NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Emilia terus berusaha untuk melepaskan diri dari ikatan yang saat ini mengikat tangan dan kakinya yang disatukan, namun setelah lama mencoba ikatan itu bukanya terlepas justru malah semakin erat mengunci pergerakannya.

"Sialan kenapa beraninya main keroyokan dasar lemah!!."teriak Emilia yang kini terus bergerak sembarangan untuk melepaskan ikatan tersebut.

Pok...

Pok...

Suara tepuk tangan yang kini terdengar nyaring di sana, Emilia pun melirik ke arah suara tersebut dan tampak pria yang sama yang ia temui satu bulan yang lalu.

"Ternyata benar penggembala yang suka bermain keroyokan bersama dengan domba yang setia mengerubuti nya."ucap Emilia.

"Apa perlu bantuan untuk melepaskan tali itu."ucap Arthur yang kini duduk di sofa single yang kini menghadap ke ranjang.

"Aku tidak suka meminta bantuan pada orang lain apalagi pada pria penakut seperti mu."ucap nya.

Sementara Arthur hanya tersenyum kecil kemudian kembali berkata."Baiklah jika seperti itu, aku pun akan meminta domba-domba ku untuk memakan mu sekarang juga, dengan posisi mu seperti ini justru memudahkan mereka."ucap Arthur yang hendak bangkit dari duduknya.

"Dasar pengembala sialan jika berani lawan aku jangan bisanya hanya main keroyokan."ucap Emilia yang saat ini mencoba menyentuh pinggang nya, dan betapa terkejutnya ternyata samurai miliknya sudah tidak ada lagi di sana.

"Aku sudah membuang benda yang kau cari dilautan."ucap Arthur berbohong karena benda yang bisa memisahkan kepala manusia dengan satu kali sabetan itu dia simpan di tempat yang bahkan tidak diketahui oleh siapapun termasuk anak buahnya.

"Kau!!!"teriak Emilia yang terlihat sangat menggemaskan bagi Arthur yang kini tengah memperhatikan Emilia dari cara dia bersikap saat ini.

"Aku hanya meminta mu untuk berkata jujur tentang wanita itu dan adik laki-laki nya yang telah menyakiti adikku, tapi kau justru malah ikut melarikan diri dan bersembunyi dariku."ucap Arthur dengan nada rendah tapi penuh penekanan.

"Aku sudah katakan aku tidak tahu dimana mereka! dan aku tidak bersembunyi darimu! Aku pindah tempat karena nenek ku sudah tiada."ujar gadis itu.

"Apa kau pikir aku percaya dengan itu?"ucap Arthur yang kini berubah sikap menjadi begitu dingin.

"Terserah kau percaya ataupun tidak tidak akan ada untungnya bagiku."ucap Emilia.

"Kau memang rumput liar yang masih bisa berdiri tegak meskipun orang lain menginjak-injak, tapi kali ini aku akan benar-benar membasmi mu jika terbukti kau bersekongkol dengan mereka."ucap Arthur.

"Dasar penggembala bodoh! aku tidak tau otak mu diletakkan dimana?"ucap Emilia.

"Sebentar lagi tali itu akan menghabisi mu jika kamu terus bergerak dan tetap tidak mau berkata jujur."ucap Arthur.

"Tidak masalah, yang terpenting aku tidak berbuat dosa dengan membohongi orang lain, justru kau yang akan berdosa karena kau selalu melakukan pengeroyokan pada ku."ucap Emilia dengan santainya.

Arthur tidak lagi bicara, dia langsung beranjak pergi dan meminta anak buahnya untuk tidak melepaskan tali itu dan tidak memberikan gadis tawanannya makan dan minum.

Arthur benar-benar pergi dari kamar pribadinya tersebut, gadis itu pun memejamkan matanya dan tertidur kembali.

Dia akan memanfaatkan waktunya untuk istirahat sejenak sebelum dia kembali bisa berfikir jernih.

