NovelToon NovelToon
Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:47.8k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Sebelum lanjut membaca, boleh mampir di season 1 nya "Membawa Lari Benih Sang Mafia"

***

Malika, gadis polos berusia 19 tahun, tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya dalam satu malam. Dijual oleh pamannya demi sejumlah uang, ia terpaksa memasuki kamar hotel milik mafia paling menakutkan di kota itu.

“Temukan gadis gila yang sudah berani menendang asetku!” perintah Alexander pada tangan kanannya.

Sejak malam itu, Alexander yang sudah memiliki tunangan justru terobsesi. Ia bersumpah akan mendapatkan Malika, meski harus menentang keluarganya dan bahkan seluruh dunia.

Akankah Alexander berhasil menemukan gadis itu ataukah justru gadis itu adalah kelemahan yang akan menghancurkan dirinya sendiri?

Dan sanggupkah Malika bertahan ketika ia menjadi incaran pria paling berbahaya di Milan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Alexander yang sudah setengah mabuk, atau lebih tepatnya, tubuhnya sedang melawan racun dari alkohol khusus yang diminumnya, merasa gerah luar biasa.

Tanpa pikir panjang, ia melepaskan kemeja hitam mahal yang basah oleh keringat, lalu melemparkannya begitu saja ke lantai marmer dingin.

Sebuah kanvas indah sekaligus mengerikan terbentang di dada atletisnya. Tato naga hitam besar, dari bahu hingga tulang rusuk, seolah bergerak mengikuti naik-turunnya napas sang mafia muda itu.

Malika yang sejak tadi berdiri kaku, kini benar-benar terpaku. Matanya membelalak, rahangnya ternganga begitu lebar hingga ia yakin bisa menampung dua donat ukuran besar.

Gadis itu buru-buru memalingkan wajah sambil menutup mata dengan kedua tangan, tetapi gambaran siluet tubuh berotot yang dipahat sempurna itu sudah tercetak di retinanya.

“Apa itu roti sobek?” batin Malika, panik. Ini pertama kalinya Malika melihat tubuh pria dari jarak sedekat ini.

Meskipun Alex masih mengenakan celana bahan, Malika tetap merasakan malu luar biasa bercampur dengan teror.

“Kenapa diam saja, makhluk jadi-jadian?!” bentak Alex, tatapannya tajam, suaranya berat karena pengaruh alkohol dan kemarahan yang tertahan. “Apa kau jadi bisu sekarang?”

“Jangan panggil aku makhluk jadi-jadian! Sudah kubilang aku ini manusia!” bentak Malika balik, meski dengan suara gemetar dan wajah memerah hingga ke telinga. “Aku berdandan seperti ini juga karena dipaksa, tahu!”

Alex tidak peduli dengan pembelaan diri Malika. Dalam satu langkah panjang, ia meraih pergelangan Malika dan menariknya mendekat.

Jarak wajah mereka tinggal beberapa inci. Deru napas hangat Alex menerpa wajah Malika, membawa aroma mint dan alkohol. Gadis itu refleks menelan ludah, menahan napas.

“Aku tanya sekali lagi, siapa yang menyuruhmu masuk?” tanya Alex, suaranya berubah dingin. Seperti boss yang menginterogasi bawahan.

“S–seorang wanita berpesan kalau aku harus menemani Om-om di kamar 230,” jawab Malika dengan terbata.

230? Alex memukul kepalanya sendiri. Bukankah ini kamar 203?

“Dia juga bilang, aku hanya perlu duduk dan tersenyum padamu, Om. Tidak lebih.”

Alex berkedip beberapa kali, mencoba memproses informasi itu. “Om? Lagi?” Ia menatap Malika dengan wajah datar.

Bagaimana bisa gadis ini memanggilnya om?

“Apa aku terlihat tua bagimu?” tanya Alex.

“Ti-tidak!” seru Malika buru-buru. “Hanya, ya, cukup tua untuk dipanggil Tuan.” Malika merutuki mulutnya yang tidak bisa disaring.

Alexander mendengus keras. Harga dirinya yang jauh lebih mahal dari jet pribadinya, langsung tercabik-cabik.

Lalu, dia menyapu tubuh Malika dari ujung rambut hingga ujung kaki. Tatapannya dingin, seolah sedang menganalisis profil tersangka kriminal.

“Nama,” ucapnya dingin.

Malika terdiam.

