Perjalanan Cinta Mikey

Akhirnya kegiatan MOS telah tiba. Senin pagi, Mikey harus datang ke sekolah paling awal, karena akan menyambut kedatangan siswa baru.

Tidak terasa waktu cepat berlalu. Rasanya baru kemaren dirinya datang ke sini sebagai siswa baru. Waktu itu Mikey masih memakai baju seragam putih biru dan bertemu teman-teman baru. Di hari itu juga dia pertama kali jatuh cinta dengan Lina yang merupakan senior pembimbingnya.

Kali ini, giliran Mikey yang berperan sebagai senior pembimbing. Ketika dirinya sampai di sekolah, dari kejauhan Nita sudah berteriak memanggilnya. Dia tampak antusias menghadapi kegiatan ini.

"Key, kamu jadinya bimbing kelas mana?"

"Kelas sepuluh-lima, kalo kamu Nit?"

"Aku mah kelas ujung euy, sepuluh-sepuluh"

"Ya jauhan dong kelas kita"

"Iya nih Key, tapi gak apa apa lah, kita ketemu makan siang ya?"

"Okeh Nit"

Mikey dan Nita berjalan bersama memasuki komplek sekolah. Mereka akan mengikuti rapat briefing dengan para panitia.

Ketika mereka mendekati ruang rapat, Mikey melihat Linda yang lagi duduk di pinggir koridor. Dia memakai baju seragam SMP. Mikey mendadak cemas akan keberadaannya karena Nita berada disebelahnya.

Dan bener saja, kecemasannya terbukti. Ketika Mikey mendekati pintu masuk, tiba-tiba saja dia menyapa dengan omongan absurdnya.

"Pagi Mikey, gimana tidur lu semalem? Nyenyak gak? Apa lu mimpi basah bareng gue?" sapanya.

Anjir! Linda pagi-pagi sudah memancing keributan. Sontak, Nita yang ada di sebelahnya langsung nyolot ke Linda.

"Woy! Kamu yang sopan ngomong sama senior!" bentak Nita sambil menunjuk-nunjuk wajah Linda.

"Suka suka gue atuh, emang elu siapanya Mikey?" balas Linda yang wajahnya membuat Mikey kesal.

"Kurang ajar kamu ya! Baru hari pertama udah belagu, kamu gak ngehargain kita! Aku ini senior kamu, kamu gak sepantasnya manggil kita nama, tapi harus sopan!"

"Udah udah Nit, jangan diperpanjang! Aku gak mau ribut" Mikey berusaha menengahi.

"Abis nya ngeselin banget nih anak, Kamu kenal cewek ini Key?" tanya Nita.

Tiba-tiba aja Linda berdiri. Dia mendekati Nita yang masih marah-marah. Dia menjulurkan tangan kanannya untuk mengajak bersalaman.

"Maafin gue ya Teteh... kenalin, nama gue Melinda, gue siswa baru dari SMPN 71" ungkap Linda dengan senyum jahatnya seperti peran antagonis di dalam sinetron.

Nita terperangah melihat ekspresi Linda. Mikey juga sama. Dia pun menyambut bersalaman dengan Linda.

"Iya, aku terima maaf kamu, nama ku Yuanita, aku kelas 11 IPS 1, aku ini pacar Mikey" balas Nita dengan muka tegangnya.

"Oh jadi Teteh pacarnya Mikey, haha, okeh selamat atuh kalo gitu, gue permisi dulu yah, dadah Teteh Nita! Dadah Mikey" pungkas Linda.

"Melinda! Panggil Mikey Akang atuh! Dia kan senior" sahut Nita, namun Linda keburu pergi meninggalkan mereka berdua.

Nita langsung melotot ke Mikey setelah kejadian itu. Dia menarik tangannya, lalu mengajak duduk di depan koridor kelas yang akan dijadikan ruang rapat panitia.

"Si Melinda itu siapa Key? Kamu kenal dia darimana?"

"Anu Nit, errrhh... aku kenal dia gak sengaja sebenernya, aku nolongin dia pas dikejar kejar sama anak anak yang mau malakin dia, abis itu ya kita ngobrol, ternyata dia adiknya Lina"

"Anjiir!! Cewek dekil itu adiknya Lina, serius?"

"Iya bener, serius"

"Kok beda banget sama kakaknya ya? Melinda itu dekil, kurus udah gitu kurang ajar lagi"

"Buset, kamu baru kenalan sama dia udah jago ngatain"

"Abisnya aku kesel saja Key"

Mikey lalu menarik tangan Nita, lalu membawanya ke dalam ruangan. Begitu masuk, ternyata Lina sudah ada di dalam. Dia kelihatan kesal melihat dirinya berpegangan tangan dengan Nita.

Rapat dimulai pukul 7 pagi. Dimas sebagai ketua OSIS merangkap ketua panitia MOS memaparkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh para senior pembimbing.

Rapat briefing berlangsung 15 menit, setelah itu mereka membubarkan diri. Ketika Mikey mau keluar ruangan, tiba-tiba saja Dimas memanggilnya.

"Woy! Mikey!! Tunggu bentar"

"Iya Kang"

"Sini! Gue mau ngomong dulu sama elu!"