Sampai saat dia terlelap dalam tidurnya dan tak tau apa yang terjadi pada dirinya karena setelah dia bangun, dia sudah terlepas dari tali yang membelenggu dirinya.

Dia pun bangkit dan berjalan mengelilingi ruangan yang cukup luas bernuansa abu-abu dengan wangi maskulin tersebut.

Dia melirik kesana kemari seakan tengah mencari celah untuk bisa kabur dari tempat tersebut, hingga saat ia melihat pintu itu terbuka dan seseorang masuk kedalam.

"Kau masih bisa bernafas lega karena tuan muda masih memberikan mu kesempatan untuk bicara jujur, dan untuk sementara waktu kau masih akan tinggal di sini sambil bekerja sebagai perawat bayi."ucap Austin yang kini melemparkan seragam pelayan kearah Emilia.

"Aku tidak pernah berbohong tapi kalian tidak pernah percaya, tapi baiklah aku ingin lihat para idiot bodoh seperti kalian menunggu hingga kiamat nanti"ucap Emilia.

"Jangan terlalu percaya diri nona kau bahkan tidak akan pernah melihat dunia lagi jika terus bungkam."ucap Austin yang kini menatap tajam kearah Emilia yang tidak gentar sedikitpun.

Bahkan Austin tidak habis pikir dengan gadis yang tidak punya rasa takut sedikitpun yang kini justru tersenyum sinis padanya.

Sementara itu jeritan seorang gadis yang kini terlihat sangat memprihatikan itu membuat perhatian semua orang teralihkan perhatiannya, semua pelayan terlihat bersedih karena nona muda nya yang begitu dicintai dan disayangi oleh tuan mudanya itu kini mengalami depresi berat karena mengalami pelecehan seksual yang tidak hanya dilakukan oleh satu orang, tapi hampir sebelas orang meskipun dia tidak melihat orang-orang itu karena langsung tidak sadarkan diri.

"Sayang kemarilah kakak disini jangan takut, kakak berjanji akan menghabisi orang yang telah membuat mu seperti ini."ucap Arthur yang kini mendekap sang adik dengan sangat erat.

Gadis cantik itu mulai terlihat tenang karena reaksi obat yang disuntikkan oleh dokter itu mulai bereaksi, dan Valeria pun mulai memejamkan matanya.

Arthur pun masih mendekap erat gadis kecil yang selama ini ia jaga dengan baik, baik itu saat dirumah ataupun saat di luar karena dia akan mendapatkan pengawalan ketat saat berada di luar.

Tapi hari itu entah siapa yang memberikan dia izin pergi tanpa adanya pengawalan ketat.

Arthur pun kembali menidurkan Valeria di atas ranjang empuk nya itu, lalu menyelimuti Valeria kemudian mengusap lembut puncak kepalanya dan pergi meninggalkan kamar tersebut.

Arthur berjalan menuju lantai bawah dimana putri kecilnya itu berada yang tengah dijaga oleh kelima baby sitter nya.

"Siang sweetie, sudah makan?"ucap Arthur yang kini langsung menggendong putri dan mendaratkan kecupan sayang di pipi gembul Zabella yang kini tertawa karena senang bisa bersama dengan sang daddy.

Sementara itu seseorang kini tengah berdiri di depan pembatas lantai tersebut melihat interaksi keduanya.

"Turun dan segera lakukan tugas mu."ucap Arthur yang kini terlihat melirik kearah Emilia.

Emilia pun hanya mendelik dengan seragam baby sitter yang ia kenakan saat ini, dia awalnya mengira itu adalah pakaian pelayan yang akan mengurus kebersihan rumah, tapi ternyata seragam pengasuh anak.

Emilia masih terlihat cocok menggunakan pakaian apapun karena tubuh moleknya dan tidak lupa dengan tubuh ramping tapi padat berisi tersebut.

Emilia memiliki tinggi badan yang ideal dengan paras cantik sempurna meskipun tidak memiliki harta kekayaan apapun, tapi tidak akan ada yang mengira bahwa ia adalah orang susah.

