Viona merasa heran dengan perubahan sikap suaminya yang bernama Bara. Yang awalnya perhatian dan romantis tapi kini dia berubah menjadi dingin dan cuek. Dia juga jarang menyentuhnya dengan alasan capek setelah seharian kerja di kantor. Di tengah- tengah kegundahan dan kegelisahan hatinya, sang adik ipar yang bernama Brian, pemuda tampan yang tampilannya selalu mempesona masuk ke dalam kehidupan viona dan mengisi hari- harinya yang hampa. Akankah hati Viona akan tergoda dengan adik ipar dan menjalin hubungan terlarang sengannya karena merasa diabaikan oleh sang suami....?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
3. Kedatangan Karin
Setelah Brian pergi, Bara dan Viona pun mengobrol di ruang tengah. Tepatnya sih Viona yang mengajak ngobrol, sedangkan Bara sibuk dengan ponselnya. Entahlah dia sedang berbalas pesan dengan siapa. Yang jelas Bara terlihat senyum- senyum sendiri sejak tadi. Ucapan Viona pun hanya dijawab dengan kata 'iya' ,'hem' , 'tidak' dan menggelangkan kepala setiap Viona bertanya ataupun mengungkapkan sesuatu.
"Mas, kamu dengar nggak sih aku ngomong..?" tanya Viona mulai kesal dengan sikap sang suami yang sepertinya mengacuhkannya.
"Hem.. Oh iya kenapa...?" tanya Bara.
"Ya udah deh mas, kalau mas Bara lagi sibuk, lanjutkan saja main ponselnya, aku mau ke kamar..." ucap Viona hendak bangun dari duduknya.
Tapi tiba- tiba Bara menarik tangan Viona sehingga Viona kembali duduk di sampingnya.
"Maaf sayang, aku nggak bermaksud mengacuhkanmu, tadi aku hanya sedang sibuk membalas pesan dari klien saja. Maaf ya..." ucap Bara sambil mengusap rambut Viona lalu mengecup pipinya.
Viona pun hanya diam tidak menyahut ucapan Bara.
"Ada apa sayang...? Kamu mau bicara apa tadi...?" tanya Bara.
"Mas, aku hanya ingin waktu berdua sama kamu. Akhir- akhir ini mas nggak ada waktu buat aku..." ucap Viona.
"Lho, kita kan lagi berdua sekarang. Hari ini aku berangkat kantor agak siangan..." sahut Bara.
"Tapi bukan itu maksudnya mas, aku ingin kita seperti dulu, ada waktu buat pergi berduan, jalan berdua..."
"Sayang, aku kan sudah bilang sama kamu, kalau sekarang ini aku lagi sibuk banget di kantor. Apa lagi kamu tadi lihat kan Brian lagi kunjungan kerja ke Surabaya, otomatis kerjaan dia di kantor aku yang harus mengerjakan..." ucap Bara.
"Kamu sabar ya, nanti kalau aku sudah tidak sibuk kita akan jalan- jalan seperti dulu..." sambung Bara.
"Iya mas..." jawab Viona.
"Ya udah aku ganti baju dulu ya, mau siap- siap ke kantor..." ucap Bara lalu bangkit dari duduknya dan berjalan ke menaiki tangga menuju lantai.
Tak lama kemudian bel pintu kembali berbunyi. Bi Yuni segera membukakan pintu.
"Hallo kak..." ucap Karin adik Viona.
Viona menoleh ke arah Karin lalu tersenyum melihat kehadiran adiknya.
"Hei.. Ternyata kamu yang datang, apa kabar..?" Viona lalu memeluk sang adik.
"Baik kak, kak Viona sendiri gimana..? Sehat..?" tanya Karin mencium pipi kanan dan pipi kiri sang kakak.
"Kakak sehat..." jawab Viona.
"Kamu mau berangkat kerja..?" tanya Viona sambil menelisik penampilan sang adik dari atas sampai bawah.
"Iya dong kak, mau ke mana lagi memangnya..?" sahut Karin.
