Kiara Putri terpaksa pergi dari suaminya saat ia hamil besar. Ancaman dari istri pertama suaminya, membuat ia nekat perg apalagi setelah sang ibu meninggal karena ulah istri pertama suaminya.
Namun, setelah anak yang ia lahirkan berusia 7 tahun, ia terpaksa kembali ke kota untuk menemui laki-laki yang telah memperistri nya.
Bayu Aksara Yudhistira, laki-laki yang kehilangan ingatan karena sebuah kecelakaan. Ia tidak tahu bahwa selain Yumna Cempaka yang sudah berstatus mantan istrinya, ia masih punya istri lain bahkan juga seorang anak.
Bagaimana kehidupan mereka saat keduanya kembali di pertemukan?
Happy Reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AA 3 Mau Ayah
Ayah Anakku (3)
" Datanglah nanti malam. Pak Handoko mengundang kita makan malam di kediamannya,"
" Dan mengenalkan putrinya untuk di jodohkan denganku?,"timpal Bayu sinis.
Galih terkekeh karena sang anak menebaknya dengan tepat. Tujuannya memang ingin menjodohkan Clara putri bungsu Handoko dengan Bayu, anak keduanya yang masih menduda. Itu yang Galih tahu.
" Aku tidak akan datang." tegas Bayu.
" Nak, cobalah buka hatimu. Tidak semua perempuan seperti mantan istrimu itu," jelas Galih. " Papa juga sudah ingin menimang cucu,"
" CK, Papa sudah punya tiga cucu kalau Papa lupa. Kak Fathur sudah punya tiga anak," jelas Bayu mengingatkan ayahnya soal Fathur, sang kakak yang berprofesi sebagai dokter.
" Iya. Tapi, dari kamu kan belum,"
Hufh
Bayu meletakkan berkas yang ia baca.
" Pa, sebelum aku bisa ingat semuanya, aku tidak akan menikah lagi. Aku merasa melupakan sesuatu yang berharga. Tapi, aku lupa apa itu," lirihnya.
Galih terdiam. Bayu Aksara Yudhistira memang mengalami amnesia. Lebih dari enam tahun yang lalu, ia mengalami kecelakaan yang membuatnya hilang ingatan bahkan kelumpuhan.
Kelumpuhan yang pada akhirnya membuat Yumna mulai jengah karena ia harus merawat laki-laki itu yang tidak bisa apa-apa.
Namun, demi tetap bisa menikmati harta sang suami, ia berpura-pura tidak masalah. Padahal, di belakang sang suami, Yumna sering menemui laki-laki yang tidak lain adalah s3lingkuha nya. Berpikir bahwa tindakannya tidak akan diketahui Bayu yang masih terbaring di rumah sakit.
Nyatanya, Galih justru mengetahui dari orang-orang suruhannya. Akhirnya, perceraian itu terjadi tanpa Yumna bisa mengelak karena Bukti yang dimiliki mertuanya.
" Kamu masih memikirkan perkataan Yumna?," selidik Galih.
Saat itu Yumna mengatakan bahwa Bayu akan menyesal. Karena ia mengetahui rahasia Bayu.
" Ya. Aku merasa ucapan Yumna bukan kebohongan,"
" Kalau bohong?,"
Bayu mengedikkan bahunya.
Galih diam. "Apa yang sudah kamu ingat?," Selidik sang ayah.
" Aku tidak tahu apa ini hanya bunga tidur atau bagian dari kepingan ingatan yang hilang,"
" maksudnya?,"
" Aku sering bermimpi berada di sebuah rumah sederhana. Anehnya disana ada seorang perempuan yang sedang hamil besar. Kami menghabiskan waktu bersama. Aku bahkan mengatakan pada wanita itu bahwa aku sangat menunggu kelahiran anak kita."
Galih terdiam mencoba mencerna.
" Anak kita?,"
" Ya, aku yakin itu anakku dan wanita itu. Walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya, aku yakin dia bukan Yumna,"
Lagipula setelah tes DNA itu, membuktikan bahwa janin yang di kandung Yumna tidak cocok kan?.
" Papa akan membantumu mencari tahu."
" Ya, sepertinya aku memang butuh bantuan Papa,"
" Tapi, bayarannya kamu harus datang malam ini..."
" Lebih baik aku usaha sendiri jika ujung-ujungnya harus datang ke acara perjodohan itu," tegas Bayu membuat Galih tertawa.
" Lupakan. Kita akan mencari tahu dulu semuanya. Jika terbukti itu hanya bunga tidur, maka carilah calon istri jka tidak mau dijodohkan."
Bayu hanya berdehem. Ia merasa tidak berminat.
Sepeninggal sang ayah, Bayu menyandarkan punggungnya. Menatap langit-langit kantornya.
" Siapa kamu? Kenapa aku tidak bisa mengingat mu?," gumam Bayu.
