Kavian akan lakukan apapun untuk bisa membuat kekasihnya bangga pada dirinya, termasuk dia mau berkorban besar atas kesalahan yang kekasihnya lakukan.
Namun apa jadinya jika pengorbanan yang dia lakukan adalah sebuah kesalahan besar. Hingga dia harus kehilangan segala hal. Bahkan kekasihnya itu sudah mengkhianatinya.
Qiana adalah seorang yang membantunya menemukan jalan untuk balas dendam, namun apa jadinya jika hati terlibat.
Apakah Kavian akan meneruskan jalannya ? atau memilih berhenti ?
Penasaran yuk ikuti kisah mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lita aprillia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
"Bisakah kita mulai bernegosiasi, berapa yang ingin kamu bayar, 50 JT ?"
Kavian bicara sambil menyuapkan makanannya lagi.
"Kenapa kamu melakukan ini ?" ucap Renata "Apa yang kamu inginkan ? Dan kenapa kamu lakukan ini !!!" Renata sedikit berteriak pada Kavian.
"Menurutmu ?" sahut Kavian santai.
"Kamu ingin uang ? 50 JT, 100 JT ? Akan aku berikan pada kamu. Atau kamu ingin lebih ? Katakan apa yang kamu inginkan ?"
Kavian tersenyum kecut, "Apakah pembalasan dendam yang kamu inginkan ?" tebak Renata "Kamu ingin balas dendam, karena aku sudah mengkhianatimu ? Apa yang kamu dapat dari itu, Kavian !!"
"Pintar lah pikirkan Mutiara, kamu hanya hidup sekali, ambilah uang dan hidup dengan tenang"
Kavian meremas gelas yang di pegang, lalu dia hempaskan sedikit keras pada meja "Kamu gila !! Aku akan datang lagi" Kavian menatap Renata dengan tajam "Aku tidak tau betapa indah dan hebatnya duniamu ini, tapi tidak ada tempat untukmu, seseorang seperti kamu harusnya tidak berada di sana" sambung Kavian dengan geram
"Kavian !!"
"Jika kamu bersikap seolah tidak ada apa apa, tidak ada keadilan, harapan, perintah, atau mimpi di dunia ini. Dunia kelam yang kamu tantang saat kamu menjadi reporter akan datang, akan terjadi jika kau tetap di sana" Kavian menarik nafas dan menghembuskan nya.
Lalu dia berdiri "Kembalilah ke dunia kamu sebenarnya dan datanglah padaku lagi. Tapi Jika kamu tidak datang, aku yang akan maju, aku akan maju menggapai mu"
Kavian kembali menatap Renata "Berhenti merugikan dunia dan kemasi barang barang kamu sebelum aku sampai di sana"
Kavian berbalik dan hendak pergi "Kemana aku harus pergi ?" tapi Renata mencegahnya.
"Dimana itu ? selokan itu ? Selokan yang tiada akhir,"
Kavian kembali berbalik "Tidak, bahkan itu terlalu baik untuk mu"
Kavian pun berlalu langsung, tanpa menoleh lagi ke belakang dan meninggalkan Renata sendiri.
Kavian melangkah perlahan, sampai dia melihat Qiana yang ternyata ada di depan sedang melamun, Kavian pun mendekati Qiana dan Qiana melihat kedatangan Kavian, mereka saling menatap satu sama lain
Kavian mengambil sapu tangan di celananya, lalu mengusapkannya di dahi Qiana yang nampak banyak keringat "Apa aku melakukan kesalahan ?"
"Tidak, kamu melakukannya dengan baik" sahut Qiana.
"Kamu tidak perlu menyesal, aku tidak merasa terhina sama sekali, keluargamu menyusahkan kamu" ujar Kavian.
Qiana tertawa "Benar, kamu benar"
"Jadi, kamu akan berhenti ?"
