HAPPY READING. . .
MENTARY SAFIRA PUTRI anak broken home yang lebih memilih untuk bekerja dari pada melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, gadis mandiri cantik dan pintar.
AXCEL PUTRA DEWANGGA seorang pengusaha muda yang sukses tapi tidak dengan pernikahannya karena harus kandas ditengah jalan, janji suci yang dinodai oleh sang istri dengan berselingkuh membuat AXCEL memutuskan untuk bercerai.
" Tar pilih duda apa perjaka." tanya Clara teman Tary.
" Nggak ada angin nggak ada ujan tiba-tiba nanya gituan waras lo."Jawaku.
" Lo tau nggak anak pemilik toko roti tempat kita kerja, ternyata oh ternyata duda mana ganteng banget lagi." ujar Clara senyum-senyum nggak jelas sambil meluk guling.
" Sinting kali nih anak senyum-senyum nggak jelas." gumam Tary sambil gelang-geleng kepala.
penasaran seganteng apa dudanya terus pantengin cerita aku yah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Revan Fernando, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masih ada keraguan
keheningan menemani perjalanan Axcel untuk menggantarkan kedua perempuan itu pulang ke kontrakan mereka, Axcel yang gak tahan dengan keheningan itu pun membuka suaranya.
" Kontrakan kalian ada di daerah mana?"
" Ada di setia damai mas." ucap Clara.
" Oh , kalian berdua sudah lama kerja di toko roti milik mama saya?"
" Kalau saya sudah setahun mas, tapi kalau Tary baru beberapa bulan ini sih."
" Kamu gak keberatan dengan panggilan Zayan terhadap kamu?" ucap Axcel, ia melirik sekilas kearah perempuan yang duduk di sampingnya.
" Hah maksud mas." ucap Tary sedikit tersentak pasalnya ia sedari tadi emang hanya melihat keluar jendela tidak begitu mendengarkan obrolan mereka berdua.
" Lo dari tadi ngelamunin apaan sih tar orang di ajak ngobrol gak nyaut-nyaut."
" Apaan sih, siapa juga yang ngelamun."
" Trus kalau gak ngelamun tadi mas Axcel nanya apa coba? Gak tahu kan ngelamun aja bilangnya gak ngelamun."
" Emang mas tanya apa barusan?"
" Mas tanya kamu keberatan gak sama panggilan Zayan ke kamu?"
" Oh kalau itu sih aku gak masalah, emang kenapa mas keberatan?"
" Awalnya mas keberatan takutnya kamu gak nyaman sama panggilan Zayan ke kamu!.
" Besok pulang kerja kamu ada acara gak?"
" Nggak sih kayanya!"
" Besok pulang kerja mas jemput yah? ada yang mau mas omongin ke kamu."
" Emang mas gak sibuk?"
" Kan udah jam pulang kerja." sedangkan tary hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda dia paham.
Perjalanan mereka pun hening setelah percakapan tadi selesai, tapi tary tiba-tiba minta diturunkan di minimarket yang tidak jauh dari kontrakannya.
" Eh mas berhenti di minimarket depan deh aku ada yang mau dibeli dulu, mas pulang aja gak papa lagian kontrakan kita udah gak jauh lagi kok nanti aku sama Clara bisa jalan kaki ke kontrakannya."
" Mas tungguin tadi mas udah bilang mama bakal antar kalian sampai kontrakan." axcel pun menepikan mobilnya di depan minimarket, lantas Tary dan Clara pun turun diikuti oleh Axcel.
" Lah mas turun juga." ucap Tary, saat melihat Axcel mengikuti dirinya dan Clara. Yang di jawab hanya dengan senyuman.
Tary dan Clara pun mengambil barang yang mereka butuhkan dan beberapa cemilan, dirasa semua kebutuhan mereka sudah di masukkan ke keranjang belanja Meraka pun menuju kasir. Dan menyerahkan belanjaan utuk di scan, selesai belanjaan discan saat Tary akan mengeluarkan uang untuk membayar tapi tiba-tiba Axcel mengeluarkan kartu kredit dan diarahkan ke kasir.
" Pake ini aja mba." ujar Axcel kepada penjaga kasirnya.
" Eh mas gak usah biar aku bayar sendiri." tolak tary merasa tidak enak.
" Nggak papa anggap aja ucapan terima kasih karena udah nemenin Zayan main."
" Tapi mas, tadi aja makan siang kamu yang bayar loh masa ini juga kamu yang bayar." Tary benar-benar merasa sungkan.
" Nggak papa ."
" Ini kartunya mas, terimakasih selamat datang kembali."
Lalu mereka pun kembali ke mobil, dan melanjutkan perjalanan yang tinggal beberapa meter lagi sampainya di depan kontrakan mereka Tary pun pamit untuk turun.
" Makasih mas udah dianter pulang sama makasih buat semuanya."
" sama-sama." jawab axcel sambil tersenyum ke arah Tary.
" Makasih mas sering-sering aja sih traktirnya he he he ." ucap Clara cengengesan.
" Ra ih malu-maluin aja sih." ucap Tary sambil mencubit pinggang Clara pelan.
" Njir sakit tar." ucap Clara sambil mengelus bekas cubitan tary.
"Bisa aja kamu Ra, gak masalah buat saya sih kapan-kapan saya traktir lagi." ucapnya sambil tersenyum.
" Kalau gitu mas pulang dulu yah."
" Hati-hati dijalan mas." ucap mereka berdua bersamaan.
" Hmmm." jawab axcel, lalu melajukan mobilnya ke jalan raya berbaur dengan pengendara lain.
Sepeninggalnya Axcel Tary dan Clara pun memasuki kontrakan mereka, Clara yang merasa capek pun langsung merebahkan badannya diatas kasur.Sedangkan tary menyusun belanjaan mereka di rak kecil yang ada di sisi lemari pakaian mereka dan mengambil baju untuk mandi.
" Tar, kapan mau lo kenalin ke bunda?"
" Siapa?"
" Ya elah ya calon misua lo lah siapa lagi."
" Calon suami yang mana sih Ra?" ucap Tary pura-pura gak tahu maksud Clara.
" Ya elah emang calon suami lo ada berapa anjir? Ya jelas anaknya Bu Nina lah masa ia anak nya pak kades. Udah bisa move on kan dari anaknya pak kades apa masih gamon?"
" Apaan sih siapa juga yang gamon, lagian gue udah gak kepikiran sama dia lagi kali kaya cowok cuma dia aja pake segala gamon."
" Ya kan siapa tahu, lo kan pas pacaran sama dia ngebucin banget."
" Ya anggap aja gue pas itu lagi khilaf makanya bucin sama playboy cap kadal."
" Playboy cap kadal gak tuh, sekarang aja playboy cap kadal dulu pas ngebucin apa kaba bu. Tapi beneran Tar udah bisa move on bukannya dulu lo kaya orang mau sekarat yah nangis mulu gara-gara putus."
" Sialan lo yah, udah ah ngapain sih bahas dia."
" Ok, ok back to topic jadi lo terima perjodohan ini apa nggak?"
" Kalau menurut lo gimana, terima apa gak?"
" Ye, lo yang mau ngejalanin tapi btw dia sendiri gimana terima apa gak?"
" Tadi sih pas gue habis nganter Zayan ke kamar, tiba-tiba pas lagi turun tangga dia nanya ke gue gue terima perjodohan ini gak.? Trus gue jawab aja lo sendiri mau terima perjodohan ini atau mau lo tolak dan lo tau jawaban dia apa?"
" Dia jawab apaan? cepet oi jawab jangan bikin gue penasaran."
" Cie nungguin ye." ledek Tary.
" Apaan anjir gak usah banyak drama deh!"
" Ha. . .ha . .ha. Penasaran banget apa penasaran aja nie." tanpa menjawab pertanyaan Clara Tary masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badannya yang terasa lengket karena seharian bermain.
" Anjir, Tar jawab dulu woy malah pergi sialan tuh bocah bikin kesela aja!"
" Lanjut nanti aja gue gerah pengen mandi." teriak Tary dari dalam kamar mandi.
" Awas aja kalau habis mandi gak cerita, gue cekik lo ." ucap Clara bersungut-sungut.
Sedangkan Tary yang udah buat Clara kesel lagi asik mandi dengan bersenandung kecil.
" Mandi woy, gak usah konser di kamar mandi pamali." teriak Clara saat mendengar Tary asik bersenandung di kamar mandi.
Lima belas menit kemudian Tary pun keluar dari kamar mandi dengan handuk dililitkan di atas kepalanya, Ra lo gak mandi dulu udah mau Asha lo.
" Hmmm, lama banget sih lo mandinya." lantas Clara beranjak dari kasur melangkah ke kamar mandi.
" njir, perasaan gue mandi cuma lima belas menit doang deh." gumam Tary saat melihat Clara memasuki kamar mandi.
" Tar, ambilin gue baju dong baju gue jatuh anjir."
Tary pun melangkah ke arah lemari untuk mengambil baju untuk Clara, lalu menghampiri Clara kemar mandi.
" Buka pintunya nih baju lo."
Clara pun membuka sedikit pintunya lalu mengulurkan tangannya untuk mengambil baju yang ada di tangan Tary.
" Thank."
" Hmmm.
" Tar, jadi gimana dia terima atau tolak."
" Njir masih penasaran aja lo, dia bilang terima puas lo!"
" Serius trus kapan mau lo kenalin ke bunda sama ayah lo."
