NovelToon NovelToon
Aku Yang Tak Di Anggap (Kisah Empat Bersaudara Yatim Piatu)

Aku Yang Tak Di Anggap (Kisah Empat Bersaudara Yatim Piatu)

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Mengubah Takdir / Keluarga / Fantasi Wanita / Pembantu
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hitado S

Terlahir dari Keluarga Miskin, Aku terpaksa harus putus sekolah dan mencari nafkah untuk Adik adik adik ku dan agar bisa menyekolahkan mereka.

Nama ku Anisa, seorang Wanita Yang Cacat sejak kelahiran ku. Sebagai Anak yang paling besar, Aku harus bertanggung jawab terhadap ke Tiga Adik ku, karna memang Kami Anak Yatim Piatu.

Berkat ketekunan dan Kegigihan ku, Adik adik ku dapat ku sekolahkan dan menjadi orang yang berhasil. Tapi bagi mereka, Aku ibarat Aib! apalagi setelah mereka sudah berkeluarga. Aku sama sekali bagaikan orang asing yang hina bagi Adik adik ku yang ku perjuangkan dengan penuh pengorbanan.

Tapi Semua itu akan berlalu, Sebab Anak Tiri ku kelak akan mengangkat Drazat ku, Membahagiakan Ku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hitado S, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencoba Untuk Tegar Part 2

  Tak terasa hari sudah mulai Siang, sudah sekitar jam Sebelas Siang Kurang, Anak anak sekolah pun sudah mulai balik, termasuk dengan Asik ku Bagas juga sudah balik, dia terlihat berjalan bersama dengan teman temannya. Memang untuk Anak kelas Satu sampai kelas Dua SD akan lebih cepat pulang-nya, beda dengan Adik ku Dita dan juga Farhan yang akan baru pulang sekitar jam Dua belas Siang nanti.

Bagas pun langsung ku suruh mengganti Seragam sekolahnya agar jangan Kotor untuk di pakai kembali besok hari, setelah dia berganti baju, makanannya juga langsung ku siapkan.

"Makan ya Dek"

"Kakak masak apa?

"Ikan Asin sama daun singkong"

"Ah gak enak! Bagas Gak mau makan"

"Ayo dong Dek, adanya kan itu doang Sayang"

"Kan tadi pagi ada Indomie Kak, Bagas mau Indomie lagi aja"

"Tapi masa Indomie terus sih?

"Ya udah, Bagas gak mau makan, Kakak makan saja sendiri"

"Ih... Kok gitu sih? Ya udah tunggu Kakak beli dulu ke warung Indomienya"

Bagas pun hanya diam cemberut tak membalas perkataan ku, Aku langsung pergi ke Warung dengan sedikit berjalan cepat dengan di bantu tongkat ku, Warung yang jaraknya sekitar Seratus meteran dari rumah kami untuk membeli Indomie agar Adik ku itu mau makan.

"Beli"

"Eh Dek Nisa, mau beli apa Dek?

"Beli Indomie rebus Satu Bu"

"Oh Iya, apa lagi?

"Itu saja Bu"

Aku kemudian langsung membayarnya dan kembali ke rumah dengan berjalan cepat di bantu oleh tongkat ku karna Adik ku Bagas tadi sudah ngambek, dia memang sangat susah di bujuk kalau kemauannya tak di turuti. Segera ku masak Indomie rebus itu lalu langsung ku sajikan di baskom plasti kecil dan ku bawa ke depan beserta Nasi buat Bagas.

"Dek makan sekarang ya, nih Indomienya sudah Kakak masak"

"Iya!!!

"Kakak mau suapin?

"Gak mau! Bagas bisa kok"

"Ya sudah, makan deh Sayang"

Bagas kemudian mulai memakannya, kemudian dia berkata ke Aku.

