NovelToon NovelToon
Dia Yang Mencintaiku

Dia Yang Mencintaiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Teen School/College / Bullying di Tempat Kerja
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lovely 12345

Cerita cinta tentang anak SMA yang terjadi karena tindakan bullying terhadap Hani si siswi gendut tapi manis dan cantik.
Nindy yang merasa mudah memanfaatkan situasi untuk mengambil keuntungan dari Hani. Sengaja meminta ganti rugi kepada Hani atas kerusakan HP yang tidak Hani lakukan.
sejak saat itu Hani menjadi target pembullyan, beruntunglah Hani ada seorang kakak kelas Yang mau menolongnya.
Bagaimana kelanjutan ceritanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovely 12345, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3 Rencana Besar

"Kak.. maaf apa aku boleh tau alasan kakak bantu aku?", Tanya Hani dengan suaranya yang mencicit.

"Karena gw benci dia dan sombongnya minta ampun, selain itu gw gak tega lihat orang lain dia kerjain kayak gini", terang Bimo.

\=\=\=\=

Selepas itu, Bimo mengendap keluar lebih dulu. Barulah 5 menit kemudian Hani keluar dari belakang gedung kelas Lab MIPA. Untungnya tidak ada orang yang memperhatikan gerak gerik keduanya. Hani pun meneruskan langkahnya menuju kelasnya karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Sambil melayangkan pandangan Hani melamun dan mencerna dengan baik rencana Kak Bimo. Dalam hati kecilnya dia merasa bersyukur karena Kak Bimo mau membantunya.

"Aku harus berani... Aku harus bisa membuktikan diri kalau aku gak salah.. memang rencana kak Bimo agaknya berbahaya, tapi aku harus bisa terlepas dari jebakan kak Nindy", batin Hani. Gadis ini sedang berusaha meyakinkan dirinya agar berani melawan diri.

....

Saat ini Nindy sedang menunggu Hani, dia duduk diatas meja pojok depan dekat dengan jendela. Dalam hatinya merasa gembira karena sebentar lagi akan ada anak cupu yang bisa diperdayanya.

"Mana sih nih kantong duit kok gak sampe sampe... Mana udah lewat 10 menit gw nunggu... Sialan lihat aja nanti gw bakal denda dia", monolog Nindy. Selang beberapa menit munculah Hani dengan wajah pucat pasi akibat menahan rasa gugup yang berlebihan.

"Heh... Cupu.. sialan.. gw dah nunggu lu sampe lama.. mau lari lu dari tanggung jawab!!!", Bentak Nindy.

Sementara di dalam batinnya Hani merasa jijik dengan ucapannya sendiri, pasalnya dia sudah tahu bagaimana kronologi rusak hapenya Nindy. "Aku harus kuat... Aku harus berani...", Batin Hani.

"Mana duitnya sisanya gw mau bawa ke konter hape yang resmi", tutur Nindy keras.

"Ma... ma.. af kak uangnya be.. belum ada", jawab Hani terbata.

"Sebelumnya kak Bimo bilang kalau dia akan ngumpulin bukti video, saat kak Nindy meminta uang ke aku dan menyerahkannya ke guru BK, juga akan kumpulin teman yang jadi saksi kalau Hape kak Nindy udah rusak sejak awal. Tapi apa semuanya bisa berhasil yah? Duh kok aku jadi ragu sekarang? Tapi kalo aku gak jalanin aku juga yang kejebak permainannya kak Nindy", batin Hani bergejolak dia kembali memperhitungkan rencana rancangan kak Bimo.

Brakk....

Nindy menggebrak meja dengan keras, sontak saja hal ini membuat nyali Hani menciut. Namun setelah mengingat rekaman video dari kak Bimo nyalinya kembali menguat.

"Heh cupu si@lan gw gak lagi kasih lu pilihan! Mau gak mau bisa gak bisa uang itu harus ada! Paham lu gendut?" Ucap Nindy galak.

"Aku harus kuat... Aku harus berani... Inget Hani kamu gak salah dia yang sudah jebak kamu", batin Hani dia mencoba menyemangati dirinya.

"Heh cupu lu jangan main main yah sama gw... Gw minta sekarang.. yah harus sekarang.. buruan cepet kasih duit itu ke gw..", bentak Nindy.

"Maaf kak aku saat ini beneran belum ada", cicit Hani. "Kan aku juga udah kasih uang 200 ribu ke kakak, kan uang itu bisa buat DP dulu", jawab Hani memberanikan diri. Dengan cepat Nindy menjambak rambut Hani.

"Oh... Jadi lu mulai main main sama gw yah? Hmmm... Boleh juga nyali lu...", Tatap nyalang Nindy

PLAAAKKKK....

Terdengar suara tamparan.. Nindy menampar pipi Hani dengan kuat, seketika sudut bibir Hani mengeluarkan darah. Hani yang merasa kesakitan baik dari rambutnya maupun pipi dan bibirnya yang sobek akhirnya meraung dengan keras.

"Ampun kak... Ampun.. aku saat ini memang belum punya uangnya kak.. tolong lepasin rambut aku sakit kak", iba Hani meraung.

Nindy sepertinya gadis ini sudah dipenuhi dengan emosi yang meluap, tanpa pikir panjang Nindy menarik jambakannya di rambut Hani dan menyeret Hani ke kamar mandi. Sesampainya di sana Nindy mendorong tubuh gempal Hani ke dalam salah satu bilik toilet, kemudian mengunci bilik itu menggunakan gagang sapu. Hani yang tak siap dengan perlakuan Nindy, langkah kakinya yang gontai membuat dirinya terjerembab masuk kedalam bilik itu. Tak hanya terjatuh bahkan lutut Hani sampai cedera akibat membentur kloset duduk.

