NovelToon NovelToon
Kidung Lara Di Tepi Senja

Kidung Lara Di Tepi Senja

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Bunda Yuzhi

Cintailah pasanganmu sewajarnya saja, agar pemilik hidupmu tak akan cemburu.
Gantungkanlah harapanmu hanya pada sang pencipta, niscaya kebahagiaan senantiasa menyertai.


Ketika aku berharap terlalu banyak padamu, rasanya itu sangat menyakitkan. Kau pernah datang menawarkan kebahagiaan untukku tapi kenapa dirimu juga yang memberiku rasa sakit yang sangat hebat ?

~~ Dilara Annisa ~~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda Yuzhi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di mana ?

" Angkat, bang ! Aku butuh kamu saat ini. " lirih Dilara sambil menatap ponselnya yang terus menghubungi suaminya. Sudah puluhan kali dia menekan nomor sang suami, tapi tak ada respon sedikitpun.

Dilara melemparkan benda pipih itu ke atas kasur yang sedang didudukinya. Dia butuh suaminya malam ini untuk membuatnya tenang, meskipun hanya mendengar suara lembut dari sang suami.

Tubuh semampai itu perlahan bangkit dari tempatnya dan berjalan menuju balkon kamar. Udara hangat kota Palu langsung menyapanya ketika dia keluar dari kamarnya.

" Huh..gerah... ! " keluhnya sambil menatap langit malam. Inilah Palu, salah satu kota yang beriklim panas. Meskipun malam hari, udaranya akan terasa panas kecuali di musim penghujan.

" Kemana bang Fikri ? Kenapa dari tadi sore tidak bisa dihubungi " monolognya seraya menghempaskan tubuhnya di kursi balkon. Sekilas ada rasa gelisah di hatinya. Dadanya berdebar-debar, entah itu karena penyakitnya atau perasaan yang lain. Dia tidak mengerti.

" Yaa Allah... Lindungilah suamiku di mana pun berada. Jagalah dia dalam penjagaan terbaik-Mu. " Gumam Dilara mendoakan suaminya untuk menekan rasa gelisahnya.

" Tok "

" Tok "

" Bunda ! "

Ketukan pintu diiringi pekikan suara cempreng khas anak kecil, membuyarkan lamunan Dilara. " Cilla ! " Gumamnya lalu bangkit menuju pintu kamar. Dia sangat mengenal suara itu. Itu suara ponakan suaminya.

" Hallo sayangnya bunda ! Ada apa malam malam datang ke bunda, hmm ? " pekik Dilara senang lalu mengangkat tubuh bocah tiga tahun itu dan menggendongnya.

" Cilla mau cama bunda. Cilla lindu bunda. Tapi kata mama bunda ibuk. " Gerutu gadis kecil itu dengan mimik yang membuat Dilara harus menciumi pipi gembul itu dengan berutal.

" Geli, bunda ! " Pekik Cilla sambil terkekeh geli. Bocah kecil itu tidak marah meskipun merasa kegelian.

" Sama siapa ke sini, nak ? Sama mama atau sama suster ? " Tanya Dilara lagi tanpa berhenti mencium seluruh wajah menggemaskan itu.

" Cama mama. Kaki jalan-jalan. " Jawab Cilla dengan bahasa anak-anak yang kurang jelas. Tapi Dilara sangat mengerti itu.

" Oo..sama mama, jalan kaki ? " Beo Dilara memperjelas. Rumah adik Fikri itu memang masih satu kompleks dengan rumah Dilara, batas tiga rumah dari rumahnya sehingga bisa ditempuh dengan jalan kaki saja.

Cila tidak menjawab, bocah itu hanya mengangguk sambil memeluk erat leher Dilara, pertanda bocah itu sangat merindukan bundanya.

" Ehemm...sudah ketemu bunda kan ? Sudah tidak merajuk lagi ? " celetuk seseorang menginterupsi Dilara dan Cilla.

" Ehh..Fanya ! Cuma berdua sama Cila saja, dek ? " sapa Dilara pada wanita berumur dua puluh empat tahun, yang sudah berdiri di depannya. Wanita itu adalah adik satu-satunya sang suami.

