NovelToon NovelToon
Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Jati Diri ALLANSYAH Si Kakak Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Kaya Raya / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: saadahrafael

Allansyah seorang anak angkat di Keluarga Nicolas harus terjerat cinta dengan Adik angkatnya, Michaela Nicolas. Berbagai upaya menolak perasaannya untuk tidak mencintai Michaela, namun upayanya selalu gagal. Apalagi Michaela selalu menggoda dan menggodanya, agar tidak mengecewakan orang tua angkatnya, tapi nyatanya perasaan itu tumbuh dan semakin tumbuh.

Di saat Cinta membara di hatinya, perasaannya di ketahui oleh kedua orang tua angkatnya, membuatnya di tolak oleh kedua orang tua Michaela. Hancur, sangat hancur dan akhirnya dengan terpaksa demi membuang perasaan salahnya, Allan pergi dari kediaman Nicolas.

Kepergian Allan dari kediaman Nicolas membawanya mengingat siapa jati dirinya. insiden saat tak sengaja melihat sebuah tato di lengan seseorang mengingatkan akan ingatannya yang sempat hilang. Dan ternyata dirinya adalah pewaris tunggal Keluarga Georlando.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon saadahrafael, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Bab 3

Melihat tingkah aneh Allan, Michaela sempat bingung. Ada apa sebenarnya dengan Kakaknya ini. Tidak seperti biasanya.

"Kakak baik-baik saja?"

Hm….

"Benarkah?"

Hm….

Michaela menghela nafas, malas bertanya lagi karena Allan hanya menjawab seperti itu. 

Allan yang kepalanya berada di bahu Michaela semakin lama semakin mendusel di leher Michaela. Entah kenapa mencium wangi tubuh Michaela membuatnya betah dan tidak ingin melepaskan. 

Michaela yang merasakannya melotot tidak percaya dengan apa yang dilakukan Allan. Tangannya reflek memukul kepala Allan, membuat Allan berjingkat kaget dan kesakitan.

Plak….

"Au…kenapa memukul Kakak?"

"Salah sendiri kenapa seperti itu,"

"Apa? Memang apa yang Kakak lakukan?"

"Pikir sendiri!" Kesal Michaela dan pergi meninggalkan Allan yang bingung.

Tapi sebelum dirinya benar-benar keluar dari kamar Allan, Michaela berbalik dan berkata. "Jangan sampai terlambat sarapan pagi jika tidak ingin Mama marah,"

Braak….

Allan mengelus dadanya saat melihat Michaela menutup pintu dengan keras. 

"Gadis itu,"

Allan turun dari ranjang dan pergi kekamar mandi sebelum bertemu dan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya.

Setelah selesai membersihkan diri dan kini sudah terlihat rapi, Allan keluar dari kamar dan menuju ruang makan. Dilihatnya di sana sudah ada orang tua dan adik gadisnya yang masih menunjukkan wajah cemberutnya.  

"Pagi Ma, Pa, dan kesayangan Kakak," ucapnya mencium pipi Margaret dan setelahnya mengacak rambut Michaela.

"Kakak!" Kesalnya karena penampilannya menjadi berantakan. Padahal ia sudah rapi, tapi sekarang…..ah, Kakaknya ini memang sangat menyebalkan.

Margaret dan Fernandes tersenyum melihat kelakuan mereka berdua. 

"Cepat sarapan, kalian akan terlambat nanti,"

"Baik Ma," jawab mereka berdua.

Setelah sarapan pagi selesai, keduanya pergi untuk sekolah dan kuliah. Allan mengeluarkan motor besarnya dan menghampiri Michaela. Tanpa basa-basi Michaela langsung naik keatas motor dan duduk di boncengan Allan.

"Pakai Helmnya," Allan memasangkan Helm di kepala Michaela seperti biasa dan tersenyum setelah selesai. "Sudah siap?"

Hm….