"Siap Kang"

Mikey pun menghampiri mereka. Dia mengambil sebuah kursi, lalu duduk di hadapan mereka. Dimas duduk bersebelahan dengan Lina.

Dimas tidak langsung ngomong karena tiba-tiba saja hapenya berbunyi. Dia menerima telepon dulu. Mikey pun akhirnya cuman bisa diam lalu memandang ke arah Lina, namun cewek super jaim itu malah menatap buku catatannya.

Sesekali ia mendongak melihat Mikey karena merasa dirinya terus diperhatikan. Mereka pun saling menatap untuk beberapa saat. Ketika Dimas memalingkan muka ke arah lain, Lina mengedipkan mata kanannya ke arah Mikey sambil tersenyum genit.

Setelah Dimas selesai mengobrol di telepon, Lina kembali sibuk membaca catatannya. Cowok ganteng itu duduk kembali di kursi. Dia melihat Mikey dengan muka songongnya.

Jantung Mikey pun berasa deg-degan melihat sorot mata Dimas. Dirinya berpikir langsung keras, apakah ada yang salah dengan dirinya?

Akan tetapi, sebelum Dimas berbicara, tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Masuklah Pak Enjang sambil membawa tempat sampah. Baik Mikey maupun Lina sama-sama terhenyak melihat guru yang merangkap penjaga sekolah itu.

"Pak Enjang! Duh Bapak bikin kaget!" Dimas berbasa-basi.

"Maaf Dimas, biasa tugas rutin, eh... Ada Linawati sama Mikey juga... apa kabar kalian? Hahaha" Pak Enjang tiba-tiba menyapa mereka.

"Baik Pak alhamdulillah, saya sehat" jawab Lina dengan senyuman manisnya.

"Alhamdulillah kalo gitu mah"

Pak Enjang mengambil tempat sampah yang ada di kelas, lalu ia menuangkan sampah ke dalam tempat sampah yang ia bawa. Setelah itu dia bergegas pergi.

Tapi ketika dia mau keluar, dia mendadak berhenti dan kembali menengok ke arah mereka.

"Dimas, ingat ya! Kalo punya pacar itu jagain ya! Banyak nih sekarang cowok-cowok jahat yang suka ngerebut pacar orang" ungkap Pak Enjang sambil melirik ke arah Mikey.

"Maksud bapak siapa ya?" tanya Dimas bingung.

"Itu Linawati Mas, dia kan pacar kamu ya"

"Aduh Pak, Lina mah bukan pacar saya, hehehe, tapi saya ngarep sih"

"Oh gitu, yaudah Bapak doain kamu bisa pacaran sama Linawati, terus kamu jagain dia dari gangguan cowok-cowok jahat" Pak Enjang melirik lagi ke arah Mikey.

"Amiiin, InsyaAllah Pak, makasih doanya Pak" pungkas Dimas.

Pak Enjang pun kemudian pergi meninggalkan kelas. Dimas tampak kege'eran setelah mendapat dukungan dari Pak Enjang untuk mendapatkan Lina.

"Kamu apaan si Mas? "

"Apaan gimana Lin?"

"Aku kan bukan pacarmu? Kenapa kamu minta doa sama Pak Enjang?"

"Hak asasi atuh, semoga aja dikabul Allah, hehehe"

Lina pun mencubit pipi Dimas. Cowok ganteng itu pun balas mencubit pipi Lina. Bahkan candaan mereka berkembang menjadi saling kelitikin tubuh. Mereka terlihat sangat akrab. Lebih terlihat seperti orang yang pacaran. Hati Mikey justru panas melihat mereka, sampai tidak sengaja, dirinya menggebrak meja. Mereka langsung kaget dan menghentikan aksi saling cubit-mencubit pipi.

"Woy! Elu ada apa gebrak meja?" bentak Dimas.

"Maaf Kang, tadi ada nyamuk di meja, hehe" Mikey pun ngeles.

"Dasar Mikey, suka bikin kaget aja ihh!" Lina ikutan membentak Mikey.

"Maaf atuh Teh, gak sengaja"

Dimas dan Lina pun tampak merapikan baju mereka, lalu duduk kembali. Dimas kembali menatap Mikey dengan muka songongnya.

"Mikey, gini ya, elu kan jadi pembimbing kelas 10-5 , di sana ada adiknya Lina, namanya Melinda"

"Iya Kang, terus apa yang mesti gue lakuin?"

"Elu jagain dia ya, jangan sampe dia bikin masalah"

"Emang dia suka bikin masalah apa?"

"Dia suka ngajak ribut orang, terutama anak-anak cowok"

Lina menganggukkan kepalanya untuk menguatkan omongan Dimas.

"Okeh Kang, gue bantu Melinda biar gak bikin onar"

"Oke kalo gitu, sekarang lu boleh keluar!"

Mikey pun langsung melengos keluar dari ruang kelas itu. Sayup-sayup dirinya mendengar suara cekikikan Lina yang mungkin kembali bercanda dengan Dimas. Rasa cemburunya ini terus menyiksanya. Dirinya tidak rela Lina dekat dan akrab dengan Dimas.

#Bersambung