NovelToon NovelToon
Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Menyulam Rasa Di Balik Cadar Alina

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / CEO / Konflik etika / Romansa / Penyesalan Suami / Slice of Life
Popularitas:15.9k
Nilai: 5
Nama Author: Pearlysea

Meski sudah menikah, Liam Arkand Damien menolak untuk melihat wajah istrinya karena takut jatuh cinta. Pernikahan mereka tidak lebih dari sekedar formalitas di hadapan Publik.

Trauma dari masa lalu nya lah yang membuatnya sangat dingin terhadap wanita bahkan pada istrinya sendiri. Alina Zafirah Al-Mu'tasim, wanita bercadar yang shalihah, menjadi korban dari sikap arogan suaminya yang tak pernah ia pahami.

Ikuti kisah mereka dalam membangun rasa dan cinta di balik cadar Alina🥀

💠Follow fb-ig @pearlysea

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pearlysea, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Persimpangan Takdir

Wanita bercadar nan anggun itu duduk tenang di bangku kayu di taman belakang rumahnya. Di tangannya, kuas dengan lembut menari di atas kanvas, melukiskan sebuah rumah impian, sebuah rumah yang ia bayangkan kelak akan menjadi tempat tinggalnya bersama suami tercinta. Setiap sapuan kuasnya menggambarkan harapan dan mimpi yang ia simpan jauh di lubuk hatinya.

Suara langkah kaki ringan terdengar mendekat, Rina, pembantu setianya, muncul membawa nampan berisi segelas jus tomat yang segar dan dingin.

"Nona Alina, saya bawa jus tomat yang Non minta. Semoga bisa menyegarkan pikiran."

Alina tersenyum kecil di balik cadarnya, mengangguk pelan sebelum mengambil gelas itu.

"Terima kasih," ucap Alina, dia kemudian menyingkap sedikit cadarnya untuk meneguk jus melalui sedotan, perlahan dahaganya hilang.

Rina diam sejenak, memperhatikan majikan mudanya yang tengah menikmati jus tomat, lalu tak lama melanjutkan lukisannya kembali. Rina nampak ragu, sebelum akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.

"Nona...Maaf kalau saya lancang bertanya, apa benar Nona akan di jodohkan dengan pengusaha yang sedang terkena skandal itu?" tanyanya dengan hati-hati

Alina menghela napas, menatap lukisannya dengan pandangan kosong sejenak.

"Benar," jawab Alina, dia kembali membuat goresan di kanvas. membuat Pembantunya mengernyit heran.

"Loh, Nona mau menerimanya Kah?"

Alina menoleh ke samping, menatap Rina dengan senyum tipis di balik cadarnya, namun senyum itu menyimpan keraguan.

"Tentu saja tidak, kamu kan tahu sendiri aku sudah di lamar Fauzan," tukasnya lembut.

Fauzan Adi pratama putra, dan Alina Zafirah Al-Mu'tasim, memiliki hubungan yang didasarkan pada prinsip keagamaan yang kuat. Fauzan, seorang pria sholeh yang taat menjaga batasan dengan wanita yang bukan muhrimnya, terkesan dengan keteguhan Alina dalam menjalankan ajaran agama. Hubungan mereka tidak dimulai dari interaksi fisik atau percakapan panjang, melainkan dari rasa saling kagum dan hormat yang perlahan tumbuh melalui kegiatan sosial dan keagamaan.

Ketika Fauzan menyampaikan niatnya kepada seorang ustadz di kajian, ustadz tersebut memperkenalkan Fauzan kepada Alina. Rasa kagum yang tersembunyi di hati keduanya bak gayung bersambut. Dalam waktu singkat, setelah mereka bertemu di Masjid Agung, Fauzan melamar Alina melalui perantara ustadz tersebut, dan Alina menerima tanpa ragu. Namun, sebulan setelah lamaran, belum ada kepastian mengenai pernikahan mereka. Fauzan terus menunda pertemuan keluarga, membuat Alina mulai gelisah.

"Tapi, Fauzan belum melamar Anda secara resmi,"

"Aku tahu, tapi secepatnya aku akan memintanya untuk datang melamarku di depan orang tuaku. Aku akan menceritakan bahwa aku akan dijodohkan dengan pria lain, lalu dia tidak punya alasan untuk menunda pernikahan kami lagi"

"Apa Non Alina, Yakin?" Rina menatap Alina dengan cemas, ragu akan keyakinan majikannya.

"Iya, aku sangat yakin, kami berdua memiliki kecocokan dan visi misi yang sama dan tidak ada alasan untuk kami tidak bersama. Kami saling mencintai"

"Semoga saja Ya, Non. Saya tidak bisa membayangkan Nona Alina menikah dengan Pengusaha itu walaupun ganteng tapi kan dia, Red flag."

