NovelToon NovelToon
Pendekar Pengendara Petir

Pendekar Pengendara Petir

Status: tamat
Genre:Misteri / Tamat / Petualangan Fantasi-Fantasi Timur / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Dan budidaya abadi
Popularitas:13.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: KidOO

Berjuang dari titik terendah, Gou Long memapak jalannya sendiri di Dunia Kangow.

Dunia Kangow penuh dengan Kultivator-Kultivator yang tamak dan ingin berkuasa.

Pertarungan, perebutan, pelarian, kelicikan lawan dan berbagai macam rintangan lainnya. Pertemuan dengan orang-orang baru, pencarian akan musuh dan pembalasan dendam.

"Aku akan berdiri di Puncak Dunia Persilatan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KidOO, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB — 003

Gou Long yang berlari menjauhi tempat itu juga terkena dampak dari ledakan tenaga dalam kedua orang tuanya, dia tidak sempat berpikir. Tiba-tiba dia merasa tubuhnya tidak dapat dikontrol lalu terlempar ke jurang yang curam di samping jalan yang dilaluinya.

Suara hembusan angin kencang terdengar di kedua sisi telinganya.

“Selesai sudah, hidupku hanya berakhir sampai di sini.” Itulah kata-kata yang terngiang-giang di hati Gou Long.

Tepat ketika dia masih membayangkan akan akhir dari hidupnya, tubuh Gou Long yang meluncur deras tiba-tiba tersentak.

Tubuhnya yang jatuh tersangkut di antara ranting dan tali-tali pohon rambatan yang tumbuh di sisi tebing curam itu. Rasa sakit akibat hentakan tadi mengernyitkan raut wajahnya, dan membuat Gou Long tersadar.

Dengan menahan rasa sakit dia memperhatikan area di sekitarnya, seratus tombak ke atas baru bisa naik dari jurang ini. Sedangkan penglihatan ke bawah jurang belum terlihat dasar sama sekali.

Rasa sakit kembali melanda tubuh Gou Long, efek dari ledakan tenaga dalam kedua orang tuanya juga membuat Gou Long terluka dalam.

Organ-organ dalam terasa hancur dan bergejolak, hentakan jatuh dari ketinggian membuat seluruh tubuh Gou Long kaku tidak bisa bergerak. Rasa sakit yang melanda membuat Gou Long tidak sanggup bertahan. Pingsan, ya Gou Long pingsan karena rasa sakitnya.

Cahaya terang bulan yang menyinari wajah Gou Long, membuat ia tersadar dari pingsan. Hari telah beranjak malam, sangat jarang di puncak Gunung Petir sinar bulan malam seterang ini. Biasanya, cuaca di sini selalu gelap serta petir yang menyambar tiada henti di setiap saat.

Seperti ada makhluk tertentu yang memanggil petir-petir itu. Tersadar lalu kembali ke kenyataan, Gou Long bangkit kemudian duduk, dia menghirup nafas dengan dalam. Ada sedikit kesegaran juga kelegaan dari tarikan nafas udara gunung yang dihirup ini. Diperhatikannya sekitar dinding jurang itu. Gelap, hanya kegelapan yang nampak.

Rasa sakit kembali melanda Gou Long, perut yang keroncongan minta di isi juga membuat Gou Long sedikit tertekan. Dicobanya untuk mengumpulkan tenaga dalam dengan duduk bersila di atas ranting dan rambatan pohon yang menahannya jatuh.

Gou Long ingat penjelasan ayahnya kalau terluka ketika berburu cobalah untuk duduk bersila kemudian hirup udara dalam-dalam, hirup sampai sepuluh kali putaran, tekan udara ini di bawah perut sampai terasa sedikit panas, kemudian sebarkan hawa panas ini ke seluruh tubuh, lalu ulangi lagi hingga berkali-kali.

Seperempat jam kemudian kondisi Gou Long sudah lebih membaik, dia sudah sanggup untuk  berdiri dan berjalan. Gou Long kembali memikirkan jalan hidupnya sejak awal. Pertarungan kedua orang tuanya kembali terbayang di benaknya. “Aku akan menjadi kuat, aku bukan pemburu, aku anak pasangan pendekar dunia persilatan,” ujarnya dalam hati.