"Kata kak Bara hari ini Karin boleh datang ke kantor agak siang , ya udah aku mampir ke sini dulu, aku kangen pengin ngobrol sebentar sama kakak..." sambung Karin lalu duduk di sofa bersebelahan dengan sang kakak.
"Iya Karin , makasih ya sudah datang, kakak senang bisa ketemu kamu..." sahut Viona.
"Tapi Karin, alangkah baiknya pakaian kamu jangan terlalu terbuka seperti ini dong..." ucap Viona.
Iya, hari Ini Karin memakai rok yang sangat pendek menampilkan pahanya yang mulus, sedangkan bajunya ,kemeja lengan panjang tapi belahan dadanya menampilkan sebagian dua benda kenyal miliknya begitu terpampang nyata di depan dadanya.
"Kakak tahu kamu ini cantik, tapi jangan seperti ini dong pakaiannya, agak tertutup sedikit dong. Kamu kan juga harus menjaga wibawa kak Bara. Kamu kan sekertarisnya, ketika di kantor ataupun sedang rapat di luar kamu selalu mendampinginya. Jadi kamu harus menjaga wibawa kak Bara dong dengan berpakaian lebih sopan..." ucap Viona.
"Ih kak Viona ini kampungan banget sih, di mana- mana yang namanya sekertaris ya harus berpenampilan menarik kak... Penampilan kayak aku gini mah sudah biasa kali kak. Bahkan ada yang penampilannya lebih seksi dari pada Karin..." jawab Karin.
"Tapi kakak khawatir kalau penampilan kamu seperti ini nanti ada yang bersikap tidak sopan sama kamu..." ucap Viona.
"Kakak tenang aja kan ada kak Bara. Pokoknya selama ada kak Bara, tidak akan ada yang berani macam- macam sama Karin..." sahut Karin.
Viona pun hanya bisa menarik nafas panjang dan mengeluarkannya dengan perlahan.
"Udah kak, kita nggak usah bahas penampilan aku. Mending kita ngobrol yang lain aja..." ucap Karin.
"Kakak acaranya hari ini mau ngapain aja...?" tanya Karin.
"Ya di rumah aja, nggak ada acara apapun, paling bantuin bi Yuni masak, nonton Tv, trus santai di kamar..." jawab Viona.
"Udah gitu aja..? Memangnya kakak nggak bosan apa, kayak gitu terus setiap hari...?" tanya Karin.
"Ya bosan sih, tapi ya mau bagaimana lagi. Kakak nggak ada kegiatan..." sahut Viona.
"Aduh kak, jaman sekarang perempuan kalau hanya berdiam diri di rumah itu namanya perempuan nggak gaul. Perempuan yang nggak bermutu..." ucap Karin.
"Tapi ya aku ngerti sih, kan kakak dari dulu emang nggak bisa bergaul, kuper , pemalu lagi..." sambung Karin.
Iya, dari kecil Viona memang memiliki sifat pe diam, pemalu dan jarang bergaul. Dia benar- benar anak rumahan. Bisa dibilang dia itu introvert. Dia mudah gugup jika ketemu dengan orang yang baru dia kenal. Dia juga tidak suka dengan keramaian.
Sebenarnya dalam hati kecilnya Viona juga ingin menjadi seperti teman- temannya yang selalu percaya diri tampil di depan orang banyak . Tapi entah kenapa rasa malunya itu selalu menghambat Viona untuk selalu bersikap percaya diri.
"Kak, kakak kenapa kok diam..? Kakak tersinggung ya dengan ucapan aku..?" tanya Karin.
"Ah, nggak kok , apa yang kamu katakan memang benar kok kalau kakak ini orangnya selalu tidak percaya diri...'' jawab Viona.
"Hai kak Bara..." ucap Karin yang melihat Bara turun dari tangga.
"Hai Karin kamu di sini...?" tanya Bara lalu menghampiri Karin dan Viona yang duduk di sofa ruang tengah. Bara sudah terlihat tampan dengan memakai setelan jas berwarna hitam dan dasi berwarna biru dongker. Ah benar- benar terlihat sangat mempesona.
Karin pun sampai tak berkedip menatap kakak iparnya itu.
