NovelToon NovelToon
Become The Duchess Of Lala Land

Become The Duchess Of Lala Land

Status: tamat
Genre:Action / Fantasi / Tamat / Reinkarnasi / Time Travel / Dunia Lain / Masuk ke dalam novel
Popularitas:129.1k
Nilai: 5
Nama Author: Harsie Alive

Hahh.... hahh...

arrkkkkhh!! Ampun!! ampun!! sakit sekali!!

kumohon, aku mohon ampun buuu....

Suaraku bergetar memohon ampun pada ibu Tiriku yang menjambak rambutku dan menampar wajahku berkali-kali. Tatapannya yang tajam dan pukulannya yang kasar tak akan ku lupakan bahkan sampai aku mati.

ini kah takdirku? aku hanya ingin hidup bahagia, meski hanya sehari saja. Jika aku hidup kembali, kumohon Tuhan, Langit, Dewa atau apapun itu, kumohon berikan aku setetes kebahagiaan agar dahagaku terpuaskan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harsie Alive, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dunia Akan Segera Runtuh

"Countess, tidak layak anda berkata demikian, kita hanya pelayan!" Ucap Countess Silva menegur sikap Lera yang terlalu kasar pada Duchess.

Yang lain juga setuju, mau bagaimanapun, mereka harus bekerja demi mendapatkan kehidupan yang layak meski harus melayani wanita jahat itu.

"Hmmmmm....."

"Kenapa mereka tidak bahagia? Bukankah selama ini mereka ingin keluar dari kediaman ini?" Pikir Shuvin.

"Nyonya, kalaupun kami keluar dari kediaman ini, kami tidak akan diterima di manapun karena status kami juga keadaan keluarga kami!" Terang Countess Silva, wanita berambut pirang bergelombang itu.

Shuvin baru ingat bahwa para bangsawan yang dia ambil sebagai pendampingnya itu adalah istri dari para pemimpin wilayah kecil yang diabaikan keluarga mereka.

Countess Lera sudah menjanda selama dua tahun karena suaminya meninggal dunia, Baroness Michelle ditinggal berperang oleh suaminya dan sampai saat ini belum ada kabar, Countess Silva yang paling miris, dia dijual keluarga suaminya kepada Duchess Shuvin demi bayaran tinggi, dua lainnya adalah viscountess dari kota kecil kekaisaran yang memiliki keluarga masing-masing tapi hidup pas-pasan karena suami mereka menikah lagi.

"Baiklah, kalau begitu!" Shuvin angkat bicara. Dia tidak mengambil pusing dengan kemarahan Lera barusan. Wajar bagi Lera untuk marah dan bersikap kasar pada Shuvin yang terlalu kejam di masa lalunya.

" Aku akan melepas kalian semua, namun akan ku sebutkan nama kalian pada para bangsawan di kota ini yang membutuhkan pelayan pendamping,"

"Dengan demikian, kalian akan memiliki tujuan baru dan majikan yang baru," terang Shuvin.

"Tetapi, jika kalian ingin tetap tinggal, maka boleh saja, selama kalian nyama tinggal dan melayani majikan yang kalian benci!" Ucap Shuvin.

Sontak mereka semua terbelalak. Shuvin mengetahui segalanya, tetapi dia tidak marah.

"A-anda tidak marah Duchess!?" Tanya Baroness Michelle dengan suara terbata-bata.

Shuvin tersenyum lembut untuk kali pertama kepada mereka yang membuat semuanya terhenyak bahkan menahan nafas karena kebingungan dengan sifat sang Duchess.

"Marah!"

"Tentu saja marah, kalian yang tidak tahu diri malah membenciku setelah aku menyelamatkan kalian dari kehidupan buruk itu!"

"Tapi apa boleh buat, aku bukan Duchess yang kalian kenal!"

"Sekarang pergilah, sebelum aku benar-benar marah dan pikirkan ucapanku barusan!" Titahnya sambil menatap mereka berlima dengan tajam.

Glek!!!