Bruum…

Bruum…

Motor pun melaju meninggalkan kediaman Nicolas. Dan setelah menempuh perjalanan 15 menit, mereka tiba di depan sekolahan Michaela.

Michaela melepas Helmnya dan memberikannya kepada Allan. "Aku masuk dulu. Kakak hati-hati dijalan,"

"Hm…belajar yang benar," Allan mengusap kepala Michaela dengan sayang.

Michaela yang diperlakukan seperti itu wajahnya langsung merona. Sial, Kakaknya ini selalu membuat jantungnya tidak sehat.

"Ya, Kakak jangan khawatir, aku akan belajar dengan benar. Aku pergi dulu, by.." Michaela lari meninggalkan Allan yang terus memperhatikannya. 

Setelah Michaela benar-benar menghilang dari pandangannya, Allan melajukan motornya menuju kampus dimana dirinya menimba ilmu.

.

.

"Mich," panggil seorang gadis dengan melambaikan tangan kepada Michaela. 

Michaela yang melihat sahabatnya tersenyum dan berjalan ke arahnya. Mereka merangkul dan berjalan menuju kelasnya.

Bugh…

Michaela meletakkan tasnya dengan kasar di atas meja. Perasaannya semakin gila dan menjadi, apalagi setiap hari bertemu dengan pria yang disukainya.

Alana yang melihat Michaela bertingkah seperti itu bertanya. "Ada apa?"

"Jangan pura-pura bertanya, aku yakin kau sudah tahu,"

"Apa karena Kakakmu lagi?"

"Tentu saja, siapa lagi yang bisa membuat ku seperti ini kalau bukan karena dia," kesalnya pada perasaannya sendiri. "Lan, aku bingung. Apa yang harus ku lakukan? Tidak mungkinkan aku menyatakan perasaan ku padanya. Jika aku mengatakannya, aku yakin dia akan tertawa dan menganggapku aneh."

"Kenapa begitu, bukankah itu lebih baik dari pada kamu seperti ini terus? Lagian apa salahnya jika kamu mencintainya, dia juga bukan Kakak kandungmu,"

"Aku tahu, tapi masalahnya dia tahunya kami adalah keluarganya. Jika aku mengatakannya aku yakin hubungan kami pasti akan tenggang. Dia akan menjauhi ku," 

Michaela menutup wajahnya frustasi. Kenapa juga dia bisa memiliki perasaan cinta seperti ini? Perasaan yang pastinya akan membuatnya terluka.

Alana tidak bisa berkata-kata lagi. Dirinya juga bingung mencari jalan keluar untuk cinta temannya yang rumit ini. 

University Of Zurich.

Allan tiba di kampus. Banyak mata memandang penuh damba padanya, terutama kaum hawa. Mereka selalu terpesona dan berharap bisa memiliki Allan seutuhnya, baik itu raga maupun jiwa.

Allan yang melihat pemandangan seperti ini setiap hari mengabaikan, tidak peduli dengan teriakan para wanita yang menjadi penggemarnya. Baginya wanita-wanita itu seakan makhluk tak kasat mata yang tidak perlu di pedulikan. 

"Allan…..aku mencintaimu,"

Teriak para gadis-gadis yang mendambakan Allansyah Nicolas.

Allan terus berjalan menuju teman-temannya yang saat ini sedang memandang ke arahnya.

"Dia selalu saja populer. Lihatlah para wanita itu yang selalu mengaguminya. Apakah dia sama sekali tidak tertarik dengan salah satu dari mereka?" ucap Nick salah satu teman Allan.

"Jangan berharap Allan akan menyukai salah satu dari mereka." Jawab Julian.

"Kenapa? Aku lihat mereka cukup cantik, apalagi mereka juga bukan gadis biasa. Rata-rata mereka adalah anak dari pengusaha dan pejabat. Bukankah itu sudah cukup untuk menjadi kekasihnya? Jika itu aku, sudah aku kencani mereka semua." Tanya Agam yang penasaran tentang Allan. Kenapa temannya yang satu ini tidak sedikit pun tertarik dengan salah satu wanita yang selalu mengejar-ngejarnya. Jika itu dirinya, semua wanita itu pasti akan ia kencani.