"Kakak kok gak Makan"

"Kakak belum lapar, entar saja Kakak makannya"

"Hem.... Ya udah Bagas suapin Kakak ya"

"Hehehe.... Gak usah Adik ku Sayang, Adik ku yang Ganteng"

"A" (Sambil bagas mencoba menyuapkan Nasi yang sudah bercampur dengan Indomie yang ada di tangan-nya ke Mulut ku)

Aku pun mau gak mau menerima suapan tangan-nya sambil senyum ke Adik ku yang manja ini.

Bagas pun selesai makan siang, dia langsung pergi bermain bersama dengan teman teman-nya, Sekarang Aku tinggal menunggu dua Adik ku lagi pulang sekolah, yaitu Farhan dan juga Dita yang sebentar lagi juga akan pulang dari sekolahnya.

Tak berselang lama akhirnya Adik ku Farhan dan Dita pun sudah sampai di rumah, mereka berdua kemudian langsung mengganti seragam sekolah mereka dan langsung makan, memakan apa yang sudah ku masak untuk mereka. Sambil mereka makan, Aku kemudian mengajak mereka ngobrol, berdiskusi mengenai rencana ku yang ingin meneruskan usaha alm Ibu kami untuk berjualan kue keliling.

"Dek, Kakak kan ada rencana buat berjualan Kue keliling seperti Ibu waktu waktu dulu, gimana menurut kalian berdua Dek?

"Ya terserah Kakak, emang Kakak bisa gitu bawa Kue-nya berkeliling ke kampung kampung lain?

"Ya Kakak usahain Dek, soalnya kalau gak begitu kita mau makan apa nantinya, dan untuk kebutuhan kalian sekolah juga dari mana? Apalagi kan Dek Farhan juga sebentar lagi sudah mau SMP, pasti butuh banyak uang untuk itu?

"Farhan gak usah sekolah lagi!

"Loh, Kok gitu sih Dek, emang kenapa gak mau sekolah lagi? (Aku sangat kaget mendengar itu keluar dari mulut Adik ku Farhan, karna dia orangnya cukup pintar di sekolah, dan nilainya selalu masuk sepuluh besar di kelasnya)

"Ya dari mana uang kita Kak! Kan harus banyak uang kalau mau SMP, beli seragam sekolah, beli buku, belum yang lainnya, Dita sama Bagas kan perlu sekolah juga"

"Asal Adek rajin belajar saja, dan nilainya bagus biar bisa masuk sekolah Negeri, Kakak akan usahain Dek cari uang biar Adek tetap bisa melanjut sekolah"

"Benaran Kak? Tapi kan Kakak nanti gimana cari uangnya? Kakak sendiri begitu kok keadaannya, emang benaran Kakak mau jualan kue keliling? Emang Kakak bisa?

"Insyaallah bisa Dek, Kakak akan berusaha semampu Kakak, Adek mau kan lanjutin sekolahnya entar?

"Mau bangat Kak (Sambil Adek Ku Farhan meneteskan air matanya sambil memakan Nasi-nya)

Farhan kemudian langsung mendekat ke Aku dan memeluk ku, lalu dia berkata.

"Kak, nanti Farhan ikut bantu Kakak jualan ya"

"Iya Dek, kalau hari Minggu Adek boleh bantu Kakak jualan keliling seperti dulu Dek Farhan bantu Ibu, ya udah habisin lah makan-nya"

"Iya Kak"

"Dita juga bantu Kak Nisa ya"

"Iya Adek ku Dita, ayo cepat habisin makanannya"

"Iya Kak"

Mereka berdua kemudian selesai makan dan langsung mencuci piring masing masing, Lalu Farhan kemudian bertanya ke Aku soal rencana ku untuk berjualan Kue keliling itu.

"Kak, mulai kapan jualannya"

"Pengen-nya sih Dek besok sehabis kalian berangkat ke Sekolah, Kakak akan langsung ke Pasar buat beli bahan bahan-nya"

"Emang ada uang Kakak buat beli?

