Warning⚠️
Siapkan tisu karna banyak adegan mengharukan mungkin akan menguras air mata.
_____
Menceritakan perjalanan hidup seorang pemuda bernama Firman yang berprofesi sebagai seorang pengedar obat-obatan terlarang. Sekian lama berkecimpung di dunia hitam, akhirnya Firman memilih berhijrah setelah mendapatkan hidayah melalui seorang anak kecil yang ia temukan di tepi jalan.
Akan tetapi, semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak halang rintangan yang menghambatnya keluar dari dunia hitam.
"Jack, mungkin aku akan keluar dari dunia hitam ini."
"Kau jangan gila, Man! Togar akan mencari dan membunuh kau!"
Dapatkan Firman keluar dari dunia hitam setelah bertahun-tahun berkecimpung di sana. Dan apakah ia akan Istiqomah dengan pendiriannya, atau akan kembali kejalan yang dulu yang pernah ia tempuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
"Untung saja tadi ada bang Ash. Hehehehe."
"Ash?" Kening Firman berkerut, sudah lama ia tidak mendengar nama itu.
"Kenapa?" Aisyah bertanya.
Firman menggeleng. "Tidak apa-apa. Ya, Aisyah bisa memanggil nama itu. Dan kalau boleh jangan sebut lagi nama Firman setelah ini." Firman menurunkan sedikit masker miliknya.
Mobil berhenti di sebuah. Firman tahu, ini adalah caffe yang biasa Jack datangi.
Dari jauh seorang wanita berlari kecil ke arah mobil mereka. Wanita itu membuka pintu mobil di sebelah Aisyah, lalu melabuhkan duduk sekali di sana tanpa menyadari kehadiran Firman.
"Aisyah, ini Nayla kan?"
Terkejut wanita yang baru saja duduk di sebelah Aisyah mendengar suara di belakangnya.
"Bang Firman kenal?" Dokter Aisyah balik bertanya.
"Aisyah, dia siapa? Kenapa bawa laki-laki. Bukankah kita mau pergi pengajian?" bisik wanita itu keheranan.
"Ini bang Fir. Eh, ini bang Ashrafi. Bang Ash ini dulu senior saya. Dia bilang mau ikut pergi kepengajian sekali." Dokter Aisyah tersenyum canggung di depan Naila.
"Berarti Abang Ash ini kenal dengan saya?" Naila keheranan. Rasa-rasanya ia tidak kenal sema sekali dengan lelaki di yang duduk di jok belakang.
"Hm, kenal nama saja. Saya sering makan di caffee itu dengan teman saya. Mungkin Nayla kenal dengan teman saya. Dia kalau datang kesini pasti pulangnya sampai caffee ini tutup," balas Firman.
"Bang Jack?" tebak wanita itu.
"Ya."
Pipi Nayla berubah merah.
***
"Untuk apa?" tanya Firman ketika Aisyah mengulurkan sebuah buku dan pena padanya.
"Dengan buku ini, bang Ash bisa mencatat apa yang di sampaikan ustad nanti, agar tidak lupa," jawab Aisyah.
Firman menurut. Buku dan pena diambil sebelum masuk ke dalam mesjid.
Kepala di tundukkan ketika melintasi para jamaah laki-laki. Firman mengambil tempat di pojok agar bisa menyandarkan punggung sekali.
Rata-rata pakaian jamaah pria yang hadir menggunakan jubah serta sorban dan ada juga yang menggunakan baju Koko dan peci. Sedangkan Firman hanya menggunakan celana jeans dengan robekan di lutut di padukan dengan kaos yang di tutupi dengan jaket jeans.
Firman menurunkan maskernya hingga ke dagu. Buku di letakkan diatas sajadah dengan pena di tangan. Firman mencoba menyesuaikan diri berada di tengah-tengah jamaah. Jika ada jamaah lain yang memperhatikannya maka Firman akan berpura-pura menulis sesuatu di kertas yang di berikan dokter Aisyah.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Insyaallah, malam ini kita akan membahas lagi kitab Awjazul Mukhtasarat, bab akidah. Para jemaah sekalian bisa membuka kitab. Kalau tidak ada bisa berbagi dengan jamaah di sebelah." Seorang ustad bersorban putih bicara di mimbar.
Firman menggeser sedikit duduknya ke arah kanan ketika seorang pria di sebelahnya membuka kitab. Keningnya berkerut melihat semua tulisan penuh dengan bahasa arab. Namun, dibawah setiap barisan ada terjemahannya.
"Rukun Islam ada lima, yang pertama bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah...."
