NovelToon NovelToon
Terpaksa Mewarisi Kekuatan Dewi Bintang

Terpaksa Mewarisi Kekuatan Dewi Bintang

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / matabatin / Berbaikan / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:19.5k
Nilai: 5
Nama Author: Idazzlea87

Sarah, yang tengah hamil 9 bulan, waktu tidur tiba-tiba berada di alam lain, bertemu dengan seorang wanita berambut putih yang ternyata Dewi Bintang, dia memilih Sarah sebagai manusia pilihan untuk diberikan seperempat kekuatannya kepada Sarah dan setengahnya kepada anak Sarah yang ada dalam kandungan. Sarah dan anaknya Safira terpaksa menerima takdirnya untuk mewarisi sebagian kekuatan dari Dewi Bintang.

Saat melahirkan Sarah hanya dibantu oleh ART-nya. Suami Sarah, Firansyah bekerja di luar kota. Sudah 3 bulan belum pulang, bilangnya sibuk kerja tapi ternyata sudah punya WIL.

WIL dari Firansyah ternyata bukan WIL biasa, melainkan iblis wanita bernama Lilith. Mengetahui Firansyah sudah punya istri dan mencintai istrinya, dia melakukan sihir guna-guna terhadap Firansyah. Sarah akhirnya tahu tentang itu.

Mampukah Sarah menyelamatkan suaminya dari pengaruh sihir guna-guna Lilith? Akankah Sarah bersama Safira bisa melawan Lilith beserta anak buahnya? Ikuti terus kisah serunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idazzlea87, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

“Selamat Nyonya Sarah, bayi perempuanmu berhasil dilahirkan dalam keadaan sehat dan sempurna.” Bik Surti mengucapkan selamat sambil menyeka keringat di dahinya, lalu menggendong bayi Sarah yang sudah dipotong tali ari-arinya sesaat setelah lahir dan dibersihkan tubuhnya dari sisa-sisa air ketuban dan darah kemudian dibalut dengan selimut bayi warna pink soft yang sebelumnya sudah di siapkan Bik Surti. Sebenarnya Bik Surti masih bingung mengenai munculnya sinar putih dari bayi tersebut. Dia juga penasaran kok bisa ada tanda lahir unik yang berbentuk setengah matahari di dahi bayi Sarah. Namun dia tidak berani bertanya lebih lanjut. Karena takut malah akan membuat majikannya ikutan bingung atau panik.

“Terima kasih Bik Surti.” Sarah berterima kasih pada Bik Surti sambil meneteskan airmata karena terharu, lega, bahagia, dan rasa luar biasa yang Sarah rasakan setelah perjuangan berjam-jamnya menahan rasa sakit yang teramat sangat dan rasa panas di sekujur tubuhnya.

“Sama-sama Nyonya Sarah, saya ijin menyeka keringat Nyonya ya?” Bik Surti melihat Sarah mengangguk mulai menyeka keringat Sarah yang bercucuran di dahi, wajah, leher dan dadanya dengan tisu lalu meletakkan bayi perempuan cantik milik Sarah ke atas dada Sarah untuk disusui pertama kali.

Perasaan Sarah saat melihat dan menyentuh bayi perempuan cantik yang berhasil ia lahirkan dengan selamat, sehat dan sempurna ini sulit dilukiskan dengan kata-kata. Rasa sakit teramat sangat yang dia rasakan selama berjam-jam itu hilang begitu saja, tak tersisa.

“Nyonya bayi ini apa sudah ada namanya?” Bik Surti penasaran dengan nama bayi Sarah.

“Sudah Bik, saya kasih nama Safira Cahyaning Kharisma yang artinya batu permata Safir yang bercahaya dan berkharisma.” Sarah menjawab pertanyaan Bik Surti sambil tersenyum bahagia.

“Cantik sekali nama anak Nyonya, cocok dengan wajahnya yang sangat cantik seperti permata Safir yang bercahaya dan berkharisma.” Bik Surti memuji nama bayi Sarah dengan tulus.

“Terima kasih pujiannya Bik Surti.” Sarah berterima kasih kepada Bik Surti dengan wajah berseri-seri.

“Sebentar ya Nya, saya ijin mau ambil benang dan jarum khusus untuk menjahit jalan lahir Nyonya yang robek cukup lebar,” ujar Bik Surti minta ijin.

“Iya Bik, sakit gak kalau dijahit?” Sarah bertanya dengan polos, karena dia belum pernah dijahit.

“Lumayan sakit tapi masih jauh lebih sakit melahirkan Nya.” Bik Surti menjawab sambil berusaha menenangkan Sarah supaya Sarah tidak takut dijahit.

“Baik Bik, silakan ambil benang dan jarum khususnya, jangan lupa disterilisasi dulu ya!” Sarah mengingatkan Bik Surti sambil merintih menahan sakit karena bayinya menyusui dengan kencang.

“Siap Nya.” Bik Surti segera ke kamarnya untuk mengambil benang dan jarum khususnya sekaligus mensterilisasi keduanya dengan merendam di air panas.