Mereka menelan Saliva mereka dengan kasar. Dengan tubuh gemetaran semuanya berjalan keluar dari ruangan kamar itu, kecuali Baroness Michelle.

Wanita itu masih berdiri di sana sambil menunduk. Kedua tangannya saling bertaut, sepertinya ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.

Jika Shuvin mengingat cerita yang pernah dia baca itu, Baroness Michelle adalah satu-satunya yang menaruh rasa peduli pada sang Duchess terutama di masa Duke mengabaikan Duchess bahkan secara terang-terangan bermain wanita.

Berdasarkan tingkatan nya, Michelle berada pada klan bangsawan paling rendah.

Tingkatan dimulai dari Kaisar- Permaisuri, Raja - Ratu, Pangeran - Putri, Duke(Adipati) - Duchess, Marquess - Marchioness, Earl ( Count) - Countess, Viscount - Viscountess dan terakhir Baron - Baroness.

Baron biasanya dianggap rendah, terkadang mereka berada di posisi mengambang, ada yang mengakuinya sebagai bangsawan tetapi ada yang tidak, namun posisinya lebih tinggi dari rakyat biasa dalam sistem Kerajaan Barat.

"Michelle, apa ada yang ingin kau sampaikan?" Tanya Shuvin.

Dia merasa bersalah melihat penampilan lusuh sang Baroness.

"Nyo-nyonya .. bolehkan saya tetap di sini? Suami saya mempercayakan saya pada anda, saya hanya menunggu kedatangannya dari Medan perang, saya tidak ingin pergi dari sini"

"Apapun yang anda minta akan saya lakukan, selama saya boleh mengikut Duchess agar suami saya mudah menemukan saya," tuturnya jujur.

Shuvin mengerti. Meskipun tujuan Baroness Michelle seperti itu, dia tidak merasa dirugikan.

Shuvin mendekati wanita itu, tapi tampaknya sangat Baroness semakin gemetar ketakutan. Dia berjalan mundur saat Shuvin melangkah satu kali.

Shuvin mengerti, dia tidak akan mendorongnya lebih jauh lagi.

"Baiklah, aku setuju," ucap Shuvin.

"Kembalilah ke kamarmu dan beristirahat lah dengan benar, rawat luka di tubuhmu," ucap Shuvin.

"Te-terima kasih Duchess," ucap Baroness dengan sungguh-sungguh.

Shuvin memijit pangkal hidungnya sekali lagi. Dia merasa jengkel dengan sifat Shuvin asli sebelumnya. Hanya melihat mereka berlima, dia bisa merasakan kembali kejahatan pemilik tubuh pada mereka.

Dia menatap dirinya di depan cermin, wajah cantik dan tubuh yang indah dibalut gaun tidur tipis itu memang diidamkan semua wanita.

"Tapi tidak dengan sifatmu Duchess Shuvin!" Tukasnya sambil menunjuk dirinya sendiri di cermin.

"Karena kehidupan ini adalah milikku, maka aku akan melukis takdirku sendiri!" Ucapnya percaya diri.

Shuvin memanggil pelayan lain untuk membantunya bersiap. Ini adalah hari setelah pernikahan nya dan masa bulan madu dengan suaminya yang ketus dan cuek.

Jadi, selama satu bulan ke depan tidak akan ada jadwal apapun bagi sang Duchess selain menikmati waktu bersama sang Duke.

Namun mengingat temperamen Duke Evan pagi tadi, masa bulan madu ini hanya akan berlalu dalam beberapa hari.

Para pelayan masuk dan membantu sang Duchess bersiap. Dengan wajah gugup para pelayan melayani majikannya dengan penuh kehati-hatian.

Namun yang terjadi membuat mereka semua bertanya-tanya. Duchess tidak bicara satu kata pun, dia hanya diam dan menikmati semua proses itu dengan tenang. Shuvin sangat terbantu dalam beradaptasi mengingat dia memiliki ingatan pemilik tubuh sebagai petunjuk.

