Kesetiaan yang dibalas dengan pengkhianatan, membuat Bianca rela menyamar menjadi pembantu di rumah wanita yang menjadi istri siri suaminya tercinta.
" Bersiap-siaplah mas, tertawalah sepuas mu. Kau dan gundikmu itu akan membayar rasa sakit dari pengkhianatan ini ".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gevha Jeany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesengsaraan Nora
Happy Reading...
Semangat berpuasa ya gaisss.
💞
Bianca dan Yuga memasuki restoran mewah.
Ini juga pilihan Bianca. Sepertinya dia tidak main main untuk balas dendam dengan menguras uang suaminya.
Mengingat mereka juga jarang jarang jalan berdua karna si suami selalu beralasan sibuk. Sibuk mendua.
Masa iya sipelakor enak enakan menikmati rumah mewah, mobil keluaran terbaru, berlian, uang dan lainnya. Padahal belum juga sah jadi istri.
Sementara istri sah yang menemani dari nol hingga kepuncak Himalaya, bisa di hitung dengan jari berapa kali kasih barang mewah.
Mentang mentang Bianca dari orok udah jadi anak sultan, hidup bergemilangan harta pikirnya gak perlu perhatian suami??.
Meja mereka pun sudah penuh dengan makanan yang dipesan. Dengan lahap Bianca menikmati makanannya.
"Mas makanannya di makan dong, jangan main ponsel mulu" tegur Bianca
"Iya sayang" Yuga pun meletakkan ponselnya setelah membaca pesan dari Nora yang dari tadi mengikuti mereka dari belakang. Dan belum sempat membalas Bianca lebih dulu menegurnya.
Sesekali Yuga menoleh kebelakang, dia seperti tidak bernafsu untuk makan atau dia tidak tega. Di depannya tersedia berbagai macam makanan sedang di meja belakang tepatnya meja Nora kosong melompong.
Bianca yang menyadari itu pura pura penasaran dan ikut menoleh kebelakang,
"Liatin apa sih mas?".
Yuga dengan lembut memutar kepala Bianca kedepan. "Gak ada apa apa sayang".
"Kalau gak ada apa apa, ngapain liat ke belakang? Di makan dong makanannya" celutuknya.
Dalam hati dia tertawa kemenangan, menikmati raut wajah suaminya yang frustasi dan sipelakor yang tengah kesusahan. Karna dia tau kalau gundik suaminya itu pasti sedang kelaparan, wong tadi pagi belum sarapan gara gara sibuk ngurus atm dan berlian tak jadi. Haha.
"Sial. Mas Yuga enak enakan makan. dia gak mikir apa aku kelaparan" batin Nora menggerutu.
Ketika akan memesan makanan, refleks dia teringat sesuatu dan segera memeriksa isi tasnya ternyata tak ada apa pun. Kecuali ponsel. Tak ada uang serupiah pun.
Dia menepuk keningnya, lupa meminta uang pada Yuga.
Untuk apa meminta uang jika Yuga bersamanya? Tapi itu tadi. Andai dia tau Bianca muncul, sudah pasti sebelumnya dia akan meminta uang untuk pegangan. Sialll.
Dari kejauhan dia hanya bisa melihat dan menelan salivanya saat makanan enak itu meluncur bebas ke mulut sepasang suami istri itu. Bianca, hahaha dia bahkan sengaja menyuapi suaminya meski sedikit risih.
Akh...berpura pura itu ternyata tak menyenangkan!
"Maaf Bu, jika tidak ingin memesan silahkan keluar. Banyak pelanggan yang ingin makan tapi tidak kebagian meja" ucapan si pelayan mengagetkan Nora. Dia memandang ke sekeliling memang terlihat ramai.
Ucapan si pelayan sontak menarik perhatian pengunjung dan melirik ke arah Nora tak terkecuali Yuga, yang menatapnya kasihan. Kalau Bianca, dia memilih pura pura tak dengar aja.
Dengan menahan malu dan lapar, Nora beranjak dan keluar dari restoran itu.
Flashback
Di rumah, Nora sedang duduk menanti Yuga yang berjanji akan menjemputnya. Tak lama bel berbunyi. Nora beranjak untuk melihat keluar.