Semua itu karena parasnya yang cantik dan selalu terlihat sexy dengan baju model apapun.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Sudah satu jam lebih Zabella terlelap dalam tidurnya setelah Emilia meninabobokan balita yang sangat cantik dan menggemaskan itu.

Semua orang menatap kearahnya Emilia yang dengan mudahnya menidurkan tuan putri mereka yang tidak mudah beradaptasi dengan orang baru, ditambah Zabella tidak pernah tidur secepat itu.

Pasti akan banyak drama yang dilakukan oleh baby sitter nya yang berjumlah lima orang setiap kali mereka harus menidurkan gadis kecil itu.

"Kenapa menatap ku, apa kalian sudah bosan menggunakan mata kalian sehingga harus ku congkel satu persatu dan memindahkan nya di kaki kalian."ucap Emilia yang kini melirik tajam kearah mereka.

Sontak saja mereka mundur dari lari terbirit-birit karena Emilia mengambil pisau buah yang ada di atas meja tempat kini Arthur duduk sambil fokus pada laptopnya.

"Mulai sekarang kau gantikan mereka mengasuh Zabella, karena kau sudah membuat mereka lari ketakutan."ucap Arthur dengan entengnya.

"Aku tidak dengar apapun."ucap Emilia yang kini duduk di sofa single yang tidak jauh dari Arthur.

Semua pelayan yang tengah bekerja di area tersebut menatap horor kearah gadis yang telah berani duduk di tempat duduk majikan mereka.

"Aku tidak suka mengulang perkataan ku, kau bertanggung jawab atas semua kebutuhan, kesehatan dan menjaga Zabella dengan baik. Karena jika tidak nyawa mu adalah taruhannya."ucap Arthur tegas.

"Ow takut."ucap gadis itu.

"Rumput liar."ucap Arthur.

"Aku bukan pelayan mu, lagipula aku belum menandatangani kontrak kerja dengan mu, dan satu lagi aku tidak suka bekerja mengurus bayi."ucap Emilia tegas.

"Kau cukup lakukan pekerjaan mu suka ataupun tidak karena aku tidak menerima penolakan."ucap Arthur tegas.

"Dasar tidak jelas, siapa juga yang akan meminta izin padamu."ucap Emilia.

Arthur pun kembali menatap tajam kearah Emilia yang kini tidak mau mengalah.

"Boy bagaimana keadaan adik mu."ucap seorang pria lanjut usia yang kini berjalan menghampiri mereka.

"Masih sama seperti itu, apa daddy sudah mencoba mencari orang itu?"ujar Arthur.

"Daddy menemukan ini, siapa tau bisa jadi petunjuk."ucap pria tua yang kini melirik kearah Emilia dengan lirikan mata yang tidak bisa diartikan.

"Apa semua orang-orang kita sudah benar-benar selemah ini hingga tidak bisa menemukan satu kecoa yang bersembunyi di bumi ini."ucap Arthur yang kini meletakkan beberapa foto dari rekaman Cctv jalanan .

"Boy yang daddy tau selama ini musuh yang kita hadapi ini bukan orang sembarangan, itulah kenapa orang kita tidak bisa langsung mencari keberadaan bocah tengil itu.

"Dad boleh pinjamkan hacker yang selama ini daddy pegang."ucap Arthur.

"Baiklah apapun itu."ucap pria tua itu .

Arthur pun mengangguk angguk kan kepalanya, tidak lama pria itu kembali pamit pada Arthur untuk menemui putrinya di kamar.

Sementara Emilia setelah kepergian pria tua itu dia pun bangkit dan hendak pergi meninggalkan Arthur berserta bayi yang kini terlelap didalam boks bayi tersebut.

"Tugasmu belum selesai kau mau kemana?"ucap Arthur.

"Tentu saja pulang ke rumah ku, untuk apa lama-lama disini."ucap Emilia.