“Safira sayang minum susunya lebih dipelankan ya, n****n mama sakit kalau Fira nyedotnya kencang,” pinta Sarah pada bayinya sambil mengelus punggung Fira.

Sepertinya bayinya ini masih semangat nyedot buah dada Sarah, sehingga permintaan dari Sarah tidak dihiraukan. “Aduh nak sakit, pelan-pelan ya sayang.” Sarah meringis kesakitan, tapi Safira masih menyusui dengan semangat. Bulir-bulir keringat sebesar biji jagung mulai bermunculan lagi di dahi Sarah karena menahan sakitnya menyusui dan udara panas yang memenuhi rumahnya.

Tak lama kemudian Bik Surti datang sambil membawa perlengkapan jahit dan jarum khusus. Lalu dia melihat Nyonyanya yang merintih kesakitan dengan dahi berkeringat, dia pun bertanya, “Nyonya kenapa? Kok kelihatan kesakitan? Apa gara-gara bayi Nyonya semangat menyusui ya?”

“Iya Bik, Fira semangat sekali menyusuinya, n***n aku sampai sakit.” Sarah menggigit bibirnya menahan sakit di buah dadanya. Bulir-bulir keringat di kening Sarah mulai berjatuhan mengenai dada Sarah dan kepala Fira.

“Tahan ya Nyonya, mungkin air susu Nyonya masih sedikit, sedangkan Fira sudah kelaparan mangkannya dia begitu bersemangat menyusui.” Bik Surti mencoba memberikan penjelasan.

“Iya Bik, hhh…gerahnya, keringatku sampai mengucur lagi Bik, padahal tadi sudah diseka sama Bibik. Udara juga terasa panas sekali hari ini.” Sarah mengipasi leher jenjangnya yang juga berkeringat menggunakan tangan kanannya karena kegerahan, lalu dia  teringat perkataan Dewi Bintang kalau anak Sarah akan lahir di saat dan waktu yang tepat, dikala matahari berada tepat di atas, dengan pancaran sinarnya yang paling terang dan panas, sesuai periode waktu yang ditentukan. Berarti di hari Jumat inilah waktu yang tepat, pantas saja panasnya melebihi hari-hari biasanya.

“Saya seka lagi keringat Nyonya ya?” Bik Surti mengambil beberapa lembar tisu lalu mulai menyeka keringat Sarah yang mengucur di dahi, wajah, leher dan dadanya.

“Iya Bik Surti, terima kasih ya Bik.” Sarah menyeka keringatnya yang tadi menetes di kepala Fira. Fira masih semangat menyusui.

“Sama-sama, Nyonya.” Bik Surti membuang tisu yang sudah basah terkena  keringat Sarah. Aroma keringat Sarah sangat wangi seperti wangi kasturi membuat Bik Surti takjub. Dia jadi  penasaran bagaimana bisa keringat Sarah berbau begitu harum, berbeda dengan aroma keringat manusia pada umumnya.

“Nyonya, maaf sebelumnya, Nyonya biasanya perawatan tubuh menggunakan apa? Karena keringat Nyonya mengeluarkan aroma yang sangat wangi, wanginya seperti wangi kasturi?” Bik Surti penasaran dengan aroma keringat Sarah yang begitu harum seperti aroma kasturi.

Sarah bingung bagaimana menjelaskan ini kepada Bik Surti, aroma wangi keringatnya pasti didapat karena dia kini memiliki kekuatan seperempat kekuatan dewa. Akhirnya Sarah menjawab sekenanya, ”Oww itu karena keringat saya bercampur dengan parfum kasturi yang saya pakai mungkin Bik, hehe”

“Begitu ya Nya, pantas saja wangi sekali, pasti parfumnya tergolong parfum mahal ya Nya?” Bik Surti memastikan.

“Begitulah Bik.” Sarah tersenyum malu-malu. Lalu dia melihat Fira ternyata sudah tertidur, mungkin karena kekenyangan setelah menyusui atau kelelahan karena berusaha mendapatkan air susu sebanyak-banyaknya dari ibunya.  Entahlah tapi tidurnya terlihat pulas sekali. “Bik, minta tolong pindahkan Fira ke kasurnya ya? dia sudah bobok pulas”  Sambil Sarah pelan-pelan melepaskan mulut Fira dari buah dada Sarah yang berkeringat.

“Baik Nya.” Bik Surti segera mengambil Fira dari tangan Sarah dengan hati-hati. Safira yang sedang tertidur pulas ini pelan-pelan dipindahkan dari tangan Sarah ke kasur bayi yang ada di sebelah kiri kasur Sarah.

Sambil memindahkan Safira, Bik Surti melihat ke arah tanda lahir berbentuk setengah matahari di bagian tengah dahi Fira. Dia penasaran mengapa bisa ada tanda lahir dengan bentuk unik menyerupai setengah matahari. Daripada nanti malam tidak bisa tidur karena kepikiran terus sama tanda lahir Safira, akhirnya Bik Surti memberanikan diri menanyakan pada Sarah, “Nyonya, maaf bayi Fira punya tanda lahir yang unik ya, bentuknya seperti setengah matahari di bagian tengah dahi, kok bisa?”