Kegelapan malam serta gelapnya jurang ini semakin pekat, hawa dingin malam yang menusuk pori-pori juga merangsang kengerian di tempat itu. Gou Long memutuskan untuk terus melanjutkan duduk bersila dan mengatur nafas guna menguatkan tubuh.

Sinar matahari pagi yang malu-malu mengintip di sela-sela daun, mulai menampakkan jati dirinya. Suara burung-burung yang bercicit dimana-mana terdengar mengalun indah di lereng jurang curam itu.

Gou Long membuka kedua matanya, badannya sudah lebih segar. Dengan hati-hati Gou Long beranjak pergi. Diperhatikannya Ranting pohon yang menyelamatkan hidupnya, ranting ini hanya sebesar paha manusia dewasa dengan cabang-cabang yang banyak dan ditutupi dengan tali-tali rambatan pohon seakan-akan membentuk jaring secara alami.

Dia berjalan dengan hati-hati, mengatur keseimbangan tubuhnya agar tidak terjatuh. Di dinding tebing itu diperhatikannya terdapat lubang besar yang membentuk gua, Gou Long berjalan ke arah gua itu tujuannya hanya mencari cara agar bisa naik ke atas, dia harus berlatih untuk memperdalam ilmu kanuragannya.

Gou Long telah memasuki gua itu dan terus menelusurinya yang tanpa disadari Gou Long, gua ini merupakan jalan yang membawanya ke dasar jurang.

Pemandangan di dasar jurang membuat Gou Long sangat terkejut. Di situ terdapat sebuah Array besar dengan garis-garis segi delapan yang sangat rumit, di tengah-tengah Array terdapat batu magnet yang bercahaya keperakan.

Batu magnet ini dikelilingi dengan pilar-pilar tiang dari magnet lain. Petir-petir menyambar tiada hentinya di dalam Array besar itu. lima puluh tombak di sisi kanan Array besar itu terdapat lubang gua yang seakan menembus pusat gunung.

Gou Long bukanlah bocah yang bodoh, sejak kecil dia memang terlahir dengan kecerdasan di atas rata-rata, struktur tulangnya juga bagus untuk menjadi ahli bela diri. Apa saja yang diajarkan ayah bundanya sangat cepat dipelajarinya.

Hanya karena kehidupannya di gunung yang membuatnya tidak mengerti akan kehidupan di dunia ini. Dalam keterkejutannya dia menyadari sumber petir yang tiada habis di gunung ini dari Array besar inilah pusatnya.

Array besar ini mengundang petir ke dalamnya dengan bantuan batu dan pilar-pilar tiang magnet. Array ini dipasang khusus sebagai area berlatih, entah siapa yang mengaturnya. Dilihat dari bentuk batu dan area sekitaran itu, Array besar ini telah diatur ribuan tahun lalu.

Perhatian Gou Long dialihkan ke arah gua di dalam jurang itu, dia berjalan ke arah gua dan memasukinya. Gua yang diperkirakannya gelap gulita malah sangat terang di dalam gua itu, di langit-langit gua tertempel mutiara sebesar telur ayam.

Dari mutiara inilah mengeluarkan cahaya yang menerangi gua, lorong gua ini tidak terlalu luas, berkisar dua kali tiga tombak, di samping kiri dan kanan lorong ada kamar-kamar batu. Di ujung lorong terdapat kamar batu lainnya, terdapat tiga kamar batu di dalam gua ini.

Gou Long mendorong pintu batu kamar di ujung lorong gua, pemandangan di dalamnya membuat Gou Long bodoh, dia belum pernah melihat pot-pot di dalam kamar itu. Lantai kamar penuh dengan lingkaran-lingkaran array, kamar itu sendiri beraroma obat-obatan yang sangat pekat.

Orang yang tidak mengerti sekalipun akan tahu itu adalah aroma obat, rasa sakit di sekujur tubuh Gou Long telah menghilang dengan sendirinya di setiap tarikan nafas aroma obat ini.

