Zahwa Istriku

Malam pertama pun sudah seminggu berlalu, meski dia tidak mencintai istrinya tapi Anton masih sering melakukannya dengan Zahwa walau dengan rasa canggung.

Setelah selesai sarapan Anton dan Zahwa berpamitan kepada orng tua mereka dan berangkat kerja, kali ini Anton lagi lagi mengajaknya untuk pergi bersama.

Zahwa sudah mempersiapkan semua bahan bahan dari jauh hari, dia ingin membuat kue yang banyak dan beraneka macam untung di bagi bagikan kepada panti asuhan, dan orang orang tidak mampu lainnya seperti permintaan mertuanya. Sampai di toko dia memerintahkan karyawannya untuk menutup toko kuenya agar tidak ada pelanggan yang datang hari ini, karna dia ingin mengajak semuanya fokus membuat kue Permintaan mertuanya, mereka pun mulai berkerja agar semuanya bisa selesai tepat waktu.

Di sebuah Apartemen Sarah sudah bersiap siap untuk keluar, dia tidak lagi tinggal dengan orang tuannya dan lebih memilih tinggal di apartemen miliknya sendiri agar memudahkannya untuk pulang pergi ke Butiknya. Sarah adalah seorang Desainer baju yang cukup ternama dan terkenal, namun butiknya terpaksa ditutup karna kepergiannya keluar negri, dan kini setelah ia kembali, Sarah berniat membuka kembali butiknya.

Sarah menaiki mobil dan berjalan meninggalkan apartemen dia menuju sebuah gedung, dan memarkirkan mobilnya. Sarah berjalan memasuki gedung itu, setelah dia berada di meja resepsionis dia pun berhenti dan disapa oleh pegawai resepsionis.

"Selamat siang mbak, ada yang bisa kami bantu." tanya Resepsionis itu.

"Siang, Apa pak Anton Putra wijaya ada di ruangannya." Sarah bertanya dengan sopan.

"Apa mbak sudah membuat janji." Tanya pegawai itu lagi.

"Belum, bilang saja Sarah ingin bertemu." ucapnya sambil tersenyum.

"Baiklah kalau begitu tunggu sebentar ya mbak." Pegawai resepsionis itu pun nampak sedang menghubungi seseorang.

"Silahkan masuk mbak, pak Anton ada diruangannya." Ucap resepsionis itu mempersilahkan Sarah setelah dia selesai menghubungi sekretaris Anton.

Zahwa dan semua karyawan sudah menyelesaikan sebagian kuenya, dia meminta sebagian orang untuk segera membungkusnya karna dia berniat untuk menghantarkan kue itu ke kantor suaminya sebelum jam makan siang, dan setelah selesai Zahwa memutuskan untuk menghantarnya sendiri kue kue itu ke Kantor Anton dengan menggunakan taksi, tentu saja setelah dia mendapatkan alamat kantor suaminya dari mama mertuanya.

Tok, tok,tok..

"Masuk" ucap Anton.

sekertarisnya pun membuka pintu dan berkata.

"Pak, Ada nona Sarah ingin bertemu dengan bapak.

"Suruh saja dia masuk." ucap Anton tanpa menoleh kepada sekertarinya itu. Dia sedang fokus denga laptop dan juga berkas berkas yang ada diatas meja kerjanya sehingga dia tidak begitu menghiraukan perkataan sekertarisnya.

"Selamat siang, bolehkah aku masuk?" Ucap Sarah yang sudah berada diambang pintu.

Anton pun terdiam sejenak, dia berfikir apakah dia sedang bermimpi mendengar suara yang sangat tidak asing baginya itu. Anton mengangkat kepalanya dan menoleh secepat kilat menuju sumber suara, lagi lagi dia terkejut tidak percaya dengan kehadiran seseorang yang ada dihadapannya. Anton pun berdiri berjalan meninggalkan meja kerjanya mendekati pintu. Begitupun dengan Sarah dia berjalan masuk dengan wajah tersenyum mendekati Anton.

Keduanya berhenti dengan jarak yang sangat dekat, Anton pun dengan segera memeluk Sarah dengan erat melepaskan segala kerinduan yang selama ini dia pendam, Sarah juga membalas pelukan Anton dengan penuh kehangatan. Setelah lama berpelukan mereka saling melepas dan sama sama melempar pandangan satu sama lain.

"Bagaimana kabar mu sayang." Anton bertanya dengan senyuman manis dari bibirnya.

"Seperti yang kamu lihat, aku baik baik saja." Jawab sarah juga dengan senyumannya.

"Kita Cari tempat ngobrol yang enak saja ya." Anjak Anton.

"Iya"

Anton mendekati meja kerjanya, menutup labtopnya dan mengambil Jas yang dia letakkan di kursi, dia memakai jasnya sambil berjalan mendekati Sarah, mereka berjalan keluar dengan sangat mesra terlihat dengan cara Anton yang merangkul pinggang Sarah.

Tanpa mereka sadari, Zahwa turun dari sebuah taksi dan menyaksikan mereka berdua sedang berjalan mendekati sebuah mobil.

Siapa gadis itu, kenapa nampaknya mereka mesra sekali. Fikir Zahwa

Ada rasa aneh yang menyelimuti hatinya, tapi dia sendiri tidak bisa menjelaskan perasaannya apa itu.

Zahwa kembali ketoko keunya setelah menyerahkan semua kotak kue itu kepada security yang berjaga, Zahwa pun menjelaskan dari mana kiriman kue kue itu.