"Aduh... Kak tolong jangan kunci Hani..", jerit Hani.

"Kak...", Ucapan Hani terhenti ketika tiba tiba ada air kotor yang berbau karbol tumpah di atas kepalanya.

Byuurrr...

Brakk...

Hani tersontak kaget, Nindy dengan sengaja melempar ember ditangannya ke arah pintu bilik kamar mandi hingga ember itu pecah.

"Heh cupu lu udah main main sama gw.. inget yah hutang lu sama gw.. lu harus bayar itu.. b*ngsat lu denger yah gw gak mau tau besok lu harus kasi ke gw, ini hanya peringatan dari gw dan gw buat yang lebih parah dari ini", ucap Nindy.

.....

Di tempat lain,

"Akhirnya gw dapet juga bukti video ini, tapi kemana yah si Hani di bawa tadi", gumam Bimo.

"Ah... Hani semoga kamu bisa bertahan... Gw harus cepat kasih bukti ini ke guru BK sebelum guru itu pulang..", batin Bimo.

Bimo pun bergegas menuju ruang BK dan menjelaskan semua kejadian yang dialami Hani serta kelakuan Nindy.

"Ya Tuhan... Ini Nindy kok dia bisa sebrutal ini sih?", Pak Tono merasa shock dan kaget, pasalnya dia kenal keluarga Nindy dengan sangat baik dan kebetulan bapak Nindy adalah teman setongkrongan bapak bapak di pos ronda.

"Pak udah pak gak usah bicarain hal ini dulu saya takut Hani kenapa napa, soalnya tadi Nindy seret Hani ke luar", ucap Bimo khawatir. "Saya khawatir Hani di kasarin lagi karena Nindy gak dapat uangnya", ucap Bimo kemudian.

Dengan segera pak Tono menyuruh beberapa OB sekolah untuk mencari Hani. Sementara itu supir Hani yang sudah menunggu nonanya pulang terlihat cemas karena sang nona tidak kunjung keluar dari gerbang sekolah.

"Halo tuan besar, lapor nona belum keluar gerbang sampai sekarang", ucap pak supir.

"APA... !!! Sudah berapa lama?", Tanya ayah Danu.

"Lapor tuan, sekitar 35 menit. Biasanya nona keluar 13. 40 tuan", ucap pak supir.

"Baik kamu jangan kemana mana biar kalau dia keluar kamu bisa kabarin saya", titah ayah Danu.

"Baik tuan besar", ucap pak supir.

Segera saja ayah Danu menghubungi pihak sekolah untuk mencari informasi, ayah Danu masih mencoba berpikir positif mungkin saja anaknya sedang kerja kelompok atau ada jam tambahan. Namun begitulah hubungan darah, jujur saja di dalam hatinya tiba tiba ada rasa cemas yang menelusup. "Halo.. selamat siang tuan Danu, ada yang bisa saya bantu", ucap pak Angga sang kepala sekolah.

"Iya.. halo.. pak Angga, maaf kalau saya menganggu", ucap ayah Danu menjeda ucapannya.

"Oh.. tidak tentu saja sama sekali tidak mengganggu.. ada yang bisa saya bantu tuan Danu", tanya kepala sekolah penuh hormat.

"Begini pak saya mau tanya apa disekolah ada kelas tambahan? Soalnya tadi supir Hani laporan ke saya karena sampai jam segini Hani belum keluar juga?", Tanya Ayah Danu.

"Oh coba saya lihat ke kelasnya dulu pak, nanti saya hubungi tuan Danu lagi", ucap pak Angga penuh hormat.

....

Sementara di dalam bilik kamar mandi, Nindy sudah pergi tinggallah Hani sendiri. Bilik toilet dilantai 3 yang jarang dilewati siswa ini menjadi saksi penyekapan Hani. Nindy sepertinya memang niat mengerjai Hani, selain dia menganjal pintu bilik. Pintu bagian luar juga dia kunci dan kunci itu dibuang ke sembarang arah.

Duar.. Duar.. Duar..

Tolong.. Tolong...

Hiks.. hiks... Hiks..

Jeritan lirih Hani tidak terdengar, badannya saat ini sudah gemetar hebat karena dingin yang menusuk, suarnya sudah tercekat, wajah manisnya sudah pucat dan dipenuhi lelehan air mata, bekas tamparan Nindy dan sudut bibirnya yang dihiasi darah yang mengering sudah tudak ia hiraukan.

"Aku sudah tidak tahan.. kepalaku sangat pusing", ucap Hani lirih.

Samar samar Hani mendengar suara Bimo yang memanggil namanya diikuti suara keras tendangan dari pintu kamar mandi luar. Namun saat ini Hani sudah tidak ada tenaga dan dia pun akhirnya pingsan.

\=\=\=\=\=

TBC

1
Lovely 😍
Bantu Author dengan komentar di setiap bab nya yah kak 🙏 matur suwun sanget nggeh
Lovely 😍
Semoga kakak pembaca semua suka dengan karya author 🤲🙏
Lovely 😍
Mohon Bantu dukungannya kak 🥰🙏
jangan lupa berikan ulasan positif dan ikuti akun author yah kak 🤲
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!