Efek dari aroma obat ini sungguh menakjubkan seakan menambah vitalitas dan daya hidup bagi yang menghirupnya, Gou Long kembali menelusuri kamar yang lainnya, kamar di sebelah kiri lorong.

Di dalam kamar ini tidak ada keanehannya, hanya saja di ujung pojok kanan kamar ada tiga peti yang tersusun dengan rapi. Peti-peti itu tidak lapuk dimakan waktu, yang membuktikan bahwa, bahan yang digunakan untuk pembuatannya dari bahan yang kuat.

Tidak ada penghalang untuk memasuki gua ini, juga tidak ada gembok dan pengamanan dari peti-peti ini, yang membuktikan pemilik gua ini sebelumnya sangat yakin bahwa tidak ada manusia yang berani masuk ke jurang ini. Dia yakin dengan petir-petir yang menyambar-nyambar seperti di lembah ini, manusia mana yang berani menjual nyawa kesini.

Perkiraan pemilik gua ini pun terbukti benar, setelah ribuan tahun baru sekarang Gou Long secara tidak sengaja sampai ke tempat ini.

Gou Long membuka peti-peti di pojok kanan kamar, peti pertama berisi kitab lusuh dari kulit binatang, di samping kitab ada cincin perak. Di sampul kitab itu tertulis dengan tulisan halus. “Kitab Dewa Obat Tangan Petir.”

Peti kedua berisi botol-botol giok, yang di dalamnya ada berbagai jenis pil untuk berlatih. Pil ini belum pernah diketahui Gou Long. Sementara itu di dalam peti ketiga terdapat dua kantung kulit.

Kantung kulit yang pertama, berisi koin-koin perak yang sangat banyak sekitar seribu keping perak. Kantung kulit kedua lebih dahsyat, kantung ini berisi koin-koin emas yang jumlahnya lebih banyak dari koin perak, lebih tepatnya tiga ribu keping emas.

Pemandangan ini membuat Gou Long lupa diri, Gou Long bukan anak yang kemaruk akan harta. Tapi melihat emas dan perak sebanyak itu dia ikut terbengong-bengong sendiri.

1
Ompong
Luar biasa
Ompong
Biasa
Ompong
Kecewa
Abu
Alhamdulillah,
Terima kasih ini saah satu novel yang baik.
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄
hwaiting
Riki Irawan
Alur cerita sangat bagus, detail penggambaran kecantikan sosok wanita perlu dipertegas terutama bentuk fisik, rambut, wajah dan bibir saat tersenyum...
🫡𓆩garuda_emas𓆪off✈︎
/Facepalm/
🫡𓆩garuda_emas𓆪off✈︎
wkwkwk namanya juga laki²
/Facepalm/
🫡𓆩garuda_emas𓆪off✈︎
/Facepalm/
masjidi rjr
rudin adalah singkatan dari saprudin
I-Ron Cvk Jr.
Luar biasa
Mirsah Usman
tong ko song,pasti nyaring bunyinya thor
Eneng Eneng
Ha ha haaaa
Eneng Eneng
Ini bagus apabila dipoles Konyol dan lain lainya
Eneng Eneng
Bocah edan ha ha haaa
Eneng Eneng
Ha ha haaa long gege taruuusss. Dipoles dikit jadi humor bermutu. Jangan ragu autor. Lanjutkan Imajinasimu ha haaa
Eneng Eneng
Aku tau otak autornya Encer. Tapi takut Poles novelnya. Gambaran persis kehidupan kita seutuhnya hari hari kita. LANJUTKAN IMAJINASIMU OK????
Eneng Eneng
Alurnya bagus tapi terlalu pannnjaaannggg. Yg pas ringkas padat ber isi itu lebih bermutu ok lanjutkan
Eneng Eneng
Baguuusss
Eneng Eneng
Lumayan bagus obrolanya walau humor ringan tengil usil jahil genit sok polos konyol belum dipoles kedepannya usahakan penontonnya bisa tertawa lepas kaya-oranggila ha ha haaaa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!