" Iya, kak. Cuma berdua sama nih bocil. Susternya lagi ada urusan. Bapaknya Cila lagi ke rumah mertuaku.Dari kemarin Cilla merengek terus minta ketemu sama kak Lara. Aku bilang kakak lagi sibuk, tapi seharian dia ngambek tidak mau makan, maunya makan sama bunda katanya. " Omel Fanya mencubit gemas pipi gembul putrinya.

" Astaga.. Kenapa tidak makan, sayang ? Kalau Cila sakit gimana ? Ayok sini bunda kasi makan. " seru Dilara terkejut dengan laporan adik iparnya.

" Cilla makan loti tadi, bunda ! Mama malah, Cila halus makan nasi mama kata. " ucap Cila membela diri. Sepertinya anak kecil itu memang lagi tidak ingin makan nasi.

" Hmm...kita itu orang Indonesia. Belum makan namanya kalau belum makan nasi. Mana tahan kalau cuma roti, nak. Jadi, Cila harus makan nasi nanti bunda yang suapin " Ujar Dilara sambil berjalan turun menuju dapur diikuti oleh sang ipar.

" Cila duduk sini. Bunda ambil nasinya dulu sama lauk. " Ucap Dilara seraya mendudukkan Cilla di kursi makan.

" Fanya mau minum apa, dek ? " tanya Dilara sambil menoleh sekilas ke arah iparnya yang sudah duduk di samping putrinya.

" Nanti aku ambil sendiri, kak ! " tukasnya lalu berdiri mengambil gelas dan mengambil air di dispenser.

Dilara membawa makanan Cila ke hadapan Cila dan menyuapi bocah kecil itu.

" Kak Fikri belum pulang ya, kak ? " Celetuk Fanya tiba-tiba setelah sesaat hening.

" Belum dek ! Mungkin sebentar lagi balik " Sahut Dilara seraya menyuapi ponakannya itu dengan sabar.

" Sudah seminggu masa belum balik-balik. Biasanya paling lama tiga hari perginya. " Gerutu Fanya dengan wajah cemberut. Jujur, dia juga sangat merindukan kakaknya itu. Mereka hanya dua bersaudara dan mereka sangat dekat. Fanya sangat manja pada kakanya itu. Meskipun dia sudah berkeluarga, tidak mengurangi kemanjaannya pada sang kakak.

" Ayah kemarin pilo kol cama Cila. Ayah bilang lagi mol, belicik. " Celetuk Cila ternyata sedang menyimak pembicaraan orang dewasa di depannya.

" Vidio call, Cila ! Apa pilo kol ! " Ralat Fanya sambil meledek anaknya.

" Itu mau Cila, baya. Tapi mulut Cila lain bilang. Gala-gala mama bilang Cila bocil " Gerutu Cila tidak terima diledek sang mama.

Fanya terbahak. " Cila memang bocil. Makanya bicaranya kebalik-balik.. Trus apalagi itu bilang baya ? Dengar siapa ngomong begitu...ha..haaa " Fanya semakin terbahak mendengar kosa kata yang keluar dari mulut anaknya.

Dilara ikut terkekeh geli mendengar ucapan Cila.

" Bunda ! Liat mama ! Cila bilang bocil. Cila cuma kecil tapi sudah besal. " Rengek gadis kecil itu mengadu pada Dilara karena tidak terima diledek mamanya.

" Iya..Cilla bukan bocil. Cilla sudah besar. Tapi Cilla dengar darimana kata baya itu, nak ? " Tanya Dilara sambil mengusap dengan tissu pipi Cilla yang berlepotan makanan.

Cilla menatap wajah Dilara. " teman Cilla bicalana begitu. " Jawab Cilla sambil tersenyum menggemaskan.

" Ooh teman Cilla di sekolah, yaa ? "

" Hhmm.. " Cilla hanya mengangguk karena mulutnya penuh dengan makanan. Gadis kecil itu memang sudah sekolah sejak umur dua tahun.

" Kemarin memang kak Fikri ditelpon sama Cilla. Cilla vidio call, kata Cilla Kak Fikri lagi di mall panakukang. " Celetuk Fanya kemudian.

Dilara mengerutkan keningnya. " Mall Panakukang ? " Beonya kemudian.

" Bang Fikri lagi di Menado, kenapa jadi di mall Panakukang ? " Ujar Dilara memastikan.