"Kamu sudah lama Karin...?" tanya Bara lalu duduk di samping Viona.
"Ehm...be belum baru beberapa menit saja. Karin kangen sama kak Viona kak, jadi sebelum berangkat kerja Karin mampir ke sini dulu deh biar bisa ngobrol sebentar sama kak Viona..." jawab Karin.
"Iya Karin sering- seringlah kamu main ke sini, kalau perlu kamu nginep di sini biar kakakmu ada teman ngobrol..." ucap Bara lalu tersenyum pada Viona.
"Iya Viona, kapan- kapan kamu nginap di sini ya..." sahut Viona.
"Iya kak..." jawab Karin.
"Oya Karin kamu berangkat ke kantor bareng kakak aja ya. Dari pada kamu naik taksi kelamaan..." ucap Bara.
"Oh iya kak..."
"Ya sudah kita berangkat sekarang saja..." ucap Bara.
"Iya kak..." jawab karin.
"Kak, Karin berangkat bareng Kak Bara ya...?" tanya Karin.
"Iya Karin, hati- hati ya, sering- seringlah main ke sini..." ucap Viona.
"Oke kak..." jawab Karin.
Bara pun mencium kening Viona lalu pergi ke kantor bersam Karin menggunakan mobil mewahnya.
Viona pun mengantarkan mereka sampai di teras rumah. Viona pun tersenyum melihat kedekatan adiknya dengan sang suami. Dia melihat Bara nampak akrab berbicara dan sesekali tertawa bersama Karin ketika hendak masuk ke dalam mobil.
****
Malam harinya kembali Bara pulang larut malam. Viona pun bari menyadari suaminya pulang ketika merasakan pergerakan di sampingnya. Viona membuka matanya.
"Mas, baru pulang...?" tanya Viona.
"Iya.."
" Ini jam berapa..?" tanya Viona.
"Jam setengah dua belas..." jawab Bara.
"Oh..." ucap Viona kemudian membalikkan badannya membelakangi bara lalu kembali memejamkan matanya.
Namun tiba- tiba Bara memeluk tubuh Viona dari belakang dan menciumi leher belakang Viona. Viona pun kaget tapi sekaligus merasa senang. Akhirnya setelah dua minggu suaminya mau menyentuhnya lagi.
"Sayang, aku kangen sama kamu. Sudah lama kita nggak melakukan hubungan suami istri karena aku sibuk. Malam ini aku menginginkanmu sayang..." ucap Bara.
Viona pun membalikkan badannya menghadap Bara. Lalu Bara mulai mencumbu sang istri, melakukan pemanasan sebelum melakukan penyatuan. Setelah dirasa cukup panas, Bara pun mulai melakukan penyatuan bersama Viona.
Viona begitu bahagia menikmati penyatuan tersebut karena sudah terlalu lama dia dianggurin sama sang suami.Tapi baru saja lima menit Bara sudah terkulai lemas dia atasnya. Sedangkan Viona belum mencapak puncaknya.
Nafas Bara pun memburu merasakan kenikmatan. Sedangkan Viona hanya menahan kecewa di dalam hatinya. Iya, selama hampir tiga tahun menikah dengan Bara, setiap kali melakukan hubungan, Viona memang jarang merasakan kepuasan yang luar biasa.
Entahlah kenapa bisa begitu. Apakah karena Viona susah mendapat kepuasan atau karena Bara yang tidak bisa memuaskan sang istri.
Mungkin bisa dihitung dengan jari Viona bisa merasakan kepuasan itu. Sedangkan Bara langsung tertidur pulas jika hasratnya sudah terpenuhi.
Seperti malam ini, setelah Bara menacapai puncaknya dia langsing tidur pulas tanpa bertanya pada Viona apa dia puas atau tidak dengan apa yang baru saja mereka lakukan.
Viona pun lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hatinya benar- benar kecewa, karena dia tidak mendapatkan apapun dari penyatuannya tadi, hanya rasa capek saja.
Bersambung...
Karin
🌺🌸 Jangan lupa kasih dukungan ya 🌺🌸