NovelToon NovelToon
Wanita Bayaran Sang Penguasa

Wanita Bayaran Sang Penguasa

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Reni Juli

Demi biaya pengobatan sang ibu membuat seorang gadis bernama Eliana Bowie mengambil jalan nekad menjadi wanita bayaran yang mengharuskan dirinya melahirkan pewaris untuk seorang pria yang berkuasa.

Morgan Barnes, seorang mafia kejam di Prancis, tidak pernah menginginkan pernikahan namun dia menginginkan seorang pewaris sehingga dia mencari seorang gadis yang masih suci untuk melahirkan anaknya.

Tanpa pikir panjang Eliana menyetujui tawaran yang dia dapat, setiap malam dia harus melayani seorang pria yang tidak boleh dia tahu nama dan juga rupanya sampai akhirnya dia mengandung dua anak kembar namun siapa yang menduga, setelah dia melahirkan, kedua bayinya hilang dan Eliana ditinggal sendirian di rumah sakit dengan selembar cek. Kematian ibunya membuat Eliana pergi untuk menepati janjinya pada sang ibu lalu kembali lagi setelah tiga tahun untuk mencari anak kembar yang dia lahirkan. Apakah Eliana akan menemukan kedua anaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjalankan Tugas Pertama

Ray melangkah menuju sebuah kamar pagi itu untuk memberi laporan. Pintu kamar terbuka, seorang pemuda berada di dalam dan sedang mengancingkan kancing yang ada di lengan kemeja yang dia gunakan.

Dua orang pelayan berdiri tidak jauh dari pemuda itu, mereka bertugas menyiapkan pakaian. Dasi dan jas sudah siap di atas ranjang, salah satu pelayan mengambil dasi dan melangkah mendekati pemuda itu untuk memberikan dasinya.

"Bagaimana, Ray. Kau sudah mendapatkan yang aku inginkan, bukan?" pemuda itu bertanya seraya menggunakan dasi.

"Tentu saja, Tuan Muda. Semua sudah beres, nanti malam wanita itu akan datang untuk menjalankan tugasnya," jelas Ray.

Pemuda itu tidak bersuara, kedua tangan direntangkan dan pada saat itu dua pelayan yang sedari tadi berdiri saja mengambil jas dan menggunakannya pada sang majikan.

Pemuda itu adalah Morgan Barnes. Dia adalah pengusaha terpandang di kota Perancis. Morgan berada di atas puncak kesuksesan di usianya yang menginjak tiga puluh tiga tahun. Semua ada di dalam genggaman tangannya, apa yang dia inginkan harus dia dapatkan.

Tidak saja sebagai penguasa, dia juga dikenal sebagai mafia paling berbahaya dan ditakuti. Morgan tidak segan membunuh siapa saja yang berani mengganggunya, bahkan dia tidak segan membuat lawannya jatuh miskin.

Namun semua yang dia miliki tidak membuatnya puas. Sekarang dia menginginkan seorang pewaris. Bukan dilahirkan oleh wanita yang sering tidur dengannya, dia menginginkan pewarisnya dilahirkan oleh seorang wanita yang masih murni.

Ide seperti itu dia dapatkan setelah mendapat sebuah luka tembakan dari musuhnya. Dia jadi berpikir, bagaimana jika dia tiba-tiba mati? Tidak akan ada yang mewarisi apa yang dia miliki saat ini oleh sebab itu, muncul ide gila untuk mencari seorang gadis yang bersedia melahirkan anaknya tanpa adanya ikatan tali pernikahan karena dia pria bebas yang tidak mau dikekang oleh seorang wanita.

Morgan juga tidak ingin tahu siapa wanita yang akan melahirkan anaknya, dia pun ingin wanita itu tidak tahu siapa dirinya karena setelah wanita itu melahirkan, mereka berdua akan menjadi orang asing. Dia juga menginginkan hal itu agar wanita itu tidak mencari anak yang dia lahir'kan kelak.

"Apa kau sudah memastikan semuanya dengan baik, Ray? Kau tahu aku tidak menerima kesalahan apalagi dia yang akan mengandung benihku nanti!"

