Clara yang kini hidup seorang diri, menerima penawaran pekerjaan sebagai mata-mata dari seorang temannya yang merupakan anak dari pemilik organisasi mafia dengan upah yang lumayan tinggi. Ia harus bertahan hidup dengan kerasnya dunia di usia muda.
Ibunya yang meninggal karena kecelakaan dan ayahnya yang cacat akibat kecelakaan itu, membuatnya harus mencari uang, hingga ayahnya juga menyusul ibunya 3 bulan kemudian, saat ia ingin memasuki SMA. Saat itulah kemudian ia menerima sebuah misi baru. Apakah ia akan berhasil menjalani misi itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon intan maggie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Ray menyebrang ke jalan depan rumah sakit, jalan itu sepi, tidak seramai jalan raya pada umumnya.
Di halte, ia melihat seorang anak kecil menangis seorang diri, ray mengabaikan itu, ia berpikir itu bisa saja jebakan, ia baru saja menaiki taxi yang tidak dikenal, mungkin saja masih ada yang mengincarnya, bisa saja supir itu benar-benar supir atau ada latar belakang lain.
Bukannya apapun patut di curigai, namun setiap manusia bisa menjadi apapun dan siapapun demi mencapai tujuannya, bahkan menjadi iblis sekalipun, lebih parahnya lagi sampai iblis pun sujud padanya.
"trik lama" pikir ray saat melihat anak kecil menangis itu. Ray melihat sekitar untuk menentukan makanan apa yang akan dia beli.
Akhirnya ia menuju ke tempat siomay, ia makan dan minum disana , sekalian berkabar dengan kak yan.
setelah makan, ray ingin menyeberang jalan untuk menuju rumah sakit, ada sebuah mobil melaju pelan, ray berniat menunggunya baru ia menyebrang.
Saat pintu belakang mobil itu tepat dihadapan ray, pintu itu terbuka secara tiba-tiba dan mengenai ray, hingga membuatnya terjatuh.
"eh maaf-maaf" ucap seseorang setelah keluar dari pintu belakang kemudian menarik ray berdiri dan mendorong masuk ke dalam mobil.
Kejadiannya begitu cepat, bahkan bagi ray yang masih sedikit pusing langsung dibangunkan paksa dan didorong ke dalam mobil yang sudah ada orang lain juga di dalamnya. Mobil itu langsung melaju.
Saat di dalam mobil, ia langsung disekap yang telah diberi obat bius oleh orang lain yang sudah ada dalam mobil itu, hingga membuatnya tak sadarkan diri.
*****
Beberapa jam kemudian, ray terbangun, ia mencoba untuk bergerak, tapi tak bisa.
kakinya diikat di kaki kursi, kedua tangannya diikat dibelakang yang juga ke kursi. Matanya ditutup oleh kain dan mulutnya di sekap.
"sudah bangun?" ucap seorang pria. Ray tidak berusaha menjawab atau bergumam.
Kemudian sekap di mulutnya di buka.
"siapa kalian?" ucap ray dengan tenang.
"rayyandra elmer, anak pertama dari CEO Elmer Group" ucap pria yang sama.
"itu gua, lo siapa?" tanya ray lagi.
"jangan terburu-buru, santai saja... Waktu kita masih banyak" balas pria itu.
"maaf, tapi gua gak ada waktu untuk ladenin kalian" Balas ray dengan santai. ia tahu bahwa pria itu tidak sendiri, ray bisa merasakannya walau matanya tertutup, bahkan jauh dekatnya orang itu. Ray juga tau ia sedang berada di sebuah ruangan persegi yang tertutup.
pria itu malah tertawa, juga orang-orang lain, benar saja ia tidak sendiri.
"apa tujuan kalian?" tanya ray mengganti pertanyaannya.
"apa lagi jika bukan uang" balas pria itu.
"dasar sampah" seru ray, namun pria itu tidak marah.
"berapa nomor ayah mu?" tanya pria itu.
"tidak tahu" jawab ray dengan santainya.
Kemudian seseorang merogoh kantong celananya.
"apa yang kalian lakukan?" seru ray.
Seseorang itu mengambil handphone milik ray, ray menarik napas.
"apa kuncinya?" tanya pria itu.
