NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Untuk Keponakanku

Menjadi Ibu Untuk Keponakanku

Status: tamat
Genre:Tamat / Ibu Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Menikah Karena Anak
Popularitas:739.4k
Nilai: 4.8
Nama Author: syitahfadilah

S 4

Rangga begitu terpuruk saat Fiona, istri tercintanya meninggal dunia setelah melahirkan anak kedua mereka. Di saat duka masih menyelimuti, ia dipaksa menikahi Flora yang merupakan adik kembar mendiang istrinya, demi memberikan kasih sayang sosok ibu untuk kedua anaknya.

Mampukah Flora menghadapi sikap Rangga yang dingin dan terkadang tak ramah padanya, sementara hatinya pun sedang tak baik-baik saja. Selain duka atas kepergian saudari kembarnya, ia juga terpaksa harus memutuskan hubungannya dengan sang kekasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3. SEGERA DIMULAI

"Aku harus bagaimana Fio? Kedua orang tua kita memintaku untuk menikahi adikmu agar anak-anak kita tetap mendapatkan kasih sayang seorang ibu." Gumam Rangga yang duduk di samping pusara sang istri dengan memeluk kedua kakinya. Tatapannya tertuju pada nisan kayu yang tertulis nama istrinya namun sorot matanya nampak kosong.

"Bahkan kedua anak-anak kita seakan mendukung agar pernikahan ini terjadi. Kiara dan Azka hanya akan tenang jika bersama Flora." Ucapnya lirih.

Setelah berbicara dengan Flora, Rangga langsung meninggalkan rumah dan datang ke pemakaman. Meski Fiona tidak dapat lagi mendengarkan keluh kesahnya tapi ia merasa tetap harus memberitahu istrinya. Anggap saja ia sedang meminta izin pada Fiona, seperti biasanya ia akan meminta izin kepada sang istri bila akan pergi bersama rekan-rekan kerjanya. Bedanya, sekarang ia sedang meminta izin untuk menikah lagi.

Konyol memang, di saat masih berduka kedua orang tuanya justru memintanya untuk menikahi adik iparnya sendiri, bahkan kedua mertuanya pun mendukung hal tersebut. Suka atau tidak suka dan rela atau tidak rela, ia harus menerima pernikahan itu demi kedua anaknya yang butuh sosok ibu.

Tentu tidak sulit bagi Kiara untuk menerima Flora sebagai pengganti mamanya. Selain memiliki wajah serupa, Kiara juga sudah sangat dekat dengan tantenya itu. Bahkan Azka yang belum mengerti apapun, suatu saat sudah dipastikan akan mengira Flora adalah ibu kandungnya selagi tidak ada yang memberitahu jika Flora adalah kembaran mamanya.

Tapi Rangga, sebagai seorang suami yang sangat mencintai istrinya, akan sangat berat baginya untuk menerima pernikahan itu. Meskipun ia menerimanya, itu semata-mata hanya demi anak-anaknya. Siapapun yang akan berdiri di sampingnya sebagai istri, tetap Fiona lah belahan jiwanya.

Entah sudah berapa lama Rangga hanya duduk memeluk kedua kakinya sembari menatap nisan istrinya, hingga desiran angin bertiup menerbangkan dedaunan disekitarnya membuatnya terkesiap. Rangga melirik arlojinya, ternyata sudah tiga jam ia berada di pemakaman. Penjaga makam yang melihatnya, pasti mengira dirinya sudah tidak waras. Satu bulan ini, ia ke kantor hanya untuk memeriksa berkas yang perlu ia tanda tangani setelahnya ia datang ke pemakaman, menghabiskan waktu berjam-jam dengan hanya duduk menatap pusara istrinya. Jika ada pertemuan dengan klien, ia menugaskan hal tersebut pada sekretarisnya.

"Sayang, aku pulang dulu ya. Aku usahakan akan sering-sering datang kesini, tapi maaf aku tidak bisa membawa Kiara." Rangga tertunduk sejenak, tanpa mengatakan kenapa, Fiona sendiri pasti tahu kenapa ia tidak bisa membawa Kiara ke pusara ibunya.

Rangga beranjak meninggalkan tempat peristirahatan terakhir istrinya dengan langkah berat. Sesekali ia menoleh menatap pusara istrinya seakan mengatakan, kenapa tidak aku saja yang berada di sana.

.

.

.

"Akhirnya Kamu pulang Nak, Mama dari tadi nungguin kamu." Mama Sinta menyambut kepulangan putranya dengan senyuman.