Firman mulai menulis apa yang di sampaikan ustad.
"Rukun Islam tidak sama dengan rukun wudhuk, ada hal penting yang terkandung dalam rukun Islam. Yang pertama ialah beriman pada Allah SWT. Imam Al-Ghazali menyebutkan dalam kitab Ihya Ulumuddin; tidak sah amal ibadah seseorang melainkan setelah mengenal Allah."
Firman memutuskan mendengar saja apa yang di sampaikan ustad karna tidak bisa untuk menyalin semua kata yang di dengarnya.
"Keimanan kepada Allah SWT, harus di gabungkan dengan mengimani Rasullullah SAW. Mengimani Rasullullah berarti kita percaya bahwa Allah mengutus Baginda Nabi untuk membawa kabar gembira pada orang yang mempercayai dan membawa ancaman bagi orang yang ingkar.,"
"Kassim Ahmad mengatakan; orang-orang yang melafazkan syahadat kedua itu munafik, tidak wajib bagi mereka bersalawat kepada Rasullullah. Nauzubillah. Dia mengambil ayat Al-Qur'an dengan pemahamannya sendiri."
"Ada ayat dalam Al-Qur'an yang menyatakan orang yang tidak beriman kepada Allah dan rasul adalah kufur. Maka dari itu wajib seorang muslim menggabungkan shalat yang pertama dan syahadat yang kedua. "
"Allah SWT mengancam mereka yang tidak beriman kepada Allah dan Rasulnya dengan siksa neraka."
"Jika seseorang meninggalakan salah satu rukun Islam selain rukun yang pertama, Islam tidaklah tercabut dari dirinya. Akan tetapi golongan orang seperti ini di sebut muslim yang fasik. Sedangkan rukun Islam yang pertama , yaitu dua kalimah syahadat, orang yang mengingkari ini adalah murtad. Walaupun dia menjalankan empat rukun yang lain, ibadah itu tidak sah. Maka yang paling dasar ialah aqidah. Ulama sepakat menyebut aqidah adalah tiang dasar untuk mendirikan pondasi dasar rukun Islam yang lainnya."
"Sedangkan untuk sholat, puasa, zakat dan haji akan kita bahas pada pertemuan minggu depan dalam kajian Fiqh. Jadi para jemaah sekalian bisa datang minggu depan dalam pembahasan Figh."
Firman merasa harus hadir pada pengajian Minggu depan. Tapi masalahnya, masihkah kesempatan itu dimiliki?
***
"Bagaimana tadi?" tanya Aisyah setelah pengajian selesai. Mereka kini berjalan beriringan ke arah mobil yang di parkir di halaman mesjid.
"Waktu pertama masuk. Saya merasa seperti orang bodoh . Semua orang berpakaian bagus dan sopan. Sedangkan saya, lihatlah sendiri?" balas Firman. Pintu mobil di buka dan ia pun masuk ke dalam.
Dokter Aisyah dan Nayla ikut masuk ke dalam mobil. "Semua orang, jahil tanpa ilmu. Tapi dengan ilmu kita bisa keluar dari kejahilan. Mungkin diluar sana orang akan bilang hanya belajar dua kalimah syahadat saja. Padahal kandungan kalimat tersebut belum tentu mereka pahami. Saya dan Nayla selalu menyempatkan diri datang ke pengajian ilmu seperti ini. Selain ada keberkahan, kita juga dapat ilmu. Iya kan, Nayla?" Dokter Aisyah tersenyum pada Nayla yang duduk di sebelahnya.
Nayla membalas dengan anggukan kepala.
"Aisyah, seandainya saya tidak tahu hal yang membatalkan shalat? Apa shalat saya tidak sah?" tanya Firman. Ia tahu sholat itu wajib dalam Islam dan di lakukan lima waktu dalam sehari. Tapi Firman sendiri tidak yakin apa-apa saja yang membatalkan sholat, apa saja rukun yang wajib. Dan banyak lagi yang belum di ketahuinya.
"Dalam ilmu fardhu ain, tidak tahu bukan berarti tidak apa. Tatap ada hukum. Kalau kita melakukan sesuatu yang membatalkan ibadah, tetap di kira tidak sah. Contohnya tidak menutup aurat dengan sempurna atau membaca surah dengan cara yang salah ketika sholat. Kedua perbuatan itu menjadikan ibadah tetap tidak sah. Orang yang tidak sah ibadahnya, maka sebenarnya dia dianggap tidak menunaikan ibadah tersebut. Seandainya selama 40 tahun dia menjalani hidup seperti itu, maka sebenarnya selama itu juga dia dianggap tidak pernah menunaikan ibadah tersebut," jawab dokter Aisyah.