"Jangan samakan dia dengan mu yang Playboy."

"Hei, aku ini bukan Playboy ya. Aku hanya kasihan pada wanita-wanita yang selalu mengejarku jika tidak ku kencani. Aku merasa sayang jika mereka dianggurin," jawab Agam membuat Julian dan lainnya menggelengkan kepala. 

Mereka semua sudah hafal tingkah dan sikap Agam. Tidak sedikit wanita yang dikencaninya. Hampir setiap hari Agam akan ganti pasangan untuk menemani dan menyenangkannya.

"Dasar gila," jawab Arhan 

"Huh, kalian itu belum tahu gimana rasanya saat bersama wanita. Jika kalian sudah merasakannya, aku yakin kalian akan ketagihan."

"Kau sendiri saja. Tidak untuk kami."

Agam mencebikkan bibirnya, belum tahu aja mereka rasanya surga dunia. Jika sudah tahu rasanya, pasti mereka akan ketagihan.

Allan sampai di depan teman-temannya dan tak lama kelas pun dimulai. 

Seorang Dosen wanita yang masih muda kini berdiri di depan, menjelaskan dan menerangkan mata pelajaran hari ini dan sesekali mencuri pandang ke arah Allan. Beberapa temannya yang melihat Dosen itu mencuri pandang ke arah Allan, mereka saling pandang. Mungkinkah Dosen itu juga menyukai temannya ini.

"Al, sepertinya Dosen muda itu menyukai mu," bisik Agam yang berada di samping Allan.

Allan menatap Agam, apa maksudnya. Agam yang di tatap memberikan kode lewat matanya, menuju ke arah depan. Allan pun melihat arah pandang itu dan ternyata Allan melihat Dosen muda itu menatap ke arahnya dan tersenyum manis.

Allan yang melihat hanya menatapnya dengan datar, sama sekali tidak peduli. Allan mengacuhkan dan fokus kembali ke bukunya.

Ting…

Bunyi pesan masuk di ponselnya.

[Kak, nanti tidak perlu menjemputku. Aku akan pulang bareng Alana. Ada tugas yang harus ku kerjakan bersamanya]

[Baiklah, jika nanti butuh sesuatu cepat hubungi Kakak]

[Baik sayang] 

Michaela tidak lupa mengirim gambar fotonya yang menurut Allan menggemaskan. Allan yang melihat tersenyum kecil, sungguh manis sekali.

1
Dzaky Rafif santoso
kapan up nya
merry jen
akhirr y ingtt jgg siapa sbnry jati dri Allan ,,berhrp yg disiksa itu bukan orgtua yy ,,tp dugann SII itu kemungkinan orgtua y Allan klo ia cpt selmtnn kn kedua orgtua muu gntiin kmu siksa org yg UD siksa orgtua mu LAN
merry jen
aduh moga dua orgtua itu bukn orgtua y Allan y kak ,,klo ia kshnn bgtt dechh dsiksa berthn thn
merry jen
kerenn si allann hjrr lann tu roseta
merry jen
lnjtt ,jgn dipshknn psgnn alln dan mich ,
merry jen
slh cr lwnn broo
merry jen
lnjttt kakk
merry jen
klo kmu dktt dgnn Rosetta bgmnn dgnn adikmuu itu si alnn
Mama Muda: itu hanya siasatnya saja. Allan tetap dengan Michaela
total 1 replies
Bunda Sasa
lanjut yuk.
merry jen
jhtt bgttuu tuu org mukull pala nya si allann smpaii hilng ingtnn
merry jen
bajingnn sialan ,,SM ajj nybut namamu sndri alllan ,😂😂😂😂
Bunda Sasa
semangat kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!