...******...
" Semuanya Delapan puluh tujuh ribu," ucap Kiara pada laki-laki di hadapannya.
" Kembaliannya ambil saja," ucap sang laki-laki yang berprofesi sebagai mandor di sebuah proyek yang sedang di kerjakan tidak jauh disana.
Kiara membuka toko sembako demi menghidupi dirinya dan sang putra. Uang dari menjual emas cukup banyak. Tokonya selalu ramai. Karena jauh dari kota, dan warung yang lengkap sembakonya juga jarang.
" Tidak. Ini ambil saja kembaliannya, Pak,"
" Ck, sudah aku bilang, jangan panggil pak. panggil Mas saja," ucapnya membuat Kiara sedikit bergidik ngeri apalagi melihat mata sang pembeli yang berkedip-kedip. Genit.
" Oh, iya Mas," jawab Kiara sedikit takut.
" Nah gitu lebih enak kan?,"
Kiara hanya meringis.
" Buat jajan Aksa saja,"
" Maaf, pak. Suami saya akan marah kalau tahu saya menerima uang dari laki-laki lain apalagi untuk jajan anaknya," tegas Kiara menolak.
" Dek Ara jangan bohong. Aku belum pernah lihat suami Dek Ara,"
" Suami saya memang berkerja jauh, Mas."
" Ya, sudah tinggalkan saja suami seperti itu. Bisa jadi dia punya istri di tempat jauh sana. Sampai tak ingat pulang,"
Bukan bisa jadi, lah Pak Bayu memang punya dua istri. Sayangnya aku yang kedua. Kiara membatin.
Kiara menghela nafasnya. Lelah menghadapi para laki-laki yang ia tahu punya niat tersembunyi. Itu yang tidak ia sukai saat berjaga di depan. Tapi, karena Lilis izin ada keperluan, jadilah ia yang ada di depan.
" Pak, tolong hargai perasaan istrinya. Saya tidak mau Bu Ratna datang lagi mengintrogasi saya. Padahal kita tidak punya hubungan apapun," Kiara berbicara formal lagi.
Awalnya ia mengikuti keinginan laki-laki bernama Ferdi itu agar dia cepat pergi. Eh, malah berlama-lama disana. Mana suasana toko sedang sepi.
" Eh, kenapa lama belanjanya? Ditunggu dari tadi," seorang perempuan paruh baya datang dengan mata melotot.
Sudah aku duga. Dia pasti akan datang menyusul. Batin Kiara.
Dialah Ratih, istri dari Ferdi.
" Ini juga sudah, Bu," jawab Ferdi gelagapan karena istrinya datang menjemput.
" Cepat!!," bentak sang istri.
" Hah... Kalau ada toko yang lebih lengkap dari toko ini, aku tidak Sudi belanja disini." kesal Ratih.
Kiara hanya tersenyum saja. Membiarkan wanita itu bersungut-sungut. Menanggapinya malah makan hati.
" Sudah, Bu. Ayo pulang. Ini belanjanya juga sudah selesai," Ferdi menarik Ratih dari sana.
Apalagi toko mulai ramai. mereka jadi bahan tontonan.
" Malu, Bu." ucap Ferdi saat menarik lengan sang istri
" Kalau malu jangan menggoda Ara terus. Kamu pikir aku tidak tahu kelakuan busukmu. Berlagak belanja padahal mau menggoda pemilik tokonya. Lagipula kenapa dia jaga di depan? Mana si Lilis, biasanya sama dia," ketus Ratih masih misuh-misuh.
" Sabar ya, Teh. Bu Ratih memang begitu. Yang salah suaminya, yang di marahi malah orang lain," seorang pembeli meletakkan barang belanjaannya di atas meja.
Konsep toko Kiara memang seperti mini market. Pembeli mengambil belanjaannya lalu bayar di kasir.
" Iya, Bu," jawab Kiara sambil menghitung belanjanya.
Akhirnya toko sepi, ia pun sudah beranjak untuk berbenah sebelum pulang.
" Ya, Ambu. Ini juga sudah selesai. Sudah mau tutup toko,"
" Neng, Ini Aksa Deman. Panasnya tinggi. Dari tadi manggil ayahnya terus.."
Deg
" Ara datang sebentar lagi. Nanti, kita bawa ke mantri Ali, Ambu,"
" Iya. Hati-hati di jalan ya,neng,"
" Iya, Ambu,"
Kiara cepat-cepat keluar dari toko dan menarik rolling door dan menguncinya.
Toko yang sedikit berantakan ia abaikan. Keadaan Aksara lebih penting. Anak laki-lakinya itu jarang sakit. Jadi,Kiara khawatir.
Dengan cepat, ia menemui Aksara di kamar anak itu.
" Ayah. Aksa mau Ayah..."
Deg
.
.
TBC