Fanya ikut mengerutkan keningnya sambil menatap kakak iparnya dengan raut lebih bingung lagi.

" Iya, kak. Aku sempat bicara sama Kak Fikri sekilas. Sepertinya memang kak Fikri lagi di mall Panakukang. " sahut Fanya mempertegas.

Dilara hanya tersenyum kecil menutupi tanda tanya dalam hatinya. " Ooh...mungkin abang dari Menado langsung terbang ke Makassar. " Ujar Dilara pura-pura santai. " Tapi kenapa abang tidak memberi kabar ? " Lanjutnya dalam hati.

" Bisa jadi sih " Tukas Fanya mengambil buah apel di atas meja.

♡♡♡

Di tempat yang jauh.

Fikri menatap orang di depannya tanpa emosi. " Saya sudah melaksanakan janjiku. Saya mau kembali dulu ke hotel. Ini kunci rumah dan kartu debet, ada uang di dalam untuk kebutuhanmu. " Ucapnya lembut seraya beranjak dari tempat duduknya lalu melangkah keluar setelah sebelumnya melirik ke dalam kamar yang terbuka. Dia melirik sekilas pada sesosok yang sudah terlelap di atas tempat tidur.

" Dia tertidur pulas, sepertinya dia kecapekan. " Gumamnya tersenyum tipis lalu pamit pada orang yang sudah berdiri di belakangnya.

♡♡♡

" Hallo, Sayang ! Maaf, abang seharian sibuk jadi tidak sempat mengangkat panggilanmu. Soalnya ponsel abang ketinggalan di hotel. " Ucap Fikri pada saat panggilannya tersambung dengan sang istri.

Setelah tiba di hotel tadi, dia melihat puluhan panggilan tak terjawab dari sang istri. Ponselnya memang ketinggalan di hotel, sehingga tidak bisa mengangkat panggilan Dilara.

" Iya, bang. Tidak apa-apa. Lara cuman khawatir sama abang, takutnya abang kenapa-napa soalnya dari pagi tidak ada kabar. Alhamdulillah abang baik-baik saja. " Sahut Dilara dengan nada lega.

Fikri mengusap wajahnya dengan kasar. Wajahnya seketika menjadi sendu. " Maaf... ! " Gumamnya dalam hati.

" Abang lagi di mana, bang ? " Pertanyaan Dilara berhasil membuyarkan lamunan Fikri.

" Di-di hotel, sayang. " Jawab Fikri tergagap.

Dilara terkekeh. " Maksud Lara, abang ada di kota Menado atau di mana ? " Ujar Dilara lagi dengan nada tetap lembut. Dia ingin memastikan ucapan Fanya tadi.

" Eeh... Di Me-menado. " Jawaban Fikri semakin membuat debaran jantung Dilara bertambah cepat. Kening wanita cantik itu seketika mengerut penuh tanda tanya. Jujur, hatinya berdenyut nyeri mendengar suaminya membohonginya.

" Menado ? Bukannya abang lagi di Makassar ya ? Kata Fanya, abang kemarin lagi di mall Panakukang. " Cecar Dilara to the point. Nada bicaranya sudah tidak seramah tadi.

" Eemm.. I-iya. Kemarin memang abang ke Makassar, tapi cuman setengah hari. Sorenya langsung balik Menado lagi. Maaf, abang tidak memberi kabar. " Tukas Fikri dengan suara bergetar menahan rasa gugup.

Dilara tersenyum miris. " Abang bohong. Kata Fanya, abang vidio call-an sama Cilla itu kemarin sore. " Jerit Dilara, tapi hanya dalam hati. Dia tidak ingin mencecar suaminya lewat telpon, dia akan memastikan kebenarannya ketika Fikri kembali.

" Yaa sudah, sayang. Abang tutup dulu. Abang gerah mau mandi. Insyaa Allah besok pagi abang balik. Dahh..sayang ! See you ! " Fikri buru-buru menutup panggilannya tanpa menunggu tanggapan dari sang istri. Rasa gugupnya semakin tidak bisa dia tutupi.

Dilara menatap sendu layar ponselnya yang telah menggelap. Setetes cairan bening meluncur bebas dari sudut netranya.