“Hahaha… kalau itu tanya sama yang Maha Kuasa Bik, soalnya yang buat tanda lahir itu bukan saya tapi yang Maha Kuasa,” ujar Sarah sambil tertawa.

“Iya juga ya,” Bik Surti menyadari pertanyaan bodohnya sambil garuk-garuk kepala. “Astaghfirullah, karena keasyikan ngobrol sama Nyonya jadi lupa kalau belum menjahit jalan lahir Nyonya yang robek waktu proses melahirkan tadi. Maaf ya Nya, apa Nyonya sudah siap? Ini akan terasa sakit tapi tidak sesakit waktu melahirkan.” 

“Siap Bik!” Meskipun sudah sangat kelelahan, Sarah mau tidak mau harus mempersiapkan diri lagi untuk menerima rasa sakit.

“Baik saya mulai menjahit ya.” Bik Surti memasukkan benang khusus ke jarum khusus. Bik Surti mulai menjahit robekan jalan lahir Sarah.

“Aaahhh! Sakit Bik!” Sarah merintih kesakitan. Bulir-bulir keringat sebesar butir jagung mulai membasahi dahi Sarah lagi. 

“Tahan ya Nya, sebentar lagi selesai.” Bik Surti mencoba menenangkan Sarah sambil fokus menjahit robekan jalan lahir Sarah sampai tidak sempat menyeka keringatnya sendiri yang sudah mengucur di dahi dan leher Bik Surti. 

“Iya Bik, sssh sakiiit!” Sarah menggigit bibirnya menahan sakit. Keringat Sarah mulai mengucur deras lagi.

Tak lama kemudian proses menjahit robekan jalan lahir selesai dilakukan. “Sudah selesai Nyonya, maaf Bibik tidak pakai bius soalnya Bibik gak punya obat biusnya.” Bik Surti menyeka keringatnya yang mengucur di dahi dan lehernya.

“Gak apa-apa Bik, yang penting sudah selesai, kepala saya pusing sekali Bik, rasanya lelah dan lemas sekali Bik.” Sarah memegangi kepalanya, pandangan matanya kabur dan berkunang-kunang, lalu dia pingsan karena kelelahan, serta kehilangan banyak cairan dan darah. 

Akankah Sarah yang pingsan bisa segera sadar kembali? Ikuti terus kelanjutan kisah yang semakin seru ini.

1
Ira Sulastri
Semoga Dewi Starla dan Edward bisa membantu Sarah membebaskan dan menyelamatkan suami Sarah
Idazzlea87: Aamiin Yaa Rabb🤲, terima kasih do'anya untuk Dewi Starla dan Edward, support terus ya kak @Ira Sulastri 🤗🥰
total 1 replies
Ira Sulastri
Tetap semangat kak author 😍
Idazzlea87: Siap kak Ira, semangaaat😊👌, terima kasih supportnya kak🤗❤
total 1 replies
Ira Sulastri
Di lanjut kak author
Idazzlea87: Siap lanjutkan kak, rencana mau saya selesaikan sampai 60an bab dulu saja untuk di sini karena pembacanya masih sedikit kak😥🙏. Terima kasih supportnya kak🥰🙏
total 1 replies
Ira Sulastri
Alhamdulillah Edward dtg kasih susu Almond kirain si Kunti

Firansyah sdh terlihat tua karena energi sdh tersedot oleh si kunti
Idazzlea87: oww gitu, hehe soalnya di situ juga ada tokoh sampingan yg namanya Mina itu br si kunti kak, yg lg ikutan nonton serial bareng komandan pasukan bayangan hitam 😁🤭🙏
Ira Sulastri: Hehehehe untuk memudahkan kak, jadi nyebutnya begitu🤭

Maaf ya🤝

Di lanjut kak author 😍
total 3 replies
Ira Sulastri
Hadeeeeeeehhh jangan2 si Kunti yg menggantungkan sesuatu biar Firansyah balik lg ke kunti
Idazzlea87: Kunti siapa kak? hehe itu bukan kunti tapi iblis wanita yg nyamar jadi wanita cantik, dia memang yang melakukan sihir guna-guna ke Firansyah kak 🤭🙏
total 1 replies
Ira Sulastri
Di lanjut kak author
Idazzlea87: Siap lanjutkan kak, terima kasih supportnya😊🤗👌
total 1 replies
Dậu nè Phèo ơi
Apa yang terjadi selanjutnya? Aku jadi penasaran banget, thor cepat update!
Idazzlea87: Siap!😊👌. Jam 8 tepat saya mau update 1 bab lagi, ditunggu ya😊🙏
total 1 replies
Yue Sid
Bagus banget!!! Aku suka banget ceritanya 🥰
Idazzlea87: 😍Alhamdulilah terima kasih kak🤗, jadi makin semangat untuk melanjutkan buat ceritanya🥰👌. Saya sudah buat sampai bab 23 dan masih lanjut buat, rencana mau sampai 60 bab dl kak, tapi saya kirimnya bertahap. Paling gak sehari kirim 2-3 bab dulu🤭🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!