NovelToon NovelToon
Because Of Love

Because Of Love

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aldifa Sasya

Zahra Putri Pratama harus menerima kenyataan bahwa sang kekasih yang ia cintai telah menikah dengan sahabat nya sendiri, sehingga ia memutuskan untuk pergi ke kota kecil dan di sana ia bertemu dengan sosok seorang anak kecil yang menarik perhatian nya. dan ternyata anak kecil itu adalah anak dari seorang pengusaha muda Luffy Ferdinand Sinaga. karena anaknya yang bernama Lucky Alvino Sinaga begitu senang dengan Zahra Luffy pun berniat untuk mengajak nya menikah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldifa Sasya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah ke desa

pagi hari nya Zahra bangun dari tidur nya, ia hanya tidur berapa jam saja, setelah perjalanan nya semalam ke kota Surabaya.

Iya mendudukkan dirinya di ranjang, dan menatap lurus ke depan, pikiran ya kembali pada kenangan terindah bersama dengan Arga, dan terlebih saat Arga mengatakan bahwa ia akan melamar nya.

"sudah lah Zahra Zahra " kata Zahra sambil beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi. Hari ini ia akan pergi ke puskesmas tempat dimana ia akan berkerja.

Selesai membersihkan diri, Zahra pun menganti baju nya, ia duduk di depan meja rias nya.

"aku tidak terlalu jelek, kenapa Arga bisa berpaling ya?" tanya Zahra pada diri nya sendiri.

"jika tidak cinta katakan lah ar, jangan selingkuh dan kamu tau itu, aku benci perselingkuhan Arga" kata Zahra kembali sambil merias wajah nya.

"jika aku ada salah, katakan lah, jangan malah seperti ini " kata Zahra yang memang masih sakit hati atas apa yang Arga lakukan.

Zahra pun beranjak dari tempat duduk dan berjalan menuju ke arah dapur, untuk sarapan dan kebetulan di rumah itu ada seorang pekerja yang di minta untuk menjaga rumah.

"pagi non" sapa bik Sri sambil meletakkan segelas susu hangat.

"pagi bik, mari sarapan bersama " ujur Zahra pada bik Sri.

"terima kasih non, non duluan aja sarapan nya, bibik masih ada kerjaan di belakang " kata bik Sri sambil pamitan ke belakang.

Zahra merespon perkataan bik Sri dengan mengangguk kan kepala nya.

Zahra pun menghabiskan sarapannya dan ia pun beranjak pergi ke puskesmas, jalan menuju ke puskesmas sangat lah seperti, karena Zahra memang tinggal di sebuah desa, tempat masa kecil ibunya.

tidak lama mobilnya pun sampai di puskesmas, Zahra di sambut baik oleh pemimpin rumah sakit yang bertugas di situ.

"selamat datang buk Zahra" kata pak Adi ramah.

"terima kasih pak, karena sudah mau menerima saya di sini" ujur Zahra sambil menyalami pak Adi.

"sama-sama buk Zahra, saya sangat senang ibu mau pindah dan mengabdi di rumah sakit ini, atau puskesmas ini buk, dan sekarang rumah sakit ini ada seorang dokter yang hebat " kata Adi dengan senyuman.

"terima kasih pak, saya juga masih banyak belajar pak, dan saya begitu senang mengabaikan diri di sebuah desa seperti ini " kata Zahra pada Adi.

"baik buk, mari saya antar kan ke ruang kerja ibu" kata Adi mempersilahkan Zahra berjalan duluan, Adi dan Zahra pun berjalan bersama menuju ruang yang telah di siapkan untuk Zahra.

"ini ruangan ibu, silahkan " kata Adi sambil membukakan pintu.

"terima kasih pak Adi, saya ijin masuk " kata Zahra dengan senyuman nya.

"iya" sahut Adi dan pergi meninggalkan Zahra yang akan masuk ke ruangan nya.

................

Di jakarta, di sebuah rumah yang mewah dan besar itu keluarga Pratama sedang sarapan bersama.

"pa, kenapa Zahra pindah ke desa ya?" tanya Zhafran kakak dari Zahra.

"papa tidak tau, udah lama sekali ia ingin pindah ke desa kelahiran ibu mu" sahut Bagas pada putranya.

"tapi anehnya saja, masa mendadak begitu" kata Zhafran lagi.

"nah itulah lah yang ibu penasaran, masa pergi sampai malam segala " ujur Nita ikut bicara.

"mungkin ada hal yang membuat dia ingin segera pergi, anak itu kan selalu begitu " kata Bagas pada istrinya.

"iya juga sih" Nita mulai berfikir apa yang terjadi dengan putri nya.

"udah lah biar kan saja, nanti ia juga bakal cerita" kata Bagas sambil mengelap mulutnya dengan tisu.