" Apa yang kau sembunyikan, bang. Biasanya abang tidak ingin mengakhiri panggilan dariku. Abang akan terus menggangguku sampai abang tertidur tanpa menutup panggilan. " Desah Dilara.

1
Nani Rahayu
ayo Fikri jujur ..tegas...jangan sampe nyesal .. karena kesempatan tidakbdatang dua kali...dilara love youuu🥰🥰
Nani Rahayu
Alhamdulillah...semoga kita semua diberi kesehatan...setia dong Thor🥰🥰
Senja Ariestya: Makasi 🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Cepet sehat, hangan sampai Fikri tergoda sama Maria ya thor ... jijik aku
Senja Ariestya: Aamiin 🤲🏻
makasi yaa
total 1 replies
Nani Rahayu
semoga author cepat sehat.....kami mmg menunggu up nya selalu...tp kalo mmg LG sakit istirahat dulu Thor......semoga kita semua sehat2 terus yaaaaa
Senja Ariestya: Aamiin...
terima kasih dukungannya 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Agus Tina
Baru mampir, sepertinya ceritanya menarik ... rajin2 up ya jangan gantung nanri sakiit
Senja Ariestya: terima kasih sudaah mampir
total 1 replies
Nani Rahayu
nikmati drama mu neng maria
Senja Ariestya: 🤭🤭🤭🫣🫣🫣🫣🫣
total 1 replies
Nani Rahayu
good job lara. .... kita liat Maria masih mau gak hidup dengan pria yg kantongnya udah kempes🤭🤭🤭🤭
Nani Rahayu
Fikri terlalu gampang menyalahkan...tp kok y kasian ma Fikri
Senja Ariestya: salam.sama lajangnya yaa kak
Senja Ariestya: Ahaiii...😅
total 4 replies
Nani Rahayu
kalo Maria yg kecebur drama lagi....terus Fikri percaya LG...berat bener ujianmu fikri 🤭🤭semoga kamu tidak lupa karakter asli istrimu ya
Cakrawala_Jingga: nah itu yg terlintas di otakku...
hidup Maria itu penuh manipulasi
total 1 replies
Nani Rahayu
kayaknya Maria ini ujian buat Fikri dan dilara.....Fikri salah karena ambil keputusan sebesar ini tanpa melibatkan istri .....tp kayaknya kalo kasus Fikri ini masih boleh lah dimaafkan 🤭karena kan g sengaja berkhianatnya ....kadang kan udah jelas lakinya berhianat masih bisavyermaafkan kok...semoga lara lebih sabar ,bisa menerima Fikri kbali....dan Fikri harus lebih tegas....dan mikir lagilah... tanggung jawab g mesti jadikan istri
Cakrawala_Jingga: Aku hadir kak
meninggalkan jejak.
semangat updatenya /Good//Good/
Senja Ariestya: terima kasih sudah mampir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
Lop yu too buat author.
Aku selalu meninggalkan jejak kok Thor...
boleh yaa double up /Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lop yu too,Thor
double up dong Thor ...pliss !/Pray//Pray//Pray/
Cakrawala_Jingga
lanjut ...
double up dong
Cakrawala_Jingga
Kasian mbak Ina
Cakrawala_Jingga
Astagaaa....
tidak anak tidak ibu,dua duanya bikin kesel /Panic//Panic/
Cakrawala_Jingga
Makin seru
lanjut kak
Neneng Dwi Nurhayati
buat dilara cerai sama Fikri kak, kasian
dan pergi jauh dari fikri
Cakrawala_Jingga: Iya...kasian gitu yaa
Fikri Maruk. gemes aku
Senja Ariestya: Terima kasih sudah hadir 🙏🏻🙏🏻
total 2 replies
Cakrawala_Jingga
haha ?
Fikri Maruk...
mau dua duanya.
mana ada perempuan normal, yang rela melihat suaminya dengan perempuan lain ?
agak laen memang kau, Bambang !!
Senja Ariestya: terima kasih, kak 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
nggak enak kan didiamin /Tongue//Tongue/
Senja Ariestya: makasih 🙏🏻
total 1 replies
Cakrawala_Jingga
Novelnya keren.
penulisannya rapi dan sesuai dengan kaidah menulis. Semangat berkarya Thor /Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!