Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.
Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.
"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.
"Dia juga istriku." Jawab Damian.
Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.
"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.
Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bunuh Diri
Ting..!
Pintu lift terbuka.
Anastasya menghentikan tangisnya kemudian keluar sambil mengedarkan pandangannya.
"Dimana ini?" Tanya Anastasya Heran, melihat isi ruangan ada sofa, kitchen set mini, dan satu kamar. Pada saat berlari ia tidak sadar memasuki lift khusus menuju lantai paling atas, ia pikir lift akan turun ke lobi dan tidak memperhatikan lantai yang tertekan di dalam lift karena terus menunduk sambil menangis.
"Kamarku." Jawab seseorang di belakangnya.
Austin adalah pemilik hotel Mercy dan beberapa perusahaan besar di Jakarta, di kota lain dan luar negeri. Wajahnya tampan, alis tebal, rahang tegas, dan blasteran Indo Jerman menambah nilai plus ketampanannya. Ibunya berasal dari Bandung tapi mereka tinggal di Jerman. Keluarganya akan mengadakan pesta pernikahan di Bandung dan Austin disuruh menghadiri karena kebetulan berada di Jakarta.
Anastasya tersentak kaget tidak menyadari keberadaan seseorang di belakangnya, ia berbalik menatap wajah pria tampan di belakangnya dengan teliti, "Kamu....pria yang di mini market itu kan?" Tanya Anastasya berpikir.
Austin hanya menatapnya tanpa bicara. Ia segera menghapus air matanya lalu kembali melangkah memasuki lift.
"Kamu tidak akan bisa turun jika aku tidak turun." Ujar Austin dengan wajah datar dan dinginnya. Ia melangkah melewati Anastasya kemudian duduk bersandar di sofa. Ia mengambil minuman kaleng diatas meja kemudian meneguknya sampai habis.
Anastasya melangkahkan kakinya maju, "Maaf Tuan! sepertinya saya salah memasuki lift." Ujar Anastasya baru menyadari kesalahannya.
"Aku mau istirahat, jangan mengganggu ku." Austin berjalan menuju kamarnya dan meninggalkan Anastasya yang masih tertegun.
"Tapi Tuan, aku ingin pulang." Mohon Anastasya tapi tidak di hiraukan oleh Austin.
Tidak tahu harus berbuat apa lagi. Anastasya pasrah dengan keadaan, tubuhnya terjatuh duduk lemas bersandar di sofa. Ia menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya sejenak. Air matanya kembali menetes tidak percaya mengingat yang baru saja di lihatnya. Semua keluarga yang selama ini dia sayangi ternyata membohonginya. Suami, mertua, keluarga Damian di Bandung, dan semua karyawan kantor di Bandung semua diam menutup rapat mulutnya.
"Seandainya saja aku tidak kesini Mas, mungkin kamu akan membohongiku seumur hidup." Gumam Anastasya.
Anastasya kembali melamun, selama tiga tahun berumah tangga dengan Damian, mereka sangat bahagia meskipun mertuanya selalu membencinya karena dia berasal dari keluarga yang sederhana. Tapi hari ini semuanya sudah hancur bersamaan dengan kehancuran hatinya.
Matanya kembali berkaca-kaca. Karena sudah tidak sanggup menahannya, ia kembali menangis tersedu-sedu sambil memegang dadanya yang sakit, hatinya hancur berkeping keping tak bersisa. Rasa cintanya yang terlalu besar membuatnya tidak bisa menerima kenyataan pahit ini. Rasanya ia ingin mengakhiri hidupnya saat itu juga. Ia berjalan menelusuri setiap sisi ruangan, kemudian sampai di dapur. Diambilnya pisau kecil diatas meja makan kemudian mengiris nadi pergelangan tangannya.
"Hikss, hikss, Selamat tinggal Mas! aku memilih pergi dari pada melihatmu bersama wanita lain." Lirih Anastasya sambil menangis. Darahnya mulai menetes dilantai hingga wajahnya pucat. Ia jatuh terbaring lemas kemudian menutup mata dengan perlahan, namun tiba-tiba ia merasa ada yang memegang tangannya. Setelah itu dia tidak tahu lagi apa yang terjadi karena pingsan.
"Kenapa wanita ini, pake bunuh diri tempat kamar gw sih!" Kesal Austin memegang pergelangan tangan Anastasya yang bersimbah darah.
Austin segera membungkus pergelangan tangan Anastasya untuk menahan pendarahan kemudian mengangkatnya ala bridal style menuju lift. Setelah lift terbuka di basement, Ia menuju mobil dan membaringkan Anastasya di kursi belakang, kemudian melajukan kendaraannya menuju rumah sakit dengan kecepatan penuh. Karena terlalu panik, ia baru menyadari dirinya hanya menggunakan sendal hotel saat duduk di ruang tunggu depan IGD.
Austin menghubungi Dodi dan Jack agar datang menyusulnya di rumah sakit untuk menemaninya.
"Siapa yang sakit bos!" Tanya Dodi.
"Gw juga nggak kenal." Jawab Austin masih khawatir karena dokter belum juga keluar.
Kedua sahabatnya heran, baru kali ini Austin menghawatirkan orang lain, biasanya dia tidak punya rasa belas kasih pada orang lain. Bahkan bersikap acuh tak acuh terhadap orang-orang di sekitarnya.
Kenapa bos nggak ganti sendal? dan ini juga pake kaos, bos baru bangun tidur ya?" Selidik Jack melihat penampilan Austin yang menurutnya kacau. Austin yang mereka kenal selalu rapi jika sedang pergi.
"Kalian bisa diem dulu nggak?" Kesal Austin memikirkan keadaan Anastasya.
Sontak keduanya langsung diam.
Hampir 2 jam mereka menunggu, akhirnya dokter keluar.