" Entah lah gue aja masih ragu, apa lagi jika harus ketemu ayah lagi dalam waktu dekat ini kayanya gue belum siap Ra." jawabnya dengan wajah sendu.
"Tar, mungkin lo kecewa ama apa yang udah ayah lo lakuin tapi walau bagai manapun sampai kapan pun juga, beliau tetep bokap lo. Lo bakalan butuh dia buat wali nikah lo." ujar Clara bijak.
" Maka dari itu gue kaya masih ragu Ra, apa lagi gue kaya masih takut buat ngejalin hubungan Ra gue takut dia kaya bokap gue trus tukang selingkuh kaya Mantang gue."
" Tar, lo kan tau dia cerai karena istrinya yang selingkuh bukan dia yang selingkuh, coba lo obrolin sama doi lo apa yang lo rasa dan gimana tanggapan dia lo kan besok malam mau kencan tuh pas momennya buat lo buka-bukaan sama doi lo, eh buka-bukanya jangan yang wersi dewasa yah!" ucap Clara mencairkan suasan yang mellow.
" Apaan sih lo Ra, orang lagi galau juga malah ngelawak."
" Ya kan gue gak mau besti gue galau, udah jalanin aja sesuai alurnya. Gimana nanti kedepannya kan kita semua juga gak ada yang tau masa depan, yang bisa kita lakuin ya berdoa supaya semuanya berakhir bahagia sesuai keinginan kita." ucap Clara mode jadi cewek dewasa.
" Temen gue abis makan apa njir? bisa-bisanya jadi mode bijak kaya gini!"
" Puas makan gratis ama belanja gratis tar, sering-sering aja lo jalan Ama doi lo bawa gue trus aja belanja kan gue jadi enak."
" Ye, itu sih mau lo."
" Aji mumpung tar, kan bisa buat ngirit pengeluaran."
" Eh, tar btw lo ke Zayan gimana?"
" Gimana maksudnya? gue gak ngerti njir maksud lo."
" Ya perasaan lo ke Zayan lo nerima dia sebagai anak sambung lo apa gak? secara ya Tar kan banyak tuh yang nikah sama janda atau duda tapi gak mau nerima anaknya cuma mau orang tuanya aja dan menurut lo gimana."
" Yang harus lo tahu gue ngebiarin zayan manggil mami ke gue karena gue kasian sama dia, masih kecil tapi kekurangan kasih sayang seorang ibu kalau boleh jujur soal nikah itu gue emang bener-bener masih ragu tapi gue mikirin Zayan gue pengen ngasih kasih sayang seorang ibu buat dia agar dia gak kekurangan kasih sayang seorang ibu." ucap Tary panjang lebar.
Tanpa Tary ketahui Clara merekam percakapan mereka dan ia kirim ke nomer Bu Nina.
" Lo bener Tar, kekurangan figur seorang ibu itu bener-bener gak enak lo tahu sendiri sahabat lo ini gimana menderitanya kehilangan sosok seorang ibu dari kecil.Lo tahu kan gimana gue senengnya pas bokap gue nikah lagi, gue pikir gue bakalan dapet sosok ibu pengganti yang baik tapi justru gue dapat sosok ibu tiri yang persis di serial bawang merah bawang putih. Yang pada akhirnya membuat gue gak mau tinggal bareng mereka gue lebih milih tinggal bareng nenek gue yang hidupnya serba kekurangan, gue harus rela gak lanjut kuliah demi kerja buat bantu ekonomi nenek gue maka dari itu gue pengen lo mau terima dia supaya lo bisa kasih Zayan kasih sayang seorang ibu. Gue tahu lo itu orangnya baik penyayang seperti bunda lo, gue tahu hati lo lembut lo sayang sama anak-anak." ucap Clara panjang lebar sambil menyeka sudut matanya yang basah.
" Air mata sialan ngapain pake acara netes segala sih." ucapnya kesal sendiri. Tary pun langsung memeluk sahabatnya dan menenangkannya.
" Ra, gue tahu lo kuat ada gue yang selalu ada buat lo ada bunda gue yang sayang sama lo ada nenek lo yang kasih sayangnya gak akan pernah habis buat lo . Lo gak boleh sedih gue yakin suatu saat bokap lo pasti bakalan nyesel karena gak pernah percaya sama omongan lo soal istrinya yang jahat, udah ah jangan melow terus kita harus selalu bahagia kita perjuangin kebahagian kita jangan mau kalah sama kesedihan. Buat hidup kita bahagia buang apa yang membuat kita bersedih, Don't live life with regrets and make every minute count because everything happens for a reason." ucap Tary panjang lebar.
" Lo benar kita harus perjuangin kebahagiaan kita, kalau bukan kita siapa lagi yang mau perjuangin buat kebahagian kita ya gak?"
" Maka dari itu udah jangan mellow-mellow lagi kita harus bahagia, harus Heppy terus."