"iya pa, anak mu yang satu itu memang begitu, dia akan diam, dan setelah itu baru lah ia bercerita" kata Nita.

"ma, pa, Zaidan berangkat dulu ya" pamitan Zaidan anak bungsu Bagas dan Nita.

"iya, kuliah yang benar biar bisa bantu papa, di perusahaan cabang" kata Bagas pada putranya itu.

"kan ada kakak, masa aku, aku udah ada usaha pa" sahut Zaidan menatap malas papa nya.

"kakak kamu jauh, dan dia kalau sudah pergi mendadak ya begitulah, tidak akan mau" kata Bagas dengan alis yang naik turun.

"putus cinta pa, putus cinta, dulu kan pernah ada masalah dengan bg Arga yang kepergok tidur dengan kak Mega, eh ternyata bg Arga sedang sakit" kata Zaidan menatap papa nya.

"apa benar begitu ?" tanya Nita menatap ke pada Zaidan.

"iya, pasti lah begitu, ia kan hanya memberi kan kesempatan satu kali saja" sahut Zaidan.

"udah berangkat sana, nanti sore kamu ke perusahaan" kata Bagas pergi dari ruang makan, ke ruangan tengah.

"bang, kamu aja yang kesana nanti, aku ada kerjaan lain" kata Zaidan pada Zhafran.

"eh enak aja, itu perintah dan kamu harus melakukan nya, main terus " kata Zhafran karena Zhafran sekarang sudah memegang perusahaan utama milik Pratama grup.

"udah jangan ribut, perusahaan itu milik kamu Zaidan, dan kamu harus belajar dari sekarang, kakak kamu hanya memegang nya sebentar saja, ia lebih fokus pada rumah sakit " kata Nita menghentikan perdebatan anaknya.

"tapi ma" kata Zaidan.

"tidak ada tapi" ujur Zhafran menyalami mama nya.

"iya iya" teriak Zaidan pergi meninggalkan rumah nya.

Nita pun hanya menggeleng melihat tingkah dari anaknya, yang sangat berbeda, Zaidan adalah anak yang tidak mau bergantung pada orang tuanya, sejak kecil ia sudah terbiasa mencari uang sendiri bahkan ia sekolah di sekolah negeri, tidak seperti kedua kakak nya, dan ia juga telah memiliki usahanya sendiri dan bahkan menolak perubahan cabang ya memang milik nya.

Dan begitu juga dengan Zhafran, dia anak yang taat pada orang tuanya, apapun yang di minta oleh papa nya pasti ia lakukan, termasuk ia mengubur cita-cita nya menjadi seorang tentara demi membantu ayah nya di perusahaan.

dan Zahra dia adalah seorang yang tertutup, pendiam, pemalu, suka tempat sepi, namun karena cita-cita akhirnya nya Zahra keluar dari zona nyaman nya.

"mama tidak ke sekolah hari ini ?" tanya Bagas pada istrinya yang sampai saat ini masih menjadi guru.

"tidak pa, jadwal mama tidak ada hari ini, dan mama juga pusing sekali tiap-tiap hari dengan keributan anak-anak " sahut Nita yang baru saja mendudukkan dirinya di samping Bagas.

"ya sudah, mau ikut mas ke kantor ?" tanya Bagas pada istrinya.

"mau ngapain aku di sana mas?" tanya Nita balik.

"ya menemani mas lah" sahut Bagas.

"ya udah deh, dari pada aku sendiri di sini, biasanya ada Zahra yang menemani sebelum berangkat ke rumah sakit" kata Nita menatap pada Bagas.

"kapan jadwal kamu kontrol lagi ?" tanya Bagas karena istrinya itu sempat mengalami sakit ginjal dan sekarang sudah membaik.

"besok sore mas, lagian tidak perlu kontrol lagi mas, aku udah sembuh " kata Nita.

"pokoknya kamu harus tetap kontrol, kan tidak susah, karena kamu lah Zahra jadi dokter, coba aja kalau bukan kamu dia akan tetap mengurung diri nya di kamar nya" kata Bagas tersenyum.

"iya juga ya mas, aku sangat sedih dulu nya ia seperti itu, tapi sekarang kita bisa membuat anak itu berubah" sahut Nita.

"iya, ayo kita siap-siap" kata Bagas sambil menggandeng tangan istrinya.

Bagas memang tidak memegang perusahaan Pratama grup lagi, dan menyerahkan perusahaan turun temurun itu pada putra pertama nya sesuai dengan tradisi yang ada.

Hingga ia juga membuat perusahaan sendiri dan beberapa usaha lainnya yang akan di terus kan pada anak ke dua dan ketiga nya, bukan berarti anak ke dua dan tiga nya tidak berhak atas Pratama grup, mereka juga dapat bagian nya sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!