"Ohh..." Firman melepaskan keluhan mendengar jawaban dokter Aisyah. Berarti sholatnya hari ini tidak sah. Karna ia sama sekali tidak tahu bacaan atau pun rukun shalat.
Tidak lama mobil berhenti di susul pintu sebelah kiri di buka Nayla.
"Aisyah terimakasih ya, sudah antar Nayla pulang. Mau mampir dulu gak?" ucap wanita itu sebelum turun dari mobil.
"Lain kali aja," balas dokter Aisyah.
"Ya, udah hati-hati di jalan. Mari bang Ash," pamit Nayla, lalu turun dari mobil.
"Bang Ash, mau saya antar kemana?" Dokter Aisyah menoleh kebelakang setelah Nayla turun dari mobilnya. Kini hanya ia dan Firman saja berada dalam satu mobil.
Firman melihat jam di ponsel Nokia miliknya, sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.
"Sekarang saya harus pastikan Aisyah sampai dirumah. Nanti Jack akan menjemput saya di dekat rumah Aisyah," balas Firman.
"Hm, sebelumnya saya mau minta maaf. Tapi saya ingin tau apa yang terjadi sebenarnya? Apa bang Ash memiliki hutang, sampai di kejar orang segala?" tanya Aisyah. Ia benar-benar ingin tahu masalah yang sedang dialami pemuda itu.
"Saya tidak ada berhutang pada siapa pun. Tapi saya memang sedang di cari seseorang. Saya tidak akan membiarkan orang yang tidak ada kaitan dengan masalah saya di libatkan."
"Tapi sampai kapan?" Dokter Aisyah kembali bertanya.
"Saya juga belum tau."
"Hm..sebenarnya bukan apa, tapi rasanya tidak baik kalau kita berdua di dalam mobil seperti ini." Dokter Aisyah terpaksa mengutarakan hal itu. Mobilnya masih belum beranjak dari depan rumah Nayla.
"Saya minta maaf. Setelah ini saya akan menggunakan mobil sendiri. Maaf, karna Aisyah telah bertemu dengan orang seperti saya." Firman sadar siapa dirinya. Ia hanya orang yang tidak ada masa depan seperti yang di katakan Nia.
"Bukan itu. Bang Ash jangan salah paham. Saya senang bisa bertemu dengan bang Ash lagi. Kalau Allah sudah takdirkan tidak ada yang dapat menghalang. Saya juga senang hari ini bisa pergi ke pengajian dengan bang Ash. Saya harap bang Ash bisa kembali menghadiri pengajian dan semoga Allah mempermudah urusan bang Ash untuk menuntut ilmu."
Firman menghela nafas pendek. Ia memandang Aisyah yang berada di bangku kemudi. Mobil sudah melaju membelah jalan raya. "Ya, insyaAllah saya akan datang. Terimakasih."
Kini dokter Aisyah fokus mengemudi menuju rumahnya. Dokter Aisyah menuruti permintaan Firman karna hatinya percaya pada pemuda itu. Dokter Aisyah yakin yang dikatakan Firman benar, bukan karna ingin memanfaatkan keadaan atau ingin berniat jahat pada dirinya.
"Seandainya hari ini hari terakhir kita bertemu. Saya mau ucapkan terimakasih atas semua kebaikan Aisyah pada saya dan Umar. Maaf, saya belum bisa balas semua itu, tapi saya janji tidak akan melibatkan Aisyah dalam masalah saya." Firman mengutarakan apa yang ada di hatinya.
"Semoga Aisyah juga bisa berjodoh dengan lelaki yang baik," sambung Firman. Ia sadar wanita sebaik Aisyah tidak akan mau menjalin kasih dengan dirinya. Ia tidak sederajat dengan Aisyah. Baik dari harta, ilmu dan segalanya.
Aisyah hanya mendiamkan diri sepanjang perjalan pulang kerumah.
dan tentunya semua itu tergantung Author yaa....hihihiiiii 🤭
soalnya tanggung ini, kopi hampir habis tapi malah kalah cepat sama bab terakhir yang lebih dulu habis...
🤤😩
lanjutkan Thor 👍
kopi mana kopi....🤭
bab awal yang keren menurut saya, ilustrasi kehidupan keras dengan di bumbui seorang bocah berusia 2 tahun...
semoga tokoh Firman di sini, author bisa membawa nya sebagai figur ayah angkat yang hebat.
salut Thor...lanjutkan 👍👍👍