"Tentu saja, Tuan Muda. Aku sudah membawanya ke rumah sakit. Dia gadis yang baik," ucap Ray.

"Stop! Aku tidak mau mendengar apa pun tentang wanita itu!" Morgan melangkah keluar, sedangkan Ray mengikuti langkahnya.

"Maaf, Tuan Muda. Nanti malam kau harus datang ke rumah yang sudah aku siapkan. Dia tidak akan tahu apa pun tentangmu jika kalian berdua menghabiskan waktu di rumah itu."

Morgan tidak menjawab, dia pergi ke kantor. Jadi nanti malam dia akan memulai? Bagus, semakin cepat semakin bagus karena dengan begitu pewarisnya akan cepat lahir. Dia sudah tidak sabar tapi tidak dengan gadis yang akan tidur dengannya nanti malam.

Eliana terlihat gelisah, dia berharap waktu tidak berputar begitu cepat agar malam tidak cepat tiba. Tadinya dia berpikir itu adalah tugas mudah tapi sekarang rasa takut memenuhi hati. Sungguh dia takut harus melayani seorang pria tua dengan perut buncit dan berkepala botak. Dia juga takut apalagi ini pertama kali dia harus berhubungan badan dengan seseorang.

Rasa cemas yang dia rasakan, membuat ibunya curiga. Tidak biasanya Eliana bersikap seperti itu. Anna Bowie meraih tangan putrinya dengan perlahan. Senyuman menghiasi wajahnya yang terlihat pucat.

"Apa yang sedang kau khawatirkan, Eliana? Sudah Mommy katakan jangan memaksakan diri untuk mencari biaya pengobatan Mommy karena Mommy tahu kau tidak mampu."

"Tidak, Mom. Sebentar lagi aku akan mendapatkannya jadi Mommy tidak perlu khawatir."

"Benarkah? Dari mana kau akan mendapatkannya?" tanya ibunya ingin tahu.

"Aku akan meminjam pada bosku, Mommy tidak perlu mengkhawatirkan hal ini."

"Baiklah, Mommy percaya padamu."

Eliana tersenyum namun sesungguhnya dia merasa gundah. Rasa takut kembali dia rasakan namun dia berusaha menyembunyikan semua itu agar ibunya tidak khawatir.

Waktu yang dia takutkan berputar dengan begitu cepat, Eliana tampak ragu saat melihat sebuah alamat yang diberikan oleh Ray. Dia harus pergi ke alamat itu saat malam.

Degupan jantung Eliana berpacu begitu cepat. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam dan dia sudah berada di dalam sebuah taksi yang akan membawanya ke alamat itu. Eliana berbohong pada ibunya jika mulai malam ini dia mengambil pekerjaan tambahan. Anggap saja demikian karena mulai malam ini dia harus melayani pria yang tidak dia kenal sampai mengandung anaknya.

Taksi yang dia tumpangi berhenti di sebuah rumah yang cukup mewah, Eliana menelan ludahnya saat memandangi tempat itu. Napas berat dihembuskan, kaki pun mulai melangkah.

Seorang pelayan tua menyambutnya, pelayan itu sudah tahu kedatangan Eliana. Gadis itu diantar ke dalam sebuah kamar, sebuah gaun tipis berwarna merah sudah tersedia untuknya. Tidak ada lampu di kamar itu, penerang hanya terdapat di kamar mandi saja.

Eliana menunggu dengan perasaan takut, gaun malam yang tipis pun sudah dia kenakan. Dia harap pria yang akan menghabiskan malam dengannya cepat datang tapi nyatanya, pria itu tidak datang.

Apakah Ray menipunya? Tidak, dia rasa tidak. Semoga saja tidak karena dia sangat membutuhkan uang untuk membayar biaya rumah sakit ibunya.

Eliana sampai tertidur dan saat tengah malam, seseorang membuka pintu kamar. Morgan masuk ke dalam dan berdiri di sisi ranjang, sosok gadis yang akan menghabiskan malam dengan terlihat walau gelap. Pakaian dilepaskan, Morgan naik ke atas ranjang.