"saya lupa..hmm.. apa karena terpentok pintu mobil tadi.. Aaduuhh gimana nih" ucap ray mempermainkan orang itu.
"jangan bercanda" ucap pria itu sambil menekan kedua pipi ray dengan satu tangannya.
"kenapa marah? Anda yang harus tanggung jawab" ucap ray dengan pipi masih tertekan dan di dongakkan ke atas.
pakkk... Sebuah Pukulan langsung tertuju ke perut ray.
"itu tanggung jawab gua" ucap pria tadi lagi.
"ohh.. berapa yang kalian inginkan?" tanya ray setelah menahan sakit seketika.
"lima miliar tidak akan membuat elmer group miskin kan?" balas pria itu.
"ya benar, jadi lo cuma hargai gua lima miliar?" tanya ray.
"ehehe anak ini menarik, lo mau kita meminta lebih?" tanya pria itu.
"tidak, hanya saja kalian harus tahu, gua lebih mahal dari lima miliar" jawab ray.
"apa maksud mu?" tanya pria itu.
"hmmm... Oh ya mungkin saja kalian tidak akan pernah tahu kenapa, karena kalian tidak tahu apapun" balas ray.
"kalau begitu, beri tahu kami" ucap pria itu.
"tidak akan" balas ray.
"sudah cukup main-main nya" teriak seorang wanita.
"ooh ya benar juga, gua harus jenguk seseorang" ucap ray kemudian tali yang mengikat tangannya terlepas, kemudian ia membuka kain yang menutup matanya.
seseorang maju dengan cepat ke arah ray untuk menyerangnya, tapi ray menangkis, kemudian memberikan serangan balik, membuat orang itu terhempas ke dinding dari tengah ruangan, bahkan langsung membuatnya pingsan.
Terlebih lagi kaki ray masih terikat di kursi. kemudian ia melepaskan ikatan di kakinya menggunakan cincin yang dapat dibuka untuk mengeluarkan pisau kecil. Ray menggunakan itu juga untuk membuka ikatan di tangannya.
sekarang ray berdiri tegap ditengah ruangan, kemudian mencium cincin di jari tengah tangan kanannya untuk meledek mereka.
"sombong juga lo" ucap seorang wanita yang tadi berteriak sambil berjalan ke arah ray.
hingga berjarak satu meter, ray dan wanita itu saling menatap tajam.
"lumpuhkan dia" seru wanita itu kemudian berbalik, beberapa orang bersiap menyerang ray, ray bahkan tidak memasang aba-aba sedikitpun untuk berkelahi.
lima orang maju untuk berhadapan dengan ray, ray melawan kelima orang itu dengan gerakan tenang tapi pasti, menangkis lalu menyerang, orang yang sudah kali di dorong ke orang lain yang mau menyerangnya. Menyelengkat kaki seseorang, kemudian langsung memukulnya di kepala, berpindah ke belakang sisanya dan memukulnya dari belakang ke arah tulang belakang, tak butuh waktu lama, kelima orang itu langsung tergeletak di lantai, masih sadar, namun tidak sanggup bangun.
"sampah" ucap ray setelah selesai dan menepuk-nepuk kedua tangannya, seakan-akan sedang membersihkan tangannya, itu untuk meledek mereka.
"kurang ajar" seru seseorang dan langsung ingin menghajar ray.
Di awal, ray terlihat hanya menghindar untuk mempermainkannya, sampai wajah orang itu bingung kenapa serangannya tidak kena-kena, baru kemudian ray menyerang nya dengan satu pukulan kuat, lagi-lagi membuat musuhnya terhempas di lantai.
beberapa orang saling berbisik seakan tidak percaya ray mengalahkan orang barusan yang membuat mereka ragu untuk menyerangnya.
"boleh juga lo, adiknya yan, dia yang mengajarkan bela diri?" tanya wanita itu.
"yan? Yan wakil ellen, salah satu sayap sang assasin dari red apple?" seru seseorang kaget tak percaya.
"ya, dia adiknya" jelas wanita itu.
"sepertinya lo cukup cerdas" balas ray lalu tersenyum di pipi kanannya saja.
"so, masih mau melawan? Atau biarkan gua keluar dari sini dengan tenang" ucap ray lagi.