Alina tertawa kecil, mencoba menenangkan suasana.

"Jangan cepat menilai seseorang hanya dari gosip, Rina. Kita tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lagi pula, skandal itu belum tentu benar."

Rina menghela napas dalam, berharap majikannya akan selalu bahagia, apa pun keputusan yang akan datang.

...[•••]...

Malam itu Fauzan melangkah dengan hati yang berat dan langkahnya begitu lunglai. Rumah besar nan mewah di depannya sudah dihiasi dengan pernak-pernik pernikahan, tanda bahwa acara akan segera dimulai. Nafasnya tertahan, seolah udara pun tak sanggup mengisi paru-parunya. Ia tahu waktunya hampir habis, namun hatinya tetap ingin berusaha, sekecil apapun kemungkinan itu.

Begitu masuk, ia melihat kesibukan yang terjadi di dalam rumah. Para pekerja dan keluarga sedang menyiapkan segala hal untuk pernikahan yang akan segera berlangsung. Fauzan menghentikan salah satu pekerja yang lewat.

"Maaf, saya ingin bertemu dengan Tuan Rumah. Dan… Alina. Bisa saya berbicara dengan mereka?" tanyanya penuh keseriusan.

Pelayan itu ragu sejenak, matanya melirik ke arah ruangan-ruangan di dalam rumah, lalu menjawab,

"Maaf, Tuan. Pengantin wanita tidak di perkenankan bertemu dengan pria yang bukan calon suaminya, apalagi di hari pernikahannya."

Fauzan menahan kegelisahan di dadanya,

"Tolong sampaikan saja, ini penting. Saya harus bicara dengan Alina."

Pelayan wanita itu terlihat semakin tak nyaman.

"Saya tidak bisa melanggar aturan ini, Pak. Sebaiknya bicara langsung dengan keluarga, mari saya antar."

Tak ada pilihan lain, Fauzan mengangguk dan melangkah lebih dalam menuju area rumah yang lebih sepi, tempat beberapa anggota keluarga berkumpul. Salah seorang dari mereka, seorang pria paruh baya yang tampaknya adalah paman Alina, berdiri dan menatap Fauzan dengan dahi berkerut.

"Assalamualaikum, Paman," ucapnya pelan.

Paman Alina yang bernama Firman tak menjawab, begitupun dengan yang lain, wajah mereka nampak sinis dan tajam.

"Maaf, saya tahu ini mendadak," Fauzan mengatur napasnya, mencoba tetap tenang meski hatinya bergolak.

"Tapi saya harus berbicara dengan Alina, ini sangat penting."

"Fauzan," suara pamannya terdengar tegas,

"Acara pernikahan ini sudah diatur, tak sepatutnya kau datang seperti ini. Pengantin wanita tidak boleh bertemu siapa pun kecuali suaminya."

Fauzan merapatkan bibirnya, mencari kekuatan dalam kata-kata.

"Saya mohon. Ini tentang masa depan kami. Hanya sebentar saja."

Pria bertubuh besar itu melotot,

"Masa depan apa yang kau maksud? Kemana kau selama ini, saat Alina mengharapkan hadirmu menjadi calon suami? Kau memberi dia banyak harapan, tapi ketika dia meminta haknya kamu terus beralasan!" suaranya besar dan lantang,

Fauzan menunduk sebelum akhirnya mengangkat wajah dengan penuh rasa bersalah.

"Situasinya saat itu tidak memungkinkan ,tolong Paman sebelum terlambat saya ingin memperbaiki semuanya."

"Kau pikir yang kau lihat ini apa? Apa kau pikir kami akan membatalkan pernikahan Alina dengan calon suaminya?!" suaranya lebih keras, tiba tiba seorang wanita seusia paman Firman menghampiri.

"Sudah Mas, sudah... Berikan dia kesempatan terakhir untuk bertemu Alina," ucapnya membujuk.

Paman Alina tak langsung menjawab dia terus menatap tajam Fauzan, hingga akhirnya ia pun mengizinkan.

"Baiklah, tapi hanya sebentar. Kami akan mengawasi. antar dia!"

Fauzan mengikuti pelayan menuju ruangan tempat Alina tengah dirias. Suasana berubah hening begitu pintu terbuka sedikit. Alina duduk di depan cermin besar, dengan beberapa orang perias sedang menyempurnakan penampilannya.