"Wah...rumah ibu cantik ya" puji Ica setelah dipersilahkan masuk. Persis seperti orang yang tak pernah melihat rumah mewah.
"Iya dong" jawab Nora berbangga diri.
Suara deru mobil terdengar dari luar pagar. Yuga melangkah dengan gagahnya masuk kedalam. Dia sengaja tidak memasukkan mobilnya karna hanya mampir sebentar.
"Sudah siap?"
"Udah mas. Selesai dari bank kita langsung beli berliannya kan?" Nora menagih janji.
"Iya" jawab Yuga singkat.
"Heei Ica. Saya mau keluar dulu. Bereskan rumah dan jangan lupa masak untuk makan siang. Saya mau sarapan diluar saja" Nora memberi perintah
"Baik Bu"
Setelah mereka pergi, Bianca langsung mengambil ponselnya untuk memesan makanan untuk makan siang sang Nyonya dan menyapu rumah sekenanya.
Setelah semua beres, dia langsung menyusul suaminya dan sipelakor.
Flashback Off
🌹
"Mas ke toilet dulu ya" ucap Yuga
"Oke"
Benar dia memang ke toilet, bermaksud untuk menemui kekasih gelapnya.
"Kamu jahat mas. Kamu biarin aku sendiri.
Kamu tau gak gimana malunya aku tadi direstoran. Aku gak makan, aku kelaparan dan aku gak ada uang sepeser pun. Sementara kamu makan enak sama istri mu. Dimana hatimu, hah???" Nora terisak mengeluarkan kekesalannya dan langsung menghujani pukulan pada Yuga.
"Maaf sayang" Yuga berusaha menarik tangan Nora agar berhenti memukulinya dan memeluknya erat.
"Mas hanya menjaga mu. Mas sengaja diam agar dia tak tau tentang kita. Kalau dia tau dan mempermalukan mu di depan umum gimana, hmm?" Yuga memberi pengertian.
"Mas sayang sama kamu, mas gak mau kamu kenapa-napa" sambungnya lagi.
Seseorang yang sedari tadi diam diam menyaksikan dua sejoli yang sedang dimabuk cinta itu merasakan nyeri dihatinya.
"Tapi gak harus cium cium juga. Berlian untukku juga gak jadi" protes Nora
"Mas gak mungkin nolak, dia istriku. Dia punya hak mencium ku. Soal berlian besok kita beli ya" masih mode membujuk.
"Ya sudah, besok harus beli ya. Jangan gagal lagi, atau aku akan marah" ancam Nora
"Iya"
"Mas, aku minta ua..."
"Mas" seseorang memotong ucapan Nora.
Yuga langsung menoleh ke asal suara, sementara Nora membalikkan badannya dan pergi menutupi wajahnya.
"Kenapa lama banget sih di toiletnya? Aku jenuh nungguin dari tadi. Itu siapa tadi?"
"Ka kamu baru datang sayang?" tanya Yuga gugup
"Iya. Kenapa lama dan tadi itu siapa?" Bianca memberi pertanyaan yang sama.
"Ooh itu..anu, orang kesasar" jawab Yuga berbohong.
Hati Bianca tersenyum miris.
"Tak usah kamu beritau, aku pun udah tau mas. Kita liat sampai dimana batas kebohonganmu".
"Yok pulang"
"Sayang, mas ada kerjaan di kantor. Gak apa apa kan kalau kamu pulang sendiri?"
"Aku gak bawa mobil mas. Tadi aku bareng teman kesini, tapi dia udah pulang duluan" jawab Bianca sekenanya.
"Tapi sayang..."
"Apa urusan kantor lebih penting? Kita jarang jarang lho mas berduaan. Kalau memang urgent banget biar aku telpon papa aja yang menghandlenya atau kak Farel". Ooh Yuga lupa siapa Bianca dan dimana dia bekerja.
Mana bisa dengan mudah dibohongi.
Yuga menggaruk kepalanya, mikir.
"Kalau aku pulang sama Bianca trus Nora gimana? Aargh...bahkan tadi aku gak sempat kasih dia uang. Mau pulang pake apa dia?" lagi lagi Yuga frustasi.
"Ayok..." Yuga tersadar saat tangannya ditarik Bianca.
.
.
.
.
*Bianca/Ica adalah orang yang sama ya gaiss.
💞
😭😭