Goresan Pena Wanita Penghibur

•

•

Brakk!! Damian mendobrak begitu saja pintu belakang bangunan tua itu.

Ciiiiiiii! Bruum! Bruum! Dor! Dor! Dor!

Seseorang sepertinya berhasil melarikan diri. Sam mencoba menembakinya namun mobil itu sepertinya anti peluru.

"Ampuni aku Nona" Reno bersimpuh,, meminta belas kasihan kepada Angela yang telah menodong nya dengan pistol.

"Damian hiks.. hiks.. Maafkan aku Damian" Seketika Keysha ber hambur ke dalam pelukan Damian.

"Ssssttt tenanglah honey.. kau sudah aman" Damian menenangkan Keysha dengan mengelus lembut punggungnya.

Reno menangis menggugu sembari terus memohon ampun serta sesekali berteriak kesakitan, yang dirinya di hajar oleh Angela saat ini.

Damian menatap tajam pada pria itu. Graham nya dia rapatkan hingga berbunyi menggreretak, lalu seketika kembali normal dan tersenyum hangat ketika mengalihkan pandangannya pada Keysha yang kini sudah berani menatap wajahnya. sebelumnya Keysha hanya membenamkan kepalanya pada dada bidang Damian.

"Kau sudah tenang sayang?" Damian menelgelus lembut belakang kepala Keysha, dan Keysha hanya menjawabnya dengan anggukan.

"Tunggulah disini sebentar honey, aku akan memberi pelajaran pada pria brengsek itu" Kata Damian, sembari mengalihkan pandangannya pada Reno saat mengatakan 'pria brengsek itu'.

"Tetaplah disini Damian, aku tidak ingin kau terluka ataupun melukai orang lain, biarkan pihak yang berwajib yang menghukum nya" Ucap Keysha yang enggan menyebutkan nama Reno apalagi melihat ke arahnya.

"Baiklah honey 'Awwwh' itu jangan di-","Ah,, maafkan aku sayang,, Kau terluka?" Keysha seketika begitu khawatir melihat bahu Damian yang semula dia tidak melihat nya jika tadi dia tidak sengaja menyentuh nya.

"Aku tidak apa-apa sayang.. Sebaiknya kita segera pergi dari sini" Damian menuntun Keysha kembali masuk kedalam bangunan Tua itu untuk menuju mobilnya yang terparkir di depan. Sebelum benar-benar memasuki pintu belakang bangunan tua itu Damian menoleh dan memberi kode pada Angela agar tidak mengampuni nyawa Reno. Damian tidak mungkin menuruti kemauan Keysha begitu saja, dan Damian tidak percaya yang namanya pihak yang berwajib.

•

•

Dor!

Terdengar suara samar di telinga Damian sebuah letusan dari belakang bangunan tua itu sebelum dia dan Keysha masuk kedalam mobilnya.

•

Terjadi keheningan sesaat antara Damian dan Keysha ketika Damian mulai melajukan kendaraannya menuju ke Mension Tuan Baskoro. Hingga akhirnya Damian lebih dulu membuka suara.

•

"Apa yang membuat mu lari dari kediaman Tuan Baskoro lalu menuju kepada pria brengsek itu tanpa memberitahu sayang?" Tanya Damian, sekilas mengalihkan pandangan nya pada Keysha.

Keysha menghela nafasnya. Matanya masih terlihat sembab, namun Damian tidak bisa berbuat apa-apa karena saat ini harus fokus pada jalanan yang padat. Keysha lalu menceritakan semuanya pada Damian.

Flashback*

•

Keysha sudah berada di dalam kamar mandi, namun dia terlupa membawa handuk.

Tanpa bersuara Keysha lantas keluar dari kamar mandi untuk mengambil handuknya, namun ketika hendak kembali melangkah kekamar mandi, phonsel Keysha kembali bergetar.

Drrt>> Drrrt>>>

Keysha lantas menuju phonselnya tergeletak di atas meja rias.

Tertera No yang tidak di kenal. Karena penasaran Keysha mengangkatnya, namun sejurus kemudian Keysha langsung mematikan panggilan itu ketika mendengar suara yang sangat di kenalnya, yaitu Reno.