Rangga memalingkan wajahnya, ia tidak suka melihat mamanya tersenyum seakan wanita yang telah melahirkannya itu tidak sedang berduka seperti dirinya atas kepergian Fiona.

"Kamu belum makan siang, ayo Mama temani kamu makan." Mama Sinta menarik tangan Rangga menuju ruang makan, tapi putranya itu melepas cekalan tangannya.

"Aku gak lapar Ma, aku mau ke kamar istirahat." Kata Rangga. Baru ia akan melangkah, mama Sinta sudah lebih dulu menarik kembali tangannya.

"Pokoknya kamu harus makan Rangga, jangan sampai kamu sakit. Pikirkan nasib anak-anakmu. Kamu harus kuat demi mereka."

Akhirnya Rangga menurut. Benar kata mama Sinta, ia harus kuat demi Azka dan Kiara. Seandainya tidak ada kedua buah hatinya bersama Fiona, entah bagaimana ia akan menjalani hidup saat ini.

Mama Sinta menarik kursi untuk Rangga, setelah putranya itu duduk ia langsung menyajikannya makanan.

"Ayo makan Rangga, walau sedikit tidak apa-apa yang penting kamu makan." Mama Sinta menghela nafas panjang melihat Rangga hanya menatap makanannya. Ia tahu Rangga tak berselera makan karena mengingat Fiona yang selalu menyajikan makanan untuknya.

Fiona memang sosok istri dan menantu idaman, ia pun sangat terpukul atas kepergian menantu sebaik Fiona yang tidak pernah membantah dan selalu menebarkan kebahagiaan didalam rumah. Tapi sampai kapan Rangga akan terus berlarut-larut dalam kesedihannya, masa depan putranya masih panjang dan Rangga harus sadar akan hal itu.

"Rangga, ayo makan Nak." Tegur mama Sinta sekali lagi.

Rangga akhirnya memulai makan, dengan enggan ia menyuapi mulutnya. Makanan yang terlihat lezat itu terasa hambar di lidahnya, seperti hidupnya saat ini yang terasa hampa tanpa Fiona.

"Tadi Flora bilang, kalian sudah sepakat untuk menikah dan Mama senang sekali mendengarnya."

Rangga langsung berhenti mengunyah mendengar ucapan mamanya, ternyata itu yang membuat mama Sinta tersenyum saat menyambut kepulangannya tadi. Sebelah tangan Rangga mengepal dibawah meja, jika saja itu bukan mamanya pasti ia sudah memaki habis-habisan. Bagaimana bisa mamanya itu senang ia akan menikah lagi sementara baru satu bulan yang lalu mereka semua mengantarkan Fiona ketempat peristirahatan terakhirnya.

Rangga mengunyah dengan cepat makanan yang sudah terlanjur ada di mulutnya, setelah menelan ia langsung menenggak segelas air putih kemudian beranjak meninggalkan ruang makan tanpa mempedulikan teriakan mama Sinta yang memintanya kembali untuk melanjutkan makan.

Rangga masuk kedalam kamarnya dengan perasaan yang hancur, hatinya benar-benar sakit mendengar bahwa mama Sinta senang ia akan menikah lagi dengan adik iparnya sendiri.

Kedua matanya berembun menatap Azka dan Kiara yang terlelap diatas ranjangnya, hanya kedua anaknya itulah yang kini menjadi penyemangat hidupnya. Jika tidak ada mereka, mungkin ia hanya tinggal raga tanpa jiwa. Bagai burung yang tidak akan bisa terbang tanpa kedua sayapnya.

"Maafkan aku Kak,"

Suara yang berasal dari balkon kamar menyita perhatian Rangga. Pria itu melangkah pelan dan berhenti di balik pintu yang terhubung ke balkon. Dari celah pintu yang terbuka sedikit ia melihat Flora sedang menelepon.

"Maafkan aku, Kak Arkan. Bukannya aku gak sayang sama Kakak, tapi aku melakukan ini untuk anak-anak Kak Fiona."

Mama Zana sudah mengatakan bahwa ia yang akan memberi pengertian pada Arkan, tapi Flora merasa ia juga harus berbicara langsung pada Arkan. Memutuskan hubungan mereka secara baik-baik seperti awal mereka memulainya.

