NovelToon NovelToon
Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: christinsenia seranica

Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.

Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3

Di tengah perjalanan pulang Dea menjadi tidak tenang, Dea terus memikirkan apa yang diceritakan oleh tetangganya itu.

"Kasihan Leo! Apa aku terlalu egois!" Dea membatin

Beberapa saat kemudian Dea telah sampai di gerbang rumahnya. Ketika Dea hendak membuka gerbang rumahnya tiba-tiba ponsel Dea berbunyi pertanda ada panggilan masuk.

Tut.......tut......panggilan terhubung.

"Sayang, Kamu dimana?" Tanya Erfan dari seberang sana.

"Lagi dirumah," Sahut Dea

"Ketemu yuk! Aku kangen sama kamu!" Terdengar ucapan Erfan dari seberang sana

"Mau ketemu dimana?" Tanya Dea

"Kita ketemu dirumah Nanda, Nanti aku jemput disana!" Ucap Erfan dari seberang sana.

"Oke,"

Setelah itu, Dea langsung berangkat menuju rumah Nanda yang tak jauh dari rumahnya. Nanda merupakan sahabat dekat Dea.

Erfan dan Dea sering janjian bertemu dirumah Nanda, Selain Nanda orangnya baik. Nanda juga sangat bisa diandalkan dalam urusan menyimpan rahasia.

Beberapa saat kemudian Dea telah sampai dirumah Nanda, Sesampainya disana Dea langsung duduk di sebuah tempat duduk dari bambu yang ada dirumah Nanda.

"De, Kapan datang? Kok nggak panggil aku didalam!" Ucap Nanda yang keluar tiba-tiba.

"Iya, Aku kesini masuk titip motor!" Kata Dea

"Wah pasti mau kencan kan sama Erfan kan!" Tebak nanda.

"Iya pasti," Sahut Dea

Tak lama setelah itu Erfan pun datang, Begitu Erfan datang dengan santainya Erfan langsung membaringkan kepalanya di paha Dea.

"Wah.....wah kalau mau mesra mending kalian didalam aja!" Saran Nanda karena kebetulan juga suami Nanda sedang keluar.

"Kamu mengerti aja Nan, Kalau aku lagi pengen!" Kata Erfan.

Setelah itu tampak keduanya langsung masuk ke dalam rumah Nanda. Kamar Nanda itu menjadi saksi pergulatan panas yang terjadi antara keduanya.

Selesai dengan pergulatan panas diatas ranjang itu, Dea tampak meminta kembali kejelasan hubungan mereka.

"Mas, Kapan kita bisa bersatu!" Ucap Dea yang terdengar meminta kejelasan hubungan mereka.

"Sudah berulangkali aku bilang, Aku nggak bisa menceraikan isteri aku!" Kata Erfan

"Bukannya kamu janji akan menikahi aku setelah perceraianku selesai! Mana buktinya mas janji kamu itu!" Dea terus mendorong Erfan untuk memperjelas status di antara mereka.

"begini saja, Bagaimana kalau kita nikah diam-diam tanpa sepengetahuan isteriku!" Saran Erfan.

"Aku nggak mau dimadu mas, Aku ingin menjadi satu-satunya dihatimu!" Dea tampak ingin memiliki Erfan seutuhnya.

"Nggak bisa, Kamu kan tahu kalau aku sangat bergantung pada Mira!" Ucap Erfan.

Dea yang terus meminta kejelasan hubungan mereka dan ingin memiliki Erfan sepenuhnya membuat kepala Erfan menjadi pusing, Lalu terjadilah perdebatan antara keduanya.

"Kamu semakin lama bukannya semakin membuatku nyaman malah membuatku semakin pusing saja!" Bentak Erfan.

"Kalau kamu menceraikan isterimu, Kita tidak akan berdebat seperti ini!" Teriak Dea.

Erfan yang semakin pusing karena Dea, Segera memakai kembali bajunya lalu pergi meninggalkan tempat tersebut.

Setelah kepergian Erfan, Dea langsung menangis dengan sangat keras sampai terdengar dari arah luar. Nanda yang mendengar tangisan itu langsung menghampiri Dea.

"De, Kamu kenapa nangis? Tanya Nanda pada Dea.

"Erfan belum mau menceraikan isterinya!" Ucap Dea

"Oh masalah itu, Seperti aku punya solusi untuk urusan kamu itu!" Nanda menawarkan solusi pada Dea.

"Apa itu!" Dea tampak penasaran

"Kita cari paranormal! Kebetulan ada paranormal hebat yang aku kenal!" Bisik Nanda ditelinga Dea.

