NovelToon NovelToon
Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Deal, 31 Hari Kita Bercerai!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:652.4k
Nilai: 5
Nama Author: Annami Shavian

Karena pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya, Rubi terpaksa menikahi Rexa, seorang pria luntang lantung yang baru tadi malam dikenalnya secara tak sengaja. Hal itu terjadi lantaran Rubi tak bisa menghindari pernikahannya yang akan diadakan esok hari.

Sementara pria yang bernama, Rexa, iya iya saja saat Rubi menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengannya selama 31 hari, karena dia tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun.

"Deal, 31 hari kita bercerai!" ucap keduanya saling berjabat tangan.

Bagaimana lika liku rumah tangga yang dijalani oleh dua orang asing selama 31 hari?

Dan siapa sebenarnya, Rexa? pria pengangguran yang sering kali disebut mokondo oleh keluarga Rubi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annami Shavian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Deal

"Mau kabur kemana kamu?"

Rubi seketika membeliakkan matanya. Belum sempat kabur pria itu sudah lebih dulu sadarkan diri. Kemudian, dia langsung menghempas kasar tangan pria itu.

"Jangan pegang-pegang bukan muhrim. Lagian siapa juga yang mau kabur," kilahnya, lalu menyilangkan kedua tangannya di atas perutnya dengan wajah merengut dan dengan posisi miring.

Pria itu tersenyum smirk.

"Jelas-jelas mau kabur masih aja ngeles. Apa kamu pikir aku bodoh?"

"Terse....."

"Sebentar, sebentar. Ini ada apa sih sebenarnya? kabur! ngeles! maksudnya, Rub? Apa sebenarnya kalian sudah saling mengenal?"

Yuniar yang sejak tadi hanya diam dan bengong menyaksikan dua orang yang sedang berdebat itu pun tiba-tiba menyela ucapan Rubi.

"Tidak kenal," sahut Rubi dan pria itu serempak membuat yuniar menatap dua orang itu secara bergantian dengan satu alisnya terangkat.

Tring

Suara telpon di atas meja kerja Yuniar seketika mengalihkan perhatian tiga orang itu termasuk si empunya meja tersebut. Yuniar menghela nafas." Tunggu, aku belum selesai bicara sama kalian," ucapnya sembari beranjak mendekati meja kerjanya.

Saat Yuniar sedang mengangkat telpon, pria itu mengubah posisinya. Kini dalam posisi duduk, dia menyoroti tubuh wanita dengan tinggi 170cm dan berkulit sawo matang. Sosok wanita bertenaga super yang sudah menendang miliknya sekaligus menggendongnya yang berbobot 70 kg. Seumur hidupnya baru kali ini dia bertemu dengan sosok wanita yang unik, aneh dan kuatnya mengalahkan tenaga seorang binaragawan.

Tentu pria itu masih mengingat semuanya. Bagaimana wanita itu menendang miliknya, dan bagaimana cara wanita itu membawanya ke klinik. Selain itu, dia juga mendengar semua ucapan, gerutuan dan gumaman wanita itu mulai dari tempat kejadian, di sepanjang jalan sambil mengendap-endap takut terlihat orang, hingga sampai di klinik. Karena sebenarnya dia hanya pura-pura pingsan saja tadi.

Rubi yang menyadari dirinya sedang disoroti oleh pria itu pun langsung melototi nya." Apa liat-liat?"

Pria itu memicingkan matanya dan tersenyum miring." Pede banget. Siapa juga yang liatin kamu. Kayak muka kamu enak dipandang aja. Mending kamu cuci muka dulu sana mataku silau lihatnya."

Tatapan Rubi seketika berubah jengah. Dan kemudian, dia langsung meraba wajahnya. Hal pertama yang dia rasakan saat meraba kulit wajahnya adalah lengket. Rasa lengket terjadi karena bedak tercampur air keringat, maka terjadilah dempul yang terlihat mengkilap seperti kilang minyak apalagi jika tersorot oleh lampu.

Rubi tak menggubris ledekan pria itu melainkan menghentakkan kakinya lalu beranjak pergi.

"Woyyy!!"

Teriakan pria itu membuat Rubi mengurungkan niatnya yang hendak membuka pintu.

"Jangan coba-coba kabur kalau nggak mau ku laporkan sama polisi," ancam pria itu.

Rubi mendengus, lalu berbalik badan." Kamu berani mengancam ku?"

"Kenapa nggak berani melaporkan orang yang sudah bersalah tapi nggak mau tanggung jawab."

"Aku harus tanggung jawab gimana sih! kamu aja keliatan baik-baik aja tuh!"

"Siapa bilang? Lihat nih!" menunjuk pada keningnya yang terdapat benjolan kecil." Dan lihat ini." Menunjuk pada bagian pusakanya yang terbungkus rapih oleh celana panjangnya.

Rubi berdecak." Ya elah benjol gitu doang mana bisa di jadikan bukti, bentar lagi juga benjolnya ilang."

