Kembali ke Negara asal nya untuk membalas kan dendam pada keluarga paman yang telah membunuh orang tua dan saudara laki-laki nya. Alana sang Queen Mafia yang di takuti karna kekejaman nya dalam membunuh musuh di pertemukan kembali dengan seseorang dari masalalu nya. Namun kedua nya jelas berbeda yang satu seperti mesin pembunuh yang satu lagi menangkap pembunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eca1303, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Malam hari nya Alana telah bersiap dari apartemen untuk kembali ke rumah sakit ia telah membawa apapun yang di perlukan di sana, menyandungkan lagu sesuka hati nya turun dari lantai apartemen nya ke lantai bawah dengan lift. Tiba di bawah ia masuk ke dalam mobil langsung melajukan nya menuju rumah sakit lebih dulu.
"Aiss malam ini aku akan memberikan mu hadiah yang aku yakin membuat mu sangat bahagia paman"gumam Alana pelan namun mata nya terlihat sangat dingin juga menakutkan.
Tiba di rumah sakit Alana langsung masuk ke dalam dengan santai seolah sedang menjenguk seseorang,begitu melewati kamar di mana mereka di rawat juga anak buah yang berjaga di pintu tangan Alana dengan pelan dan cepat melempar obat bius yang ia bawa dan kembali melanjutkan langkah nya seolah tidak terjadi apapun hanya menunggu lima detik mereka semua jatuh pingsan satu persatu.
"Ayo bawa salah satu dari mereka berdua yang laki-laki ke karkas lebih dulu"ujar Alana pada anak buah nya yang juga memang ada di sana dengan menyamar agar tidak terlalu mencolok.
"Baik Queen"jawab mereka bergerak cepat mengangkat salah satu putra sang paman yang mereka ambil saja dari tempat mereka di rawat.
Alana juga tidak tinggal diam ia memasuk kan racun pelumpuh untuk sang bibi yang tidak akan terdeteksi, sedangkan untuk sepupu nya yang selalu merasa cantik itu Alana memberikan nya racun untuk merusak wajah nya secara perlahan. Setelah selesai mereka segera meninggalkan rumah sakit untuk kembali ke markas.
"Menyenangkan bukan bermain secara pelan hadiah malam ini akan datang langsung ke pintu rumah mu paman,aku yakin jika kamu begitu terharu dengan hadiah yang akan tiba"ujar Alana dengan tawa terdengar di bibir nya.
Sampai di markas mereka masuk ke dalam menuju ruang penyiksaan sesuai dengan arahan Alana untuk membawa sepupu nya ke dalam.
"Ikan dia lebih lalu bangun kan"ujar Alana pada mereka.
"Baik Queen". Segera mereka melakukan perintah Alana yang sudah duduk tidak jauh dari mereka.
Byurr
"Sialann"umpat seseorang baru saja bangun karna di guyur oleh anak buah Alana dengan seember air.
"Kalian keluar lah"usir Alana pada anak buah nya sembari berdiri dari duduk nya berjalan pelan menuju sepupu nya tersebut.
Setelah memastikan mereka semua keluar dan menutup pintu Alana membuka pelan topeng yang ia gunakan.
"Hallo sepupu sudah lama tidak bertemu bukan"ujar Alana dengan senyum manis nya menatap sang sepupu yang juga menatap nya.
"Siapa kamu?" tanya Brian. Ya yang Alana culik adalah Brian sepupu kedua nya.
"Ahh aku sangat sedih jika kamu tidak mengenali ku lagi,memang nya kamu memiliki sepupu berapa bukan kah hanya ada aku dan kak Anzel saja"jawab Alana dengan wajah yang di buat sesedih mungkin.
Mendengar nama Ansel membuat wajah Brian jadi tegang menatap wajah Alana yang kini telah menatap nya dengan senyum yang mengerikan.
"K-kamu Alana?"tanya Brian dengan tatapan tak percaya.
"Ternyata sepupu ku masih ingat dengan ku,aku kira kalian lupa dengan kami mungkin karna kalian telah menikmati harta keluarga ku selama ini maka dari itu kalian masih ingat"jawab Alana dengan asal namun tatapan mata nya menajam seakan bisa membunuh Brian yang sudah cukup gemetar dengan tatapan Alana.