"Sudah nggak waras kamu ya! Apa nggak ada solusi lain selain ke paranormal!" Dea tampak kurang setuju dengan usulan Nanda.

"Nggak ada, Ini satu-satunya jalan untuk memisahkan Erfan dengan Mira!" Ucap Nanda.

"Tapi Nan, Bukannya itu syirik ya!" Dea tampak ragu-ragu untuk meminta tolong pada dukun.

"Syirikan mana sama merusak rumah tangga orang!" Ucap Nanda.

"Aku pikir-pikir dulu kalau begitu," Dea masih kurang yakin untuk meminta tolong pada dukun.

"Kelamaan kalau kamu mikir, Lebih baik sekarang kita temui dukun itu!" Ajak Nanda pada Dea.

Awalnya Dea terus menolak ajakan Nanda, Tetapi lama kelamaan akhirnya Dea mengikuti ajakan Nanda untuk meminta tolong pada dukun.

Setelah itu tampak keduanya segera menemui dukun yang dimaksud Nanda itu. Tak lama setelah itu kedua sahabat itu telah sampai dirumah sang dukun tersebut. Sesampainya disana, Nanda dan Dea segera menemui dukun itu.

"Apa yang membawa kalian kesini!" Ucap sang dukun itu.

"Saya ingin menikah dengan kekasih saya, Tetapi dia nggak mau menceraikan isterinya!" Jelas Dea

"Namaku sama kekasih kamu siapa?" Tanya dukun itu.

"Saya Dea dan kekasih saya Erfan," Beri tahu Dea

"Menurut saya, Erfan serius mencintai kamu tetapi dia juga terbius oleh obat dari isterinya!" Jelas dukun tersebut

"Terbius bagaimana ?" Tanya Dea yang tampak bingung dengan perkataan dukun itu.

"Isteri Erfan ini juga main dukun," Ucap dukun itu

"Pantasan aja, Erfan sangat bergantung sama isterinya!" Kata Dea

"Lalu bagaimana caranya memisahkan mereka kalau begitu!" 

"Tenang saya, Semprotkan cairan lintah ini ke pakaian yang dikenakan oleh Erfan dengan begitu Erfan akan membenci isterinya!" dukun itu memberikan cairan yang sudah di tiupnya itu.

"Baiklah , Kalau begitu kami permisi dulu!" Dea dan Nanda segera meninggalkan rumah dukun itu.

Setelah dari rumah dukun itu, Dea dan Nanda mampir ke warung makan dulu karena merasa sangat lapar.

"Kita ngapain kesini De!" Ucap Nanda

"Makanlah, aku lapar nih!" Sahut Dea

Sembari menunggu makanan yang dipesan itu, Dea tampak terdiam seribu bahasa.

"Kamu kenapa lagi de!" Ucap Nanda lagi

"Aku kepikiran ucapan dukun itu, Apa ramuan ini akan berhasil! Aku jadi ragu!" Dea tidak yakin dengan apa yang akan dilakukannya itu.

"Coba aja dulu, Lagian kamu belum coba udah menyerah saja!" 

"Iya aku coba deh, Tapi bagaimana caranya aku kasih ini ke Erfan!"

"Ya kamu ajaklah Erfan ketemu!"

"Kan, kamu tahu sendiri kalau kami lagi berantem!"

"Baiklah, Kan demi keberhasilan kamu juga!"

"Iya deh,"

Beberapa saat kemudian makanan yang mereka pesan pun telah datang. Setelah itu keduanya tampak menyantap makana khas lombok yang terasa sangat pedas namun terasa lezat di lidah.

Selesai makan, Dea langsung mengantarkan Nanda untuk pulang. Setelah mengantarkan Nanda pulang, Dea pun segera pulang.

Tak lama setelah itu Dea pun telah sampai di depan gerbang rumahnya. Sesampainya dirumah Dea langsung mandi dan tidur saking capeknya.

Keesokan paginya, Dea terbangun. Setelah bangun, Dea merasa sangat lapar sehingga ia langsung membuat nasi goreng untuk sarapan. Ketika sedang membuat nasi goreng, Tiba-tiba Dea teringat sebuah ide untuk membawakan nasi goreng ke kantor Erfan. Ya, Semenjak Mira memergoki Erfan sedang berduaan dengan Dea di sebuah Home Stay, Sejak saat itu Dea berhenti bekerja di kantor Erfan karena gosip perselingkuhan mereka kian menyebar kemana-mana.