Tak ada sahutan dari seberang telpon, hanya terdengar beberapa kali pria patah hati itu menghela nafas panjang. Awalnya Arkan sangat senang ketika sang kekasih menelpon karena jarang sekali Flora menelponnya lebih dulu, ialah yang selalu menelpon kekasihnya itu bila sedang merindukan suaranya. Flora lebih suka berbalas pesan dengannya. Selama satu tahun menjalin hubungan, ini adalah ke dua belas kalinya Flora menelponnya, Arkan bahkan sampai hafal hal tersebut, itupun karena Flora hanya ingin mengucapkan selamat hari jadian pada tanggal jadian mereka setiap bulannya. Ia pikir, kali ini pun sama. Flora menelponnya untuk mengucapkan hari jadian mereka karena Flora menelpon tepat pada tanggal jadian mereka. Tapi ternyata tidak, Flora justru memutuskan hubungan dengan alasan yang membuatnya benar-benar patah hati.

Padahal, baru seminggu yang lalu Arkan mengatakan pada kedua orangtuanya akan mengikat Flora dengan cincin pertunangan, dan akan menikahi Flora setelah kuliahnya selesai. Tapi apa yang ia dengarkan hari ini dari kekasihnya sendiri sungguh membuat dadanya terasa sesak, bahkan rasanya lebih sakit dari ketika dulu pernah batal menikah karena calon istrinya ketahuan hamil dengan pria lain. Cintanya yang begitu besar pada Flora, ia sungguh tak rela kehilangan gadis itu.

"Sekali lagi aku minta maaf, Kak. Aku doakan semoga Kak Arkan mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dari aku." Flora lalu mematikan sambungan teleponnya. Gadis itu terduduk di lantai bersamaan air matanya yang jatuh membasahi pipi. Ia mengusap dadanya yang terasa sesak. Ia sangat mencintai Akan, tapi hubungan yang telah terjalin selama satu tahun dengan penuh suka cita itu harus berakhir lantaran ia harus menikah dengan kakak iparnya sendiri, agar tali kasih sayang sosok ibu untuk Kiara dan Azka tidak pernah terputus. Tak bisa dipungkiri ia memang sangat menyayangi kedua keponakannya itu. Ia rela melepas Arkan pria yang dicintainya demi Kiara dan Azka.

Rangga yang sejak tadi berdiri dibalik pintu mendengar ucapan Flora, mengepalkan erat tangannya kemudian keluar dari kamar. Tak hanya dirinya yang merasa sakit karena paksaan harus menikahi adik iparnya sendiri disaat ia masih sedang berduka, tapi Flora juga jauh lebih tersakiti karena harus mengorbankan hubungannya dengan Arkan.

Rangga sangat tahu bagaimana hubungan keduanya, Arkan dan Flora bahkan pernah dinobatkan oleh seluruh keluarga sebagai sepasang kekasih yang ideal. Saling menjaga dan saling memahami satu sama lainnya. Sama seperti Rangga dan Fiona yang tak pernah terjadi cekcok dalam rumah tangganya. Begitupun Arkan dan Flora yang tidak pernah bertengkar meski masalah kecil, mereka berdua selalu akur dalam hal apapun. Tapi sayang hubungan ideal itu harus berkahir tanpa dikehendaki.

Apa boleh buat, mereka tidak bisa berbuat apapun. Keinginan para orang tua tidak bisa dibantah. Azka dan kiara juga butuh sosok ibu yang hanya bisa mereka dapatkan dari Flora. Prahara turun ranjang pun akan segera dimulai.

1
Anda Anda
baru nyadar
Anda Anda
penyesalan yang mendalam
Anda Anda
ngimana tampa plora pasti kangen
Anda Anda
mana sanggup melepaskan plora
Anda Anda
semua berubah pasti
Anda Anda
wlau Tetap orang asing tpi dia berharga bagi anak mu
Anda Anda
demi ponakan rela berkorban
Irene Susanti
Luar biasa
Salwa Antya
dea jodohnya Arkan
Salwa Antya
Rangga Rangga kpn kamu sadarnya
Salwa Antya
kaka othor 😭😭😭😭😭
Salwa Antya
kasian kamu flor😭😭😭
Salwa Antya
semangat Flo semoga kamu masih berjodoh dg arkan
Salwa Antya
kasian kamu flor,semoga kamu mendapat jodoh yg lebih baik dr kak othor
Salwa Antya
dasar Rangga pengen gue tabok aja
Salwa Antya
Rangga Rangga menyesal baru tau kamu
903 Luky santoso
Luar biasa
Soraya
mampir dulu ya kak
erna trikoriani
egois Rangga
Muawanah
makin menarik,dah aku ksh bunga nieh kak 😊
Nurlinda: terima kasih kk 🤗🤗🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!