Jantung Eliana hampir melompat keluar saat tangan seseorang melingkar di tubuhnya. Akhirnya datang, Eliana tidak berani bersuara. Dia hanya pasrah saat Morgan menarik gaun malamnya. Tidak ada yang mengucapkan sepatah kata di antara mereka, hanya terdengar deru napas mereka saja di kamar itu.

Eliana menahan diri saat Morgan menyentuh tubuhnya, kedua tangan menutup mulut rapat. Setelah ini maka semua berakhir walau masih ada malam lainnya. Entah apa yang pria itu lakukan, dia tidak tahu. Walau Morgan menikmati tubuhnya namun tidak satu kali pun pria itu mencium bibirnya.

Kamar yang gelap menjadi saksi bisu ketika Eliana harus kehilangan kesuciannya. Mulut masih tertutup rapat, air mata mengalir. Rasa sakit yang dia rasakan tidak akan dia lupakan apalagi pria itu tidak bersikap lembut sama sekali.

Eliana tidak mau memikirkan apa pun, dia berusaha menikmati permainan itu agar tidak terlalu menyakitkan. Morgan masih juga tidak berhenti, tidak begitu buruk. Wanita itu tahu perannya dengan baik, Ray tidak salah memilih. Dia bisa merasa jika Eliana berusaha menahan semuanya.

Memang harus seperti itu, wanita yang patuh. Setidaknya Eliana tidak mencoba menyentuhnya karena dia tidak suka.

Permainan yang mereka lakukan berlangsung lama dan begitu selesai, Eliana ditinggal sendirian. Eliana menangis dalam gelapnya malam. Sakit, seluruh tubuh terasa sakit namun apa yang dia lakukan saat ini sangat sepadan dengan apa yang dia dapatkan.

Dengan begini dia tidak perlu mengkhawatirkan biaya rumah sakit ibunya lagi. Dengan begini ibunya akan mendapatkan pengobatan terbaik yang Ray berikan. Satu malam sudah selesai, Eliana tertidur setelah menyelesaikan tugasnya. Walau aneh, tapi itulah yang terjadi padanya di mana dia harus melayani pria yang tidak dia kenal dan tidak boleh dia kenal namun dia tidak menyesal sama sekali karena semua demi ibunya.

1
Eemlaspanohan Ohan
😭
Eemlaspanohan Ohan
nyimak. nih thor
Citranovalia Tinambunan
aku tertawa diatas penderitaan mu Morgan 😂😂😂😂
author yg satu ini pinter banget ngaduk " perasaan readers ya,td nangis sekarang tertawa
Novilail
cerita novelnya menarik, ringkas dan jls alur ceritanya dan happy anding, saya suka 😍😍
Fransiska Musilah
eli, kau baik, berbakti pada ibu, tapi knapa kau bodah si /Sob//Sob//Sob/
Fransiska Musilah
fokus pada kehidpan mu eli jngn pikirkan org , karena dari awal kau memang ngga tliti main tanda tangan ngga dibca baca dulu
semangat
Fransiska Musilah
memang tidak manusiawi si.
Fransiska Musilah
eliana, perjanjian mah tetap perjajian mau negatif /positif kau sudah tanda tangan, janfanlah dilanggar.
Fransiska Musilah
,ah eliana....
kesalahanmu knapa tidak membaca dan memoelajari surat perjanjian itu?
menyesal deh.
MyFamily
wow
Sunarti Silaban Silaban
😭😭😭😭😭
Rina Arie
Lumayan
shireen
keren
shireen
Kecewa
Erna Wati
⭐⭐⭐⭐⭐🌹🌹🌹
Kareena Wafa anwar
bagus
Dinivirgo
Luar biasa
Ve
si kembar nya pas bgt dah keliatan nakal nakal usil
mom dad nya jg pas
😍😍
sssstttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!
jadi mak lampir dong?????
leahlaurance
kenapa Eliana enga nungu aja tas DNA nya..huf...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!