"Kau tau ini dimana? bahkan lalat pun tidak akan pernah berfikir untuk pergi karena tidak akan berani menyebrang lautan."ucap Arthur.

Sontak mata gadis itu membulat dan dia pun berlari ke arah luar dan benar saja tempat itu berada di sebuah pulau entah bagaimana mereka datang dan pergi karena tidak ada satupun kendaraan yang terlihat di sana.

"Sudah puas melihat semua nya, sekarang kau kembali ke dalam atau aku akan melempar mu kelautan."ucap Arthur yang tiba-tiba sudah berada di belakang Emilia yang sedari tadi berkeliling melihat sekeliling rumah tersebut.

"Aku mau pulang"ucap Emilia.

"Tidak bisa sebelum kau mengatakan semuanya."ucap Arthur.

"Aku sudah mengatakan semuanya tapi kau tidak pernah percaya, apa aku harus mengarang cerita bahwa aku menyembunyikan mereka, aku bahkan tidak tau siapa mereka dan apa hubungannya dengan mu."ucap Emilia.

"Jangan menguji kesabaran ku rumput liar, aku sudah mencari semuanya dan dihari yang sama kau juga menghilang bersama mereka."ucap Arthur tegas.

"Aku sudah katakan aku pergi setelah nenek ku meninggal."ucapnya.

"Tidak akan ada yang percaya padamu disini karena seluruh bukti mengacu padamu jadi katakan yang sejujurnya."ucap Arthur lagi.

"Aku tidak akan pernah mengakui kesalahan yang tidak pernah aku buat sekalipun aku harus mati."ucap Emilia yang kini menatap tajam kearah Arthur yang masih menatap kearahnya.

Arthur pun pergi meninggalkan gadis yang kini tengah berteriak memanggil nya dengan sebutan gembala bodoh idiot tidak punya otak.

Seakan tak pernah ada rasa takut sedikitpun saat melihat anak buah Arthur yang kini masing-masing memegang senjata.

"Apa kau lihat-lihat mau ku congkel mata mu dan aku pindahkan ke atas jidat mu."ucap gadis cantik itu sambil berjalan mengikuti arah kemana Arthur pergi tadi.

Sesampainya di sebuah ruangan yang pintunya terbuka, langkahnya terhenti kala melihat Arthur sedang membuka baju dan Arthur melihat gadis itu dari cermin, gadis yang sedari tadi memakinya itu kini terlihat berbalik karena malu.

"Kenapa berhenti kemarilah sekarang kau juga akan melayani segala kebutuhan ku, termasuk memandikan ku."ucap Arthur dengan senyum jahat nya.

"Aku akan ikut memandikan mu setelah kau menjadi mayat nanti, bahkan aku akan menabur bunga sebanyak satu truk penuh diatas pemakaman mu nanti."ucapnya.

Arthur pun berbalik dan berjalan menghampiri gadis yang kini tengah memalingkan pandangannya, dan pria itu dengan sengaja memeluk gadis itu dari belakang dan Emilia langsung memejamkan mata saat merasakan tubuh polos dari pria yang memeluk nya saat ini.

"Kenapa menutup mata bukankah tadi kau bilang akan memandikan ku."ucap Arthur.

"Lepas."ucap Emilia yang hampir gila karena merasakan sesuatu yang mengeras di belakang nya dan Emilia tau itu benda apa karena dia bukan gadis polos meskipun tidak pernah mencoba benda yang bisa membuat wanita mengalami bengkak di bagian perut selama sembilan bulan jika tertusuk benda tersebut.

"Kenapa? aku yakin bahwa ini bukan pertama kalinya untuk mu."ucap Arthur yang kini terus menggoda lawan bicaranya.

"Kau gila! aku tidak seperti yang kau pikirkan."ucap Emilia yang kini berhasil melepaskan pelukan Arthur dan bergegas pergi tanpa melirik pada pria yang kini tersenyum manis dan hal itu menambah ketampanannya.

"Sekarang aku tau cara menjinakkan mu gadis nakal."

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!