Para pelayan saling lirik, mereka semua takut telah melakukan kesalahan, setelah selesai semuanya berbaris dengan rapi, ada lima orang tepatnya yang melayaninya mulai dari berganti pakaian, mandi, menata rambut, merias wajah dan lainnya.

"Apa ada lagi yang harus kita lakukan?" Tanya Shuvin seraya mengangkat alisnya, dia sedikit pusing dengan semua ritual itu.

"Sudah selesai nyonya Duchess," jawab mereka gugup.

"Baiklah, thank you so much," ucapnya sambil tersenyum.

Dia menatap dirinya pada cermin. Gaun yang dia pilih adalah gaun paling sederhana di lemari pakaiannya. Dia tidak menyukai gaya berpakaian pemilik tubuh yang terlalu glamor dan malah terkesan norak.

Pemilik tubuh dulu sangat menyukai warna terang, batu-batu permata yang ramai juga bordiran yang sangat menyesakkan mata dengan gaun mengembang yang besar bak balon dan lengan menggembung bagai otot pria pengangkut barang di pasar.

Kepribadian asli Shuvin modern berbeda jauh dengan pemilik tubuh.

Dia memilih gaun sederhana dengan bagian bahu terbuka, berlengan pendek dan bermotif garis halus yang lembut. Gaun cream dengan satu batu permata di bagian pinggang yang sangat pas di tubuhnya yang indah justru membuat penampilannya lebih mewah dari sebelumnya.

"Apa penampilanku aneh?" Tanya Shuvin seraya berputar di hadapan mereka.

Jujur saja, penampilannya hari ini tidak seperti hari kemarin.

"Ayolah, jawab dengan jujur, aku tidak suka dengan semua gaun aneh dengan lengan seperti balon itu, rasanya aku seperti parasut jika memakai gaun yang norak itu,"

"Dengan gaun ini ku rasa lebih nyaman!" Ucapnya sambil tersenyum.

Duchess yang kejam itu tersenyum!? Yang benar saja, dunia pasti akan segera runtuh, begitulah isi pikiran para pelayan itu saat ini.

"Anda sangat elegan nyonya," jawab Lilian, pelayan pribadi Shuvin yang dipilih langsung oleh tangan kanan suaminya.

Semuanya diam sejenak, mereka yang kenal Shuvin akan sangat berhati-hati saat bicara dengannya. Sebab, memuji saja bisa dianggap melecehkan perempuan itu.

Shuvin terkekeh," baiklah, terimakasih atas bantuannya hari ini,"

"Oh iya, apa boleh minta bantuan kalian?" Tanya Shuvin.

" Kekonyolan apa lagi ini!?" Batin para pelayan dengan wajah ketakutan sekaligus bingung. Bagaimana mungkin seorang Duchess meminta tolong pada mereka!?

1
Dede Mila
baca
Narimah Ahmad
👍👍👍 part ni pling best ,😁🤣🤣🤣🤣 sampai sakit perut ku 🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣 duh kan nyambung lgi,😭
Narimah Ahmad
🤭🤭🤭🤔🤔🤔
Hikam Sairi
baca
sisil prasada
Luar biasa
Ni Ketut Patmiari
Dasha kek nya putri mahkota york yg kabur tu ya
Ni Ketut Patmiari
Luar biasa
est
ngakak thor keren aku suka
🌺chatalea🌺
Luar biasa
Desi Forever
apakah tamat??
Aisyah Suyuti
seru
Siau Yen
suka 👍👍👍
Sri Utami
ceritanya kereeeen👍👍😍
Narimah Ahmad
bru mulai ni,😍
Ririn Santi
kecolongan lg deh
Ririn Santi
hahahaha.......gak kuat ketawa, sakit perutku guling guling
Ririn Santi
pangeran kodok udah se frekuensi dg si gadis random
Nur Hayani
terharu sekali melihat keluarga Evan apalagi istrinya shuvin
Ririn Santi
benar" menegangkan
Ririn Santi
hahaha..... wir bang Toyib pulang
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!