“Aku bertanya namamu, makhluk aneh!” ulang Alex dengan meninggikan suara.

Malika mencebik. Kenapa pria ini selalu memanggilnya begitu?

Malika akui, dandanannya ini sangat mencolok. Eyeshadow tebal, lipstik merah menyala, dan dress pendek pinjaman.

Tapi bukan berarti dia alien.

“Mau jawab atau aku lempar kau ke Sungai Nil supaya disantap buaya?” ancam Alex, matanya bersinar tajam.

“Lucy! Namaku Lucy!” jawab Malika spontan. Ia tak mungkin menyebut nama aslinya, Malika.

“Pekerjaan.”

“E-eh, aku?” Malika menunjuk dirinya sendiri.

“Memangnya ada siapa lagi di sini selain kau?!” Alex mulai terpancing emosi bicara dengan gadis yang terlalu polos-polos tapi nampak bodoh ini.

“Pekerjaanku menyapu, mengepel lantai, cuci piring dan—”

“Cukup!” potong Alex cepat sembari menggelengkan kepalanya. “Aku menanyakan pekerjaanmu di klub ini, bukan sedang menginterogasi tukang kebersihan.”

Malika manyun, hatinya kesal karena dihina.

“Kau tampak seperti anak ayam yang kehilangan indukmu,” lanjut Alex sambil memijat pelipisnya. “Kebohonganmu, sekitar tujuh puluh persen. Sisanya panik dan loading lama!”

“Hah? Memang ada hitungannya segala?!”

“Tentu saja ada!” Alex tiba-tiba melepaskan pegangannya di lengan Malika, lalu duduk di sofa besar dan menepuk pahanya. “Kemari, makhluk jadi-jadian. Duduk di pangkuanku.”

“Tidak mau! Aku mau pulang!”

“Kubilang DUDUK!”

Kalimat perintah yang dingin dan mutlak itu membuat bulu kuduk Malika berdiri tegak.

Dengan wajah pasrah, Malika duduk di pangkuan Alex. Ia berusaha menjaga jarak sejauh mungkin, seolah ada dinding tak kasatmata di antara mereka.

Namun, Alex langsung mencengkeram pinggang rampingnya dengan tangan yang panas, seperti tidak rela gadis itu kabur.

“Paman Jimmy, akan kubuat kau menyesal. Memberi alkohol murahan pada otak seharga jutaan dolar,” lirih Alex dengan napas naik turun.

“Otak? Benarkah semahal itu?” tanya Malika, matanya melebar polos, menatap Alex.

“Dalam beberapa kasus, iya. Bahkan lebih mahal dari harga tubuhmu,” sahut Alex sembari memutar bola mata malas.

Malika menggerutu pelan. Ia merasa diremehkan, tapi terlalu takut untuk membalas.

Tanpa peringatan, Alex menyandarkan kepala pada bahu Malika. Aroma tubuh Malika yang harum bunga wildflower bercampur parfum murahan entah mengapa terasa menenangkan.

“Kau! Berat! Awas!” seru Malika dengan wajah panik, berusaha mendorong kepala Alex.

“Diamlah sebentar. Kepalaku berputar-putar,” gumamnya lemah.

“Tapi—”

“Kalau kau berani kabur dari sini tanpa izin dariku, aku akan mencarimu. Dan mempermalukanmu di depan semua orang di klub,” sahut Alex, mendongak dan menatap tajam Malika.

“Maksudnya?”

“Aku akan membuatmu melepaskan semua pakaianmu dan memaksamu berlari di depan pengunjung pria.” seringai tipis, penuh bahaya, terukir dari sudut bibir Alex.

Malika langsung membeku di tempat. Sorot mata tajam berwarna biru itu benar-benar membuat Malika seolah tersihir, lumpuh tak berkutik.

“Baiklah, aku akan duduk diam dan tidak ke mana-mana,” ucap Malika akhirnya. Jauh dalam hatinya, ia terus mengumpat sikap pria pemaksa ini.

“Bagus.” Alex kembali memejamkan mata. “Sampai aku bangun, tetap di sini.”

Aroma Malika membuat Alex merasa sedikit tenang. Ia merasa lebih nyaman berpegangan pada gadis asing yang mencolok ini, daripada bersama tunangannya sendiri.

Dan dalam hitungan detik, terdengar suara dengkuran halus. Alexander Frederick tertidur.