Dia tampak memukau dengan balutan gaun pengantin berwarna putih dan cadar yang menutupi setengah wajahnya. Meski hanya sepasang bola matanya yang terlihat, tapi sorot matanya memancarkan kesedihan dan ketidakberdayaan.

Lalu Ketika matanya bertemu dengan mata Fauzan melalui pantulan cermin, ada kilasan perasaan yang tak bisa diungkapkan. Hatinya berdegup kencang, nyeri di hatinya seolah bertambah.

"Nona, Tuan ini ingin bicara dengan, Anda." kata pelayan tersebut.

"Tinggalkan kami!" jawabnya tegar.

Beberapa perias dan pelayan mundur, memberikan mereka sedikit privasi. Fauzan berjalan mendekat, suaranya nyaris berbisik,

"Alina…"

Alina menoleh perlahan, namun tidak bangkit dari tempat duduknya.

"Kenapa kau di sini, Fauzan?" tanyanya pelan tapi jelas, nadanya tidak menyimpan kejutan. Seolah dia sudah menduga bahwa pria ini akan datang di detik-detik terakhir.

"Aku harus berbicara denganmu," jawab Fauzan.

"Aku… Aku tahu ini sudah terlambat. Tapi aku tidak bisa membiarkanmu menikah dengan orang lain tanpa aku mencoba mengubah keputusanmu."

"Keputusanku atau keinginanmu?!" Alina bangkit dari kursi, memutar badan mendekat ke arah Fauzan.

"Bukankah kau yang lebih dulu meninggalkan aku, meninggalkan mimpi-mimpi kita? Hanya karena aku bukan seorang Syarifah?" suara Alina tajam, matanya berkaca kaca.

Fauzan merasa hatinya teriris, dia menunduk sejenak dan mengangguk karena penyesalannya.

"Aku salah Alina, saat itu aku masih bimbang karena orang tuaku_"

"Karena orang tuamu ingin menantunya bernasab mulia? lalu apa bedanya denganku Fauzan?" potong Alina, Suaranya meninggi.

"Alina aku terpengaruh oleh desakan orang tua, waktu itu aku masih belum bisa berpikir dengan benar,"

Fauzan dengan mata sendunya berusaha meyakinkan Alina, kalau dia masih masih mengingkannya meski apapun yang terjadi.

"Lalu apa bedanya denganku?" Alina berseru, air matanya berpendar dalam cahaya,

"Aku bisa saja menolak perjodohan ini karena orang tuaku memberimu kesempatan, tapi kenapa kamu baru datang, ketika calon suamiku sudah di depan pintu?"

Fauzan menatap Alina dengan putus asa,

"Alina, kauu tahu terkadang aku melakukan sesuatu tanpa berpikir panjang, itu adalah kesalahanku..."

"Kesalahan?" Alina tertawa sumbang,

"Apa ketika kamu mengatakan aku harus mematuhi perintah orang tua, itu juga kesalahan? atau kamu hanya beralasan untuk meninggalkan aku? kalau begitu kenapa kamu datang ke sini lagi?"

Fauzan tercekat, lidahnya seakan kelu, tapi dia berusaha tegar menghadapi wanita di depannya.

"Masih ada sedikit kesempatan Alina, aku akan bicara pada orang tuaku, aku akan mengatakan_"

"Kau punya orang tua? dan aku tidak?" tegas Alina suaranya pelan, air mata menggenang di maniknya.

"Lebih dari itu, aku punya kehormatan yang harus dijaga, Fauzan!" lanjutnya, bersamaan dengan itu air matanya jatuh menetes.

Hening, Fauzan pun menitikkan air matanya yang sejak tadi ia bendung.

"Nona Alina, calon suami Anda sudah datang!" suara pelayan memecah ketegangan di antara mereka.

Alina menarik napas panjang yang terasa kian sesak dan berat.

"Aku akan segera pergi!" Wanita bercadar putih itu berbalik dan mengambil tasnya di meja rias.

Fauzan menggeleng, wajahnya yang tadinya sendu berubah tajam

"Tidak Alina, aku tidak akan membiarkan pernikahan ini terjadi!" seru Fauzan, rahang pria itu mengeras.

Alina berhenti, lalu perlahan berbalik, menatapnya tajam.

"Apa yang akan kau lakukan? mau mempermalukan aku di depan semua orang?!"

Fauzan tersentak oleh ucapannya, sejenak kehilangan kata-kata.

"Mana mungkin aku melakukan hal itu?!" protesnya, kali ini suaranya lebih tajam.

"Alina, Liam bukan pria yang baik, Aku hanya takut kau tidak bahagia!" seru Fauzan lagi, nadanya penuh penekanan.