Keysha begitu ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat.

Sesaat kemudian Phonselnya kembali bergetar, namun kali ini sebuah pesan suara.

Dengan tangan yang gemetar Keysha kembali membuka kode pin layar ponselnya untuk mendengar pesan itu, yang pasti dari Reno, pikirnya. walaupun merasa takut tapi Keysha tetap saja penasaran dengan isi pesan tersebut.

[Sayaang temui lah aku honey.. Atau seseorang yang sangat berarti dalam hidup mu akan pergi meninggalkan mu untuk selamanya.. Hahaha... Kemarilah Maniss.. Temui aku di lokasi yang aku kirim atau bundamu akan Mati hahaha]

Keysha langsung saja mengenakan pakaiannya yang semula masih berserakan di atas tempat tidur, lanjas menuju keluar dengan berlari sembari terisak. Keysha sempat di hadang oleh Sam, namun Sam tidak juga berani mencegah Keysha, karena takut pada Damian. Semua orang di Mension itu sudah mengetahui kalau Keysha kekasih Tuan Muda mereka.

Sembari terus terisak Keysha menghentikan TAKSI dan langsung menuju lokasi yang di kirim oleh Reno sebelum nya.

•

•

•

Setelah tiba di lokasi, Keysha bergegas menuju arah bangunan tua sembari menatap layar phonselnya untuk memastikan lokasi yang di datangangi nya memang benar.

Setelah masuk ke dalam bangunan tua itu Keysha langsung di sambut tawa renyah Reno serta menjijikan bagi Keysha.

"Hahaha akhirnya kau sampai juga sayang, dan akhirnya kita akan bersatu kembali sebagai mana mestinya" Reno perlahan mendekat pada Keysha.

"Di dalam mimpi pun aku tidak pernah mau kembali pada manusia bejat seperti kamu Reno" Ucap Keysha sembari menatap Reno, penuh kebencian.

"Hahaha" Reno tertawa dan mencekal kuat tangan Keysha.

"Lepaskan bedebah! diman Bunda?" Keysha menyentak pergelangan tangannya, namun tenaga Reno tidak seimbang di bandingkan dengan nya.

"Dasar wanita kampung yang bodoh!, terlalu mudah untuk ditipu" Reno tertahan setelah mengucapkan nya. "Kau masih saja seperti saat pertama kali, sebelum aku membawamu ke kota ini" Kata Reno terus menyeringai busuk. "Kamu memang di takdirkan ke dunia ini menjadi wanita penghibur Keysha. jadi terimalah kenyataan nya" Reno melanjutkan, hingga Damian tiba di lokasi.

Flashback end*

***

•

Di mobil lain, di waktu yang sama.

"Berksek! Damian selalu saja ada dimana-mana seperti hantu!" Alex yang berhasil kabur saat baru saja tiba di lokasi yang di kirim oleh Reno, menggeram karena rencananya selalu di gagalkan oleh Damian.

"Aku pasti akan mendapatkan wanita itu, untuk membuatmu bertekuk lutut dihadapan ku Damian" Alex menyeringai, misterius.

"Cepat kembali ke Rumah" Perintah Alex pada sopirnya.

•

•

***

Kembali ke Damian>

•

•

"Sebaiknya kau beristirahat sayang" Ucap Damian pada Keysha, yang saat ini mereka sudah berada di kamar Damian.

"Tapi luka mu Damian?" Keysha begitu menghawatirkan luka tembakan pada bahu Damian, namun Damian seperti tidak merasakan apa-apa, seolah tidak terluka saat ini.

"Ah,, aku tidak apa-apa sayang. Aku akan meminta Melisa untuk mengeluarkan peluru nya" Ucap Damian, tersenyum pada Keysha, namun Keysha tidak akan senang begitu saja.

"Aku akan melihatnya, panggil saja Melisa kesini" Ucap Keysha yang sepertinya enggan di tinggalkan sendiri oleh Damian.

"Baiklah, tunggu disini sebentar" Damian mengecup Ranum Keysha sekilas setelah Keysha menganggukinya.

•

•

To be Continued~