Kemudian wanita itu tertawa dengan sangat kencang.
"mana mungkin gua kalah sama bocah hah? Lagian kakak lo itu gak mungkin ada disini kan?" ucap wanita itu kemudian.
"satu.. Dua ... " Ray menghitung orang-orang disana hingga 15 orang.
"hanya segini?" tanya ray tambahnya dengan wajah meremehkan.
"sombong sekali" sahut wanita itu.
"etss bukan gua yang lawan kalian, kalian harus melihat ke pintu siapa yang datang" ucap ray menunjuk ke pintu masuk ruangan itu. Ada yan disana.
"hai" ucap yan kemudian.
"sejak kapan dia disana?" seru seseorang kaget.
"lola dari yuka" sapa yan sambil mendekati wanita tadi.
"yaw yan dari red Apple" sapa wanita itu juga.
"apa yang lo lakukan pada adik gua hah?" tanya yan saat sudah berjarak sekitar semeter dari wanita itu.
"tunggu, gua rasa gua tau, lo butuh biaya untuk organisasi lo yang sudah mau bangkrut itu kan? Karena organisasi lo menderita kerugian terbesar dalam perang kasino waktu lalu" ucap yan lagi saat wanita itu baru saja ingin berbicara.
"kurang ajar" geram wanita itu.
"sudah cukup bicaranya, jadi apa yang harus gua lakukan?" ucap yan masih dengan menatap wanita itu.
ada seseorang membawa sebuah pisau yang sepertinya ingin menodong ray dengan pisau dilehernya untuk mengancam yan, tapi ray sadar, ia menghindar lalu menghempasnya lebih dulu.
Yan tersenyum di pipi kirinya saja setelah melihat itu, walau sempat kaget.
"bersihkan mereka semua, gua muak" ucap ray kemudian, lalu berjalan pelan ke arah pintu.
"laksanakan" balas yan tersenyum.
"apa yang ingin kau lakukan?" tanya wanita itu, tak lama yan mengeluarkan dua pistol untuk di masing-masing tangannya.
"tunggu" ucap ray kemudian ia berjalan mengambil handphone nya, kemudian berjalan ke arah pintu.
"silahkan dimulai pestanya, yan jangan mati" ucap ray saat sudah di pintu, yan mengangguk pelan, ray keluar ruangan, sedangkan yan mulai menembaki orang-orang disana, mereka juga menghindar. Terjadilah pertempuran 1 vs 15.
Keluar pintu ada lorong yang cukup luas, ada beberapa belokan juga, ray berjalan lurus saja yang ada banyak orang tergeletak dilantai, mereka masih hidup tapi terlihat kesakitan.
"ini pasti ulahnya, tapi mereka benar-benar niat" ucap ray sambil terus berjalan mengabaikan orang-orang itu.
sampai akhirnya ray melihat jalan keluar, mobil jaguar seperti biasanya.
Ray masuk dan duduk di kursi depan, kemudian menunggu yan kembali.
Hingga akhirnya yan keluar dari tempat itu, ia langsung membuka pintu dimana ray duduk.
"lo ada luka gak? lo gapapa kan?" tanya yan dengan nada panik sambil membalikan wajah ray untuk memeriksanya, tangannya juga.
"enggak, gak ada luka sedikitpun" seru ray yang merasa terganggu dan menghempas tangan yan dari dirinya.
"syukurlah" balas yan, kemudian menutup pintu, dan masuk melalui pintu di sisi lain untuk mengendarai mobil.
"kenapa lo naik kendaraan umum? Lo melanggar perjanjian kita" ucap yan serius saat mobil sudah melaju.
"maaf" balas ray singkat.
"lo tau kan kalo lo terluka sedikitpun, gua yang kena hukumannya, apalagi kalo lo mati, gua pun akan mati" lanjut yan.
"nyatanya gua gapapa kan" balas ray.
"jangan lakukan ini lagi, lain kali tunggu gua, jika urgent lo bisa minta bantuan yang lain" balas yan.
"hmm baiklah" balas ray.
"jika ayah lo tau kejadian ini.. Gua yang.." ucap yan lagi tapi omongannya langsung dipotong oleh ray.
"gua gak akan beri tahu kejadian ini ke ayah" sela ray.
"oke deal" balas yan.