Qiana tidak menjawab
"Aku tidak menerima uang, jadi jika keluarga kamu ingin mengirimiku uang karena pemerasan, aku siap untuk ke sana. Aku memang terlihat lembut, tetapi aku bisa menerima pukulan selama tiga hari"
Qiana mengulas senyum "Aku mengalami waktu yang menyenangkan saat bersama kamu" ucap Qiana.
Kavian tertawa kecil "Padahal kita tidak terlalu banyak menghabiskan waktu, bahkan 12 jam sejak kamu mengatakan ingin bertemu lagi"
"Hanya 12 jam, tapi aku merasa seperti 12 bulan bersama kamu, memalukan bicara seperti ini dan melukai harga diriku juga"
"Tapi aku sarankan lebih baik kamu berhenti" pinta Kavian.
Qiana hanya tersenyum lalu memberikan tangannya
"Apakah ini jabatan tangan untuk ucapan selamat tinggal ?" tanya Kavian.
Qiana mengangguk "Ya, selamat tinggal"
Kavian nampak ragu menyambut tangan Qiana, hingga pada akhirnya dia menjatuhkan tangannya.
"Aku rasa ini tidak menarik, bagaimana jika kita menentukan satu tempat untuk kita menyambut perpisahan kita, aku akan mendatangimu. Ayo kita cari cara yang keren untuk perpisahan kita"
Kavian mengambil tangan Qiana "Tetaplah sehat sampai waktu kita bertemu lagi, akan menyenangkan untuk segera bertemu"
Keduanya saling mengulas senyum satu Sama lain.
***
Beberapa hari kemudian
"Apa yang kamu bicarakan ? katakan apa yang baru saja kamu katakan !! Aku tidak mengerti" Qiana geram saat mendengar kalau dia tidak di ikut sertakan dalam rapat pagi ini.
"Ketua Galen mengatakan untuk mengecualikan mu, dari semua tugas untuk sementara" sahut Liam.
Qiana tertawa geram "Tidak masuk di akal" ujarnya tak percaya.
"Menurutmu dia juga akan memecat ku ?"
"Aku pikir tidak begitu, Nona" sekretarisnya menimpali.
"Anda hanya mendapatkan satu insiden tidak menyenangkan saat sarapan pagi kemarin" lanjut sekretarisnya.
"Sarapan ? tidak menyenangkan ?" Qiana nampak berpikir dan dia pun ingat akan kejadian itu.
"Oh itu. Hanya karena aku mengenalkan seseorang yang tidak dia inginkan untuk menjadi kekasihku ? Dan dia tersinggung, karena aku menentang wanita itu ?" Qiana kembali tertawa geram
"Anda harus bersikap baik sampai beliau tenang, Nona dan untuk sementara anda bisa menghentikan semua pekerjaan anda"
"Bagaimana aku dapat melakukannya ? Aku harus menemukan lusinan pembeli hari ini, ada keputusan juga yang harus aku buat" tolak Qiana.
"Nona, lebih baik ada melakukan apa yang di sarankan nya dan Anda harus menuruti perintah Ketua Galen" Liam kembali menimpali.
"Apakah semua perintah ketua harus selalu di turuti ?
Apakah perusahaan ini hanya miliknya ?"
"Nona"
"Nona"
Liam dan sekretarisnya sama sama memanggil agar Qiana diam dan lebih menuruti mereka.
"Tidak apa apa, aku tidak tau perintah apa yang dia berikan, katakan padanya aku tidak akan menuruti perintahnya, aku akan menghadiri pertemuan hari ini" Qiana ya Qiana, wanita yang sangat keras kepala dan tak kenal takut.
Liam dan Sekretarisnya menghela nafas panjang, Liam pun mengikuti Qiana.
"Nona"
Qiana tidak mendengarnya dia hanya terus berjalan,
"Apakah lebih baik mengikuti perintahnya" lagi lagi Qiana tidak mau mendengarkan.
Hingga sampai di ruangan rapat, tapi pintu di kunci dari dalam.