Alina mengerutkan kening,

"Bahagia atau tidak itu bukan urusanmu! kewajibanku menyelamatkan kehormatanku dan keluargaku, dan itu yang harus ku pertahankan!" balas Alina dengan suara dan tatapan dingin yang menusuk hati Fauzan.

...[••••]...

...Bersambung.......

1
Joko Medan
brati hukumn liam lbih mengerikn klw gitu🤣🤣

ud la ngalh salh satu ungkapin prasaan. tpi jangn alina y, liam az yg ungkapi lbih dulu dn bobok ny jang pisah kamar. eh, tpi jangn dulu nti khilaf. blum nikh ulang soal ny😅.
🌷💚SITI.R💚🌷
msh aja saling tertutup blm membùka klu saling mencintai..
🌷💚SITI.R💚🌷
jd gregetan sm alina yg bikin liam tumbang..alina alina sekarang kamu tertawa di atas pr deritasn liam siap² nanti kamu yg nangis liam yg ketawa😁
Joko Medan
klw mau ksih hadiah atw vote ap hrus nonton iklan dulu y kk
Pearlysea🌻: Vote boleh nonton iklan juga boleh, apalagi dua duanya... love love❤❤❤
total 1 replies
Joko Medan
hahahaha, liam2. tringat kawn ku, ku ajk naik kyk gini. abis kq aku dimaki2 ny🤣🤣

ayo hukumn ap dri liam. kn jdi mikir yg gk2😂. ap gk sebaik ny pernikhn mreka ni diperjels y. krna dri awal banyk x perjnjian2 dibuat liam.
Pearlysea🌻: Sabar ya kak lagi proses pdkt dulu🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lanjuut, memang begitu Liam agar hidupmu tak monoton, hatimu beku dan pikiranmu kamu, bener kan Alina
Sunaryati
Semoga semakin membaik hubungan mereka,normal layaknya suami istri. Perjanjian kontrak dihapus. Perubahan positif Liam meningkat, serta otw bahagia
Joko Medan
mrtua alina benar2 mmperlakukn alina dgn baik.

sbelum ny liam mmbuat kontrk utk prnikhan mreka. dn skarang liam sprtiny ingin mlanjut kn prnikah sesungguhny. klw bgitu liam dn alina hrus ijab kabul ulang. krna disaat liam mmbuat perjanjian2 itu, ud trmsuk talak. nmany talak mudhaf. talk yg ud ditentukn.
RieNda EvZie
/Good//Good//Good//Good//Good/
🌷💚SITI.R💚🌷
smg alina bisa membuka hatiy buat suamiy dan tdk keras kepala lg kan liam sekarang sdh menyadari kesalahany..smg ke depan lbh baik lg menjadi kel yg samawa tdk ada lg surat perjanjian..dan mereka jd suami istri yg sesungguhnya.. lanjuut
Sunaryati
Nah kan hati telah membeku karena trauma cinta masa perlahan cair karena kamu, Alina. Mungkin Liam memang jodohmu
Joko Medan
ciiieeee,, babang liam mulai membuka hati🥰😂.

ayo alina, bukn kh itu yg kau harapkn. saling mmbuka hati.
🌷💚SITI.R💚🌷
smg rumah tangga mereka ters lbh baik lg dan alina biasa menerima luam dengan sepenuh hati dan menjadikan liasam suami yg sesungguhnya buat alina
🌷💚SITI.R💚🌷
sabar liam kamu hrs bisa mengambil hati istri kamu, jangan main kasar nanti sakit hati dan ga mau dengan kamu lg...lanjuut
Pearlysea🌻
MasyaAllah💕 terimakasih supportnya kak🙏
Joko Medan
gk sabar nunggui keuwuan mreka. slalu like n komen dong kk. klw poin cukup psti ksih hadiah☺️

sehat2 jga buat author ny. biar bsa doble up😁✌️
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kehangatan dan perubahan liam sm alina trs bahagia dan alina jg bisa menerima perubahan liam,setelah alina bagus sia bisa menerima liam sepenuh hati jg,tdk ada lagi perdebatan diantara mereka..lanjuut
🌷💚SITI.R💚🌷
smg kamu bisaaa me jadi penerangan buat liam ya alina..krn sia mshenutuo diriy dr lenenaran
Sunaryati
Semoga benar hatimu telah terkat dengan kuat, jangan goyah jika mantanmu yang sepupuan dengan Alina merayumu. Kau sudah janji pada dirimu sendiri akan melindungi, mencintai, dan tidak akan melukai hatinya
Ku tunggu buktinya Liam.
Joko Medan
uluh uluh liam, bsa sakit jga ternyata 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!