"Kan uang duka itu masih ada Dek, uang dari para Pelayat itu"

"Oh... Syukur deh kalau ada, ya udah besok Farhan gak usah masuk dulu sekolahnya biar ada teman Kakak ke Pasar"

"Jangan dong Dek, Kakak bisa kok sendiri"

"Kakak kan gak tau tempatnya di mana biasanya Ibu beli bahan bahan-nya, Kalau Farhan kan tau Kak, sudah pernah temanin Ibu dulu"

"Kan tinggal Kakak tanya tanya aja nanti di sananya, lagian yang jual bahan bahan gituan kan banyak Dek, bukan cuman Satu doang, dan Kakak pernah kok sekali di ajak Ibu ke pasar, jadi Kakak masih ingat kok tempatnya"

"Ya udah deh, terserah Kakak saja"

"Nanti Adek tulisi ya apa saja yang perlu di beli"

"Iya Kak"

"Oh iya Dek Farhan, nanti bisa kan ngambil daun pisang biar besok langsung bisa Kakak jemur"

"Bisa Kak, berapa lembar?

"Ya seperti biasa aja kamu ngambilnya"

"Tiga lembar ya Kak"

"Iya"

Tak terasa hari pun semakin sore, Aku juga langsung memasak makan malam buat kami, sementara Farhan pergi ngangkati air dari Sungai untuk mengisi Drum air yang ada di belakang rumah, agar besok pagi mereka bisa mandi tampa harus ke Sungai. Sementara si Dita ku suruh untuk mencari Adik ku Bagas yang memang kalau tak di panggil panggil akan asyik bermain dan lupa untuk pulang ke rumah.

Air pun sudah terisi di dalam Drum penampungan, Aku kemudian mandi lebih dulu bersama Adik ku Bagas setelah dia kembali ke rumah dari tempat bermainnya. Sementara si Farhan sekalian mandi di sungai tadi, sekarang tinggal Dita yang belum mandi, Aku kemudian langsung menyuruhnya juga sehabis Aku dan Bagas Selesai Mandi.

Tak terasa sekarang sudah sekitar jam tujuh malam kurang, kami berempat kemudian makan bersama dan bersyukur Adik ku Bagas mau memakan apa yang ku masak sore ini untuk makan malam kami. Sehabis itu Adik Adik ku pun belajar mengerjakan PR masing masing, Aku sendiri membantu Adik ku Bagas mengerjakan PR-nya menulis Huruf ABCD dan juga Angka Angka karna memang dia masih kelas Satu SD. Tak lupa ku minta ke Farhan untuk sekalian menulis apa saja yang harus ku beli besok untuk bahan bahan membuat Kue, tentu dia juga sudah sedikit paham akan itu, karna Farhan lah yang selalu di minta oleh alm Ibu ku dulu menulis belanjaan-nya.

Malam pun semakin larut, sekarang sudah jam Sembilan malam, Adik adik ku juga sudah selesai mengerjakan PR sekolah mereka masing masing, Aku kemudian bertanya ke mereka.

"Dek, mau tidur di sini seperti semalam atau di kamar"

"Di kamar saja deh Kak, banyak nyamuk di sini" (Ucap si Dita)

"Kalian gimana? Farhan sama Bagas mau di kamar?

"Ya udah, lagian ngapain takut ya Kak, toh Ibu kita sendiri" (Ucap Farhan)

"Ya iyalah, ngapain takut"

Kami berempat pun langsung ke kamar dan tidur di ranjang yang memang lumayan lebar. Dulu waktu alm Ibu ku masih ada, Adik ku Farhan akan tidur di bawah Ranjang karna jadi sempit, sekarang Ibu ku sudah gak ada, Farhan pun tidur bersama kami di ranjang tua yang beralas Tilam yang sudah juga jelek, karna di dalamnya sendiri bukan hanya ada kapas saja, tapi ada juga pakaian pakaian yang sudah tak layak di pakai di masukkan alm Ibu ku waktu dulu sebagai pengganti kapas.

"

"

1
vi
kk yang kuat dan ulet.... jadi nangis baca nya
Maulida Hayati
ceritanya dari part ke part seperti itu itu saja.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!