"Tapi ini bisa dijadikan barang bukti yang kuat atas dugaan penganiayaan kamu sama aku." Menunjuk pada bagian pusakanya. Dan tatapan Rubi mengikuti arah telunjuk pria itu.

"Dih, lebay. Emang kenapa dengan anu mu itu? kayak nya baik-baik aja deh."

"Siapa bilang? Apa mau ku perlihatkan sekarang? Biar kamu tau gimana lukanya?" Pria itu memegang kancing celana seakan bersiap membukanya. Melihat hal itu, Rubi segera menggelengkan kepalanya.

"Nggak perlu. Enak banget kamu mau mamerin barang kecil mu itu sama aku."

Pria itu melotot kesal." Issh kamu....."

"Ya udahlah. To the point aja. Kamu mau aku tanggung jawab bagaimana?" Potong Rubi yang sudah mulai lelah dan menyerah.

Pria itu terdiam sambil berpikir. Dan tak lama dia menjawab." Kamu harus merawat aku sampai aku sembuh."

"Apa !!!" pekik Rubi membuat Yuniar menoleh ke arahnya lalu menutup telponnya.

"Kenapa? apa kamu nggak mau?"

"Enggak bisa, nggak bisa." Geleng-geleng kepala sambil tangannya meraba gagang pintu. Dan setelah terbuka lalu kabur.

Rubi mengatur nafasnya yang ngos-ngosan sambil menatap rumahnya yang masih ramai oleh orang-orang setelah kabur dari klinik.

"Ya Allah tolong aku, aku harus bagaimana menghadapi hari pernikahan ku besok? aku juga nggak mau nikah sama si tukang kawin itu?" Batin Rubi mengusap-usap wajahnya yang sudah menjadi kilang minyak.

Ditengah kebingungannya, tiba-tiba sebuah ide brilian muncul di otaknya begitu saja. Bibir Rubi perlahan tersenyum.

Kini kakinya kembali perpijak di klinik 24 jam. Berharap pria tadi belum pergi dari sana. Saat kakinya bergerak mendekati klinik yang nampak sepi, bak gayung bersambut, pria itu muncul dari balik pintu.

"Kamu kembali?" Tanya pria itu dengan kedua alisnya saling tertaut.

"Ya," sahut Rubi.

Pria itu tersenyum tipis, lalu beranjak seolah tak peduli.

"Hei tunggu!"

Pria itu menghentikan gerak langkahnya dan berbalik badan tanpa menyahut.

"Aku mau merawat mu," ucap Rubi ragu-ragu. Tapi meski ragu, keadaannya lah yang menuntutnya harus melakukan ide itu karena tak memiliki pilihan lain.

Kening pria itu seketika mengkerut.

"Aku mau merawat mu asalkan......."

"Asalkan apa?" Tanya pria itu dengan rasa tak sabar.

"Asalkan kamu menikahi ku,"

"What!" pekik pria itu dengan kedua bola matanya melebar.

"Bukannya kamu ingin aku merawat mu? Aku nggak bisa merawat kamu di rumah ku kalau kita nggak ada ikatan apa-apa. Lagi pula. Aku cuma nawari kamu nikah kontrak aja kok bukan nikah permanent."

"Hah!" pria itu terbengong.

"Mau nggak?"

"Berapa lama?"

"31 hari, ya cuma 31 hari. Setelah itu kita bercerai."

Sejenak pria itu terdiam, kemudian mengiyakan tawaran Rubi. Dia sendiri pun tak punya pilihan lain dengan kondisinya yang kini dalam keadaan yang memprihatinkan. Tak punya tempat tinggal dan tak memiliki uang sepeser pun. Dia pikir lumayan bisa numpang tidur dan makan di rumah mahkluk alien itu selama 31 hari sambil mencari ide.

Rubi memberikan kertas berisi tulisan berikut materai kepada pria itu.

"Apa ini?" tanya pria itu sambil meraih kertasnya.

"Surat perjanjian. Oya, siapa nama kamu?" Tanya Rubi, kemudian duduk disamping pria itu.

"Rexa," jawabnya singkat sambil menatap kertas perjanjian di tangannya.

"R E K S A," eja Rubi.

Rexa melirik ke arah Rubi dengan ekor matanya." R E X A." Rexa membenarkan ejaan namanya.

"Ooo..." bibir Rubi membentuk huruf O.

"Ini tulisannya kok kayak ceker ayam! susah di bacanya," celetuk Rexa menyipitkan matanya menatap kertas berisi tulisan acakan-acakan dan tak beraturan.

Mendengar celetukan bernada mengejek itu membuat Rubi kesal. Namun dia menahan kekesalannya agar pria itu tidak ngambek dan membatalkan misi nya.

"Ya namanya juga tulisan lulusan SMP, " sahut Rubi merendah.

Rexa menoleh ke arah Rubi dan menatapnya diam dengan tanda tanya di benaknya.

