ke rumah Arjuna. "U-umm ... Kavi... anu, dia ...."

*******

Esok pagi tepat pukul 09.25.

Bell di pintu depan berbunyi hingga empat kali banyaknya.

Kavi tengah berenang, sedang Arjuna duduk santai membaca buku di tepi kolam.

Ini akhir pekan dan tentu saja mereka berdua libur bekerja.

"Jun, lu gak mau buka pintu?!" Kavi menyeru di sela aktifitasnya.

"Males," sahut Arjuna, tetap fokus ke lembar buku.

"Bukalah sana. Siapa tahu Jaya yang dateng."

"Jaya gak akan maenin bel ampe berulang kali kayak gitu, dia pasti pilih manjatin pager." Arjuna tahu betul kebiasaan asistennya---Sanjaya.

Kavi tiba-tiba ingat. "Kalo bukan Jaya, pasti kurir makanan!” serunya. “Tadi gua pesen pizza soalnya.”

“Bangke!” Jun berdecak kesal, akhirnya mengalah. Buku di tangan dilemparnya ke meja kemudian melenggang pergi untuk membuka pintu utama.

Jarak menuju gerbang terasa lama, Arjuna melangkah mengikuti rasa malasnya.

Sampai di gerbang beberapa saat kemudian ....

Sepasang mata Arjuna melotot lebar karena terkejut.

Seorang wanita berdiri dengan senyum merekah indah. "Hai, Jun."

"Ha ... hai!" tanggap tergagap Arjuna. Pandangannya kemudian jatuh pada sebuah koper jumbo yang berdiri di samping wanita itu. "Kamu ... ada apa ke sini?"

Wanita itu menoleh ke samping bawah, mengusap pegangan kopernya, lalu kembali mendongak setelah tiga detik berlalu. "Aku ....”

Beberapa saat kemudian ...

"Kav!"

"Ya." Kavi menoleh cepat ke arah Jun yang muncul dari arah seharusnya. Dia sudah berada di darat dan tengah sibuk menyeruput jus sembari duduk bersantai di atas kursi terlindung payung. "Mana pizza-nya?" tanya pria ini.

"Ada" jawab Arjuna enteng. "Pizza yang lu pesen super gede dan menggiurkan. Pokoknya lu akan kenyang deh!"

Kening Kavi mengernyit, tak mengerti. “Somplak! Ngomong apaan sih lu? Pizza-nya mana? Gua kagak liat lu bawa apa-apaan." Matanya beralih pada kedua tangan Arjuna yang kosong, terayun bebas.

Wajah sialan Arjuna itu tersenyum, bermakna sirat yang aneh.

Detik berikutnya .... "Ini dia."

JENG JENG JENG!

Mata Kavi terbelalak, lebar sempurna seperti purnama pertengahan bulan. "Ba-baskom!” pekiknya tergagap.

Puja Anugerah ... wanita itu muncul dari balik tubuh Arjuna, bertingkah seolah memberi kejutan. Itu juga sudah terencana bersama Jun saat dalam tujuan ke kolam renang beberapa saat terlewat. “Hai ... suami.”

Tatapan horor Kavi menyorot sahabatnya yang tersenyum-senyum tanpa dosa itu. "Jun ....--"

"Gimana pizza-nya? Besar dan menggiurkan, kan?"

1
Wan Trado
puja demi obsesinya rela menyiksa diri, sayang kavi lebih mengagungkan kesempurnaan, kalaupun sekarang kavi mulai terlihat menyukai puja itu semata karena puja berubah secara fisik..!! coba kalau tetap seperti dulu tampilan puja 3 kontainer pun cinta yang dibawakan puja takkan berarti..
jadi lupakan obsesi cintamu puja..
ada jim dan jun, walaupun mereka belum teruji, jim karena kedekatan kerja.. jun terkesan memancing di air keruh..
Wan Trado
disaat kavi bergerak ke perubahan dari keegoisan, gantian puja mulai membohongi perasaan demi benteng kekerasan hati kavi yang sudah lama tercipta
Wan Trado
mulaiii... kann.. 😆
Wan Trado: wuiiih ada narsisme disini.. 😂
but, okelah Semoga sepadan dg hasil.. 😁
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Asalkan aku gk termasuk dari kebodohan itu, maka dunia orang waras akan tetap baik2 aja🤣
total 4 replies
Wan Trado
wah wahhh.. nakal yaa @Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт
Wan Trado
bisa ga perumpamaan nya yg lebih manis dikit... ini kan jadi bau tau.. 🤣🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: hiperbola juga butuh plesetan, Kak./Toasted/wkwkwkwk!
total 1 replies
Wan Trado
tunggu saja sampai puja juga membentengi hatinya darimu dan aku mulai mencari celah untuk menguasai benteng hatinya puja, batinnya juna berkata..
Wan Trado: komentator belajar nulis pulak 🤣🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Hahaha!
Ada yg menambahkan.
total 2 replies
Be___Mei
Annyeonghaseooooo 👻👻👻
Be___Mei: Kwkwkw nanti kita tanyakan kepada rumput yang bergoyang 😂
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Annyeong haseo, Eonni. Gomawo sudah mampir./Smile/
Bogoshipeo ... kapan ada rilisan baru di akunmu?
total 2 replies
Wan Trado
untuk sementara tidak ada komentar
Wan Trado
yakin ga akan terjebak dg janjimu hari ini kavi... yakiiinn..??
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: "janji adalah jebakan"..🤣
total 1 replies
Wan Trado
ngomelin siapa sebenarnya sihh.. 😂
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Hahaha!

Gomawoyo ....🤩
Wan Trado: sungguh spesial wanita satu ini... 😊
nih ☕ spesial buat 👉 kamu..
total 3 replies
Wan Trado
dimanaaa😁
Machan
gua berasa balik ke jaman sekolah, punya temen namanya Kokom dipanggil baskom🤣
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Gua juga ada temen namanya Idrus dipanggil Kardus🤣
total 1 replies
Machan
anjay, baskom cuciaan
Machan
minyaaaaakkkk
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Wkwkwk!
Balik ke sisi melo dulu gua🤣
total 1 replies
Wan Trado
☝aku datang.. 🤝
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: Wkwkwk! Selamat dadang, Kak..
total 1 replies
Wan Trado
harus ada suprise karakter ya kak, jangan lurus-lurus saja dari tidak suka menjadi bucin.. 😁👍
Ꮇα꒒ҽϝ𝚒ƈêɳт: udah ...
speechless🥲
Wan Trado: i told you before, always 👉 you 😍
total 5 replies
Wan Trado
hadir dan nyimak perangainya dulu.. 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!