Beberapa lama di perjalanan, Akhirnya Ima sampai di tempat kerja Anton. Sesampainya disana, Ima langsung menemui Anton untuk bicara dengannya.

"Kak Ima!" Ucap Anton yang tampak kaget melihat kedatangan Ima disana.

"Ada hal yang perlu saya bicarakan denganmu!" Kata Ima

"Apa itu?" Tanya Anton.

"Tolong pertanggungjawabkan perbuatanmu pada Dea!" Ucap Ima dengan tegasnya.

"Saya nggak mungkin menikahi Dea!"

"Kamu mau lari dari tanggung jawab!"

"Bukan gitu maksud aku!"

"Terus apa namanya kalau nggak lari dari tanggung jawab!"

"Kan kak Ima tau sendiri saya juga punya Isteri, Nanti kalau ketahuan selingkuh terus isteri saya lapor sama atasan bisa dipecat saya!" Ungkap Anton

"Itu resiko kamu, Berani kamu berbuat kamu juga harus berani bertanggung jawab!" Tegas Ima

"Tolong kasih aku dulu kak untuk berfikir!" Anton meminta waktu untuk mencari solusi dari permasalahannya itu.

"Oke, Saya kasih waktu kamu seminggu untuk menyelesaikan semuanya!" Ucap Ima

Setelah itu, Ima pun meninggalkan tempat tersebut. Ima yang tampak kecewa dengan Anton memutuskan untuk langsung pulang. Sesampainya dirumah, Ima langsung menemui keluarganya untuk membahas hal tersebut.

"Bagaimana ma? Apakah Anton setuju menikahi Dea?" Tanya salah satu anggota keluarga Ima.

"Belum, Dia meminta waktu untuk berpikir" Jawab Ima

"Kita tidak bisa diam saja, Kita kerumahnya saja minta pertanggungjawabannya!" Ucap salah satu anggotanya keluarganya lagi.

"Jangan gegabah, Kita tunggu dulu keinginan Anton. Jika dia mengingkarinya baru kita bertindak!" 

Namun pihak keluarga Dea tidak mau menunggu lagi terlebih Dea sedang mengandung, Jika nanti Anton terlalu lama mengundur-undur waktu maka akan sangat merugikan bagi Dea karena lambat laun kehamilan Dea pasti akan semakin membesar sehingga anggota keluarga sepakat akan menemui Anton kembali.

Selesai berdiskusi dengan anggota keluarga, Ima bersama anggota keluarga menemui Anton dirumah dinasnya. 

Sesampainya mereka dirumah dinas Anton, Mereka semua berteriak memanggil Anton dari arah luar.

"Keluar kamu Anton!" Teriak salah satu anggota keluarga Ima.

Anton yang tampak baru bangun pun keluar mendengar suara teriakan itu.

"Ada apa lagi ini! Bukannkah aku sudah bilang kasih aku waktu dulu!" Ucap Anton meminta pengertian mereka.

"Tidak bisa, Kamu harus nikahi Dea secepatnya!" Ucap Angga yang merupakan sepupu Dea.

"Aku nggak mungkin menikahi Dea, Bisa-bisa aku dipecat dari pekerjaanku!" Kata Anton.

Plak..........Satu tamparan melayang diwajah Anton. Angga yang tidak terima dengan ucapan Anton itu langsung mekayangkan tangannya ke arah  wajah Anton.

"Tamparan itu belum cukup untuk mewakili sakit hati Dea karena kamu lari dari tanggung jawab!" Ucap Angga dengan tegas.

"Kamu jangan ikut campur urusanku!" Mata Anton tampak memerah, Kemarahan mulai terlihat di wajah Anton.

"Kalau kamu nggak mau aku ikut campur, Maka pertanggungjawabkan perbuatanmu!" Ucap Angga yang semakin tersulut emosi.

"Kenapa nggak kamu saja yang menikahi Dea!" 

Brak........Satu pukulan melayang di wajah Anton.

"Kamu semakin nggak terkendali ya! Kamu nggak tahu aku siapa? Aku bisa saja membuatmu masuk penjara!" Anton tampak mengancam Angga

"Aku tahu kamu seorang TNI, Namun apa orang pengecut sepertimu pantas menyandang gelar itu!" Angga tampak merendahkan Anton.

"Kurang ajar kamu!" Anton hendak menarik tubuh Angga, Namun Ima segera melerai keduanya.