"Buka pintunya" ujar Qiana, dia juga menggedor gedor pintu itu.
"Nona"
"Buka pintunya, saya mau ikut rapat"
"Saya direkturnya, buka pintu !!"
Semua orang yang berada di ruang rapat nampak terganggu dengan suara Qiana di luar sana, dan Tuan Galen pun memberi perintah pada Asisten Tian dengan sebuah kode
Pintu pun di buka, Qiana masuk "Maafkan saya" ucap Qiana memohon maaf pada semua "Maaf saya terlambat"
"Kita lanjutkan rapatnya"
"Dengan akuisisi dari elektronik xxxx, Paragon grup dapat mendirikan satu yayasan, untuk menjadi yang teratas dalam bidang eletronik, masalahnya adalah kekurangan dana"
"Berapa banyak kekurangannya ?" Tuan Galen bicara.
"Bahkan pengecualian biaya untuk perluasan, setidaknya kita butuh 2 m"
"Adakah harta kekayaan perusahaan yang dapat kamu pindahkan ?" Tuan Galen bertanya pada Asisten Tian.
"Tidak ada uang, Tuan"
"Sumber luar negeri yang kita kembangkan sejak 2008 sudah habis"
"Bagaimana dengan penundaan kontruksi komplek medis xxx" usul Qiana.
"150jt di investasikan selama dua tahun, kontruksi akan selesai selama 6 bulan"
"Bagaimana dengan komplek industri xxxx" Qiana bertanya lagi,
"Untuk itu ada rencana untuk kita baru, jadi kami tidak akan menyentuhnya"
Saat semua sedang bingung, Asisten Tian mengusulkan "Ada satu tempat yang terabaikan"
"Kita bisa menjual penginapan cantik" usul Tian.
Qiana langsung bereaksi "Kamu tidak bisa melakukannya" tolak Qiana.
"Teruskan" Tuan Galen mengabaikan Qiana.
"Kita harus mengabaikan angka angka itu, sudah ada penawaran 1m di tahun 2011, jika kita menawarkan untuk menjual, mereka akan menawar lagi dengan harga tinggi"
"Anda tidak bisa menjual penginapan cantik" tolak Qiana lagi.
Tuan Galen kembali mengabaikan Qiana "Kamu pikir mereka akan menawarkan yang lebih tinggi dari 1m ?"
"Dari yang saya tahu, ketua rawling adalah teman Nyonya Renata"
"Maksudmu ibunya Arjuna ?"
"Ya, ketua Rawling berhutang Budi padanya, sejak dia masih seorang reporter"
"Saya yang akan memeriksanya, saya akan mencari cara menghasilkan uang dengan dana dari akuisisi, jangan sentuh penginapan itu" mohon Qiana pada Papanya.
"Teruskan" untuk kesekian kalinya Tuan Galen mengabaikan Qiana.
"Jika Nyonya Renata bicara padanya, ada kemungkinan yang baik. Ketua Rawling ada di penginapan cantik sekarang"
Qiana berdiri "Anda tidak bisa melakukan ini, anda tidak bisa menjual penginapan cantik, itu dimana ibu..."
"Keluar.."
"Keluar dari sini"
"Papa"
"Jangan panggil aku Papa. 1m di depan mata dan kamu membicarakan ibumu ? Bagaimana kamu menjalankan perusahaan, apakah kamu malu ?"
"Ketua"
"Karena mereka ada di xxxx percepat kesepakatannya, Renata akan dilibatkan dalam kepemimpinan, saya akan mempertimbangkan pelatihan dan memasukkannya dalam proyek ini"
Qiana tidak mau itu terjadi "Asisten Tian, bagaimana menurut anda ?"
"Beliau punya kemampuan, beliau akan membuat ini menjadi nyata"
Qiana menatap geram pada Asisten Tian "Baiklah, tempatkan dia di tempat yang tepat, karena kamu yang paling tau banyak tentang ini"
"Ya Tuan"