"Ya sudah sini biar aku aja yang bacain kalau tulisanku tidak bisa dibaca sama kamu."

Rubi mengambil paksa kertas itu, namun Rexa merebutnya kembali.

"Bukannya kamu nggak bisa baca tulisanku?"

"Aku cuma becanda. Lagian kamu baper banget jadi orang."

Rubi menghela nafas panjang.

Rexa mulai membaca dengan suara agak keras point-point perjanjian yang di tulis oleh Rubi.

"Satu. Dilarang menyentuh dan tidak boleh tidur satu kamar."

Membaca poin pertama membuat Rexa rasanya ingin tertawa terbahak.

"Dih, percaya diri sekali. Siapa juga yang mau menyentuh kamu dan tidur dengan mu. Asal kamu tau aja. kamu itu bukan level nya seorang Rexa William."

"Dua. Dilarang banyak tanya. Kalau banyak tanya kuping di iris."

Membaca point nomer dua membuat Rexa memegang telinganya. Kemudian menoleh ke arah Rubi.

"Apa kamu serius sama poin nomer dua yang sadis ini?"

"Ya," sahut Rubi singkat dan tanpa melihat pada Rexa.

Rexa seketika bergidik.

"Well." Kemudian Rexa melanjutkan membaca deretan point-point sampai yang terakhir.

"Setelah 31 hari wajib mengucapkan kata talak."

Setelah selesai Rexa terdiam.

"Bagaimana? Apa kamu setuju?" Tanya Rubi.

"Oke setuju."

Setelah surat perjanjian di atas materai itu disetujui oleh Rexa. Kedua orang itu membubuhkan tanda tangan di kertas tersebut.

"Deal, 31 kita bercerai!" Ucap Rubi yang di anggukan oleh Rexa sambil berjabat tangan.

1
muthia
selalu di tunggu updatenya 🙏
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata pertemuan Rexa n Ruby gak sesuai ekspektasi ku. Kirain bakal haru biru n indah mengalahkan mengalahkan pelangi 🌈. kecewa diriku ma kamu Rex, dasar bocah tengil labil 😤😤😤
💥💚 Sany ❤💕
Jangan suka mainin perasaan Ruby, Rexa. Ntar klu batas kesabaran Ruby habis kamu juga yg uring-uringan. Jangankan Ruby, aku ja kesel ma kamu. Pingin ku lempar pakek sandal pala kau biar otak kau tu benar, gak konslet lagi 😃😃😃.
Adiba Shakila Atmarini
gregettt bngttt..lnjut thor..
ReogKhentir
Kenapa cuma dalam hati saja Rexa........ bodoh sekali seharusnya bilang setelah ini kamu keruangan saya.....
Cut Ainun
kasihan banget rubi di kacangin... sabar ya dek rubi abg rexa mau buat kejutan buat adek rubi... 🤗🤗🤗🤗
Agus Safril
kak kalaw update nya jangan setengah2 dong
Annami Shavian: waktu untuk nulisnya terbatas ka2🙏
total 1 replies
Madia Normadia
rubi kalau rexa buat drama kamu juga buat drama..timpoh 31hari da Habis jadi timpuh untuk bercerai apa reaksi si rexa kekeke..
😍nox cek😍
kurang rasa y tor up y☺️
Yuliana Tunru
jgn mau dicuekin gitu ruby sbunyi z biar z rexa kelimpungan trus aba ndk liat ruby gitu dan blm tau klo ruby mantu x
RizQiella
dasar Rexa 😂
Nabila
makin cinta sama ceritanya
Zahra dila Dila
alkhamdullilah q ikut seneng lihat rubi udah ketemu sama rexa meskipun harus nunggu permainan rexa double up kakak dari kemarin tk intip2 nduk ada2 😃
Retno Harningsih
lanjut
0v¥
ngak bisa ngomong , doble up thor plisss
Pa Muhsid
heh rexa itu gak tau pembalasan ruby nanti
kalo udah tau gimana sifat istri nya dijamin gak bisa berkutik tuh si rexa, sok sok an ngerjain ruby, ruby dilawan gitu loh 😆😆😆💪💪💪semangat lanjuuuuut
Miftahun Nikmah
ini yg ingin "bermain2" bkn rexa sbnrnya. tp author ke reader.
gemezzz deh...bikin penisirin.
Annami Shavian: wkwk🙏
total 1 replies
YuWie
kakehan main2 wae. ough..dang diakui gituuu lho..dang diangkat derajatnya si rubi..buat dia bahagia rexaaa
💥💚 Sany ❤💕
Pingin banget ku jewer kuping si Rexa, dah ketemu istrinya malah maen kucing-kucingan.
💥💚 Sany ❤💕
Ternyata Rexa main tarik ulur. Coba klu da cowok tajir melintir yg 11 12 kayak Rexa, pasti gak bakal dech pakek acara maen2. Huuuh... dasar bocah labil. Istrimu keburu sipepet orang baru tau rasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!