"Sudah.......Sudah!" Teriak Ima

"Sekarang bukan waktu yang tepat untuk berdebat!" Ujar Ima

"Kak Ima bukannya sudah aku bilang beri aku sedikit waktu, Tapi bukannya mematuhi keinginanku tetapi kalian malah datang ramai-ramai kesini! Untung saja anak isteriku lagi tidak disini!" Anton tampak Emosi

"Ini keputusan keluarga, Bukan keputusanku!" Sahut Ima

"Sudahlah, Kalau begini caranya aku nggak akan mau tanggung jawab!" Gertak Anton, Lalu Pria itu terlihat berjalan masuk ke dalam rumahnya. Namun ketika hendak masuk ke dalam rumah, Ucapan Ima mampu menghentikan langkahnya.

"Kamu mau tanggung jawab baik-baik atau mau di laporkan keatasanmu perbuatan kamu!" Ima terdengar mengancam.

"Baik, Saya akan menikahi Dea tetapi hanya secara siri tidak secara negara!" Akhirnya Anton menyerah untuk menikahi Dea.

"Nikah siri pun nggak jadi masalah yang penting kamu nggak lari dari tanggung jawab," Ucap Ima

"Satu hal lagi, Dea tidak boleh meminta lebih dariku!" Ucap Anton

"Iya, Aku akan menjamin Dea nggak akan meminta apa pun!" Ucap Ima.

Setelah menemui kesepakatan, Pada akhirnya saat itu juga Anton dan Dea akan dinikahkan tetapi warga yang ada disekitar rumah Dea tidak mau menjadi saksi pernikahan mereka karena warga itu takut akan jadi masalah di kemudian hari sehingga akhirnya pernikahan mereka di langsungkan di tempat tinggal Ima.

Acara pernikahan keduanya berlangsung dengan konsep sederhana karena pernikahan keduanya yang terbilang dadakan sehingga tidak ada waktu untuk mempersiapkan segalanya.

Setelah ijab kabul selesai, Keduanya pun telah resmi menyandang status suami isteri walaupun pernikahan mereka tidak secara negera hanya dibawah tangan.

Hari itu Dea merasa sangat bahagia bisa menikah dengan Anton walaupun hanya sebatas sebagai isteri siri.

***************

Kembali ke masa sekarang

Disaat Dea tampak melamun mengingat masa lalunya yang pahit seraya menatap rintik-rintik hujan lewat jendela rumahnya, Tiba-tiba terlihat seseorang memeluknya dari arah belakang.

"Mas Anton! Kapan datang?" Tanya Dea seraya menengok ke arah belakang.

.

"Baru aja datang! Kamu sih melamun aja, Sampai nggak sadar suami datang!" Ucap Anton

"Maaf mas, Tadi aku terlalu khusuk menatap rintik hujan dari arah jendela!" Kata Dea.

"Mas malam ini menginap disini kan!" Dea berharap suaminya itu mau menemaninya semalam.

"Nggak bisa sayang, Mas sudah janji untuk menemani Ciko beli tas!" Anton terlanjur janji menemani anaknya dengan Rita (isteri pertamanya) untuk membeli keperluan sekolah.

"Kapan sih mas ada waktu untukku!" Dea tampak mengeluh.

"Sayang, Kamu tolong mengerti posisi kamu sebagai isteri kedua!" Ucap Anton dengan santainya.

"Aku memang isteri kedua kamu mas, Tetapi tiap kamu butuh kehangatan kamu butuh belaian kamu pasti cari aku! Apa kamu ini hanya menganggap aku sebagai pelampiasan nafsumu saja!" Amarah Dea mulai terlihat.

"Aku kan sudah ingatkan sama kamu dulu sebelum kita menikah, Jangan meminta lebih dariku!" Ucap Anton.

"Aku nggak pernah meminta yang lebih, Apa salah jika aku meminta kamu untuk menemaniku disini sekali! Semenjak kita menikah kamu nggak pernah sekali pun menginap disini!" Berontak Dea

"De, Tolong jangan ajak aku berdebat! Aku lagi nggak ingin berdebat! Aku kesini untuk cari ketenangan bukan keributan!" Anton memelankan suaranya.

"Aku nggak akan mulai kalau kamu mau menuruti permintaanku sekali saja!" Kemerahan Dea kian memuncak.

"De, Kamu kenapa sih jadi begini! Tau begini, Aku nggak usah kesini tadi!" Anton yang merasa pusing dengan sikap Dea itu pun langsung pergi meninggalkan Dea disana.

1
aca
pelakor mengharap bahagia jangan mimpi
aca
dea dea np harus selingkuh sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!