“Lika harus kabur sekarang.” Malika perlahan menggeser lengan Alex yang mencengkeram pinggangnya.

Sulit, tetapi setelah berjuang beberapa detik, ia berhasil berdiri. Malika berjalan mengendap-endap menuju pintu, hatinya berdebar-debar seperti genderang perang.

Namun, sebelum ia sempat memegang gagang pintu, tarikan yang cukup kuat menyeretnya kembali.

Alex, yang masih setengah sadar, menahan pinggangnya dan menjatuhkan Malika ke atas ranjang.

Gadis itu terjatuh dengan posisi membelakanginya. Punggungnya terpampang jelas, gaun tipisnya tersingkap sedikit ke atas.

Tatapan Alex mengeras ketika melihat sebuah tanda hitam kecil di punggung kiri Malika. Bentuknya seperti kupu-kupu kecil yang sangat indah dan membuat Alex terpaku untuk sesaat.

“Tunggu?” Alex mendekat, meneliti tanda itu. “Apa ini? Jelek sekali.”

Bugh!

“Argh!” Alexander langsung berguling sambil memegang aset berharganya yang baru saja ditendang telak oleh Malika.

Malika beranjak dari sana, jantungnya hampir meloncat keluar, lalu lari sekencang mungkin tanpa menoleh.

Nafasnya tersengal, tapi adrenalin membuat kakinya bergerak lebih cepat dari logika.

“Lari Lika, lari!!!” seru gadis itu pada dirinya sendiri, meninggalkan Alexander yang kini meringis kesakitan.

1
🐰
EMANG 🖕 KELUARNYA LAHAR PANAS 😭
Sri Rahayu
😀😀😀...ada2 aja Malika ngatain Leon singa....kl Alex sampe tau Leon bekap Malika bisa berabe tu...lagian Malika uda dilarang keluar kamar juga oleh Alex masih aja keluar...bisa kena hukum nanti 🤪🤪🤪🤪🤪
Rizka Susanto
bang Leon... tanganmu jngan lupa dikondisikan yaa... takut klo kk singa liat🤣😄
Rizka Susanto
lha kan awalnya km yg mulai2in bang...
malika dan Leon cm korban😄🤣
Rizka Susanto
lika oh lika... 🤣😄
Yuyun Yunita
sejata yg itu beda lika.. kl yg itu bisa bikin loka merem melek🤣🤣🤣
Hediana Br Hutagalung
makin menarik Lika,manusia diblng singa
Hediana Br Hutagalung
anak sama papa Diego sama aja,klu dah bucin semua diabaikan
Hediana Br Hutagalung
klu ngak salah ya Alex,waktu Malika baru lahir ,ditawarin Theo Alex jelad2 nolak
Lilik24
itu senjata utk membunuhmu lika🤣🤣
Rida Arinda
🤣🤣🤣🤣
Sri Rahayu
jangan salah paham sama Leonard soal ciuman Malika...hanya rasa terima kasih sdh diberi sapu tangan utk menghapus air matanya karena perlakuan Kaylin pd Malika 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
😄😄😄....betul.Malika itu senjatanya Alex.yg bisa bikin kamu candu 🤪🤪🤪
Marya Dina
malika ini polos apa pura2 polos ya🫣🫣🫣
angel: kayaknya malika polos deh, karena mungkin dia tidak bergaul kepada orang lain semasa dia kecil dan puber karena kan dia dirawat sama paman jahat itu sebelum Malika dijual
total 1 replies
Leny Wijaya
hahahz leon jd singa🤣🤣🤣dasar malika benar2 polos💪💪💪srmngat thor lanjut cerita yg lain jgn lupa ya👍🤭
Leny Wijaya: 🤣🤣🤣iya jgn lupa brnafas lho bahaya kak🤭semngat kak💪💪💪💪
total 2 replies
Leny Wijaya
yes jenifer ambil sample rambut lika buat test DNA,, dan kau kaylin jgn macam2 dgn lika yg dilindungi oleh Alexander🤭
Leny Wijaya
yes Test DNA ITU yg utama biar tau malika itu daisy atau bukan👍
LB
senjata yg ini bunyi dan pelurunya beda ya lika😄 hasil tembakannya juga nanti lain 😁😁😁
Senjakala: Kek mana kak bunyinya🤣 kasih tahu
total 1 replies
angel
lanjut thorr dan semangat untuk author
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!