Austin segera berdiri kemudian menanyakan keadaan Anastasya.
"Bagaimana keadaannya dokter?" Tanya Austin.
"Pasien masih kritis, ia mengeluarkan banyak darah. Kami membutuhkan 2 kantong darah A+, tapi persediaan di rumah sakit ini tinggal 1, jadi anda harus mencarinya 1 kantong lagi." Jelas Dokter.
Austin melirik Dodi dan Jack secara bergantian.
"Ia kami cari sekarang." Ujar Dodi yang sudah tahu perintah bosnya.
Dodi segera menghubungi temannya yang bekerja di PMI, dan kebetulan di PMI masih ada stok 3 kantong, dan Dodi memesan 2 kantong untuk berjaga-jaga. Setelah menutup telpon ia menyuruh anak buahnya untuk mengambilnya lalu membawanya ke rumah sakit.
1 jam setelah transfusi darah, dokter kembali keluar. Austin segera berdiri kemudian menghampiri dokter.
"Bagaimana dok?" Tanya Austin.
"Pasien sudah melewati masa kritisnya, tapi dia belum sadar. Kita lihat saja bagaimana perkembangannya jika dalam waktu 4 jam dia tidak sadar, kemungkinan besar ia mengalami koma." Jelas Dokter.
"Koma?" Lirih Austin, "Baik dokter." Ujar Austin.
Dokter pergi meninggalkan mereka kemudian kembali masuk ke dalam.
"Bos, sebenarnya siapa yang sakit sih?" Tanya Dodi penasaran.
"Gw nggak tau! Dia tiba-tiba masuk kedalam lift kemudian bunuh diri di kamar gw." Jawab Austin.
"Dia siapa bos? cewek atau cowok?" Tanya Jack.
"Cewek." Singkat Austin, membuat keduanya melongo dengan kedua mata melotot.
"Kalian kenapa?" Tanya Austin.
"Baru kali ini bos khawatir apalagi ternyata dia cewek. Ceweknya cantik nggak bos?" Tanya Jack penasaran.
..........
Sementara di tempat lain Damian sedang mencari keberadaan Anastasya di lobby hotel. Ia berusaha menghubungi ponsel Anastasya tapi nomornya sudah tidak aktif.
Pada saat ia mengejar Anastasya, ia tidak sempat melihat di lift mana Anastasya masuk.
"Aku yakin kamu masih di hotel ini sayang, apa mungkin dia menginap di sini?" Gumam Damian.
Ia mendatangi resepsionis kemudian menanyakan kamar dimana Anastasya menginap.
"Maaf Tuan, tidak ada yang memesan kamar atas nama Anastasya." Ujar resepsionis ramah.
Damian mengusap wajahnya dengan kasar. Ia menemui manajer untuk meminta ijin melihat cctv hotel.
Damian memeriksa cctv di lobby hotel tapi tidak melihat istrinya berada di sana saat itu.
"Tidak mungkin! aku yakin dia masuk ke dalam lift, pasti dia menuju lobby kan?" Tanya Damian pada Manajer hotel.
"Mungkin istri anda tidak turun ke lobby, bisa jadi dia ke salah satu kamar." Pikir Manajer.
"Tidak mungkin, kata resepsionis dia tidak memesan kamar." Ucap Damian masih memperhatikan cctv.
"Di sini ada 4 lift, apa semua lift untuk tamu?" Tanya Damian.
"Tidak Tuan, lift yang satu ini khusus CEO. Tidak mungkin istri Anda masuk di sana, karena lift itu tidak akan terbuka jika tidak memiliki sidik jari CEO kami." Jawab manager.
Damian mengangguk kemudian memperhatikan CCTV di basement, "Itu mobil istri saya." Tunjuk Damian melihat mobil milik Anastasya masih terparkir.
"Itu artinya istri anda belum pergi dari hotel ini." Ujar manager.
"Bisa ia, bisa juga tidak. Mungkin dia sengaja meninggalkan mobilnya dan mengendarai mobil lain.
"Kamu dimana sayang, jangan membuatku khawatir." Lirih Damian.
Ia mengerahkan semua anak buahnya mencari keberadaan Anastasya namun tidak ada yang bisa menemukannya di area hotel hingga pagi.
Damian kembali ke villa dan langsung masuk kedalam.
"Kamu masih mencari wanita itu? sementara kami semua menunggumu di ballroom?" Tanya Weni dengan amarah. Weni dan Kanaya duduk di ruang tamu setelah mereka sarapan.
"Dia istriku Mah! mana mungkin aku tidak mencarinya? Di Bandung dia tidak memiliki siapapun selain keluarga kita, dan sekarang aku tidak tau dimana keberadaannya." Kesal Damian.
"Dia pasti sudah pergi dengan laki-laki lain Mah." Sela Kanaya.
"Diam kamu! Dia bukan wanita seperti itu." Bentak Damian dengan kesal.
Damian melangkahkan kakinya ke dalam kamar kemudian mandi dan mengganti pakaian. Semalaman ia mencari Anastasya di sekitar hotel namun tidak ada tanda-tanda Istrinya di sana. Setelah beberapa menit ia kembali keluar dari kamar ia mengambil sepatunya lalu duduk di sofa dan memakainya.
"Mau kemana?" Tanya Kanaya berusaha lembut yang masih duduk di sofa bersama Weni.
"Cari Tasya." Singkat Damian.
"Tidak usah di cari lagi Mas, dia butuh waktu untuk menenangkan diri. Jika sudah tenang pasti juga pulang." Ujar Kanaya.
Damian mengernyitkan keningnya, baru kali ini Kanaya bicara yang masuk akal dengannya, tapi ia kembali menghawatirkan Anastasya.
.
.
.
Bersambung....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg